PEMBAHASAN
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan
akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu, sistem
penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta
mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada
daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
Penyaliran air tambang dapat berupa pencegahan atau pengendalian air masuk ke lokasi
penambangan. Secara umum, perusahaan cenderung menggunakan salah satu cara saja dengan
pertimbangan biaya tanpa mengurangi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) didalam
penambangan Batubara. Hal penting yang perlu diperhatikan didalam sistem penyaliran tambang
adalah bagaimana cara memprediksikan kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu dimana aliran air
tanah dan limpasan sangat membahayakan front penambangan. Ketika pengambilan keputusan
untuk memilih salah satu cara penyaliran saja tanpa memperhitungkan kondisi cuaca ekstrim,
maka bila terjadi banjir di dalam front penambangan semua akan sia-sia dan biaya pun akan
membengkak. Hal ini menyebabkan, kondisi cuaca pada tambang terbuka sangat berperan besar
efeknya terhadap aktivitas penambangan dan apabila hal ini sudah diperhitungkan sebelumnya,
maka front penambangan akan terhindar dari kondisi yang membahayakan karyawan dan
peralatan mekanis yang di pergunakan.
Meminimalkan air yang masuk ke dalam front penambangan serta mengeluarkan air dari
area front penambangan (proses pemompaan). Untuk dapat melakukan pengendalian air tambang
dengan baik perlu diketahui sumber dan perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari
perencanaan penyaliran tambang adalah aspek hidrologi dan hidrogeologi, meliputi pengetahuan
daur hidrologi, curah hujan, infiltrasi, air limpasan dan air tanah serta teknik penyaliran tambang.
Secara umum terdapat dua metode dalam Sistem Penyaliran Tambang, antara lain :
2. Membuat paritan
Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka open cast atau kuari.
Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam
penampungan, langsung ke sungai atau diarahkan ke selokan (riool). Jumlah parit ini
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit harus
dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang terbuat
dari beton atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume maksimum pada
saat musim penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk
standar melintang dari parit umumnya trapesium.
Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang
mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat dari tempat kerja
menembus ke shaft yang di buat disisi bukit untuk pembuangan air yang masuk ke
dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh
biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.