Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG

KE PT. ANEKA TAMBANG TBk., CV. MEGA MAKMUR DAN


PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
30 31 Mei 2016

OLEH:
KELOMPOK IV
Anggota :
1. Zulfahmi Eki Finalda

D1101131005

2. Greace Yuni Octavia

D1101131012

3. Rai Nugraha

D1101131015

4. Putri Cendra Kasih

D1101131026

5. Hasbullah

D1101131033

6. Rio Risyanda Lumban Tobing


7. Shierly Lianda Inabuy
8. Muhammad Abdul Wahid
9. Igo Risniardi
10.Femi Tania

D1101141009
D1101141010
D1101141011
D1101141012
D1101141032

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1.

Daya...

Latar
1
Maksud
1
Jadwal
2
Lokasi
2
Kesamp
4
Keadaan
5
Geologi
5
Genesa
9
Sumber
11

RENCANA PENAMBANGAN

13

Belakang
1.2.
dan Tujuan...
1.3.
Kunjungan dan Lokasi ......
1.4.
Pertambangan.
1.5.
aian Lokasi
1.6.
Daerah..
1.7.

1.8.
Bahan Galian..
1.9.
BAB 2.
2.1.
Penambangan.
2.2.

BAB 3.
3.1.
3.2.
BAB 4.

Metode
13

Kegiatan Penambangan

Tahapan
14

RENCANA PENGOLAHAN

25

Pengolahan Bahan Galian


Pengolahan Limbah.

25
27

PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN

29

4.1.
4.2.
BAB 5.
5.1.
5.2.
5.3.
BAB 6.
6.1.
6.2.
BAB 7.

Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan .


Penimbunan dan Pemuatan.

29
31

ORGANISASI TENAGA KERJA

34

Organisasi
Tenaga Kerja....
Sistem Kerja.

34
38
38

LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN TENAGA


KERJA

42

Lingkungan..
Keselamatan dan Kesehatan Kerja..

42
44

KESIMPULAN

50

LAMPIRAN

51

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Ekskursi Tambang Universitas Tanjungpura ke
PT. Aneka Tambang, CV. Mega Makmur, dan PT. Clayindo Cakra Jaya dapat terselesaikan
tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih ini
penyusun sampaikan kepada :
1. Bapak Budhi Purwoko ST,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan dan
sekaligus dosen pembimbing pada matakuliah ini. Terima kasih atas segala jerih
payahnya dalam mendampingi kami selama mengikuti kegiatan ekskursi.
2. Bapak Dr.Ir. Marsudi MT, M. Khalid Syafrianto ST.MT, Yoga Herlambang ST.MT, dan
M. Nur Maulana ST. Terima kasih atas segala jerih payah dalam mendampingi kami
selama kegiatan ekskursi
3. Teman-teman peserta Ekskursi Industri Tambang 2014 dari angkatan 2013 dan 2014,
Program Studi Teknik Pertambangan, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan
yang diberikan serta kerja samanya yang baik selama kegiatan ekskursi berlangsung.
3

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan dan kekurangan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karenanya, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan ini
di masa yang akan datang.
Akhir kata, mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan
laporan ini . Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
mengenai dunia pertambangan terutama bagi para pembacanya. Amin
Tim Penyusun

Kelompok IV

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalimantan Barat merupakan sebuah Provinsi yang banyak menghasilkan sumber
daya, terutama Sumber Daya Alam. Baik yang dapat diperbarui atau tidak dapat
diperbarui. Tidak terkecuali dari hasil Pertambangannya, Kalimantan Barat memiliki
hasil bumi baik logam maupun non-logam. Untuk Komoditi hasil tambang di
Kalimantan Barat antara lain Emas, Nikel, Batu Gamping, Kromit, Mangan, Biji Besi,
Onix, Pasir Kuarsa, Aspal, Tembaga, Bauksit, Granit dan lain-lain.
Beberapa Contoh tambang yang sedang beraktivitas di Kalimantan Barat, adalah
Tambang Bauksit (PT.ANTAM.TBK Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau),
Tambang Batu (CV. Mega Makmur Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah), dan
yang mungkin baru terdengar di telinga kita adalah Tambang Ball Clay (PT. Clayindo
Cakra Jaya Kecamatan Capkala, Kabupaten Bengkayang).
Ketiga Perusahaan diatas merupakan Perusahaan yang bergerak di dunia
pertambangan dan sedang melakukan aktivitas Pertambangannya di Wilayah Provinsi
Kalimantan Barat. Maka dari itu, akan dijelaskan tentang masing-masing perusahaan,
jenis perusahaannya, aktivitas dan proses pertambangan yang dilakukan perusahaan
hingga proses reklamasi yang dilakukan oleh pihak masing-masing perusahaan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai upaya peningkatan wawasan
mahasiswa terhadap industri pertambangan khususnya di Kalimantan Barat. Dengan
wawasan tersebut diharapkan berguna bagi mahasiswa dalam mendukung kegiatan
perkuliahan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekskursi ini adalah :
1. Memberikan wawasan industri pertambangan tentang struktur organisasi di
perusahaan tambang.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang situasi kerja serta manajemen di perusahaan
tambang.
3. Meningkatkan wawasan tentang cakupan lingkungan kerja Teknik Pertambangan.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa teknik pertambangan dalam hal aplikasi
ilmu di bidang pertambangan ke depannya.

1.3 Jadwal Kunjungan dan Lokasi


Pelaksanaan ekskursi tambang ini berlangsung selama 2 hari dari tanggal 30-31
Mei 2016 (sesuai kesepakatan dengan perusahaan diputuskan untuk melaksanakan
kunjungan tambang/ visit mining selama satu hari). Tempat pelaksanaan kegiatan
ekskursi tambang 2016 antara lain :

Tanggal 30 Mei 2016 bertempat di UPBB (Unit Penambangan Bisnis


Bauksit) PT. ANEKA TAMBANG yang berlokasi di Kec. Tayan Hilir,
Kabupaten Sanggau.
Tanggal 31 Mei 2016 bertempat di CV. Mega Makmur di Desa Peniraman,

Kabupaten Mempawah dan PT. Clayindo Cakra Jaya di Kecamatan


Capkala, Kabupaten Bengkayang.

1.4 Lokasi Pertambangan


1.4.1 PT. ANEKA TAMBANG. TBK (Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau)
Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit merupakan salah satu dari lima unit
operasi ANTAM. UBP Bauksit didirikan pada tahun 2013 dengan IUP pertambangan
bauksit berada di Kecamatan Tayan Hilir, Toba dan Meliau, Kabupaten Sanggau.
1. Kecamatan Tayan Hilir
-

Desa Pedalaman
5

Desa Tanjung Bunut

Desa Sebemban

2. Kecamatan Toba
-

Desa Belungai Dalam

Desa Balai Belungai

Desa Lumut

3. Kecamatan Meliau
-

Desa Meliau Hulu

Desa Meliau Hilir

Desa Balai Tinggi

Berikut Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. ANEKA TAMBANG,
TBK :

Gambar 1. Peta Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. ANTAM di Kabupaten


Sanggau
1.4.2 CV. MEGA MAKMUR (Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah)
CV. Mega Makmur merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan
aktivitas pertambangan batu di daerah desa Peniraman, Kabupaten Mempawah.
Perusahaan ini memiliki WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) sekitar 5 hektar.
Sampai saat ini daerah yang telah dilakukan aktivitas penambangan batu diperkirakan
baru mencapai 1,5 hektar.

1.4.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA (Kecamatan Capkala, Kabupaten


Bengkayang)
PT. Clayindo Cakra Jaya merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan
aktivitas pertambangan Ball Clay di daerah Kecamatan Capkala, Kabupaten
Bengkayang. Jarak tempuh dari Kota Pontianak ke lokasi PT. Clayindo Cakra Jaya
dapat ditempuh kira-kira (2-3 Jam Perjalanan).

Capk
100km
ala
~ 2 jam
via
Waj
darat
ok
Pontianak: 1 Jam penerbangan dari Jakarta
Jetty Wajok: 1 Jam perjalanan darat dari Bandara Pontianak
Capkala site: 3 Jam perjalanan darat dari Bandara Pontianak

1.5 Kesampaian Lokasi


1.5.1 PT. ANEKA TAMBANG
PT. ANTAM merupakan UPBB (Unit Pengembangan Bisnis Bauksit) berlokasi
di Dusun Piasak, Desa Pedalaman (Jalan Trans Kalimantan), Kecamatan Tayan Hilir,
Kalimantan Barat. Jika ditempuh perjalanan dari Kota Pontianak menuju ke lokasi
UPBB Antam dengan kendaraan darat (Bis atau Mobil) kira-kira sekitar 112,1 km atau
sekitar 3 Jam Perjalanan. Dengan Jalan menuju lokasi bagus dan lancar.
1.5.2 CV. MEGA MAKMUR
CV. Mega Makmur berlokasi di Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah,
Kalimantan Barat. Jika di tempuh perjalanan dari Kota Pontianak menuju ke lokasi
Tambang Batu CV. Mega Makmur dengan kendaraan darat (Bis atau Mobil) kurang
lebih sekitar 50 km atau 1 Jam Perjalanan. Jalan menuju lokasi tambang mulai berbatu

dikarenakan lokasi tersebut merupakan daerah gunung batu yang habis dilakukan
proses penambangan.
1.5.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
PT. Clayindo Cakra Jaya berlokasi di Kecamatan Capkala, Kabupaten
Bengkayang, Kalimantan Barat. Jika ditempuh perjalanan dari Kota Pontianak ke
lokasi Tambang Ball Clay PT. Clayindo Cakra Jaya kurang lebih sekitar 103.68 km
atau kira-kira 2 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda 4 atau 2. Dari Jalan
Trans Pontianak Singkawang, masuk ke daerah Kecamatan Capkala. Dari jalan
masuk kecamatan, ditempuh lagi perjalanan kurang lebih sekitar 5-10 km dan
melewati perkampungan warga dan jalan pegunungan untuk menuju Lokasi Tambang
Ball Clay PT. Clayindo Cakra Jaya.

1.6 Keadaan Daerah


1.6.1 PT. ANEKA TAMBANG
Keadaan daerah di sekitar PT. ANTAM merupakan daerah yang hingga saat
ini kondusif. Lokasi penambangan bauksit pun jauh dari perumahan warga sekitar
sekitar kurang lebih 5 km dari jalan raya trans Kalimantan.
1.6.2 CV. MEGA MAKMUR
Keadaan daerah di sekitar CV. Mega Makmur merupakan daerah
pegunungan batu yang jalan masuk ke lokasi tambang agak kurang bagus. Kanan kiri
lokasi terdapat beberapa kebun milik warga sekitar. Keadaaan di lingkungan CV. Mega
Makmur Kondusif
1.6.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
Keadaan daerah di sekitar PT. Clayindo Cakra Jaya merupakan daerah
perkampungan etnis cina dan pemakaman warga cina. Untuk sampai di lokas, kita
akan melewati daerah pasar dan pegunungan yang cukup tinggi. Keadaan di
lingkungan PT. Clayindo Cakra Jaya Kondusif.

1.7 Geologi
1.7.1 PT. Aneka Tambang (Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau)
Stratigrafi wilayah kabupaten Sanggau secara umum terdiri atas batuan-batuan
berumur Paleozoikum, Mesozoikum, Tersier dan Kuarter.

Endapan aluvial (Qa) adalah endapan paling muda berumur Kuarter yang
merupakan endapan permukaan. Terdiri atas lumpur, pasir, kerikil dan bahan

tumbuhan. Lingkungan pengendapannya pada sungai, rawa dan dataran banjir.


Batuan tersier terdiri atas batuan serpih silat, batupasir dangkan dan formasi
ingar (Teu), formasi kantu (Teka), formasi tutoop (Tetu), formasi ketungau
(Teke), formasi payak (Teop), formasi tebidah (Tot), batupasir sekayam (Tos),
batupasir landak (Tola), batuan terobosan sintang (Toms) dan batuan gunungapi

niut (Tpn).
Batuan mesozoikum berumur Trias sampai dengan kapur akhir, terdiri atas
batuan gunungapi jambu (Ruj), batuan gunungapi serian (Ruse), formasi sadong
(Rus), kelompok bengkayang (RJb), formasi brandung (Jmb), formasi pedawan
(Kp), kelompok selangkai (Kse), batuan gunungapi raya (KIr), granit luar (KII),

granodiorit mensibau (KIm) dan batupasir kayan (TKk).


Batuan paleozoikum terdiri atas batuan malihan pinoh (PzRp), kelompok
balaisebut (CRb) dan kelompok embuoi (PRe) yang berumur karbon perm.
Formasi geologi antara lain adalah Formasi kwartir, Kapur, Trias, Pistosen,

Instruksif dan Plutonik Basa menengah, Intruksif Plutonik Asam, Seksi Hablur
Intruksif dan Plutonik Lapisan Batu dan Permo Karbon.Lapisan tanah pistosen
terdapat hampir di seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Toba, Nanga Mahap,
Nanga Taman dan Beduai. Lapisan tanah lifosit basah hanya terdapat pada Kecamatan
Tayan Hulu.
Secara umum pola struktur utama di Sanggau adalah Barat - Barat laut
mengikuti unsur struktur regional yang dominan di bagian Barat dan Tengah
Kalimantan yaitu suatu bentuk prisma yang besar dari greywacke berumur Kapur
Akhir Tersier Awal di Utara dan Batolit Schwaner berumur Kapur Awal Kapur
Akhir di Selatan. Diantara kedua tubuh batuan tersebut terdapat Cekungan Melawi dan
Cekungan Ketungau berumur tersier dan dipisahkan oleh Punggungan Semitau
berumur Pra Tersier.

10

1.7.2 CV. Mega Makmur (Desa Peniraman, Kabupaten Mempawah)


Kalimantan Barat terbagi menjadi tiga satuan bentang alam (geomorfologi),
yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan dataran perbukitan dengan pola sungai
dendritik.
Dataran rendah ditempati sebagian wilayah pantai didominasi endapan
aluvium, pasir dan batuan granit terbentang dari Sambas, Singkawang, Pontianak
hingga

Ketapang barat yaitu

menempati

Sukadana

dan

Kendawangan. Dataran

tinggi

bagian tengah terdiri dari batuan sedimen, batuan terobosan dan

metasedimen yang terbentang dari Mempawah, Bengkayang, Sukadana, Ketapang


timur,

dan

Kalimantan

Nangapinoh.
Barat

bagian

Sedangkan
utara

dataran

yang

perbukitan menempati

membentang

wilayah

dari Bengkayang timur,

Sanggau, Meliau hingga Kapuas Hulu.


Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Mempawah berupa tanah organosal,
alluvial dan low humic clay. Tanah organosal terdapat di daerah yang terluas, yakni
meliputi kecamatan Sungai Kunyit, Mempawah Hilir, Sungai Pinyuh, Siantan, Sungai
Raya, Sungai Kakap, Sungai Ambawang dan Toho. Tanah alluvial yang sebagian besar
dipergunakan untuk sawah tadah hujan dan kebun kelapa terdapat di daerah pantai,
antara lain kecamatan Sungai Kunyit, Sungai Pinyuh, Mempawah Hilir, Siantan, Telok
Pakedai dan Batu Ampar. Tanah lowhumic clay terdapat sedikit di kecamatan Sungai
Kunyit dan Toho.
1.7.3 PT. Clayindo Cakra Jaya (Kecamatan Capkala, Kabupaten
Bengkayang)
Geologi daerah Sungai Raya sekitarnya berdasarkan Peta Geologi Lembar
Singkawang Skala 1 : 250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (Suwarna, N. dkk., 1993) terdiri dari beberapa formasi batuan
sedimen, gunungapi dan tero-bosan yang berumur dari Kapur hingga Kuarter.
Formasi-formasi batuan yang terda-pat di daerah penyelidikan berturut-turut dari
tua ke muda sebagai berikut.

11

-Formasi Banan (Trub), berumur Trias, merupakan batuan tertua di daerah


penyelidikan, terdiri dari batupasir kasar hingga menengah, berwarna kelabu coklat
hingga terang, berkonglomerat alas, pejal hingga berlapis tebal.
- Formasi Sungaibetung (Jls), berumur Yura, terdiri dari selang seling antara batupasir,
batulumpur dan batulanau.
- Batuan Gunungapi Raya (Klr), berumur Kapur, terdiri dari andesit, dasit, basal.
- Granodiorit Mensibau (Klm), berumur Kapur, terdiri dari granodiorit, granit, diorit
kuarsa, diorit, adamelit dan tonalit.
- Batuan Gunungapi Serantak (Tes), berumur Eosen, terdiri dari tufa dasitan halus, tufa
lapili, tufa kristal, tufa litos, breksi tufaan, riodasit.
- Dasit Bawang (Teb), berumur Eosen, terdiri dari dasit porfiritik dengan fenokris
plagioklas dan kuarsa, sedikit tonalit.
- Formasi Hamisan (Toh), berumur Oligosen, terdiri dari arenit kuarsa, arenit litos,
konglomerat anekabahan.
- Batuan Terobosan Sintang (Toms), berumur Oligosen, terdiri dari diorit, mikrodiorit,
granodiorit, diorit kuarsa, gabro kuarsa, tonalit.
- Batuan Gunungapi Niut (Tpn), ber-umur Pliosen, terdiri dari basal porfiritik, andesit.
- Endapan Aluvial Tertoreh (Qat), berumur Kuarter, terdiri dari kerikil, padat, pasir,
Lumpur.
- Endapan Litoral (Qc) berumur Kuarter, terdiri dari Lumpur, pasir, kerikil.
- Endapan Aluvial dan Rawa (Qa), berumur Kuarter, terdiri dari lumpur, pasir, kerikil,
dan sisa tumbuhan. Struktur geologi
Struktur geologi yang berkembang berdasarkan Peta Geologi Lembar
Singkawang (N. Suwarna dkk, 1993) adalah berupa sesar dan kelurusan pada batuan
gunungapi dan plutonik yang umumnya berarah utara baratdaya, serta sekumpulan
retakan yang berarah utara - timurlaut. Struktur geologi ini sangat dipengaruhi oleh
adanya batolit singkawang yang cenderung merupakan tanjung bagian baratlaut.

12

1.8 Genesa Bahan Galian


1.8.1 Bauksit
Bijih bauksit terjadi karena proses pelapukan (residual concentration) dari
batuan yang kaya akan mineral feldspar atau mineral alumina silikat lainnya. Adapun
batuan induknya tersebut antara lain adalah granit, granodiorit, syenit, dasit, riolit, dan
sebagainya.
Di daerah tropis seperti Kalimantan Barat, pada kondisi tertentu batuan yang
terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya
terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai
residu. Proses ini berlangsung terus-menerus dalam waktu yang cukup lama. Produk
pelapukan yang terhindar dari erosi akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat
utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan
lamanya proses laterisasi.

Gambar 2. Bauksit
1.8.2 Batu Granit
Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma yang bersifat asam, terbentuk
jauh di dalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan dalam. Dikarenakan proses
pembekuannya yang terjadi jauh di dalam kulit bumi, maka bentuk dan ukuran mineral
pembentuknya besar-besar dan mudah dibedakan antara mineral yang satu dengan
yang lainnya.

13

Gambar 3. Batu Granit

1.8.3 Ball Clay


Ballclay merupakan mineral yang tersusun dari lempung (clay) dengan
kandungan besi yang rendah.Ball clay termasuk tanah liat sekunder atau sedimen yang
merupakan jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari
batuan induknya karena tenaga eksogen, dan dalam perjalanan bercampur dengan
bahan-bahan organik maupun anorganik sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun
fisika tanah liat tersebut.
Ball clay terbentuk karena proses pengendapan atau sedimentasi mineral
kaolinite yang memiliki komposisi partikel halus dan merata (mineral lain yang
berasal dari endapan lempung maupun mineral bukan lempung seperti kwarsa,
feldspar, pada umumnya batuan sedimen) dalam cekungan lakustrine atau delta.

Gambar 4. Ball Clay

14

1.9 Sumber Daya


Sumber daya bauksit di Kalimantan Barat merupakan yang terbesar dibandingkan
dengan sumber daya bahan galian lainnya. Berdasarkan data Pusat Survei Geologi
tahun 2011, jumlah sumber daya bauksit di Indonesia sebesar 700.342.407,00 ton
bijih dan 240.898.678,02 ton logam dengan cadangan sebesar 280.393.932,00 ton
bijih dan 100.959.000,32 ton logam.
Lebih rincinya, berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Kalimantan Barat tahun 2014, jumlah sumber daya bauksit di Kalimantan Barat sebesar
1.079.647.366 ton bijih dan 524.901.907 ton logam dengan cadangan sebesar
495.797.359 ton bijih dan 216.197.026 ton logam. Gambar 1.2 di bawah ini merupakan
peta wilayah pertambangan bauksit di Kalimantan Barat.

Gambar 5. Peta Wilayah Pertambangan Bauksit di Kalimantan Barat

15

BAB 2
RENCANA PENAMBANGAN
2.3 Metode Penambangan
Secara garis besar klasifikasi metode atau sistem penambangan dibedakan menjadi
tiga jenis. Dasar dari pembagian metode ini adalah kombinasi subyektif dari data spasial,
geologi dan faktor teknik. Ketiga metode penambangan tersebut yaitu :
1. Tambang Terbuka (Surface Mining)
2. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
3. Tambang Bawah Air (Underwater Mining)
Sistem penambangan pada ketiga perusahaan, baik itu PT. ANEKA TAMBANG,
TBK, CV. MEGA MAKMUR, dan PT. CLAYINDO CAKRA JAYA menggunakan sistem
penambangan dengan metode tambang terbuka (open pit). Tambang terbuka merupakan
metode

penambangan yang segala aktivitas penambangannya dilakukan diatas atau

relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung
dengan udara bebas. Tambang terbuka (open pit mine) adalah suatu bukaan yang dibuat
di permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka
(tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Akan tetapi, sedikit ada perbedaan pada metode penambangan batu di CV. MEGA
MAKMUR. Pada umumnya, pada tambang batu terdapat proses peledakan gunung untuk
memecahkan

material batuan yang nantinya akan diambil sebagai material yang

bermanfaat untuk bahan bangunan dan lain sebagainya.


Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan
pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama
dari operasi penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga
dicapai keuntungan yang maksimal. Pemilihan berbagai parameter desain dan
penjadwalan dalam pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup melibatkan
pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil kompromi yang optimal
antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya parameter pembatas karena
faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang
dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak
16

tambang. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang
seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita. Secara umum, tambang terbuka dinilai
lebih menguntungkan dibanding metode tambang bawah tanah dalam hal recovery
(mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak cadangan), grade control
(pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan lingkungan kerja. Namun,
dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau terletak terlalu
dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi
tambang bawah tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi
terlalu besar. Ini biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat dalam.
Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan turut jadi
pertimbangan dalam pemilihan metode tambang yang pas.

2.2 Tahapan Kegiatan Penambangan


2.2.1 PT. ANEKA TAMBANG, TBK
Kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka yang akan dilaksanakan
PT. Aneka Tambang,Tbk terdiri dari kegiatan pembersihan lahan, pengupasan tanah
pucuk, penggalian dan pemindahan tanah penutup serta penggalian bijih secara mekanis
menggunakan alat berat pada beberapa blok tambang secara bersamaan.
tahapan penambangan yang akan dilakukan meliputi:

17

Adapun

Gambar 6. Bagan Alir Kegiatan Penambangan


2.2.1.1

Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi rencana usaha kepada masyarakat dilakukan oleh


pihak perusahaan bekerjasama dengan pihak pemerintah setempat terhadap
masyarakat dan tokoh masyarakat. Pada kegiatan sosialiasi ini dikemukakan
rencana kegiatan penambangan bijih bauksit, pembebasan lahan, penerimaan
tenaga kerja, pembangunan jalan tambang dan sarana prasarana, pencucian bijih
bauksit, pengolahan limbah dan reklamasi lahan bekas.
2.2.1.2 PekerjaanKonstruksi

Pembuatan Jalan Tambang


Jalan tambang merupakan sarana penghubung antara mine site washing
plant stockpile. Pembuatan jalan tambang dilakukan dengan memperhatikan
18

lebar badan jalan dan geometris jalan serta dilengkapi dengan saluran drainase
jalan dan rambu-rambu lalu lintas sebagai petunjuk jalan. Kegiatan pembuatan
jalan tambang yang direncanakan pada usaha pertambangan bijih bauksit ini
berupa pembangunan jalan selebar 16 20 m dengan kemiringan badan jalan ke
kiri dan kanan jalan sebesar 3% untuk menjamin penirisan air. Tanjakan dan
turunan badan jalan didesain kurang dari 5% untuk keamanan lalu lintas
transportasi jalan. Jalan tambang yang direncanakan juga dilengkapi dengan
saluran drainase jalan di sisi kiri dan kanan jalan dengan ukuran 1 x 2 m. Untuk
lebih jelasnya, penampang rencana jalan tambang dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Gambar 7. Rencana Jalan Tambang


Pembangunan Instalasi Pencucian
Instalasi pencucian (washing plant) merupakan rangkaian peralatan yang
digunakan untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak diinginkan dari bahan
yang diproduksi. Instalasi pencucian yang akan dibangun disesuaikan dengan
rencana proses pencucian dan sumber air pencucian.
Pada usaha pertambangan bijih bauksit ini, proses pencucian direncanakan
menggunakan 4 unit washing plant yang terdiri dari dump hoper, crusher, tromol
dan vibrating screen berkapasitas 1.000 ton/jam.
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Instalasi pengolahan air limbah merupakan rangkaian unit pengolahan air
limbah (tailing) yang dihasilkan dari proses pencucian. Instalasi pengolahan air
limbah yang akan dibangun disesuaikan dengan karakteristik dan volume air
limbah yang akan diolah serta proses pengolahan limbah yang akan dilaksanakan.
Pembangunan Lokasi Penimbunan (Stockpile)
19

Lokasi penimbunan merupakan lokasi pengumpulan bauksit pada


beberapa lokasi sesuai dengan urutan kegiatan pertambangan. Pada usaha
pertambangan bijih bauksit ini, lokasi penimbunan akan dibangun di dua lokasi
untuk menampung bauksit tercuci dan bauksit yang siap dipasarkan. Lokasi
penimbunan bauksit tercuci ditempatkan di dekat washing plant seluas 10 ha
untuk memudahkan proses pemuatan bauksit tercuci ke truck tronton
pengangkutan dan stockpile untuk bauksit yang siap dipasarkan ditempatkan di
utara lokasi IUP pada lahan seluas 20 ha.
Pembangunan Sarana Prasarana
Pembangunan

sarana-prasarana

merupakan

kegiatan

pembangunan

fasilitas-fasilitas penunjang aktifitas usaha pertambangan. Sarana-prasarana yang


akan dibangun pada usaha pertambangan bijih bauksit ini terbagi di dua lokasi
yaitu komplek camp seluas 6,5 ha (terdiri dari bangunan kantor administrasi,
perumahan karyawan, tempat ibadah, pos keamanan, laboratorium, gudang
peralatan dan bengkel, gudang bahan dan material, stasiun pembangkit tenaga
listrik, fasilitas penyediaan air bersih dan tangki persediaan bahan bakar) dan
komplek dermaga seluas 20 ha (terdiri dari bangunan kantor administrasi, stasiun
pembangkit tenaga listrik, fasilitas penyediaan air bersih serta tangki persediaan
bahan bakar).
2.2.1.3 Land Clearing (Pembersihan Lahan)

Pengupasan tanah penutup merupakan langkah awal dimana proses


penambangan endapan bahan tambang akan dilakukan, kegiatan ini dimulai dari
pembersihan tempat kerja dari semak semak, pohon pohon besar dan kecil,
kemudian membuang tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan pekerjaan
selanjutnya. Setelah pekerjaan di atas selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan
pembabatan atau penebasan yang meliputi ; meratakan, membuat jalan darurat
untuk lewatnya alat-alat mekanis. Dalam pekerjaan ini yang harus selalu
diperhatikan ialah mempergunakan keuntungan dari gaya berat.

20

Gambar 8. Metoda Land Clearing


2.2.1.4 Kegiatan Penambangan Terbuka

Pada usaha pertambangan bijih bauksit ini, kegiatan penambangan terbuka


yang akan dilaksanakan terdiri dari kegiatan pengupasan tanah pucuk, penggalian
dan pemindahan tanah penutup serta penggalian bijih secara mekanis
menggunakan alat berat pada beberapa blok tambang secara bersamaan.
Pengupasan Tanah Pucuk
Pengupasan tanah pucuk dilakukan setelah pembersihan lahan dengan
menggunakan excavator. Tanah pucuk hasil kupasan kemudian

dikumpulkan

pada tempat khusus yang terlindung dari bahaya erosi kemudian ditanami dengan
tumbuh-tumbuhan penutup yang sesuai (rumput-rumputan dan kacang-kacangan)
agar dapat dimanfaatkan untuk keperluan reklamasi lahan bekas tambang.

Gambar 9. Proses Pengupasan Tanah Pucuk dengan Ripper

21

Penggalian (Excavation)
Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membongkar dan
melepaskan endapan bahan tambang dari batuan induknya atau batuan samping.
Beberapa alat gali yang dapat digunakan dalam penggalian yaitu Power Shovel,
Back Hoe, dan lain lain. Setelah penggalian dilakukan maka material atau bahan
tambang yang telah ditambang dimuat.
Untuk material yang tidak tertentu keras, kegiatan pembongkaran
dilakukan dengan menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah bajak
yang gigi giginya terbuat dari baja yang keras. Sehingga kepadanya dapat
diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksakannya ke dalam tanah /
batuan.
Untuk menghitung produksi ripper, perhitungan yang digunakan adalah
dengan cross section, yang dapat menentukan volume pekerjaan ripping ini,
kemudian mencatat waktu yang diperlukan, setelah pekerjaan ripping selesai.
Volume ripping dibagi dengan waktu ripping adalah produksi ripping.

Gambar 10. Aktivitas Pengangkutan (Hauling) Material dan terlihat alat garu
(Ripper) untuk memudahkan dalam pengupasan tanah penutup.
Pemuatan (Loading)
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat angkut.
22

Material hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan dikumpulkan dengan


alat wheel loader agar dapat dimuat.

Gambar 11. Proses Loading Material Bauksit


2.2.1.5 Pengangkutan Minesite Washing Plant

Pengangkutan (Hauling)
Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke
lokasi pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur.
Proses pengangkutan dilakukan untuk pemindahan material dari lokasi penggalian
atau front penambangan ke lokasi penampungan sementara dimana nanti
selanjutnya akan dilakukan pencucian pada proses pengolahan bauksit itu sendiri.
Proses pengangkutan ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa macam
alat angkut seperti dump truck, lori, belt conveyor, dll. Pada penambangan bauksit
alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan berbagai macam ukuran dan
kemampuan muatnya.

Gambar 12. Aktivitas Hauling Material

23

2.2.1.6 Pencucian

Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan bagian-bagian yang


tidak diinginkan, meningkatkan kualitas dan kemurnian (grade) bahan yang
diproduksi. Pada usaha pertambangan bijih bauksit ini, tahapan proses pencucian
berawal dari pengumpanan RoM bauksit ke dalam dump hoper. RoM bauksit
yang telah berada di dalam dump hoper disemprot dengan air bertekanan tinggi
menggunakan water gun untuk membersihkan kotoran yang melekat. Deposit
bauksit yang telah tercuci kemudian masuk ke dalam crusher untuk dilakukan
penghancuran agar didapatkan ukuran butiran bijih yang dikehendaki. Bijih
bauksit hasil penghancuran kemudian masuk ke dalam tromol untuk dibilas
dengan air. Sekeluarnya dari tromol, bijih bauksit masuk ke vibrating screen
untuk dipisahkan sesuai dengan ukuran butiran. Butiran-butiran yang telah
dipisahkan dibawa dengan conveyor menuju stockpile. Air sisa pencucian
bersama bahan pengotor ditampung dalam sedimentation dam untuk kemudian
dikembalikan ketromol untuk diproses ulang. Material dan air bekas pencucian
yang tidak terproses ulang di alirkan secara gravitasi menuju tailing dam untuk
memisahkan padatannya dan stabilisasi laju aliran (equalisasi) menuju IPAL untuk
pengolahan lebih lanjut. Sebagian air hasil pengolahan dalam IPAL kemudian
digunakan kembali dalam proses pencucian.
2.2.2 CV. MEGA MAKMUR
Penentuan sistem penambangan merupakan hal yang sangat penting
dikarenakan sangat mempengaruhi teknik dan biaya yang harus diperlukan nantinya, ada
beberapa hal yang menjadikan bahan pertimbangan yaitu :
Granit merupakan produk Batu Granit beku , yang mempunyai resistansi tinggi, dan
membentuk morfologi tinggi .
Bentuk penyebaran homogen dan relatife rata
Morfologinya merupakan daerah perbukitan
Mineral pengikutnya atau Batu Granit sekitarnya merupakan Batu Granit asosiasi yang
bersamaan dengan pembekuan magma.

24

Harga Granit semakin tinggi , dan pemasarannya sangat bagus di negara maju dan
industry
Dengan melihat beberapa pertimbangan tersebut maka dipilih sistem tambang
terbuka (surface mining) dengan metode open pit.
Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor teknis seperti model geologi Batu Granit
seperti yang telah diuraikan dimana mencakup kondisi cadangan Batu Granit Granit,
kondisi lapisan penutup (overburden); maupun pertimbangan ekonomis seperti jumlah
sumber daya Batu Granit yang cukup besar, maka pada rencana penambangan Batu
Granit akan dilakukan secara tambang terbuka (surface mining) dengan system
backfilling, yaitu menambang lapisan Batu Granit dari singkapan (permukaan) sampai
kedalaman tertentu di sepanjang zone penyebaran Batu Granit dimana pembuangan over
burden (OB) nya di lahan bekas tambang.
Persiapan penambangan dimulai dengan pengadaan peralatan tambang antara
lain alat pemecah Batu Granit (metode Blasting), alat angkut, dan alat muat. Untuk
kegiatan peledakan (blasting) akan di gunakan 1 set alat dan bahan peledak sesuai dengan
tingkat kebutuhan, alat angkut penambangan Batu Granit dari lokasi penambangan ke
tempat pengolahan (crushing) akan digunakan dump truck material hasil peledakkan yang
di angkut dengan dump truck dan dimuat dengan excavator akan di olah untuk di kecilkan
sesuai spesifikasi pembeli dengan menggunakan crusher 1 set, hasil dari proses crushing
akan dimuat dengan whell loader dan di angkut dengan dump truck menuju stockpile dan
langsung ke pembeli.
Peralatan yang akan digunakan untuk tambang Batu Granit CV. Mega Makmur
adalah back hoe sebagai alat gali-muat, dump truck sebagai alat angkut, bulldozer sebagai
alat garu-dorong. Batu Granit hasil penambangan akan diangkut menggunakan dump
truck ke lokasi crusher Batu Granit hasil pengolahan ( crushing ) akan ditimbun di
lokasi stockpile setelah diperoleh ukuran butir sesuai yang direncanakan. Selanjutnya dari
stockpile, Batu Granit diangkut menggunakan dump truck menuju ke Stockpiledan
selanjutnya di jual ke buyer Bagan alir pengangkutan Batu Granit dapat dilihat pada
Gambar 3.4.

25

PIT

Hauling Road rata-rata


+0.25 1.8km
Dump Truck20 ton

Crusher
Hauling Road+0.1km
Dump Truck20 ton

Stockpile

Buyer

Gambar 13. Bagan Kerja Penambangan Batu Granit CV. Mega Makmur
2.2.3

PT. CLAYINDO CAKRA JAYA


Ball clay dan bond clay merupakan bahan galian yang lunak dapat dijumpai
dekat permukaan atau agak dalam dari permukaan maka penambangan dilakukan
dengan sistem kuri,dan apa bila jauh dari permukaan sistem penambangan dengan
gophering atau membuat sumuran dapat dilakukan peralatan yang dilakukan cukup
sederhana walaupun demikian apa bila kehendak dapat dilakukan dengan alat mekanis.
Berikut adalah tahapan proses penambangan Ball Clay di PT. Clayindo Cakra Jaya :
1. Pembersihan lahan (Land Clearing),
2. Penggalian secara bertahap berdasarkan bench,
3. Dibagi menjadi beberapa sub-blok, di mana setiap blok diwakili oleh setidaknya 1
sampel, dimensi masing-masing sub-blok yang 5m x 5m x 1m kedalaman,
4. Penggalian secara selektif menggunakan excavator dan diangkut dengan truk ke
stockpile kemudian di proses di plant.

26

PT.
CCJ_Cap
kala
(Mining)
K
B
3

K
B
4
~~
~~
~~
~~
~~
~~
~~

K
B
1

PT.
SLM_Wajok
(packing &
delivery)

Gambar 14. Flow Chart Tahapan Kegiatan Pertambangan


PT Clayindo Cakra Jaya

27

BAB 3
RENCANA PENGOLAHAN
3.1 Pengolahan Bahan Galian
3.1.1 Bauksit
Di PT. ANTAM, Pengolahan Bauksit hasil penambangan di lokasi
penambangan dilakukan oleh anak perusahaan PT. ANTAM, yaitu PT. ICA
(Indonesian Chemical Alumina) yang letak pabriknya tidak jauh dari lokasi
penambangan bauksit di daerah Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Umumnya
Bauksit sebagai bahan baku, nantinya akan diolah menjadi Alumina dan
Aluminium. Bauksit merupakan bahan baku utama pembuatan Aluminium.
Bauksit merupakan tanah laterit yang banyak ditemukan di daerah tropis.
Alumina atau aluminium oksida diekstrak dari bauksit melalui penyulingan.
Alumina dipisahkan dari bauksit dengan menggunakan larutan panas soda kaustik
dan kapur. Proses ini biasa disebut sebagai proses pemurnian (Refining Process).
Hasil dari proses tersebut kemudian dipanaskan dan disaring, dan alumina yang
tersisa selanjutnya dikeringkan sehingga menjadi bubuk putih. Bubuk putih inilah
yang disebut dengan alumina murni (Pure Alumina).
Alumina murni yang diperoleh dari proses refinery selanjutnya diubah
menjadi aluminium melalui proses penyempurnaan (Refinement Process). Proses
ini membutuhkan 3 bahan baku yang berbeda untuk menghasilkan sebuah
aluminium yaitu aluminium oksida (alumina murni), listrik, dan karbon.
Listrik dijalankan antara katoda negatif dan anoda positif, yang terbuat dari
karbon. Reaksi anoda dengan oksigen di dalam alumina membentuk CO2. Hasil
akhir dari proses ini adalah aluminium cair, yang pada akhirnya dapat diambil dari
sel-sel listrik tersebut.
Aluminium cair selanjutnya dapat dibentuk menjadi lembaran ingot
aluminium ataupun berbagai macam paduan alloy yang berbeda. Proses ini biasa
disebut dengan proses ekstrusi. Teknik ekstrusi aluminium memiliki kemungkinan
hampir tak terbatas untuk berbagai bentuk produk yang tak terhitung jumlahnya.

28

3.1.2

Batu Granit (Diorit)


Pengolahan batu granit di CV. Mega Makmur dilakukan secara sederhana.
Setelah proses peledakan dilakukan, batu granit yang telah hancur akan dimuat ke
dalam truck dan dibawa ke bagian crushing untuk dilakukan proses penghancuran
batuan sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan, seperti ukuran 1 x 1, 1 x 2,
dan abu batu. Ukuran tersebut sesuai dengan pemesanan pelanggan. Alat yang
digunakan untuk menghancurkan atau menyamakan ukuran batu sesuai dengan
ukuran yang diinginkan pelanggan adalah Crusher. Crusher yang digunakan
terdiri dari Crusher primer (Jaw Crusher) dan Crusher sekunder (Cone Crusher).

3.1.3

Ball Clay
Ball clay yang berasal dari daerah penambangan tercampur dengan
mineral/bahan organik pengotor. Oleh karenanya terlebih dahulu bahan galian ini
dibersihkan dari kotoran dengan hand sorting terutama mineral yang berwarna
(pada umumnya oksida besi). Atau dapat pula dibersihkan (dicuci) atau disaring
dengan air dengan menggunakan "filter". Kemudian dilanjutkan dengan proses
floatation untuk memisahkan dari butiran yang lebih kasar atau dari pengotor zat
organik, sesudah terlebih dahulu dilakukan proses grinding. Dalam proses
floatation diperlukan air dalam jumlah banyak dan ini dapat dilakukan dengan
sistem pengendapan dan sirkulasi. Lempung tersebut kemudian dicampur dengan
air dalam "pug mill", dikeringkan diudara terbuka, dan dicetak dalam bentuk,
setelah kering dimasukkan dalam oven, dimana temperatur meningkat secara
bertahap sampai titik yang diinginkan.
Tanah liat bahan ball clay dipilih dari jenis tanah tertentu yang memiliki
daya elastis yang baik. Tidak disemua tempat terdapat tanah liat yang baik untuk
dijadikan ball clay, oleh karena itu hanya didaerah tertentu pula terdapat sentra
engrajin keramik/gerabah. Tanah liat yang dipakai minimal merupakan tanah
lempung yang dicampur pasir untukmengurangi penyusutan saat dikeringkan dan
dibakar. Bahkan untuk mendapatkan ball clay yang lebih baik (liat,daya susutnya
rendah, warnanya cerah, dan tidak mudah retak ketika dibakar) terkadang
ditambahkan bahan yang berasal dari tanah / batuan tertentu misal tanah

29

kaolin/tanah putih. Proses pengolahan tanah bahan keramik melalui dua cara :
cara kering dan cara basah. Tanah dari hasil galian dijemur sampai benar-benar
kering, kemudian dihancurkan dengan cara ditumbuk. Setelah hancur tanah
disaring dengan saringan/ayakan dengan kerapatan(Mesh) tertentu agar dihasilkan
tanah liat yang bebas dari kotoran dan kerikil yang dapat mengganggu proses
pembentukan keramik. Langkah selanjutnya adalah menambahkan pasir dan
bahan lain misal kaolin yang dilanjutkan dengan menambahkan air secukupnya.
Untuk menghasilkan clay yang baik tanah liat yang sudah tercampur air tadi
diolah hingga menjadi liat dan mudah dibentuk. Untuk memudahkan mobilitas
dan penyimpanan biasanya dibentuk menjadi bola-bola dengan ukuran tertentu.
Selain cara di atas, tanah yang didapat dari alam juga dapat diolah dengan cara
basah. Pengolahan tanah dengan teknik basah dilakukan diawali dengan
merendam tanah selama minimal sehari semalam. Dengan direndam diharapkan
tanah menjadi hancur dan lunak sambil sesekali diaduk untuk memberi
kesempatan kotoran keluar dan gelembung-gelembung udara keluar dari tanah.
Selanjutnya kotoran-kotoran yang mengambang diambil. Rendaman tanah liat
diaduk kemudian disaring sehingga kotoran dan kerikil dapat terpisah dari tanah
liat. Tanah liat yang telah disaring ditambah sedikit pasir untuk mengurangi daya
susut saat dikering dan dijenur untuk mengurangi kadar air. Dapat juga untuk
mempercepat pengeluaran kadar airnya tanah liat diletakkan diatas balok gips.
Ketika kadar air dirasa cukup (Tanah plastis dan liat) tanah dimasukkan kedalam
alat pengepres (pugmill) dan selanjutnya dibentuk menjadi seperti bola-bola agar
mudah dipindah-pindahkan dan disimpan.
Cadangan ball clay umumnya berada pada luas areal yang lebih kecil dari
endapan kaolin. Eksplorasi, pengupasan dan penambangannya hampir sama. Ball
clay diangkut dengan truk dari tempat penambangan ke gudang penyimpanan
besar dengan tempat untuk memisahkan ball clay mentah berdasarkan
pertimbangan kualitas keramik seperti warna, ukuran partikel, kekuatan
plastisitas, hijau, kering, serta warnanya. Proses keringnya mirip dengan proses
kaolin kering dan proses basah parsial digunakan untuk memproses ball clay.
Proses keringnya sangat mirip dengan proses kering yang juga digunakan dalam
30

industri kaolin. Ball clay dipindahkan berupa bentuk lumpur di dalam mobil
tangki dan truk tangki. Ball clay mentah diparut atau dihancurkan dan dicampur
dalam jenis yang sama seperti yang digunakan dalam proses kaolin basah.
Lempung, air, dan dispersant kimia dicampur dan dicampur dan kemudian
disaring untuk menghilangkan kotoran pasir dan lainnya. Ball clay dalam bentuk
lumpur kemudian dipompa ke tangki penampung besar dari mobil-mobil tangki
dan truk tangki yang dimuat. Memadukan spesifikasi yang dibutuhkan tertentu
dapat dilakukan dalam tangki penampungan. Padatan persen dari lumpur berkisar
antara 60% dan 65%, tergantung pada viskositas. Lumpur ball clay adalah kualitas
yang lebih baik dibandingkan dengan produk proses kering karena relatif bebas
dari pasir dan dapat dicampur lebih mudah untuk memberikan pelanggan sebuah
produk berkualitas yang lebih seragam dan lebih tinggi kualitasnya. Beberapa
proses kering ball clay adalah diparut dan dikeringkan dan dikirim ke pelanggan
dalam bentuk bongkahan tanpa proses lebih lanjut. lempung bubuk dapat udara
dipisahkan dalam bentuk gas untuk menghilangkan grit yang kasar. Ball clay
diparut dan dikeringkan kemudian dikirim memiliki kadar 12% uap air dalam
jumlah besar kepada pelanggan. Ball clay bubuk memiliki kadar air 3% atau
kurang. Berikut adalah gambar dari proses pengolahan Ball Clay di PT. Clayindo
Cakra Jaya :

31

FEEDING

NOODLI
NG

STORAGE
BAYS

TRANSPO
RT

Gambar 15, Proses Pengolahan Ball Clay PT. Clayindo Cakra Jaya

3.2 Pengolahan Limbah


3.2.1

Bauksit
Untuk Pengolahan limbah dari hasil pertambangan bauksit, limbah yang
dihasilkan adalah air asam tambang yang dihasilkan dari proses washing
plant. Akan tetapi di dalam air asam tambang yang ditampung dalam
sediment pond masih terdapat kandungan bauksit di dalamnya. Oleh karena
itu dari air yang ditampung dalam sediment pond setelah muncul endapan
bauksit akan diolah kembali untuk mengambil endapan tersebut. Hingga tidak
ada lagi endapan bauksit tersebut.

32

3.2.2

Batu Granit (Diorit)


Untuk Pengolahan limbah dari hasil pertambangan batu Granit, limbahnya
tidak bisa diolah karena limbah yang dihasilkan berupa polusi udara yang
berupa debu yang dihasilkan dari proses peledakan formasi batuan juga saat
proses Crushing (Penghancuran) serta polusi udara berupa bunyi suara yang
berasal dari mesin-mesin yang bekerja di lingkungan tambang batu di CV.
Mega Makmur.

3.2.3

Ball Clay
Untuk Pengolahan Limbah Ball Clay, tidak ada terjadi proses pengolahan
limbah. Dikarenakan limbah dari hasil penambangan ball clay merupakan
limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Oleh karena itu tidak ada proses
pengolahan limbah Ball Clay.

33

BAB 4
PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
4.1 Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan
4.1.1 Bauksit
PT. ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Proses pertambangan bauksit di
PT. ANTAM diawali dengan eksploasi pencarian sumberdaya dan cadangan bauksit
dengan menggunakan metode tespit. Jika sudah menemukan lapisan clay, maka akan
ditemukannya cadangan bauksit.
Untuk menggali bauksit, dilakukan dengan metode land clearing (mengupas
pohon dan semak dipermukaan tanah, atau pengupasan tanah penutup). Alat berat yang
digunakan ialah buldozer yang dipakai untuk melakukan pengupasan tersebut. Untuk
di tayan, cukup mengupas sekitar 5 meter top soil dan 1-3 meter overburden, maka
bauksit sudah ditemukan. Selanjutnya, Operator excavator melakukan pengankutan
dengan cara dilakukannya loading ke ADT (Articulated Dumptruck). Di PT. ANTAM,
seorang operator excavator akan melakukan swing isi dan swing kosong. Untuk satu
kali swing isi berisi sekitar 3,4 m3 bahan galian. Sementara 1 buah ADT dapat berisi
sekitar 7x swing isi excavator dalam sekali pengangkutannya. Untuk target yang di
tentukan oleh PT. ANTAM dalam sehari harus dapat mengangkut bahan galian sekitar
60 buah ADT atau 60x dump.

34

Untuk ketersediaan alat, di PT. ANTAM terdapat 2 buah excavator dan 3 buah
ADT serta 1 buah dozer. Setelah melakukan loading, kemudian bahan galian akan
diangkut ketempat pencucian (washing plan). Ditemput tersebut bahan galian di cuci
dan dicrusher. Setelah itu bauksit yang sudah di pilih tersebut akan dibawa ketempat
pemurnian di PT. ICA.
Setelah diketahui bahwa cadangan bauksit disuatu tempat telah habis, maka
tempat tersebut akan di timbun oleh tanah kembali yang di simpan di stock file dan
dilakukan reboisasi dan revegetasi.

4.1.2 Batu Granit


CV. Mega Makmur merupakan pertambangan batuan yang terletak di desa
Paniraman, Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. CV. Mega Makmur
menggunakan peledakan dalam proses penambangannya. Bahan peledak yang
digunakan sebanyak 3 jenis, yaitu dinamit, amonium (panfo), dan detonator.
Proses pelaksanaan peledakan atau pembongkaran sebelum dimuat dan
diangkut, diawali dengan proses pengeboran titik yang akan diledakkan dengan
menggunakan mesin bor CRD berdiameter 3,5 inchi dengan kedalaman sekitar 5
meter. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan dinamit yang diikat dengan
detonator yang disebut dengan primer. Setelah itu panfo dimasukkan kedalam lubang
dengan jumlah yang sudah ditentukan dan ditutup dengan material penyumbat.
Kemudian dilakukan perakitan nomer surface delay dengan menghadap keatas agar
memudahkan pengecekapan terakhir. Lalu dilakukan pengecekan menyeluruh dan
dilakukan peledakan. Jika bahan galian belum memenuhi target untuk di muat, maka
dilakukan peledakan ulang.
Pengangkutan bahan galian berupa batu alam di CV. Mega Makmur setelah
peledakan (blasting), dilakukan dengan loading oleh excavator ke truck yang
mengangkat batuan berukuran 50x50 cm untuk dibawa ke tempat crusher. Dalam
sekali loading excavator dapat berisi 1 m3. Dalam sekali muat, truck dapat berisi 6-7
ton bahan galian. CV. Mega Makmur memiliki 2 buah excavator dan 3 buah truck.
35

4.1.3 Ball Clay


Proses pengangkutan material bahan galian menggunakan alat excavator dan
dump truck. Excavator bertugas menggali dan memasukkan clay ke dalam dump truck.
Selanjutnya dump truck mengangkut clay tersebut ke wilayah penimbunan atau yang
sering disebut stockpile.
Penimbunan clay dikategorikan berdasarkan sifat fisis dan kimiawi yang
sebelumnya telah diuji di laboratorium. Kategorisasi ini berguna untuk menjaga
kualitas dari clay itu sendiri dan dapat dimanfaatkan sesuai dengan karakteristiknya.
Timbunan-timbunan yang ada diberikan plang/simbol untuk dapat membedakannya
satu sama lain.

4.2 Penimbunan dan Pemuatan


4.2.1 Bauksit
Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membongkar dan
melepaskan endapan bahan tambang dari batuan induknya atau batuan samping.
Beberapa alat gali yang dapat digunakan dalam penggalian yaitu Power Shovel, Back
Hoe, dan lain lain. Setelah penggalian dilakukan maka material atau bahan tambang
yang telah ditambang dimuat.
Untuk material yang tidak tertentu keras, kegiatan pembongkaran dilakukan
dengan menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah bajak yang gigi
giginya terbuat dari baja yang keras. Sehingga kepadanya dapat diberikan tekanan
yang cukup besar untuk lebih memaksakannya ke dalam tanah / batuan.
Untuk menghitung produksi ripper, perhitungan yang digunakan adalah dengan
cross section, yang dapat menentukan volume pekerjaan ripping ini, kemudian
mencatat waktu yang diperlukan, setelah pekerjaan ripping selesai. Volume ripping
dibagi dengan waktu ripping adalah produksi ripping.
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Material
hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan dikumpulkan dengan alat wheel

36

loader agar dapat dimuat. Dalam pemilihan alat muat yang digunakan harus sesuai
dengan beberapa faktor diantaranya ;
1. Kapasitas alat angkut
2. Besar produksi yang diiginkan
3. Keadaan lapangan
4. Jenis material atau batuan
5. Keterampilan Operator
6. Iklim atau cuaca
Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke lokasi
pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur. Operator
pengangkutan material produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
1. Kondisi jalan dari tempat penambangan ke Crushing Plant
2. Jarak angkut dari lokasi penambangan
3. Digging Resistance
4. Waktu Edar alat angkut
5. Waktu Kerja efektif pengangkutan
6. Produksi alat angkut
7. Jumlah alat angkut
Proses pengankutan dilakukan untuk pemindahan material dari lokasi penggalian
atau front penambangan ke lokasi penampungan sementara dimana nanti selanjutnya
akan dilakukan pencucian pada proses pengolahan bauksit itu sendiri. Proses
pengangkutan ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa macam alat angkut
seperti dump truck, lori, belt conveyor, dll. Pada penambangan bauksit alat angkut
yang digunakan yaitu dump truck dengan berbagai macam ukuran dan kemampuan
muatnya.
4.2.2 Batu Granit
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk memuat
hasil kegiatan pembongkaran ke dalam alat angkut yaitu truck, ekerjaan ini
dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan induknya sehingga dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Untuk melaksanakan
pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran dan peledakan. Dalam kegiatan
37

pemboran perlu ditentukan geometri lubang tembak yang meliputi berden, kedalaman,
pemampat, subdrilling dan spasi. Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemboran
adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.
Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan peledak ANFO/
damotin. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran produk yang
diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak; makin rapat ukuran
semakin kecil ukuran produknya.
Pengolahan andesit adalah mereduksi ukuran yang sesuai dengan berbagai
kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan (crushing plant).
Tahapan pengolahan meliputi:
1. Peremukan dengan primary crusher seperti jaw crusher, cone crusher atau
gyratory crusher yang dilanjutkan dengan Secondary crusher.
2. Pengangkutan menggunakan ban berjalan.
3. Pemisahan menggunakan pengayak (screen).
4. Penghalus ukuran dengan rotopactor.
Dari proses peremukan akan menghasilkan beberapa macam ukuran antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

jenis sirtu
ukuran 50 + 30 mm
ukuran 30 + 20 mm
ukuran 20 + 10 mm
ukuran 10 + 4 mm
ukuran 4 m (abu-abu).
4.2.3 Ball Clay
Untuk memisahkan material dari massa induknya dilakukan penggalian dengan
excavator berukuran bucket sekitar 2 BCM yang kemudian dimuatkan ke dump truck.
Penggalian dilakukan jenjang demi jenjang dengan tinggi jenjang 2 meter dan lebar 3
meter. Pada kegiatan ini alat yang diguanakan excavator type PC400/PC200 merk
Komatsu. Setelah itu Tanah liat dari kuari diangkut ke clay storage dengan dump truck
berkapasitas 18 ton. Jarak clay strorage ke Kuari Telogowaru sekitar 2 km sedangkan
clay storage ke Kuari Mliwang sekitar 5 km. Di clay storage, tanah liat dipisahkan
menurut blok dan kuari untuk mengontrol kualitas pada saat pengumpanan ke clay
38

crusher. Dari clay storage ini, selanjutnya clay akan diumpankan ke clay crusher
menggunakan wheel loader type WA500 merk Komatsu yang kemudian dicampur
dengan hasil crushing batu gamping untuk membentuk pile.

BAB 5
ORGANISASI TENAGA KERJA
5.1 Organisasi
5.1.1 PT. ANEKA TAMBANG

Gambar 16. Struktur Organisasi PT. ANTAM


Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada organ
utama ANTAM yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan
39

Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar ANTAM dan peraturan


perundang-undangan yang berlaku, masing-masing organ mempunyai peran penting
dalam penerapan GCG dan menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya
masing-masing untuk kepentingan ANTAM. RUPS merupakan wadah para pemegang
saham yang memiliki wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris
dan Direksi. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengelolaan ANTAM sesuai
amanah yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang
memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan
penasihatan agar kinerja ANTAM lebih baik. Dewan Komisaris dan Direksi diangkat
dan diberhentikan oleh RUPS. Fungsi Direktur Independen pada sistem satu Dewan
sebagaimana berlaku di ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua
Dewan. Dewan Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap
visi, misi, dan nilai-nilai ANTAM yang menunjukkan keseimbangan hubungan kedua
organ tersebut untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM dalam jangka panjang.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan
manajemen senior terus meningkatkan kapabilitas di dalam proses pengawasan dan
pengelolaan perusahaan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Semua pihak juga berupaya untuk memperkuat hubungan kerja satu sama lain.
Singkatnya, ANTAM menyadari pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta
kerjasama

diantara

organ-organ

tata

kelola,

manajemen

dan

staf

untuk

mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di ANTAM secara berkelanjutan.


Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk tiga
Komite Penunjang Dewan Komisaris yakni Komite Audit, Komite Good Corporate
Governance, Nominasi dan Remunerasi (GCG-NR) dan Komite Manajemen
Risiko.Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta
tanggung jawab masing-masing Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang
dimiliki. Evaluasi kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui Komite GCG-NR
dengan

metode self

assessment dengan

indikator

sebagaiman

tercantum

dalam Charter Dewan Komisaris.Hasil kinerja dilaporkan di dalam Rapat Umum


Pemegang Saham (RUPS).

40

Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Key


Performance Indicators(KPIs) dan hasilnya dilaporkan di dalam RUPS. Evaluasi
kinerja Komite Penunjang Dewan Komisaris dilakukan menggunakan sistem selfassessment. Evaluasi dilakukan menggunakan beberapa kriteria seperti kehadiran di
rapat Komite. Sebagai tambahan, Komite juga dievaluasi menggunakan aspek
pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite. Di level
manajemen, ANTAM mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk
mengevaluasi kinerja manajemen senior yang didasarkan pada beberapa faktor kunci
seperti manajemen biaya, inovasi dan proses operasional. Kinerja masing-masing
senior manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya berada
dalam sistem Key Performance Indikator. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior
manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat Pimpinan untuk mengevaluasi dan
memberi masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.
5.1.2 CV. MEGA MAKMUR
Direktur

Dir. Keuangan

KTT

Kepala
Produksi

Kepala
Gudang

Komandite
r

Juru Ledak

Admin

Marketing

Logistik

Crusher

Genset

Work Shop

Kendaraan &
Alat Berat

Gambar 17. Struktur Organisasi CV. Mega Makmur


Struktur organisasi di CV. Mega Makmur dikepalai oleh direktur. Komanditer
berperan sebagai investor dan pemegang saham dan tidak berhak ikut campur dalam
manajemen perusahaan. Direktur membawahi Kepala Teknik Tambang (KTT) dan
41

direktur keuangan. KTT membawahi kepala produksi, kepala gudang dan juru ledak.
Sementara direktur keuangan membawahi bagian administrasi, penjualan (marketing)
dan logistik. Kepala produksi bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan operasi produksi seperti crusher, generator/genset, bengkel/workshop,
kendaraan dan alat-alat berat.
5.1.3 PT CLAYINDO CAKRA JAYA
Susunan direksinya direktur utama membawahi direktur teknik. Direktur yang
dalam menjalankan tugas dibantu oleh :
1. Direktur

Teknik,

yang

berwenang

atas

kegiatan

perencanaan

dan pengendalian pelaksanaa produksi keramik dan penelitiandan pengembangan.


2. Direktur komersil, yang berwenang atas kegiatan perencanaan dan pengendalian
bidang keuangan dan pemasaran.
3. Direktur SDM dan umum, yang

berwenang

dan pengendalian bidang logistik serta SDM dan Umum.


Manajemen Organisasi
Pembagian manajemen organisasi antara lain :
1. Dewan komisaris
2. Direktur utama membawahi :

a. Direktur Operasi
b. Direktur keuangan
c. Direktur umum/ SDM
3. Direktur Operasi membawahi :
a.
b.
c.
d.

Plant Manager
Quality control
Penelitian
Produks
4. Direktur Keuangan Akutansi

a.
b.
c.
d.

atas

Pembendaharaan, pajak dan asuransi


Anggaran
Pengembangan dan sistem komputerisasi
Pengadaan
42

kegiatan

perencana

e. Pemasaran
5. Direktur Sumber Daya Manusia
a. Direktur Umum dan SDM
b. Umum dan Personalia
c. perencanaan dan pengembangan personil (P3)

5.2 Tenaga Kerja


5.2.1 PT. ANEKA TAMBANG
ANTAM menerapkan standar penggajiaan yang kompetitif bagi pegawai sesuai
kemampuan keuangan perseroan. Untuk memastikan besaran penggajian yang
kompetitif tersebut, ANTAM berpartisipasi dalam melakukan survei penggajian, yang
dilakukan oleh konsultan yang berkompeten dalam sistem penggajian. Hasil survei
tersebut digunakan oleh ANTAM untuk melakukan standardisasi sistem kompensasi
dan imbal jasa, yang mampu memotivasi pegawai meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya. Di samping itu,standardisasi ini mampu mempertahankan pegawai yang
potensial, seimbang dengan kondisi dan kemampuan keuangan perseroan. Komponen
penggajian pegawai ANTAM terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan
peralihan, tunjangan cuti tahunan, tunjangan hari raya, jasa produksi/bonus, tunjangan
kemahalan, uang listrik & air minum dan tunjangan transpor. Seluruh pegawai tetap
maupun tidak tetap. ANTAM menerima penggajian diatas ketentuan Upah Minimum
Regional ( UMR ) yang berlaku dimasing-masing daerah operasi. Pegawai tidak tetap
dengan status kontrak tidak mendapatkan seluruh komponen imbal jasa tersebut diatas.
Adapun perbedaan komponen imbal jasa antara pegawai tetap dengan tidak
tetap/kontrak adalah sebagai berikut

43

Komponen

Pegawai tetap

Pegawai
Tidak
Tetap

Upah

Terdiri
pokok

dari
+

upah

tunjangan

Honarari
um

tetap
Tunjangan

tidak

(Intensif

tetap
a.

bulanan

variable allowance
Tunjangan

Ya provided

Ya

transpor
b.

provided

Lembur

Ya provided
Untuk

Ya
pegawai

provided

dengan ANTAM grade


9
d.

insentif

unjuk

Ya provided

Tidak not

kerja

provided

pegawai (IUKP)
e.

insentif

Ya provided

manajemen

Untuk

Tidak not
pegawai

provided

dengan ANTAM grade


10
Tidak not
g.

insentif

Ya provided

tunjangan

Ya provided

Tidak not

tunjangan

Ya provided

provided
Tidak not

Ya provided

provided
Tidak not

provided

lokal
h.

SHIFT
i.

risiko kerja
j.
piket
k.

tunjangan

Ya provided
Untuk

khusus

dengan

provided
Tidak not
pegawai

tugas

provided

dan

jabatan tertentu
Insentif tahunan
a.

Insentif

pencapaian target

44

Ya provided

Ya
provided

Jumlah pegawai berdasarkan status


Status kepegawaian

Periode pelaporan
20
201

12

1
Pegawai tetap

27

264

4
2

72

5
4

76

8
8

0
40

422

0
1

01

Pegawai kontrak

21

Pegawai alihdaya

1
Jumlah total

69

694

0
6

93

2
5
2

Jumlah pegawai berdasarkan penempatan


Penenpatan

Periode pelaporan

kerja
2012

Kantor Pusat

2013

pr

pr

2014
p

ia

ia

45

UBP Emas

UBPN Sultra

6
5

6
5

6
5

8
1

2
1

7
1

2
1

6
3

3
2

8
9

UBPN
Malut

UBPP LM

0
1

9
9

UBP Bauksit
Kantor

3
1

perwakilan
Unit Geomin

8
9

Proyek

1
5

1
5

Pengembanga

n
Pasca

Tambang
Jumlah Total

0
2

8
2

2
2

7
2

6
2

Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Fungsi Jabatan


Fungsi Jabatan

Periode pelaporan
2012
2013
pr
w
pr
w
46

2014
pr

ia

ia

ia

an

it

Unit/Business

Unit/Division/

Project
Bureau

8
3

4
3

2
3

8
1

2
1

Department

0
Section
3

Area

6
3

7
3

9
3

2
7

5
7

3
2

11

Lainnya

8
5

Jumlah Total

6
2

1
2

Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Gender


Jenis
Kelami

Periode Pelaporan
2
2
2014

0
47

Peremp

2
2

3
2

uan

Laki-

9
2

7
2

laki

Jumlah

3
2

7
2

Total

203

2345

2548

5.2.2 CV. MEGA MAKMUR


Usaha penambangan

batu CV.Mega Makmur desa peniraman meliputi area

dengan luas lahan 5 Ha dan mempunyai kapasitas produksi tiap tahun 100 kubik.
Saat ini usaha penambangan diusahakan oleh 51 orang. Secara umum pola
pertambangan dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti excavator, crusher
dan dengan bantuan alat transfortasi berupa truck. Penggunaan alat berat karena untuk
mempermudah pengambilan batuan serta mempermudah proses produksi agar lebih
menguntungkan. Izin penambangan lahan di CV. Mega Makmur ini masih sekitar 15
tahun lagi dengan target sekitar 80000 kubik batuan yang didapat. Pengurusan izin
usaha pertambangan ini dapat diperoleh langsung ke Dinas Provinsi sesuai dengan UU
no.4 tahun 2009. Untuk harga dari batuan tersebut ditentukan sesuai dengan ukuran
dari batuan tersebut, seperti:

Untuk ukuran 1x1 diberi harga Rp. 240.000/kubik

Untuk ukuran 1x2 diberi harga Rp. 230.000/kubik

Untuk ukuran 0,5 diberi harga Rp. 220.000/kubik

48

Sementara harga batu yang biasanya digunakan bersamaan dengan aspal diberi
harga Rp. 200.000
5.2.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
Berdasarkan hasil sensus ekonomi 2006 terdapat 8 unit usaha pertambangan dan

penggalian dan 14 unit usaha industri pengolahan. Masing masing sektor usaha
tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 90 orang untuk sektor pertambangan
dan penggalian dan 57 orang untuk sektor industri. Potensi bahan tambang dan galian
dikecamatan Capkala adalah ball clay, kaolin, dan granit. Untuk bahan galian jenis ball
clay dan kaolin sudah ada perusahaan yang mengusahakan sedangkan untuk bahan
galian granit belum ada. Untuk penambangan ball clay di Capkala tepatnya di PT.
Clayindo Cakra Jaya, jumlah pekerjanya mencakup kurang lebih 20 orang. Jumlah itu
sudah termasuk dengan pekerja penambangan dan pengolahannya. Karena proses
penambangan dan pengolahannya tidak terlalu sulit dan memakan banyak alat,
sehingga pekerja yang diperlukan juga tidak perlu banyak.
Potensi Bahan Baku Keramik Kalimantan Barat Kabupaten / Kota Jumlah
Sumberdaya (ton) Bengkayang 8.700.000 Terukur Singkawang 2.400.000 Terukur No
Jenis Bahan Baku 1 Clay / Ball Clay Belum terdatakan - 3 Pasir Kuarsa Sambas
Sambas dan Bengkayang 538.820 ton dan 5.593.983 m3 11.303.250,7 ton, >
66.250.000 m3, dan luas 2.675 Ha .

5.3 Sistem Kerja


5.3.1 PT. ANEKA TAMBANG
Pada dasarnya tujuan ANTAM adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang
berkelanjutan.Strategi ANTAM adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan.
Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin profitabilitas yang
bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi, perusahaan dapat
meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat biaya.ANTAM berusaha untuk
mempertahankan pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang solid,
aliansi strategis, akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar
49

menjual

bahan

mentah

pemrosesan.ANTAM

dan

berusaha

beralih

untuk

lebih

meningkatkan

untuk

mempertahankan

kekuatan

kegiatan
keuangan

perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, ANTAM dapat memastikan


kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa
depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran
dividen.
Untuk mengidentifikasi target pencapaian masing-masing pegawai dalam
berkinerja yang sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya, ANTAM telah
mengembangkan sistem manajemen unjuk kerja (SMUK). SMUK merupakan sistem
perencanaan, monitoring, dan penilaian kinerja serta perilaku pegawai selama satu
tahun periode kerja. Penilaian kinerja pegawai dilakukan secara transpaaran dan
akuntabel dengan menggunakan media elektronik dan non-elektronik. Hasil penilaian
kinerja kemudian digunakan sebagai salah satu dasar pelaksanaan program
pengembangan kompetensi pegawai, menentukan penggajian dan pengembangan karir
atau promosi pegawai. Sistem manajemen kinerja ANTAM menerapkan perlakuan
yang setara bagi seluruh karyawan laki-laki ataupun perempuan, baik dalam hal
penggajian maupun pengembangan karir. Untuk tahun 2014 ANTAM telah melakukan
penilaian kinerja dan kompetensi terhadap 2.548 pegawai, diikuti proses promosi dan
rotasi terhadap sejumlah pegawai atas prestasi kerja yang ditunjukan, yakni 106
pegawai mengalami promosi dan 518 pegawai dirotasi.
ANTAM terus berupaya membangun dan mengembangkan knowledge
management secara intensif serta terorganisir. Salah satu program yang dilakukan
adalah Konvensi Mutu ANTAM (KMA) sebagai salah satu wujud pengembangan
culture dan behavior merupakan ajang konvensi mutu dilingkungan ANTAM untuk
meningkatkan mutu, produktivitas,dan mengembangkan Total Quality Management
(TQM) di perseroan. KMA 2014 merupakan ajang ke-13 yang diselenggarakan oleh
ANTAM dan diikuti oleh Tim Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Tim Sistem Saran
(SS) yang berasal dari kantor pusat dan seluruh unit/unit bisnis di lingkungan
ANTAM. Pemenang pertama kategori GKM pada ajang KMA berhak mengikuti
kegiatan perlombaan bertaraf nasional, yaitu Indonesian Quality Convention (IQC)
50

dan pemenang pertama kategori SS berhak mengikuti Temu Karya Mutu &
Produktivitas Nasional (TKMPN), dimana pemenang di tingkat nasional akan dikirim
ke ajang internasional. Pada tahun 2014 Tim GKM ANTAM berhasil meraih predikat
kategori Gold dan Tim SS ANTAM berhasil meraih predikt kategori platinum.
5.3.2 CV. MEGA MAKMUR
Penambangan dimulai pagi hari dengan mengangkut material-material batuan
yang ada di gunung dan telah di blasting sebelum nya dengan bantuan menggunakan
alat penggaruk berupa excavator dan alat transportasi berupa truck. Setelah truck terisi
material, kemudian truck mengangkut batuan ke tahap selanjut nya yaitu tahap
penghancuran yaitu batuan kemudian di crusher. Ada 3 macam mesin crusher yaitu :

Crusher primer
Crusher ini menghasilkan batuan berukuran 50x50. Proses penghancuran nya
sekitar 10-15 menit.

Crusher sekunder
Kemudian setelah melalui tahyan crusher primer, batuan tersebut di hancurkan lagi
dan diperoleh batuan berukuran 1x1, 1x2, 2x5.

Lone crusher ( crusher tertier)


Setelah itu masuk ke tahap ketiga yaitu crusher. Pada tahap ini batuan tersebut
berubah menjadi berukuran halus seperti debu.
Seperti yang sudah di jelaskan diawal proses penambangan ini menggunakan cara
blasting atau peledakan agar mempermudah penghancuran material. Proses blasting
ini menggunakan alat-alat serta bahan seperti mesin bor (CRD) dan dinamit serta
detonator dan bahan kimia seperti panfo ( amonium). Syarat peledakan itu adalah
sebagai berikut :

51

Pelaksanaan teknisnya yang harus lebih berhati-hati saat melakukan pengeboman

Produksinya lebih banyak dan dapat meningkat atau dengan kata lain tidak
merugikan perusaahan tersebut

Keselamatan lingkungan sekitarnya. Karena dengan proses blasting maka


diusahakan agar masyarakat sekitar tidak terganggu dan tidak terkena dampak yang
dapat merugikan.
5.3.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
Proses penambangan tergolong sangat sederhana dan tidak perlu menggunakan

banyak alat berat untuk produksi serta pengolahannya. Alat yang digunakan hanya
terdiri sari 1 buah excavator dan 1 buah dumptruck. Proses penambangan nya pun
tidak terlalu sulit, seperti menggaruk bagian penutup tanah setelah itu ball clay
diperoleh pada kedalaman 3-4 meter. Metode penambangan nya menggunakan ukuran
5 x 50 meter dengan tiap kedalaman 1 meter diambil sample oleh pihak laboratorium
untuk mengetahui kualitas dari ball clay tersebut. Produksi yang dihasilkan perbulan
sekitar 1000 ton atau untuk satu tahunnya sekitar 12000 ton. Tapi hasil ini
menyesuaikan lagi dengan permintaan dari pembeli sehingga tidak bisa di jadikan
tolak ukur tetap dari produksi ball clay tersebut. Oleh karena proses penambangan dan
pengolahannya tergolong sederhana dan memakai alat berat yang tidak terlalu banyak,
maka tenaga kerja yang diperlukan juga tidak perlu ramai.
Aspek organisasi dan managemen
Dalam proses pengembangan usaha, peran manajemen sangatlah penting.
Perubahan/transpormasi akan dapat berjalan dengan baik apabila dimulai dari pihak
manajemen. Permasalahan organisasi dan manajemen diidentifikasi sebagai berikut:
-

Status kepemilikan usaha merupakan usaha milik keluarga, sehingga manajemen yang

diterapkan adalah manajemen berdasarkan kekeluargaan,


Pimpinan dipilih bukan berdasarkan propesionalisme tetapi cenderung didasarkan
pada hak waris,
52

Penerapan manajemen modern belum / masih sangat terbatas


Konsep perencanaan produksi belum disusun dengan baik
Administrasi yang belum teratur
Pencatatan aktifitas usaha ( produksi, penjualan, bahan baku) belum dilakukan dengan
baik dan teratur

BAB 6
LINGKUNGAN, KESELAMATAN, DAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
6.1 Lingkungan
6.1.1 PT. ANEKA TAMBANG
Kegiatan pertambangan

merupakan

suatu

kegiatan

yang

pasti

akan

mengakibatkan kerusakan lingkungan yang mana dampak dari kerusakan tersebut akan
menggangu ekositem disekitar lokasi penambangan. Berdasarkan kesadaran akan hal
tersebut, PT. ANTAM melakukan kebijakan-kebijkan sebagai berikut:
1.

Mengembangkan dan menerapkan suatu sistem manajemen lingkungan yang


mengacu kepada peraturan perundangan dan standar yang berlaku.

53

2. Mengupayakan penggunaan sistem, metode, peralatan, bahan yang memiliki


dampak negatif minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan pertambangan.
3. Menggunakan sumber daya alam secara optimal dalam rangka konservasi dan
minimasi limbah.
4. Memiliki, melaksanakan dan memenuhi ketentuan dokumen lingkungan dalam
setiap kegiatan operasional.
5. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan.
6. Meminimasi lahan terganggu dan merehabilitasi sesuai dengan peruntukannya
termasuk menjaga dan memelihara flora dan fauna di dalamnya.
7. Memiliki prosedur tanggap darurat bagi kegiatan yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan lingkungan.
8. Memiliki rencana penutupan tambang (mine closure) pada setiap kegiatan
pertambangan tahap operasi/produksi.
9. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.
Setiap langkah operasional di lapangan senantiasa dilaksanakan dengan
memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku seperti Undang-Undang No. 32
Tahun 2009 Perihal Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturanperatutran lainnya yang berlaku. Di samping itu, ANTAM juga menjalankan best
practices sesuai dengan praktik-praktik pertambangan yang terbaik (good mining
practices) mulai dari tahap perencanaan, eksplorasi, operasi penambangan, rehabilitasi
kawasan tambang, hingga pascatambang.
Hingga tahun 2014 ada 6 kegiatan pascatambang ANTAM, yaitu: Pascatambang
pasir besi di Cilacap, Jawa Tengah; Pascatambang bauksit di Kijang, Kepulauan Riau;
Pascatambang nikel di Pulau Gebe, Maluku Utara; Pascatambang pasir besi di
54

Kutoarjo, Jawa Tengah; Pascatambang emas di Cikotok, Banten; Pascatambang batu


kapur di Wawo, Sulawesi Tenggara.
Selama tahun 2014, ANTAM melengkapi kebijakan manajemen tentang
pengelolaan lingkungan dan penutupan tambang. Capaian kinerja atas kepedulian
lingkungan diantaranya tercapainya pemenuhan terhadap ketentuan baku mutu limbah
pada semua unit operasi/ pascatambang, telah dilengkapi perizinan bidang lingkungan
terkait dengan limbah proses pada unit operasi/ pascatambang, PROPER HIJAU untuk
UBP Emas, PROPER BIRU untuk UBPN Sulawesi Tenggara, UBPN Maluku Utara
dan UBPP Logam Mulia.
Pada tahun 2014, ANTAM meraih penghargaan pada Indonesia Green Company
& SRI KEHATI Awards. Sejak tahun 2009, Yayasan KEHATI bekerjasama dengan PT
Bursa Efek Indonesia untuk menentukan emiten yang terdaftar dalam SRI KEHATI.
ANTAM secara berkelanjutan terus masuk dalam SRI KEHATI sejak awal
dikeluarkannya Indeks tersebut.
ANTAM berkomitmen memastikan kualitas limbah cair yang dihasilkan dari
proses produksi sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Dari hasil
pengukuran yang dilakukan pada sejumlah parameter, kualitas limbah cair yang
dihasilkan selalu berada di bawah ambang batas baku mutu lingkungan.

6.1.2 CV. MEGA MAKMUR


Secara umum, penurunan kualitas lingkungan baik dari kualitas udara dan kualitas
air sungai/parit relatif kecil. Kualitas udara dan tingkat kebisingan masih dapat
diterima dengan baik. Kualitas air permukaan juga tidak buruk. Penurunan kualitas
yang ada tidak sepenuhnya berasal dari kegiatan penambangan dan pengolahan yang
dilakukan perusahaan mengingat adanya aktivitas masyarakat setempat di sekitarnya.

55

Pada sekitar wilayah penambangan, masih banyak ditemui kondisi hutan hijau dan
sawah-sawah milik masyarakat setempat.
6.1.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
Kualitas udara dan kualitas air permukaan relatif baik dan tingkat aktivitas tidak
terlalu tinggi sehingga kebisingan hanya berasal dari mesin excavator yang bekerja.
Konservasi lingkungan berupa kegiatan pasca tambang diwujudkan melalui penanaman
beragam jenis pohon dan perkembangbiakan ikan bawal di kolam pasca tambang. Area
penambangan berbatasan kurang lebih 50 meter dari jalan raya.

6.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


6.2.1 PT. ANEKA TAMBANG
Dalam kegiatan pertambangan, keselamatan merupakan hal yang sangat penting
bahkan sangat diutamakan . Prinsip-prinsip Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasi dilingkungan eksplorasi
dan

pertambangan

mineral (logam

dan

non

logam) dan

batubara,

serta

bertanggungjawab dalam memenuhi kepatuhan perundang-undangan yang berlaku


bagi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dalam kegiatannya, PT Antam Tayan,
Kalimantan Barat berupaya keras dalam menciptakan lingkungan kerja, cara yang
efektif serta aman dan sehat bagi karyawan, kontraktor dan tamu perusahaan.
Dalam menjalankan prinsip-prinsip K3, PT Antam Tayan, Kalimantan Barat
berperan pro-aktif pada sasaran produktivitasnya dengan komitmen :
1. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta persyaratan lainnya dari pelanggan dan Pemerintah
sepanjang terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta terus mengupayakan
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
3. Memastikan bahwa seluruh perangkat organisasi PT Antam Tayan, Kalimantan
Barat dari berbagai tingkatan, seluruh karyawan dan kontraktor yang terlibat harus
bertanggungjawab pada tugas pekerjaannya serta mengedepankan keselamatan
dan kesehatan dirinya, orang lain dan mampu menciptakan suasana lingkungan
yang bersih dan rapih, sekaligus mengamankan fasilitas (property) perusahaan
56

4. Memastikan bahwa pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi


mutlak terus disosialisasikan kepada seluruh karyawan, kontraktor dan tamu
perusahaan melalui komunikasi secara jelas dan berulang (penyegaran) serta
pelatihan-pelatihan dalam peningkatan kesadaran Keselatan dan Kesehatan Kerja.
Kebijakan manajemen terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja akan
terus dievaluasi secara berkala untuk perbaikan berkesinambungan dan disampaikan
kepada stakeholders, dapat diterapkan secara konsisten oleh seluruh karyawan dan
pihak ketiga yang terlibat. Kebijakan diatas ditetapkan oleh Tatan A. Taufik selaku
Direktur Utama.
Safety Induction, merupakan wujud nyata dari pelaksanaan Undang-Undang No.
1 Tahun 1970 Tentang keselamtan kerja. Dan kepada mereka yang telah diberi Safety
Induction diharuskan menandatangani surat pernyataan bahwa benar yang
bersangkutan telah diberi Safety Induction, sebagai salah satu bentuk Responsbility
dan Accuntability Pelaksana Pengawas Keselamatan Kerja PT. Antam. Ketika
menjalani Safety Induction, yang bersangkutan akan dijelaskan mengenai apa-apa saja
peraturan yang wajib untuk diikuti ketika akan mengunjungi kawasan pertambangan
dan akan dijelaskan perlengkapan APD yang harus digunakan seperti :
1.
2.
3.
4.

Safety Helmet
Safety Shoes
Dust Mask
Safety Vest
Usai mengikuti Safety Induction barulah yang bersangkutan diberi ID.
Card/visitor oleh Kepala Keamanan PT. Antam. Dan ketika prosedur tersebut diatas
tidak dilaksanakan, maka sudah dapat dipastikan seseorang tidak dapat memasuki
wilayah Kuasa Pertambangan PT. Antam Tbk. TAYAN, KALIMANTAN BARAT
terlebih pada area Pabrik FeNi, karena siapapun yang akan memasuki Area Pabrik
khususnya harus memiliki Tanda pengenal yang akan diperiksa oleh petugas security.
Dan melengkapi dirinya dengan Alat Pelindung Diri.
Kepada Mitra Kerja PT. Antam Tbk. TAYAN, KALIMANTAN BARAT yang
telah bekerja pada wilayah Kuasa Pertambangan PT. Antam diharuskan ikut
membangun kerja sama yang baik dalam hal pelaksanaan pengawasan dan
57

pengamatan Keselamatan Kerja kepada tenaga kerjanya, Oleh karena itu setiap Mitra
Kerja harus menunjuk salah seorang Pengawas Keselamatan Kerja (Kepala Jasa
Pertambangan) dan salah seorang Safety officer, Pengawas Operasional, dan Pengawas
Tehnis, yang diusulkan ke Kepala Tehnik Tambang PT. Antam untuk kemudian
mendapat pengesahan dari Kepala Tehnik Tambang. Dan orang yang ditunjuk tersebut
mempunyai kompetensi di bidang Keselamatan Kerja. Pengangkatan Pengawas
Keselamatan Kerja tersebut, merupakan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 1973 Tentang Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja Di Bidang
Pertambangan.
Kepala Jasa Pertambangan ( Mitra Kerja ) yang telah mendapat pengesahan
dari Kepala Tehnik Tambang PT. Antam Tbk. TAYAN, KALIMANTAN BARAT,
selanjutnya membuat Program Kerja sendiri terkait dengan Keselamatan, kesehatan
Kerja untuk tenaga kerjanya, yang telah bekerja di wilayah Kuasa Pertambangan PT.
Antam, sehingga tenaga kerja tersebut merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan
pekerjaannya. Karena begitu beratnya tugas seorang Kepala Jasa Pertambangan maka
untuk merealisasikan dan mengawasi jalannya program kerja tersebut, maka kepala
Jasa Pertambangan dibantu oleh seorang Safety officer, Pengawas Operasional, dan
Pengawas Tehnis.
Tugas seorang Kepala Jasa Pertambangan, tidak hanya sebatas pada bagaimana
program kerja yang telah dicanangkan tersebut direalisasikan, tapi lebih dari itu
seorang Kepala Jasa Pertambangan

harus proaktif dalam melaksanakan program

kerja yang telah dicanangkan oleh PT. Antam Tbk. TAYAN, KALIMANTAN BARAT
untuk Mitra Kerjanya, berkenaan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
diantaranya adalah Joint Safety Patrol. Pada program tersebut para Kepala Jasa
Pertambangan dari Mitra Kerja membentuk satu tim dan didampingi oleh pihak dari
PT. Antam, untuk kemudian bersama-sama melakukan Patrol atau peninjauan ke lokasi
kerja, kantor, dan workshop ke salah satu Mitra Kerja yang telah ditentukan. Hal ini
bertujuan untuk melakukan tindakan koreksi dan perbaikan dari hasil temuan berupa
kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Program ini diharapkan dapat
menciptakan Kompetisi positif dari sesama Mitra Kerja untuk senantisa menciptakan
58

lingkungan kerja yang aman dan nyaman, sehingga dapat meminimalisir bahkan
menghilangkan potensi kecelakaan kerja.
Dari hasil temuan safety patrol, selanjutnya dibahas pada Safety Meeting
Kepala Jasa Pertambangan yang dipimpin langsung oleh Kepala Tehnik Tambang atau
Wakil Kepala Tehnik Tambang PT. Antam Tbk. TAYAN, KALIMANTAN BARAT,
untuk selanjutnya dilakukan evaluasi sampai sejauh mana tindakan perbaikan yang
dilakukan oleh Mitra kerja yang telah dikunjungi. Hasil evaluasi temuan yang dibahas
pada safety meeting, ditindak lanjuti oleh pengawas safety PT. Antam dengan
melakukan kunjungan kembali ke lokasi kerja, kantor dan workshop mitra kerja yang
telah di patrol, untuk melakukan pengecekan kembali guna mengetahui sudah sejauh
mana tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Tugas dan tanggungjawab pengawas K3, telah diatur dalam Kepmen No.555.K
diantaranya adalah mengumpulkan data kecelakaan dan menganalisis data kecelakaan,
memberikan rekomendasi untuk mencegah tidak terulangnya kejadian yang sama.
Berkenaan dengan hal ini, maka PT.Antam Tbk.TAYAN, KALIMANTAN BARAT ,
mengharuskan kepada seluruh Mitra Kerjanya untuk senantiasa melaporkan
kecelakaan kerja yang terjadi, sekecil apapun bentuk kecelakaan itu haruskan
dilaporkan, tidak harus membiarkan atau menyembunyikan kecelakaan tersebut
Bahkan kondisi Nyaris celakapun harus dilaporkan. Sehinga pihak PT.Antam segera
melakukan tindakan perbaikan, untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
berat atau fatal (meninggal dunia). Dalam Kepmen No.555.K. Ada tiga kategori
Kecelakaan yaitu :
1. Ringan adalah apabila karena kecelakaan mengakibatkan seseorang cidera yang
menyebabkan dia tidak bisa melakukan tugasnya semula lebih dari satu hari sampai
tiga minggu.
2. Berat adalah apabila karena kecelakaan seseorang cidera yang mengakibatkannya
tidak dapat bekerja labih dari tiga minggu atau cacat.
3. Fatal (meninggal dunia) adalah apabila seseorang meninggal dunia dalam 24 jam
karena kecelakaan. Tapi apabila dia meninggal setelah lebih dari 24 jam sejak
kecelakaan terjadi, maka kategorinya adalah Berat
59

Melaporkan kecelakaan sekecil apapun harus dilakukan, jika membiarkan


kecelakaan tersebut akan berpotensi menimbulkan kecelakaan yang berat bahkan fatal.
Karena 300 cidera ringan setara dengan satu kecelakaan meninggal dunia.
6.2.2 CV. MEGA MAKMUR
Seperti perusahaan tambang lainnya, CV. Mega Makmur juga
berupaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan pegawai maupun pengunjung.
Upaya-upaya tersebut antara lain, melakukan Safety Induction sebelum melakukan
kunjungan untuk melihat-lihat bagaimana proses dan metode pertambangan yang
dilakukan oleh CV. Mega Makmur. Dikarenakan CV. Mega Makmur melakukan
peledakan pada proses pertambangan, maka pada saat Safety Induction dijelaskan
mengenai rambu-rambu yang harus dipatuhi sebelum berkunjung. CV. Mega Makmur
memiliki 3 Gudang Handak ( Bahan peledak ) yang mana keamanannya sudah terjamin,
baik secara pengontrolan suhu maupun keamanan lainnya. Tiap Gudang Handak diawas
oleh 3 Petugas yang bertanggung jawab mengenai keamanan gudang Handak tersebut. 3
Petugas tersebut yaitu:
1 Orang petugas juru ledak
1 Orang dari pihak kepolisian
1 Orang Security
Dikarenakan jumlah peserta yang banyak dan fasilitas yang kurang memadai,
pihak CV. Mega Makmur tidak bisa membagikan perlengkapan pelindung diri seperti
Safety Shoes, Safety Vest, masker debu.
6.2.3 PT. CLAYINDO CAKRA JAYA
Sama halnya dengan perusahaan tambang lainnya, PT. Clayindo Cakra Jaya juga
berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan kerja baik pegawai, mitra kerja bahan
pengunjung. Lokasi PT. Clayindo Cakra Jaya merupakan lokasi yang hampir
keseluruhannya merupakan tanah lempung, jadi ketika hujan menjadi sangat lenget
dan licin. Oleh karena itu PT. Cakra Clayindo melakukan safety induction kepada
para pengunjung sebelum menuju kelapanganmerupakan wujud nyata dari
pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang keselamtan kerja. Setelah itu
pegawai PT.Clayindo membagikan APD seperti:
60

1.
2.
3.
4.

Safety Helmet
Dust Mask
Safety Vest
Safety Shoes
Tugas dan tanggungjawab pengawas K3, telah diatur dalam Kepmen No.555.K
diantaranya adalah mengumpulkan data kecelakaan dan menganalisis data kecelakaan,
memberikan rekomendasi untuk mencegah tidak terulangnya kejadian yang sama.
Pihak perusahaan juga memasang rambu-rambu petunjuk, papan penjelasan dan
peringatan agar pengunjug dan pegawai berhati-hati.

Gambar 18. Rambu di sekitar lokasi tambang Ball Clay

BAB 7
KESIMPULAN
1. PT. Aneka Tambang, merupakan perusahaan yang bergerak di aktivitas
pertambangan. Untuk di Provinsi Kalimantan Barat, PT. ANTAM
terkonsentrasi dalam penambangan bauksit yang berada di daerah
Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. PT. ANTAM daerah tayan
telah beroperasi sekitar kurang lebih 4 atau 5 tahun hingga saat ini.
2. CV. Mega Makmur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, khususnya tambang batu granit dan penjualannya. Lokasi
61

tambang

CV. Mega Makmur berada di daerah Desa Peniraman,

Kabupaten Pontianak. Produksi batu yang telah dihasilkan oleh CV.


Mega Makmur kurang lebih sekitar 15.000 ton batu granit.
3. PT. Clayindo Cakra Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, khususnya tambang Ball Clay. Lokasi tambang Ball Clay
PT. Clayindo Cakra Jaya berada di daerah Kecamatan Capkala,
Kabupaten Bengkayang. Ball Clay dari hasil penambangan akan diolah
sesuai pesanan pelanggan.
4. Ketiga perusahaan di atas, menerapkan keselamatan dan kesehatan bagi
para pekerja. Bagi siapapun yang masuk ke lokasi pertambangan harus
menggunakan peralatan safety untuk keselamatan semua orang di lokasi
tersebut.

LAMPIRAN

62

63

64

Anda mungkin juga menyukai