Anda di halaman 1dari 83

ANALISIS PERHITUNGAN KUANTITAS BATUBARA DENGAN

METODE DRAUGHT SURVEY DIBANDINGKAN DENGAN METODE


PENGUKURAN SITUASI DETAIL DI PT. PUTRA MUBA COAL,
KECAMATAN SUNGAI LILIN, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN

TUGAS AKHIR

Dibuat untuk Memenuhi Syarat


Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknik ( A.Md.T. )
pada Program Studi Teknik Pertambangan Batubara

Disusun Oleh :

Icuk Hariyadi NPM 1504013

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN BATUBARA


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2018
ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN KUANTITAS BATUBARA METODE
DRAUGHT SURVEY DIBANDINGKAN DENGAN METODE
PENGUKURAN SITUASI DETAIL DI PT. PUTRA MUBA COAL,
KECAMATAN SUNGAI LILIN, KABUPATEN MUSI BANYUASIN,
PROVINSI SUMATERA SELATAN
(Icuk Hariyadi, 1504013, 2018, 67 Halaman )

PT Putra Muba Coal adalah perusahaan tambang swasta bergerak sebagai


owner. Di perusahaan ini sering terjadi selisih antara metode draught survey dengan
pengukuran situasi detail seperti pada bulan Desember 2017 terjadi selisih sebanyak
3.465,73 MT, pada bulan Januari selisihnya sebanyak 178,86 MT dan pada bulan
Februari selisihnya sebanyak 846,21 MT oleh sebab itu perlu dilakukan analisis
perhitungan dengan kedua metode tersebut. Perhitungan kuantitas batubara
menggunakan metode draught Survey pada bulan Maret dengan jumlah pengiriman
sebanyak 21 tongkang sebesar 142.027,246 MT, dengan sisa stock batubara
sebanyak 164.385,75MT di bulan Februari serta pencapaian produksi pada bulan
Maret sebesar 164.283,69 MT maka sisa batubara di stockpile adalah sebesar
186.642,194 MT. Sedangkan untuk hasil perhitungan pengukuran situasi detail
dengan bantuan perangkat lunak dan ditambah aktivitas setelah pengukuran situasi
detail sebanyak 184.900,04 MT. Maka dari kedua metode terdapat selisih 1.742,154
MT dengan persentase sebesar 0,53%. Faktor Penyebab terjadinya selisih antara
lain adanya alat berat excavator CAT 320 D dan whell loader CAT 960 f,
penggunaan batubara sebagai pengunci ramp door, ketelitan pembacaan draft
kapal, adanya kegiatan penyamplingan batubara, bak truk yang tidak dikunci, dan
peletakan prisma pada backsight yang tidak efektif.

Kata Kunci : Draught survey, pengukuraan situasi detail, stockpile

vi
ABSTRACT

COAL QUANTITY CALCULATION ANALYSIS OF DRAUGHT SURVEY


METHODS COMPARED WITH METHOD OF MEASUREMENT OF
DETAIL SITUATION IN PT. PUTRA MUBA COAL, RIVER DISTRICT
CANDLES, DISTRICT MUSI BANYUASIN, SOUTH SUMATRA PROVINCE

(Icuk Hariyadi, 1504013, 2018, 67 Page)

PT Putra Muba Coal is a private mining company engaged as owner. In this


company often occurs the difference between the draft survey method with the
measurement of the detail situation. As in December 2017 there was a difference
of 3,465.73 MT, in January the difference of 178.86 MT and in February the
difference of 846.21 MT therefore calculation needs to be done with both methods.
The calculation of coal quantity using the draft Survey method in March with 21
shipping amounts of 142,027,246 MT, with the remaining coal stock
164,385,75MT in February and the production achievement in March amounted to
164,283.69 MT, the remaining coal in stockpile is amounting to 186,642,194 MT.
As for the calculation of detailed situation measurement with the help of software
and added activity after the measurement of the detail situation as much as
184,900.04 MT. So from the two methods there is a difference of 1742.154 MT
with a percentage of 0.53%. Factors Cause of the occurrence of differences include
the use of CAT 320 D excavator and CAT 960 f whell loader, the use of coal as a
ramp door lock, draft ship readiness, presence of coal sanding, unlocked lorry, and
prism laying on backsight that is not effective.

Keywords: Draft Survey, measurement of detail situation, stockpile

vii
Motto dan Persembahan
Motto :
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Al-baqarah 1:286)
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Al –Insyirah 94: 5-6 )
Aku tidak peduli atas keadaan susah atau senangku, karena aku tidak tahu
manakah manakah diantara kedua itu yang lebih baik bagiku
(Ali bin Abi Thalib )
Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang – orang tidak menyadari betapa
dekatnya kesuksesan ketika menyerah
(Thomas Alfa Edison)
Adalah kebodohan jika kita melakukan hal yang sama berulang kali dan
menunggu hasil yang berbeda
(Albert Eistein)
Semua orang bisa untuk melakukan semua hal, jika semua orang mau untuk
menjadi bisa.
(Krisna Vijay)

KU PERSEMBAHKAN KEPADA :
 Allah S.W.T
 Nabi Muhammad SAW
 Keluarga Besarku Bapak & Ibu (M.dugel & Suparti, Adik - Adikku Tersayang,
Paman, Bibik , Sepupuku Tercinta
 Seluruh Dosen dan Seluruh Staff Politeknik Akamigas Palembang
 Pembimbingku Bapak Edwin Harsiga
 Ibu Lina Rianti, Bapak K. Moh Ade Isnaeni, Bapak Sepriadi, Bapak Jihan
Farhan Lubis, serta seluruh Dosen & Staff Prodi TPB
 Pimpinan perusahaan PT Putra Muba Coal job Site Sungai Lilin, Sumatera
Selatan

viii
 Seluruh Staff pegawai PT Putra Muba Coal beserta Jajaranya
 Almamaterku Politeknik Akamigas Palembang & Keluaraga besar
MATARATU
 Teman prodi TPB seperjuangan Angkatan ke – 10
 Almamaterku SMA Negeri 1 Sungai Lilin
 Amamaterku SMP Negeri 3 Sungai Lilin
 Alamamaterku SD Negeri 2 Mulyorejo
 Pihak yang membantu Tugas Akhir ini

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis
Perhitungan Kuantitas Batubara Metode Draught Survey Dibandingkan Dengan
Metode Pengukuran Situasi Detail PT. Putra Muba Coal,Kecamatan Sungai Lilin,
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan “ yang disusun guna
memenuhi syarat menyelesaikan program Diploma III Pada Program Studi Teknik
Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
Didalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya masih
jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan rasa terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Amiliza Miarti,S.T.,M.Si., selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang.
2. Ibu Lina Rianti, S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
3. Bapak Edwin Harsiga,S.T.,M.T., selaku pembimbing akademik dan sekaligus
selaku pembimbing I yang ikut membimbing dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ibu Maryana, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang ikut membimbing dan
membantu menulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Bapak Deni Roswandi, selaku kepala teknik tambang PT Putra Muba Coal.
6. Departement Engineering dan Departement site port and Transhipment, PT
Putra Muba Coal berserta Jajaranya.
7. Bapak Verry Arbianto, selaku pembimbing lapangan di PT Putra Muba Coal.
8. Bapak Titus Doni S, selaku pembimbing lapangan di PT Putra Muba Coal.
9. Bapak Sukur , selaku pembimbing lapangan PT Putra Muba Coal.
10. Bapak Ahmad saymudin, selaku pembimbing lapangan PT Putra Muba Coal
seluruh karyawan dan staff PT Putra Muba Coal.

x
11. Seluruh Karyawan dan Staff pada Program Studi Teknik Pertambangan
Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
12. Keluarga besarku yang selalu menjadi motivasi dalam hidupku.
13. Rekan - rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Batubara
Politeknik Akamigas Palembang angkatan ke 10.
14. Semua Pihak yang turut membantu menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata semoga amal baik yang diberikan imbalan yang sesuai dari
ALLAH SWT. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi rekan-rekan sekalian serta bagi Program Studi Teknik
Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang.

Palembang, Juli 2018


Penulis,

Icuk Hariyadi

xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
BUKTI TELAH MEMPERBAIKI TUGAS AKHIR HASIL UJIAN ......... iii
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................ iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ............................................................................... 4
2.1. Draft Survey ................................................................................ 4
2.2. Alat Draft Survey......................................................................... 4
2.3. Draft Correction ......................................................................... 7
2.4. Prosedur Pengukuran Draft Survey .......................................... 15
2.4.1. Draft Reading................................................................... 16
2.4.2. Measuring ........................................................................ 18
2.4.3. Data Chek and Calculation ............................................. 18
2.5. Tanda Titik-Titik di Lapangan dan Kegunaannya .................... 23
2.5.1. Titik Tetap (Bench Mark) ................................................ 23
2.5.2. Titik Sementara ............................................................... 24

xii
2.6. Pengukuran Poligon .................................................................. 26
2.7. Alat Survey Pemetaan ................................................................ 28
2.8. Prosedur Pengukuran Situasi Detail .......................................... 36
2.9. kegiatan Joint Survey................................................................. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 46
3.1. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian .................................. 46
3.2. Prosedur Penelitian ................................................................... 46
3.4. Kerangka Penelitian .................................................................. 47
3.5.Bagan Alur Penelitian ................................................................ 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 49
4.1. Draught Survey.......................................................................... 49
4.1.1 Pengukuran dan Perekaman Data Inisial ......................... 49
4.1.2. Pengukuran dan Perekaman Data Final Tongkang ......... 51
4.1.3. Perhitungan Hasil Pengukuran Initial dan Final Tongkang
untuk Mengetahui Cargo Tongkang dengan Metode
Draught Survey ................................................................ 52
4.2. Pengukuran dan Perekaman Data Menggunakan Total Station
Sokkia 103 Cx Series ................................................................ 53
4.2.1. Pengolahan Data Hasil Pengukuran Situasi Detail
Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak (Software) ...... 54
4.2.2. Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal .......................... 55
4.2.3. Hasil Perhitungan Pengukuran Situasi Detail ................. 56
4.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Draught Survey dengan Hasil
Pengukuran Situasi Detail ......................................................... 57
4.3.1. Analisis Hasil Perhitungan Draught Survey dengan
Hasil Pengukuran Situasi Detail ...................................... 58
4.4. Faktor Penyebab Terjadinya Selisih antara Draught Survey
dengan Pengukuran Situasi Detail ............................................. 59
4.4.1. Faktor Penyebab dari Metode Draught Survey ............... 60
4.4.2. Faktor Penyebab dari Metode Pengukuran Situasi
Detail ................................................................................ 61

xiii
4.4.3. Analisis Faktor Penyebab Selisih Metode Draught
Survey dengan Metode Pengukuran Situasi Detail untuk
Menghitung Sisa Batubara ............................................... 63
4.5. Produksi dan Penjualan Batubara PT Putra Muba Coal Tiap
Bulan........................................................................................ 64
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 66
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 66
5.2 Saran .......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Aturan Pembacaan Draft ................................................................. 10
Tabel 2.2 Contoh Hidrostatic Tabel ................................................................ 21
Tabel 2.3 Tombol Total Station dan Fungsinya ............................................... 34
Tabel 4.1 Draft Initial Tongkang .................................................................... 49
Tabel 4.2 Draft Final Tongkang ..................................................................... 51
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Draught Survey pada Bulan Maret .................... 53
Table 4.4. Hasil Pengukuran Menggunakan Total Station Sokkia set 2x ........ 54
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Cut and Fill pada Bulan Maret ......................... 58
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Draught Survey dan Metode Cut and Fill ......... 59
Tabel 4.7 Analisis Perbandingan Hasil Perhitungan Cut and Fill dan
Metode Draught Survey .................................................................. 59
Tabel 4.8 Data Hasil Recounsil Stockopname PT Putra Muba Coal pada Bulan
Desember sampai Maret.................................................................. 64

xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sounding Tape............................................................................ 5
Gambar 2.2 Dipping Tape.............................................................................. 5
Gambar 2.3 Water Paste ................................................................................ 5
Gambar 2.4 Gasoline Paste ........................................................................... 6
Gambar 2.5 Hydrometer ................................................................................ 6
Gambar 2.6 Referensi Draft Koreksi ............................................................. 7
Gambar 2.7 Draft Koreksi Trim ..................................................................... 8
Gambar 2.8 Kondisi Ilustrasi Draft aktual ..................................................... 8
Gambar 2.9 Ilustrasi Trim .............................................................................. 9
Gambar 2.10 Konsep Letak Titik Apungan Benda di Air ............................... 9
Gambar 2.11 Titik Pusat Tengah Kapal ........................................................... 10
Gambar 2.12 Koreksi Kemiringan .................................................................. 12
Gambar 2.13 Perbedaan Tinggi Fluida Air dengan Minyak. .......................... 14
Gambar 2.14 Draft yang Harus Dibaca .......................................................... 16
Gambar 2.15 Draft Kapal................................................................................ 16
Gambar 2.16 Draft Indicator Reader .............................................................. 17
Gambar 2.17 Patok Bencmark ........................................................................ 24
Gambar 2.18 Patok Sementara ........................................................................ 25
Gambar 2.19 Yalon ......................................................................................... 25
Gambar 2.20 Bentuk Poligon Tertutup .......................................................... 26
Gambar 2.21 Bentuk Poligon Terbuka ........................................................... 27
Gambar 2.22 Meteran ..................................................................................... 28
Gambar 2.23 Kompas Geologi....................................................................... 30
Gambar 2.24 Cara Pengunaan Kompas Geologi ........................................... 30
Gambar 2.25 Tombol Utama GPS Garmin Map 60 CSX .............................. 31
Gambar 2.26 Total Station Sokkia Set 2X ..................................................... 33
Gambar 2.27 Tombol Operasi Total Station Sokkia Set 2X .......................... 33
Gambar 2.28 Prisma Target ......................................................................... 35
Gambar 2.29 Tongkat atau Jalon ................................................................... 35

xvi
Gambar 2.30 Statif ......................................................................................... 36
Gambar 2.31 Prosedur Pengkuran ................................................................. 36
Gambar 2.32 Membuat Job ............................................................................ 38
Gambar 2.33 Mencari Sudut Azimuth ............................................................ 38
Gambar 2.34 STN Setup ................................................................................. 39
Gambar 2.35 Informasi Backsight ................................................................. 40
Gambar 2.36 Pengukuran Forsight ................................................................ 40
Gambar 2.37 Titik 4 Sebagai Forsight.......................................................... 41
Gambar 2.38 Langkah- Langkah S-O ............................................................ 43
Gambar 2.39 Mengambil Data dari TS .......................................................... 44
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitan ............................................................... 48
Gambar 4.1 Draft Initial Tongkang ............................................................ 50
Gambar 4.2 Kondisi di Dalam Tongkang ................................................... 50
Gambar 4.3 Draft Final Tongkang ............................................................ 51
Gambar 4.4 Pengambilan Titik Koordinat .................................................. 53
Gambar 4.5 Proses Menghubungkan Titik Koordinat ................................ 55
Gambar 4.6 Kondisi Situasi Stockpile ........................................................ 55
Gambar 4.7 Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal ................................. 56
Gambar 4.8 Hasil Perhitungan Cut and Fill pada Bulan Maret .................. 57
Gambar 4.9 Ada Alat Berat yang Berada di Tongkang ............................. 60
Gambar 4.10 Draft Port AFT Tongkang Leo Marine Power 3003 ............... 61
Gambar 4.11 Vessel Truck yang Tidak Terkunci .......................................... 62
Gambar 4.12 Kegiatan Penguncian Ramp Door .......................................... 62
Gambar 4.13 Gambar Grafik Penyebab Losses Penerimaan dan Pengeluaran
Pengeluaran Batubara di Jetty PMC pada Bulan Maret ......... 63
Gambar4.14 Grafik Recounsil Stockopname PT Putra Muba Coal ............ 65

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A-1 Spesifikasi Total Station Sokkia Set 2x .............................. A-1
Lampiran B-1 Spesifikasi Excavator Komatsu Pc 300 .............................. B-1
Lampiran C-1 Spesifikasi Excavator CAT 320 D ..................................... C-1
Lampiran D-1 Spesifiaski Dump Truck Hino 320 TI ................................... D-1
Lampiran E-1 Spesifikasi Whell Loader CAT 966 G ................................. E-1
Lampiran F-1 Barge Table .......................................................................... F-1
Lampiran G-1 Perhitungan Draught Survey ................................................ G-1
Lampiran H-1 Data Hasil Draft Survei pasa Bulan Maret ............................ H-1
Lampiran I-1 Data Titik Koordinat Hasil Pengukuran................................. I-1
Lampiran J-1 Rekapitulasi Timbangan PT Putra Muba Coal Bulan Maret
2018..................................................................................... J-1
Lampiran K-1 Proses Pengambilan Titik koordinat, Perekaman Data
serta Elevasi ........................................................................ K-1
Lampiran L-1 Langkah - Langkah Eksport Data dari Total Station
ke Flashdisk ........................................................................ L-1
Lampiran M-1 Pengeditan Data di Microsoft Excel .................................... M-1
Lampiran N-1 Dimensi Stockpile pada Perangkat Lunak ........................... N-1
Lampiran O-1 Langkah - Langkah Perhitungan Volume Cut and Fill ........ O-1
Lampiran P-1 Data Losses akibat Adanya Alat Berat di Tongkang ........... P-1
Lampiran Q-1 Perhitungan Losses akibat Penguncian Ramp Door
Batubara ............................................................................... Q-1
Lampiran R-1 Perhitungan Berat Sampel Standar ASTM .......................... R-1
Lampiran S-1 Data Recouncil Stockpname PT PMC Bulan Desember
sampai Maret ....................................................................... S-1
Lampiran T-1 Perhitungan Perhitungan Draught Survey dengan
Pengujian Densitas Air Sungai ............................................ T-1

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Batubara salah satu sumber energi yang banyak dicari oleh para investor
yang banyak terdapat di wilayah Indonesia Timur, Tengah maupun Barat termasuk
Sumatera dan Kalimantan. Langkah yang harus dikerjakan pada saat pekerjaan
pertambangan berjalan harus selalu diperhatikan dan dikontrol volume galian
Overburden dan galian Batubara karena sangat penting untuk diketahui besaran
volumenya baik yang ada di stockpile maupun yang akan dikirim (Permana, 2014).
Perhitungan kuantitas batubara yang akan dikirim menggunakan tongkang
atau kapal biasanya diserahkan ke pihak ketiga atau biasanya dikerjakan oleh
independent surveyor untuk mencegah kerugian atas muatan.untuk usaha
pertambangan biasanya menggunakan metode draught survey karena muatannya
berupa bulk atau fragmen (Purwanto, 2017). Dalam kegiatan perhitungan kuantitas
batubara di lokasi stockpile, dilakukan kegiatan pengukuran situasi detail dengan
menggunakan alat ukur total station lalu dilakukan pengolahan data untuk
mendapatkan nilai volume dan kuantitas batubara.
Adapun hasil dari perbandingan metode draught survey dan metode
pengukuran situasi digunakan untuk memperbaiki manajemen stockpile di PT Putra
Muba Coal. Hasil perbandingan dua metode ini pada bulan desember terdapat
selisih sebesar 3.465,73 MT (PT PMC, 2017). Pada bulan Januari terjadi selisih
sebesar 178,86 MT, pada bulan Februari terjadi selisih sebesar 846.21 MT (PT
PMC, 2018) . Hal ini melatar belakangi penelitian tugas akhir ini karena sebelum
dilakukan analisis data bahwasanya dari kedua metode ini sering terjadi selisih
(losses). Dan dari hasil analisis ini diharapkan masalah atau penyebab terjadinya
selisih antara metode perthitungan draught survey dengan pengukuran situasi detail
dapat terselesaikan sehingga dapat meminimalisir losses batubara di PT Putra Muba
Coal.

1
2

1.2. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari penelitian tugas akhir ini antara lain :
a. Pengambilan data metode draught survey dan metode pengukuran situasi detail
dilakukan pada bulan maret tahun 2018.
b. Perhitungan metode draught survey dengan menggunakan hydrostatic table
sedangkan pengukuran situasi detail dengan perhitungan volume cut and fill.
c. Faktor- faktor penyebab terjadinya selisih pengukuran Draught survey dengan
metode pengukuran situasi detail.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Menghitung kuantitas batubara di tongkang dengan berat initial dan berat final
untuk mengetahui cargo tongkang dengan metode draught survey di PT Putra
Muba Coal .
2. Menghitung kuantitas batubara pada area stockpile dengan metode pengukuran
situasi detail di PT Putra Muba Coal.
3. Menganalisis perbandingan kuantitas cargo metode draught survey dengan
hasil metode pengukuran situasi detail di area stockpile PT Putra Muba Coal.
4. Menganalisis faktor penyebab terjadinya selisih antara volume hasil akhir
draught survey dengan cut and fill dari hasil pengukuran situasi detail di area
Stockpile PT Putra Muba Coal.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir adalah :
1. Dapat mengetahui kuantitas batubara di tongkang dengan metode draught
survey di PT Putra Muba Coal .
2. Dapat mengetahui kuantitas batubara pada area stockpile PT Putra Muba Coal.
3. Memperoleh selisih dari perbandingan kuantitas batubara dari hasil draught
survey dengan hasil pengukuran situasi detail pada area Stockpile PT Putra
Muba Coal.
3

4. Memberikan informasi berupa gambaran langsung kepada pihak kampus dan


pihak perusahaan terkait kendala-kendala apa saja yang sering muncul pada
saat proses perhitungan kuantitas batubara hasil draught survey dan hasil
pengukuran situasi detail dengan perangkat lunak (software) di PT Putra Muba
Coal sekaligus pemecahan masalahnya atau rekomendasi .
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Draught Survey


Draught survey merupakan suatu metode perhitungan kuantitas berdasarkan
hukum Archimedes yang mengatakan berat benda yang masuk ke dalam air
adalah sama dengan berat air yang keluar akibat tekanan masuknya benda tersebut
ke dalam air . Namun sebelum Archimedes menemukan ini bisa jadi ketika zaman
Nabi Nuh yangg sudah bisa membuat kapal pada masa itu sudah ada hukum
perhitungan berat dengan cara draught survey ini namun tidak di kenal oleh publik
secara umum.
Secara umum cara perhitungan draught survey adalah menghitung
displacement yaitu panjang x lebar x tinggi draft x koefisien blok x density. Namun
karena bentuk kapal tidak hanya berbentuk kotak persegi empat saja maka
diperlukan beberapa koreksi yakni draft koreksi, trim koreksi, hogging atau sagging
koreksi dan density koreksi (Purwanto, 2017: 2).
Dari penerapan hukum tersebut maka di atas kapal didapatkan besar nilai
muatan dikapal dengan cara yaitu :
Penentuan muatan di atas kapal dengan mengambil nilai perubahan atau
perbedaan berat atau volume benaman kapal saat akhir (Final
Displacement) dikurangi dengan berat atau volume benaman kapal saat
awal (Initial Displacement).

Muatan di atas Kapal = FD – ID....................................................(2.1)


dimana :FD = Final Displacement
ID = Initial Displacement
2.2. Alat Draft Survey
Adapun alat - alat yang digunakan dalam kegiatan draught survey
(Purwanto, 2017 : 9-10) adalah sebagai berikut :

4
5

a. Sounding Tape
Sounding tape adalah alat untuk mengukur kedalaman suatu benda atau volume
benda tersebut, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur kedalaman tangki-
tangki besar atau yang sulit dijangkau. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar
2.1.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.1 Sounding Tape
b. Dipping Tape
Dipping tape adalah pemberat yang dipasangkan di sounding tape dan
digunakan untuk melengkapi sounding tape agar lebih presisi pada saat pengukuran
dapat dilihat pada gambar 2.2

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.2 Dipping Tape
c. Water Paste
Water paste adalah gel atau pasta yang digunakan untuk melumuri pita ukur
dan dipping tape agar terjadi perubahan warna pada pita ukur dan pemberatnya
khusus untuk fluida jenis air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.
6

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.3 Water Paste
d. Gasoline paste
Gasoline paste adalah gel atau pasta yang digunakan untuk melumuri pita ukur
dan dipping tape agar terjadi perubahan warna pada pita ukur dan pemberatnya
khusus untuk fluida jenis minyak (oil) dapat dilihat pada gambar 2.4.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.4 Gasoline Paste
e. Hydrometer
Hydrometer adalah alat untuk mengukur tingkat kekentalan atau densitas suatu
cairan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.5 Hydrometer
7

2.3. Correction
a. Draft Correction
Berdasarkan standar operasi pekerjaan maka dilakukan persiapan pra-
perhitungan yaitu;
1) Penge-checkan data-data atau dokumen kapal, meliputi;
 Ship particular.
 Hydrostatic table atau hydrostatic curve atau displacement table.
 Tank sounding table (tanki-tanki ballast, bahan bakar dan sebagainya).
 Capacity plan dan stowage plan atau loadline document atau certificate
2) Penge-checkan Data Koreksi Draft Kapal.
 Jarak antara marking draft depan dengan marking draft belakang (LBM).
 Jarak antara marking draft depan dengan perpendicular depan (LF).
 Jarak antara marking draft tengah dengan metacenter ataumidship(LM).
 Jarak antara marking draft belakang dengan perpendicular belakang(LA).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6 mengenai pengecheck-an
data koreksi draft di kapal sebelum dilakukan perhitungan displacement.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.6 Referensi Draft Koreksi

Pembacaan draft kapal yang d i d apatkan berjumlah benar karena letak


draft mark tidak tepat pada perpendiculer atau tipping center, maka itu perlu
digeser dengan menambah atau mengurangi sesuai besar nilai koreksinya agar tidak
terjadi terlalu banyak selisih antara displacement pada hydrostatic table dengan
displacement pada pengukuran di lapangan atau kondisi yang sebenarnya.
8

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.7 Draft Koreksi Trim
Dari gambar 2.7 dapat disimpulkan bahwasanya draft mark yang terbaca perlu
digeser tepat menuju posisi perpendicular atau meta center kapal.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.8 Kondisi Ilustrasi Draft Aktual
Dari gambar 2.8 perlu dilakukan koreksi kemiringan. Untuk true draught
setelah mendapatkan besaran nilai draft correction, maka tinggal mengaplikasikan
besar nilai draft correction tersebut dengan menambahkan atau mengurangkan pada
draft mean.
b. Trim
Trim adalah nilai perbedaan antara aft true dengan true foreword draft atau
bisa disebut dengan kemiringan kapal. Jadi titik apungan akan bergeser menuju area
9

bidang yang lebih besar. Sehingga dalam perkapalan harus paham bahwa titik akan
berubah mengikuti perubahan trim kapal.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.9 Ilustrasi Trim
Konsep dasar letak titik pusat apung benda dalam air yang perlu dipahami
adalah titik apungan akan bergeser menuju area bidang benaman yang lebih besar.
Sehingga dalam perkapalan perlu dipahami bahwa titik apungan akan berubah
posisi mengikuti trim kapal

Sumber: Purwanto, 2017


Gambar 2.10 Konsep Letak Titik Apungan Benda di Air (a) Posisi Datar
(b) Posisi Miring

Longitudinal center of flotation titik apung kapal merupakan titik pusat


apungan terhadap berat kapal secara membujur dimana titik tangkap tersebut akan
berubah posisi atau lokasi tergantung pada perubahan trim kapal. Dimana
perubahan trim tersebut dikarenakan perubahan atau perpindahan berat kapal.
10

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.11 Titik Pusat Tengah Kapal

Pada titik apungan (LCF) terhadap titik pusat kapal midship. Akan
membentuk segitiga, dimana segitiga tersebut merupakan layer koreksi lapisan atau
lapisan bagian koreksi dengan penentuan dan pembacaan posisi titik LCF yang
benar, maka untuk layer koreksi tentunya benar sehingga hasil perhitungan
displacement kapal akan benar. Penentuan letak titik apungan sangatlah mudah
apabila kita mengaplikasikan cara pembacaan atau penentuan sesuai aturan buku
stabilitas kapal. Untuk kapal dengan kondisi kapal tanpa trim atau even keel, maka
jelas posisi titik apungan berada di pusat kapal.
Aturan baku pembacaan titik apungan berdasarkan letaknya terhadap pusat
kapal adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Aturan Pembacaan Draft
Trim LCF (foreword of midship) LCF (aft of midship aft of
foreword)
Aft Negatif ( - ) Positif ( + )
Foreword Positif ( + ) Negatif ( - )
Sumber :Purwanto, 2017

Posisi LCF, di dalam bagian hydrostatic table telah diindikasikan dengan


tiga cara dalam pembacaan titik apungan, yaitu :
1. Masing-masing dengan tanda minus (-) atau plus (+) menunjukan arah dari titik
pusat kapal.
11

2. Atau penandaan label ‘a’ atau ‘f ‘ tarkadang ‘AFT or ‘forward’ menunjukan Aft
atau foreward dari midship.
3. Atau juga dengan jarak terhadap aft perpendicular (pada bagian ini jarak dan
arah dari midship sangat mudah ditentukan dengan menghitung LBP/2-LCA.
Pada kapal yang dibangun oleh shipyard Korea dan Rusia, mereka
terkadang untuk nilai LCF (-) apabila terletak di belakang midships dikarenakan
mereka mengacu pada nilai AFT trim kapal (-), mereka menggunakan rumus :

Trim= Draft FWD - Draft AFT...........................................................................(2.2)

Maka dari itu perlu ditanyakan langsung untuk nilsi LCF kepada mualim satu
atau Chief Officer dan membaca intruksi manual hydrostatic table kapal yang akan
di survey untuk menghindari kesalahan nilai LCF.
Adapun keterangan dari singkatan di atas adalah sebagai berikut
a. Trim adalah besar nilai perbedaan antara true AFT draft dengan true FWD
draft.
b. Apparent trim adalah trim yang terlihat didapatkan berdasarkan hasil survey
sebelum terkoreksi dengan draft koreksi.
c. True trim adalah trim sebenarnya yang didapatkan setelah masing- masing
draft telah dikoresi.
d. Lcf adalah longitudinal center of flotation merupakan jarak titik pusat apungan
terhadap pertengahan kapal secara membujur kapal pada saat di atas air saat
draft tertentu.
e. MTC adalah moment change of trim merupakan besar gaya momen tonase
dalam metrik ton untuk merubah trim setiap satuan persentimeter.
f. Delta MTC adalah Perbedaan antara MTC sejauh 50 cm ke depan dan
kebelakang dari kuarter mean draft (true mean draft kapal).
g. TPC adalah ton persentimeter atau jumlah tonase yang dibutuhkan untuk
merubah draft kapal (menenggelamkan kapal atau mengangkat kapal) per satu
sentimeter draft kapal.
12

c. List correction
List correction atau koreksi kemiringan diterapkan apabila pada saat
draught survey kondisi kapal tidak tegak dimana ada kemiringan yang
mempengaruhi terjadinya perbedaan antara draft tengah kanan dan draft tengah kiri
kapal.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.12 Koreksi Kemiringan

Dengan adanya kemiringan kapal, maka perlu dipahami kenapa ada Koreksi
kemiringan. Jika diperhatikan pada layer yang berwarna kuning, merupakan
segitiga benaman yang akan dicari besarnya nilai untuk menggantikan posisi layer
warna biru (layer yang tidak tenggelam). Bila besar layer kuning telah didapatkan
untuk menggantikan layer biru, maka didapatkan nilai untuk menambahkan
displacement yang sudah terkoreksi oleh trim.
d. Density correction
Pada tahapan ini untuk mengetahui koreksi benaman kapal pada tingkat
kekentalan atau berat jenis bidang air dimana kapal berada. Untuk mengetahui
tingkat kekentalan perairan sekitar kapal, maka diadakan pengambilan air untuk
diukur tingkat kekentalanya. Area atau posisi mana daerah pengambilan air yaitu
ke 6 titik (depan kanan, depan kiri, tengah kanan, tengah kiri, belakang kanan,
belakang kiri) apabila kapal berlabuh atau tidak sandar di dermaga, bila sandar
didermaga maka diambil pada sisi laut atau perairan saja. Pengambilan sample air
lebih baik adalah sedalam 50% dari draft kapal. Digunakan hydrometer jenis zeal
13

yang memiliki skala besar untuk memudahkan dalam pembacaan, hydrometer


memiliki satuan Kg / ltr.
Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangat penting
mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu dibutuhkan dan
selalu digunakan untuk mengaplikasikannya dalam penelitian (Bresnick, 2002).
Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis suatu zat
dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur, kerapatan suatu zat
semakin rendah karena molekul-molekul yang saling berikatan akan terlepas.
Kenaikan temperatur menyebabkan volume suatu zat bertambah, sehingga
massa jenis dan volume suatu zat memiliki hubungan yang berbanding terbalik
(Besari, 2005).
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-nya,
didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau
besi, memiliki densitas yang sama pada setiap bagiannya. Menggunakan huruf
yunani ρ (“rho”) untuk densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya homogen
bermasa m memiliki volume v, densitasnya ρ adalah

ρ= .............................................................................................(2.3)

dimana:
ρ = massa jenis air (kg/m3);
m = massa benda (kg);
V = volume benda (m3)

Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya contohnya adalah
atmosfer bumi (yang seakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dalam lautan
(yang semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini
persamaan (2.3) memperlihatkan densitas rata-rata. Secara umum, densitas bahan
tergantung pada faktor lingkungan suhu dan tekanan (Juliastuti, 2002).
14

Sumber : Juliastuti, 2002


Gambar 2.13 Perbedaan Tinggi Fluida Air dengan Minyak

Pipa U adalah pipa lengkung berbentuk huruf U. Pipa ini termasuk bejana
berhubungan. Jika pipa U diisi dengan satu jenis zat cair, tinggi permukaan zat cair
pada pada kedua mulutnya selalu sama. Tetapi, jika pipa U diisi dengan dua zat cair
yang tidak bercampur, tinggi permukaan zat cair pada kedua mulut pipa berbeda.
Hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U. Misalkan, massa
jenis zat cair pertama adalah ρ1 dan massa jenis zat cair kedua adalah ρ2. Dan titik
pertemuan kedua zat cair, buat garis mendatar yang memotong kedua kaki pipa U.
Misalkan, tinggi permukaan zat cair pertama dari garis adalah h1 dan tinggi
permukaan zat cair kedua dari garis adalah h2. Zat cair pertama setinggi h1
melakukan tekanan yang sama besar dengan tekanan zat cair kedua setinggi h2.
ρ1= ρ2............................................................................................................................................(2.4)
dimana : ρ1 = Massa jenis zat cair 1
ρ2 = Massa jenis zat cair 2
Dengan menggunakan persamaan 2.3 dan 2.4 diperoleh
ρ1 g h1 = ρ2 g h2....................................................................................................................(2.5)
ρ1 h1 = ρ2 h2..........................................................................................................................(2.6)
dimana : ρ1 = Massa jenis zat cair 1
ρ2 = Massa jenis zat cair 2
h1 = Tinggi permukaan zat cair 1
Dengan menggunakan persamaan 2.3 dan 2.4, didapatkan massa jenis zat
cair lain jika massa jenis salah satu zat cair dikaetahui. Harus diperhatikan bahwa
kedua zat cair yang dimasukkan dalam pipa U tidak boleh zat cair yang bercampur,
15

misalnya air dan alkohol. Kedua zat cair yang dimasukkan harus tidak bercampur
agar batasnya jelas. Dengan demikian, tinggi permukaan masing-masing zat cair
dapat diukur. Definisi operasional variabel
a) Kedalaman zat cair (cm) adalah ketinngian zat cair, yang diukur dari
permukaan zat cair ke permukaan zat cair yang berada di dalam corong
b) Massa jenis zat cair adalah kerapatan massa dari zat cair yang dimasukkan
kedalam pipa U dan gelas kimia
c) Tekanan hidrostatik adalah besarnya tekanan yang disebabkan oleh tinggi
permukaan zat cair yang dicari berdasarkan rumus tekanan berbanding lurus
dengan massa jenisnya dan tinggi permukaan zat cair pada pipa U dikali dengan
percepatan gravitasi 9,80
d) Tinggi permukaan zat cair (cm) adalah Selisih ketinggian zat cair pada pipa U
akibat dari tekanan yang diberikan.
Hukum pokok hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis
Zat cair dengan menggunakan pipa U. Hidrostatika dimanfaatkan antara lain dalam
mendesain bendungan, yaitu semakin ke bawah semakin tebal, serta dalam
pemasangan infus, ketinggian diatur sedemikian rupa sehingga tekanan zat cair
pada infus lebih besar daripada tekanan darah dalam tubuh (Esvandiari, 2006). Air
memiliki rapat jenis 1,00.103 kg / m3, atau 1,00 g / cm3. Rapat jenis sembarang
substansi yang dinyatakan dalam gram per centimeter kubik secara numerik sama
dengan specific gravity-nya; rapat jenis sembarang subsansi yang dinyatakan dalam
kilogram permeter kubik sama dengan 103 kali specific gravity-nya (Wihantoro,
dkk, 2005).

2.4. Prosedur Pengukuran Draft Survey


Berdasarkan teori dasar Archimedes maka terdapat adanya perbedaan
volume antara volume benaman akhir (Final) dengan volume benaman awal
(Initial). Dari perbedaan tersebut diketahui bobot muatan yang berada diatas kapal.
Setelah kita pahami teori hukum Archimedes, selanjutnya memulai mengupas
masalah bagaimana Draught Survey dimulai. Urutan pelaksanaan
Draught Survey yaitu;
16

2.4.1. Draft Reading


Pembacaan draft Kapal dari ke-enam titik draft kapal untuk referensi berat
atau displacement kapal. Lokasi ke-enam draft kapal tersebut yaitu seperti contoh
gambar 2.14 berikut ini.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.14 Draft yang Harus Dibaca
Pembacaan draft kapal terkadang menimbulkan kesulitan apabila kapal
berada di laut terbuka (Open Waters) dengan alun laut atau ombak laut yang begitu
besar atau sedang serta ritme alun tersebut begitu cepat. Dari kondisi itulah
terkadang bagi pemula bahkan yang sudah berpengalaman akan kerepotan dalam
menentukan berapa draft kapal.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.15 Garis summary dan Draft Kapal (a) Satuan Meter (b) Satuan
Feet
17

Ketika sudah sering menghadapi masalah dalam membaca draft , maka akan
lebih mudah dalam pembacaan draft dengan beberapa trik atau cara pembacaan
draft kapal. Adapun trik pembacaan draft kapal adalah sebagai berikut :
1) Average Reading atau Ambil Rata-rata Alun.
Dengan mengambil nilai rata rata pembacaan alun tertinggi dan alun terendah,
kemudian catat pembacaan draft tersebut, setelah itu dibagi dengan frekuensi
pembacaan.
2) Reading on Slack Condition atau Pembacaan saat Alun Tenang.
Pembacaan dengan cara ini, harus benar benar ungggul dalam mencari
kesempatan alun slack atau alun tenang disaat kondisi alun yang begitu
cepat berubah dan ritmenya cepat. Disela-sela perubahan alun yang begitu
cepat, akan ada kondisi alun slack atau tenang. Ketika alun slack atau tenang
barulah dapat dibaca draft kapalnya dengan baik.
3) Reading with floating ball in transparant hose (draft indicator) atau
pembacaan menggunakan bola apungan dalam selang. Pembacaan dengan
bantuan alat berupa bola apungan yang diletakkan di dalam selang transparan
akan lebih baik, karena penempatan selang ditenggelam dengan posisi berdiri
vertical sejajar dengan lambung kapal sehingga terisi oleh air dan bola apungan
akan tenang mengapung di dalam selang seperti pada gambar 2.16.

Sumber :Purwanto, 2017


Gambar 2.16 Draft Indicator Reader

Sebuah tabung plastic atau selang transparan diberi lubang pada setiap
ujungnya dengan panjang 1 m dan berdiameter 2 cm, diberi pemberat sekitar 1 kg,
18

dan diberi indikator pelampung atau bola apungan dalam tabung tersebut, seperti
dalam gambar 2.16. Dengan adanya alat ini pada indikator apungan , bola apungan
akan terlihat naik turun dengan tenang, bola apungan saat kondisi tenang tersebut
merupakan titik baca draft.
Setelah melewati tahapan pembacaa draft kapal, dimana kesulitannya
adalah membaca draft kapal dalam kondisi perairan yang berombak dan ritme
ombak yang begitu cepat. Bila kesulitan tersebut telah dilewati dan pembacaan
draft kapal didapatkan figurenya, maka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

2.4.2. Measuring
Pada tahap surveyor diminta untuk mengukur atau sounding maupun
ullaging tanki-tanki yang berada di atas kapal, tanki tersebut adalah tanki ballast,
tanki bahan bakar kapal, tanki pelumas mesin kapal, tanki air tawar kapal, megukur
kekentalan atau density masing-masing cairan dalam tanki tersebut dan density
perairan dimana kapal itu berada.
Dari keseluruhan hasil sounding atau ullaging tanki, maka dapat
konversikan hasil sounding atau ullaging dengan menabelkan untuk mengetahui
volume cairan dalam tanki. Setelah didapatkan volume cairan dalam tanki maka
langkah berikutnya adalah mengkonversikan volume tersebut dengan rumus 2.3,
sehingga didapatkan berat cairan dalam tanki.

2.4.3. Data check and calculation


Setelah melewati tahap reading dan tahap measuring, maka selanjutnya
adalah tahap calculation atau perhitungan, dimana tahapan ini surveyor diminta
untuk mengerti, perhatian serta ketelitian dalam pengaplikasian suatu hasil
observasi atau pengecekan ke dalam rumus atau format perhitungan
draught survey.
Setelah selesai melaksanakan tahapan sebelumnya, maka memiliki data :
1) Draft kapal.
2) Data density perairan.
3) Data hasil soundingan tanki ballast, bahan bakar, air tawar .
19

Data hasil observasi atau check bersama mualim 1 atau staff atau crew kapal
dengan ketiga hasil data tersebut di atas, maka dapat memasuki tahapan
perhitungan. Berdasarkan data di atas bisa dimulai persiapan pra perhitungan yaitu;
a) Penge-checkan data-data atau dokumen kapal, meliputi;
- Ship particular.
- Ship loading atau discharging manual booklet.
- Hydrostatic table atau hydrostatic curve.
- Displacement table.
- Tank sounding table (tanki-tanki ballast, bahan bakar dan sebagainya).
- Capacity plan and stowage plan
- Loadline document atau certificate
- Records of ship constant.
- Light ship atau bobot kosong awal kapal saat pertama kali dibuat.
- Ukuran panjang BP (Lenght Between Perpendicular)
b) Penge-checkan data koreksi draft kapal.
- Jarak antara marking draft depan dengan marking draft belakang (LBM).
- Jarak antara marking draft depan dengan perpendicular depan (LF).
- Jarak antara marking draft tengah dengan metacenter/midship (LM).
- Jarak antara marking draft belakang dengan perpendicular belakang (LA).

1) Tahapan 1 Mean draft


Menghitung nilai mean draft yaitu masukan nilai dari hasil pembacaan draft
tongkang di rumus bawah ini :

/ / = ..............(2.6)

dimana : DPS = Draft Port Side


DSS = Draf Starboard Side

2) Tahapan 2 Draft correction


Menghitung nilai apparent trim dengan rumus dibawah ini :
20

!
= (#$!)
...................................(2.7)

dimana : DF = Jarak draft mark ke perpendikuler


App trim = Pengurangan mean draft belakang dengan depan
LBM = Jarak dari draft belakang ke draft depan

a) Trim by stern (Kapal Trim Belakang), jika letak draft mark berada didepan
Perpendicular atau tipping centre maka nilai corretion nya adalah Plus (+).
b) Trim by ahead (kapal trim depan), jika letak draft mark berada didepan
Perpendicular atau tipping centre maka nilai correction-nya adalah Minus (-).
3) Tahapan 3 Fore And Aft Mean, Mean Of Mean, Quarter Mean
Menghitung nilai fore and aft mean, mean of mean, quarter mean dengan rumus
di bawah ini :
)*+ )*+
FAM = .............................................................................(2.8)
! )*-
MO = ...........................................................................(2.9)
!/! )*-
QM = ...........................................................................(2.10)

dimana : FAM = fore And AFT mean


MOM = Mean of Mean
QM = Quarter Mean
Cdf = Corrected draft fore
Cda = Corrected draft Aft
Cdm = Corrected draft mid
4) Tahapan 5 Displacement
Displacement correspondent dalam artian berapa nilai displacement
berdasarkan quarter mean draft hasil pembacaan draft survey. Nilai displacement
corespondent didapatkan dari pentabelan pada hydrostatic table atau displacement
table dengan acuan quarter mean draft, pada pentabelan sering dilakukan dengan
21

cara interpolasi untuk ketepatan nilai displacement untuk kondisi sesuai quarter
mean draft.
Tabel 2.2 Contoh Tabel Hydrostatic

Bila didapatkan nilai quarter mean 13,180564 M maka dapat digunakan rumus
interpolasi sebagai berikut :
(5657 )8(9:; 97 )
1 = 12 + 4 (5: 657 )
< .........................................................................(2.11)

dimana : 1 = Displacement yang dicari


12 = Displacement yang kecil
1 = Displacement yang besar
= = Quarter mean
=2 = Draft yang kecil
= =Draft yang besar
5) Tahapan 6 1st trim, 2nd trim dan list correction
Menghitung 1st trim,2nd dan list correction trim dengan rumus dibawah ini :
L #) L ) L 2MM
1J K = .......................................................(2.12)
#$
( ) L ∆! ) L PM
2 K = #$
.........................................................(2.13)

dimana : 1st trim corr = Koreksi trim pertama


2nd trim corr = Koreksi trim kedua
T = True trim
Lcf = Titik pusat apungan kapal
TPC = Kuantitas batubara untuk menenggelamkan kapal per satu
cm

R L ( ST2 – ST )
Matric System :Q J = L( 2– )
...............................(2.14)
22

M.V L ( SW2 – SW )
Imperial System :Q J = L( 2 6 )
....................(2.15)

dimana D1 = draught tengah terbesar


D2 = draught tengah terkecil
Tpc1/Tpi1= Tpc/Tpi pada draught tengah terbesar
Tpc2/Tpi2= Tpc/Tpi pada draught tengah terkecil

6) Tahapan 7 Density Correction


Pada tahapan ini untuk mengetahui koreksi benaman kapal pada tingkat
kekentalan atau berat jenis bidang air dimana kapal berada. Untuk mengetahui
tingkat kekentalan perairan sekitar kapal, maka diadakan pengambilan air untuk
diukur tingkat kekentalanya. Area atau posisi mana daerah pengambilan air yaitu
ke 6 titik (depan kanan, depan kiri, tengah kanan, tengah kiri, belakang kanan,
belakang kiri) apabila kapal berlabuh atau tidak sandar di dermaga, bila sandar di
dermaga maka diambil pada sisi laut atau perairan saja. Pengambilan sampel air
lebih baik adalah sedalam 50% dari draft kapal. menggunakan Hidrometer jenis
Zeal yang memiliki skala besar untuk memudahkan dalam pembacaan, hydrometer
memiliki satuan kg/ltr
Untuk mencari besar nilai koreksi density menggunakan rumusan sebagai berikut;
(! 6 ) L WYS
DC = .....................................................................(2.16)

dimana : DC = Nilai koreksi densitas


MD = Nilai density perairan yang di observasi (sekitar kapal)
SD = Standar density tersebut yaitu 1.025
Disp = Displacement kapal yang telah terkoreksi kemiringan.
Nilai koreksi ini selalu bernilai "Negatif (-)"

7) Tahapan 8 Corrected displament dan Net displacement


Dengan mendapatkan displacement yang telah terkoreksi oleh koreksi trim,
list dan density, maka tersisa beberapa langkah tahapan yang lebih singkat untuk
23

mendapatkan corrected displacement dan akhirnya net displacement pada saat


pelaksanaan draft survey di kapal.
CD = CDT – DC ...................................................................(2.17)
ND = CD – TD ..................................................................(2.18)
dimana : CD = Nilai dispalcement yang telah dikoreksi densitas
ND = Berat muatan
DC = Nilai koreksi densitas
CDT = Nilai dispalcement yang telah dikoreksi kemiringan kapal
TD = Total deductable

8) Tahapan 9 Cargo Loaded And Discharge


Dengan mendapatkan nilai net displacement pada saat initial dan final,
maka mendapatkan nilai muatan yang telah termuat atau terbongkar dengan cara
sebagai berikut :
Cargo Loaded atau Disharged = ND Final – ND Initial .................(2.19)
dimana : ND Final = Berat Muatan Ahkir
ND Initial = Berat Muatan awal
Apabila initial lebih besar dari final berarti kapal membongkar cargonya.
sebaliknya apabila final lebih besar dari initial berarti kapal memuat cargonya.

2.5. Faktor Penyebab Losses Metode Draught Survey


Sebab terjadinya cargo losses atau kehilangn atau kerugian cargo dapat
terjadi pada saat kegiatan muat atau loading ke tongkang (Purwanto, 2017) :
(1.) Tumpahan Cargo (7.) Debu terbang (cargo halus)
(2.) Trim kapal atau barge terlalu besar (8.) Pengurangan ukuran
(3.) Adanya sampling dan analisa (9.) Salah membaca draft
(4.) Kontaminasi dengan sisa muatan sebelumnya (10.) kesalahan hitung
(5.) Keadaan cuaca (hujan atau panas) (11.) Salah sampling dari air
(6.) Salah perhitungan deductibles (12.) salah hydrostatik table
24

2.6. Tanda Titik – Titik di Lapangan dan Kegunaannya


Menurut Hadi (2013 : 29 -32) pada pekerjaan ukur tanah, baik pengukuran
jarak maupun pengukuran sudut, diperlukan perlengkapan maupun peralatannya.
Menurut sifat dan kegunaannya, titik-titik survey dan pemetaan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
2.6.1. Titik Tetap (Bench Mark)
Titik tetap terdiri dari titik triangulasi dan titik polygon. Titik triangulasi
terbuat dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah luas atau pegunungan atau di
setiap pulau. Titik polygon terbuat dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah
kecil, seperti dalam kota atau kawasan industri dan perumahan. Dari titik tetap ini
selain diketahui koordinat-koordinatnya (X,Y), dan diketahui pula ketinggiannya
yang diambil dari permukaan air laut rata – rata. Koordinat titik tetap ini diukur dan
dihitung secara teliti karena titik ini akan menjadi dasar pengukuran selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.17

Sumber : Hadi, 2013


Gambar 2.17 Patok Bencmark
2.6.2. Titik Sementara
Titik sementara adalah tanda atau titik yang bersifat sementara, baik
pembuatan dan penggunaannya dalam pengukuran. Tanda titik sementara terdiri
dari:
25

a. Patok
Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk memberi
tanda batas yang bersifat sementara pada saat pengukuran. Titik ini ditanam ke
dalam tanah dengan kedalaman 0,25 sampai dengan 0,50 meter. Patok dimasukkan
ke dalam tanah dengan cara dipukul dan sisa yang menonjol dari permukaan tanah
5 sampai 10 cm. Sebaiknya alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah
terlihat ukuranya 5 × 5 cm atau 10 × 10 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.18

Sumber : Hadi, 2013


Gambar 2.18 Patok Sementara
b. Yalon
Yalon terbuat dari pipa besi dengan ukuran diameter ¾ inci yang
digunakan untuk memberi tanda titik atau batas pengukuran dan bersifat sementara.
Agar mudah terlihat, alat ini setiap jarak 20 cm diberi warna merah dan putih
berselang-seling. Agar tidak cepat rusak, akibat ditancapkan ke dalam tanah, maka
bagian bawah dilengkapi dengan sepatu besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2.19.
26

Sumber : Hadi, 2013


Gambar 2.19 Yalon

2.7. Pengukuran Poligon


Dalam rangka pelaksanaan pengukuran pemetaan suatu wilayah dengan
cara terestris, terlebih dahulu dilakukan pelaksanaan pengukuran kerangka dasar
pada wilayah tersebut melalui penyebaran titik-titik kerangka dasar dan
dilaksanakan pengukuran poligon yaitu pengukuran sudut dan jarak terhadap titik-
titik kerangka dasar tersebut. Sedangkan untuk penentuan posisi titik-titik pada
suatu areal tertentu dapat dilakukan pengukuran sudut dan jarak antara titik-titik
atau detail detail lain di luar titik poligon yang akan ditentukan posisinya. Pada
direktorat pengukuran dasar, pengukuran poligon dibagi dua yaitu pengukuran
poligon tertutup dan poligon terbuka dengan kontrol tidak sempurna (hanya
dikontrol oleh koordinat awal dan koordinat akhir). Adapun bentuk poligon (Badan
Pertanahan Nasional, 2011 : 1-3 ) adalah sebagai berikut :
1. Poligon Tertutup (loop)
Poligon tertutup adalah rangkaian titik-titik yang titik awal dan akhirnya
sama dalam satu titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan cara mengukur
sudut mendatar dan jarak mendatar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.20
27

Sumber : Badan Pertanahan Nasional, 2011

Gambar 2.20 Bentuk Poligon Tertutup


Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk :
a. Pengukuran titik kontur
b. Bangunan sipil terpusat.
c. Waduk.
d. Bendungan.
e. Kampus UPI.
f. Pemukiman.
g. Jembatan
h. Kepemilikan tanah
i. Topografi kerangka.

2. Poligon Terikat
Poligon terikat adalah rangkaian titik-titik yang dimulai dari satu titik dan
berakhir pada satu titik berbeda yang telah diketahui koordinatnya, dengan cara
mengukur sudut mendatar dan jarak mendatar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2.21
28

Sumber : Badan Pertanahan Nasional, 2011

Gambar 2.21 Bentuk Poligon Terbuka


Poligon terbuka biasanya digunakan untuk :
a. Jalur lintas atau jalan raya.
b. Saluran irigasi.
c. Kabel listrik tegangan tinggi.
d. Kabel telkom.
e. Jalan kereta api.

2.8. Alat Survey Pemetaan


Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan peratan yang menunjang
keberhasilan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah
adalah mengukur jarak atau sudut dan berdasarkan ini pula maka alat-alat ukur
tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk mengukur jarak dan sudut. Alat-alat
yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada yang tergolong modern.
Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari cara menggunakanya dan
komponen peralatannya. Adapun alat ukur jarak dapat berupa meteran (pita ukur
skala besar), mistar, rambu ukur, GPS dan lainya.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan survey (Syaripudin,
2008 : 18 – 233) adalah sebagai berikut :
29

a. Alat ukur jarak (meteran atau pita ukur)


Meteran atau disebut pita ukur karena umumnya bendanya berbentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur
ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.22

Sumber : Syaripudin, 2017

Gambar 2.22 Meteran


Fungsi utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur
jarak atau panjang. Yang perlu diperhatikan saat menggunakan meteran antara lain:
 Satuan ukuran yang digunakan ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan,
yaitu satuan Inggris (inch, feet, yard) dan satuan metrik (mm, cm, m)
 Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm, inch atau feet
 Penyajian angka nol, angka atau bacaan nol pada meteran ada yang dinyatakan
tepat di ujung awal meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu
dari ujung awal meteran.
Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan
meteran ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian
untuk hasil yang lebih akurat cara menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai
berikut:
 Lakukan oleh 2 orang
 Seorang memegang ujung awal dan meletakkan angka nol meteran di titik yang
pertama
30

 Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik
meteran selurus mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca
angka meteran yang tepat di titik tersebut.
b. Kompas Geologi
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan
lingkaran berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnet
yang ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehinngga dalam keadaan mendatar
jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah
utara atau selatan. Kompas geologi yang digunakan adalah kompas geologi tipe
brunton. Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk
menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas ini beragam jenis
dan bentuknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.23
Fungsi utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin
terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnet yang digunakan. Kegunaan
lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara atau selatan adalah (1)
penentuan arah dari satu titik atau tempat ke titik atau tempat lain, yang ditunjukkan
oleh besarnya sudut azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau
selatan, bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud, (2) mengukur
sudut horizontal dan (3) membuat sudut siku-siku.

Sumber : Syaripudin, 2017


Gambar 2.23 Kompas Geologi
31

Cara menggunakan kompas untuk menentukan arah ke suatu tujuan :


 Pegang alat dengan kuat di atas titik pengamatan
 Atur agar alat dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan
bebas. Kalau alat ini dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah
 Baca angka skala lingkaran yang menuju arah / titik yang dimaksud. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.24

Sumber : Syaripudin, 2017

Gambar 2.24 Cara Pengunaan Kompas Geologi


c. GPS (Global Positioning System)
Untuk tipe GPS yang digunakan adalah tipe GPS Garmin Map 60 CSX.
Garmin GPS Map 60 CSX adalah salah satu Receiver GPS tipe navigasi, yang
dilengkapi dengan kompas digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :
1. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang dan bujur),
koordinat pada proyeksi peta (UTM), dan lain lain.
2. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat
3. Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah
4. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)
5. Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik
32

Adapun fungsi-fungsi tombol pada keypad receiver Garmin GPS 60 adalah


sebagai berikut :

Sumber : Syaripudin, 2017

Gambar 2.25 Tombol Utama GPS Garmin Map 60 CSX


1. Tombol ON atau OFF berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan receiver
atau untuk mengatur kecerahan layar.
2. Tombol Zoom In dan tombol zoom out berfungsi pada tampilan halaman (page)
peta (map) untuk memperbesar atau memperkecil tampilan peta dilayar.
3. Tombol FIND berfungsi untuk menampilkan menu find, berguna untuk navigasi
mencari suatu titik yang telah diketahui koordinatnya (waypoint) atau mencari
suatu kota (cities).
4. Tombol MARK berfungsi untuk menyimpan posisi saat ini ke dalam waypoint.
5. Tombol QUIT berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali
kehalaman sebelumnya
6. Tombol ROCKER berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor
pada tampilan di layer.
7. Tombol PAGE berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 ke
halaman berikutnya.
8. Tombol MENU berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan
halaman atau kalau ditekan 2 kali akan menampilkan halaman menu utama.
9. Tombol ENTER tombol ini adalah sebagai berikut :
Untuk memilih MENU atau SUB MENU dan memasukkan data (misalnya
memasukkan koordinat ke waypoint).
d. Total station (TS)
33

Total station (TS) Sokkia Set 2x merupakan alat pengukur jarak dan
sudut (sudut horizontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi
dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat
disimpan untuk kemudian di-download dan diolah secara computerize.
Total station adalah peralatan theodolit yang dilengkapi dengan EDM
(Electronic Distance Measurement) dan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi
menjadi satu kesatuan dalam alat total station (Perhatikan Gambar 2.19). Selain
dalam alat ukur total station ini, maka alat ini dilengkapi juga dengan target
berupa tongkat yang dilengkapi dengan prisma-prisma yang berfungsi sebagai
reflector. Jumlah reflector dapat terdiri dari 1 (satu), 3 (tiga) atau lebih
tergantung dari jauhnya target titik yang akan diukur jarak dan posisinya
(Pertanahan Nasional, 2011: 4-5).

Sumber : Hase, dkk, 2010


Gambar 2.26 Total Station
34

Sumber : Hase, dkk, 2010


Gambar 2.27 Tombol Operasi Total Station

Adapun fungsi dari masing- masing tombol adalah sebagai berikut :


Tabel 2.3. Tombol Total Station dan Fungsinya
No Symbol Fungsi

1 Menghidupkan alat

2 + Mematikan alat

3 Beralih ke ilumination atau menghidupkan layar

Untuk beralih ke menu Tilt Correction, mengecek


4
signal dan pengaturan umum

5 Untuk berahir ke menu antara basic mode dan survey

6 Untuk beralih ke menu target

7 Untuk memilih fungsi yang ada di softkey

8 Beralih antara softkey page

9 Untuk memasukan input numeral, alphabet

10 Bergeser ke item berikutnya.

11 Untuk membatalkan pilihan


35

12 Untuk menghapus karakter yang telah dipilih ke kiri

13 Untuk menambahkan spasi di karakter yang diinginkan

14 Pilih atau input data dari word atau nilai

Untuk memindahlan kursor ke kiri dan ke kanan untuk


15
input data
Untuk memindahlan kursor ke atas dan ke bawah
16
untuk input data
Sumber : Hase, dkk, 2007

e. Prisma Target (APS)


Prisma Target (APS) digunakan sebagai alat pemantul gelombang yang
dipasang pada backsight sebagai titik ikat dan prisma ini digunakan pada stick atau
jalan yang akan digunakan sebgai objek perekaman data pada saat pengukuran dan
alat ini diletakan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.30

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018


Gambar 2.28 Prisma Target
f. Tongkat dan prisma
Tongkat dan prisma digunakan sebagai tempat memasang Prisma target
(APS), tongkat dan prisma ini terbuat dari aluminium besi stainless, tongkat atau
jalon memiliki panjang 2 – 5 Meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar
2.31
36

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018


Gambar 2.29 Tongkat atau Jalon
g. Tripod atau Statif
Tripod atau statif digunakan sebagai tempat berdirinya alat maupun APS
tripod terbuat dari aluminium dan besi stainless. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2.32

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018


Gambar 2.30 Statif

2.9. Prosedur Pengukuran Situasi Detail


Alat Total Station dapat digunakan untuk pekerjaan pengukuran pemetaan
diantaranya, yaitu pengukuran poligon, bidang persil tanah, stake out, luas. Adapun
prosedur pengkuran pada total station bidang persil tanah, (Datascrip, 2009 : 10 –
23) adalah sebagai berikut :
1. Set Up Electronic Total Station
Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat, misal titik 2) dan
lakukan centering dengan mengatur nivo kotak dan nivo tabung sampai seimbang.
Sebelum melakukan pengukuran harus dilakukan set up alat terlebih dahulu,
langkahnya adalah :
37

Sumber : Hase, dkk, 2007


Gambar 2.31 Prosedur Pengukuran

Adapun tata cara sentring alat total station (badan pertanahan nasional ,
2011 : 6) sebagai berikut :
• Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau
pengukur.
• Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif.
• Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering
optik sampai benang centering mendekati titik patok.
• Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2 kaki
statif yang diangkat tadi .
• Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif .
• Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup
A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak
tepat di tengah lingkaran.
• Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di
atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci total
station dan gerakkan total station secara perlahan sambil melihat pada centering
optik sampai benang centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok.
Bila sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci total station.
38

2. Membuat Job
a. Untuk membuat job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol MENU
pilih job atau tekan tombol ENTER sehingga akan muncul seperti berikut :

Sumber : Hase, dkk, 2007


Gambar 2.32 Membuat Job
b. Pilih JOB1, JOB2, dan seterusnya yang masih kosong.
c. Kemudian tekan keyboard ke arah kiri / kanan untuk memilih JOB yang
ada. Atau bisa juga dengan menekan tombol F1 (NEW), pilih JOB nya lalu
tekan ENTER.
d. Setelah proses pembuatan job dan untuk masuk ketahapan selanjutnya
tekan tombol FUNC CTRL lalu ENTER
e. Ganti nama JOB dengan nama yang sesuai, usahakan berurutan “tgl dan
bulan_lokasi_nama surveyor” misal: “1007_BETUN_M”

3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas.


a. Pasang kompas di atas alat.
b. Putar alat secara horizontal (ke kanan atau ke kiri) sehingga teropong
menghadap ke arah “utara” yang disesuaikan dengan arah utara pada
kompas, kemudian kunci alat.
c. Bacaan sudut horizontal di alat (HA) dibuat menjadi 0 (nol) dengan cara
tekan tombol “ANG” kemudian pilih 0 set
39

Sumber : Hase, dkk, 2007

Gambar 2.33 Mencari Sudut Azimuth

d. Setelah bacaan sudut horisontal menjadi 0 (nol), putar teropong ke arah


backsight (misal titik 1) serta bidik backsight, kemudian kunci alat.
e. Maka bacaan horizontal yang ditampilkan di alat tersebut itu adalah sudut
azimuth-nya, kemudian dicatat hasil bacaan sudutnya tersebut.

4. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat


Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat berdiri
alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan cara :
a. Pada saat di menu awal pilih menu SURV dengan menekan tombol F2 lalu tekan
ENTER

Sumber : Hase, dkk, 2007


Gambar 2.34 STN Setup

b. Kemudian akan muncul instrumen set up lalu tekan ESC empat kali untuk
melanjutkan menu STN
40

c. Maka untuk selanjutnya adalah memasukkan nomer titik dan koordinat STN
(koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kode-nya. Kemudian Tekan tombol
FUNC CTRL lalu tekan ENTER
d. Kode dapat berupa BM, patok, dan lain-lain. Kode ini boleh diisi atau dapat juga
dikosongkan.

5. Memasukkan Backsight
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara otomatis dari
alat akan meminta untuk memasukkan informasi backsight (BS).
Informasi ini dapat berupa :
 Informasi koordinat backsight.
 Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik backsight.
Karena untuk awal pengukuran yang perlu diketahui adalah sudut, dalam
hal ini sudut yang dimaksud yaitu sudut azimuth yang sudah diperoleh dari sudut
azimuth pendekatan dengan kompas (yang sudah dicatat) lihat langkah no 3.

Sumber : Hase, dkk, 2007

Gambar 2.35 Informasi Backsight

6. Pengukuran Foresight
Putar teropong dan arahkan ke titik 2 bidik, kemudian lakukan pengukuran
dengan cara menekan tombol OBS kemudian = (isi no point =2, Tgt.h, Code) lalu
OK
41

Sumber : Hase, dkk, 2007


Gambar 2.36 Pengukuran Foresight

7. Pindah Alat ke Titik Titik 3


Posisi alat berdidri di titik 3, sedangkan backsight di titik 2 dan foresight di
titik 4. Langkah yang dilakukan sama dengan langkah no 3, 4 dan 5. Yang berbeda
pada saat melakukan pengukuran backsight, yang kita inputkan adalah koordinat
backsight. Koordinat backsight ini diperoleh dari hasil pengukuran pada saat berdiri
di titik 2.

Sumber : Hase, dkk, 2007


Gambar 2.37 Titik 4 sebagai Foresight

8. Pengukuran Stake out


Pengukuran stake out adalah suatu model pengukuran yang digunakan
untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik di lapangan. Prinsipnya adalah
terbalik dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data
42

lapangan mencari atau mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangkan stake out
adalah mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain. Ada banyak cara dalam
pekerjaan stake out yaitu ;
1) Stake out berdasarkan koordinat (X, Y, Z), yaitu menentukan posisi suatu titik
dilapangan berdasrkan data koordinat.
2) Stake out berdasarkan HA-HD, yaitu stake out berdasarkan pada besaran sudut
horizontal dan jarak datar.
3) Stake out divline, yaitu stake out untuk menentukan posisi titik-titik dengan
membagi jarak yang sama pada satu garis.
4) Stake out refline, yaitu stake out untuk menentukan offset suatu titik
berdasarkan dua titik pada suatu garis.
Namun, di lapangan yang sering digunakan adalah stake out berdasarkan
nilai koordinat karena lebih praktis dan mudah. Sehingga pada bab ini juga hanya
akan singgung pekerjaan stake out berdasarkan koordinat.
Langkah-langkah stake out :

(1.) Input Koordinat


Karena akan melakukan pekerjaan stake out berdasarkan koordinat, maka
harus memasukkan titik-titik yang akan kita stake out, termasuk juga nilai
koordinatnya. Ada dua model input data koordinat ke dalam alat TS, yaitu :
1. Cara manual atau langsung
Cara ini memasukkan koordinat titik secara manual dengan cara memasukkan
satu-per satu ke dalam alat TS, caranya :
a. Dari MENU pilih COGO lalu INPUT kemudian INPUT XYZ
b. Kemudian masukkan nilai koordinat (X, Y, Z) dan no point serta kode-nya
kemudian tekan ENTER untuk menyimpannya.
c. Lakukan langkah yang sama untuk titik-titik yang lain.

(2.) Stake out


a) Digunakan untuk setting out atau staking out point ke lapangan.
43

b) Pilih SETTING OUT di menu COGO kemudian akan muncul tampilan


SETTING OUT ( Langkah ini digunakan jika titik-titik sudah tersimpan dalam
JOB memori TS ).
c) S-O Data => FUNC => COORD (F4)=>( Masukkan koordinat titik sembarang
yang akan di Stake Out) =>OK =>OK (Langkah ini digunakan jika titik-titik
belum tersimpan dalam JOB memori TS ).
d) Arahkan alat sampai d-HA sama dengan 0°00’00 ”) =>(gunakan kombinasi
kunci kasar dan halus)=>(letakkan prisma searah dengan bidikan alat).
e) OBS (untuk mendapatkan jarak)=>Maju mundurkan prisma sampai diperoleh
S-O S sama dengan 0.
f) Patok posisi tersebut.

Sumber : Hase,dkk, 2007


Gambar 2.38 Langkah- Langkah S – O

9. Download Atau Upload Data dari Alat Total Station ke Flashdisk


a) Hubungkan alat total station ke perangkat komputer.
b) Pilih comms data dimenu memori kemudian akan muncul comms data
dimenu memori.
c) Pilih format file yang akan ditransfer dan pilih yes pada menu file kemudian
tekan tombol SEND atau tombol F3.
44

d) Pilih JOB yang akan ditransfer dengan menekan tombol SELECT atau
ENTER.
e) Tekan OK lalu ketikan nama file sesuai dengan yang dikerjakan dan tanggal
pengerjaan. Kemudian tekan tombol path ketempat file yang akan disimpan
untuk membuat folder baru tekan NEW FOLDER.
f) Tekan OK dilayar untuk memulai proses transfer data, tunggu sampai selesai
kemudian tekan OK.

Sumber : Hase, dkk, 2007


Gambar 2.39 Langkah Mendownload Data ke Flashdisk

2.10. Kegiatan Joint Survey


Joint Survey (Anomdyas, 2015) adalah kegiatan pengukuran dan
pengambilan data bersama sama pihak kontraktor dengan pemilik IUP
pertambangan (owner). Kegiatan joint survey terbagi dua yaitu kegiatan mingguan
dan kegiatan akhir bulan. Kegiatan pengukuran mingguan umumnya melakukan
pengukuran batubara roff, floor dan mine out, overburden, mud (lumpur) dalam
waktu satu minggu dan sekaligus untuk peta situasi, weekly plan, dan mengetahui
jumlah inventory batubara yang telah terbuka agar lebih mudah membuat planning
mingguan dan planning harian. sedangkan pada penutupan akhir bulan (progress)
dilakukan di area yang berbeda lokasi, yaitu
45

1. pengukuran part stockpile dengan mengambil data toe, top, spot serta
pengukuran data batubara yang telah di stock.
2. pengukuran ROM stockpile per seam-nya agar lebih mudah mengetahui jenis,
mutu atau kualitas batubara tersebut.
3. pengukuran dengan mengambil data crest, toe, spot dan mengikuti bentuk
batubara.
4. Pengukuran product bin dengan mengambil data crest, toe, spot sama dengan
pengambilan data di flant fedd tersebut.
5. Pengukuran ditambang dengan mengambil data crest, toe, spot, overburden,
mud, serta pengukuran road, roof atau floor batubara, mine out dan batubara
yang terpotong.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan yang penulis lakukan untuk memperoleh data dalam mengerjakan
tugas akhir ini diperoleh di PT Putra Muba Coal, Job Site Sungai Lilin, Musi
Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Maret 2018
sampai dengan 5 April 2018.

3.2. Metodologi Penelitian


Metode penelitian tugas akhir ini terdiri dari :
1. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data tugas akhir ini terdiri dari :
a. Studi literatur adalah kegitan mencari informasi serta teori yang relevan
berhubungan dengan aktifitas draft survey dan pengukuran situasi detail
berdasarkan referensi dari buku, jurnal serta laporan tugas akhir sebelumnya.
b. Observasi lapangan merupakan tahapan penulis melakukan kegiatan
pengamatan kondisi nyata yang ada di lapangan kemudian mencari data-data
selengkap mungkin yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
yang diperlukan secara langsung untuk selanjutnya akan diproses.
c. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan dengan
mengadakan komunikasi dan diskusi secara langsung dengan pembimbing
lapangan dan pegawai di area pelabuhan PT Putra Muba Coal.
2. Pengambilan Data
Adapun jenis data yang diambil pada penelitian tugas akhir ini adalah :
1) Data primer adalah pengambilan data yang dilakukan secara langsung dari
lapangan. Data primer ini meliputi pengambilan koordinat beserta elevasi
dari titik koordinat, draft pada tongkang, densitas air, densitas batubara
yang telah diambil pada area pelabuhan serta foto dan dokumentasi lokasi
pelabuhan pada PT Putra Muba Coal.

46
47

2) Data sekunder mencakup studi literatur, yaitu pengumpulan data dan arsip
perpustakaan PT Putra Muba Coal sebagai bahan pustaka laporan
penelitian tugas akhir ini. Data sekunder ini meliputi peta topografi bulan
Maret, data penjualan serta data hasil produksi bulan Maret 2018.
3) Alat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah total station sokkia set
2x, prisma, tripod, jalon, hydrometer, picnometer 50 ml, meteran ,alat
tulis, dan laptop.
3. Pengolahan data adalah proses mengolah data dari hasil observasi di lapangan
dan kemudian dimasukkan dalam sebuah tabel (tabulasi) menggunakan
microsoft excel untuk sebagian data draught survey dan pengukuran situasi
detail menggunakan perangkat lunak microsoft excel serta perangkat lunak lain
untuk diolah dengan persamaan-persamaan pendukung yang berkaitan.
4. Hasil dan pembahasan adalah hasil dari pengolahan data yang berupa
kuantitas initial tongkang dan kuantitas final tongkang selama bulan Maret
2018, peta progress stockpile bulan Maret 2018, peta kontur stockpile 2018,
volume cut and fill batubara di stockpile Maret 2018 dan hasil perbandingan
antara metode draught survey dengan pengukuran situasi detail pada bulan
Maret 2018.
5. Analisis data adalah proses menganalisis faktor penyebab selisish antara
perhitungan draught survey dengan hasil cut and fill.
6. Kesimpulan dan saran adalah dari hasil dari pembahasan dari data yang diambil
dan telah dilakukan analisis sebelumnya. Kesimpulan menjadi point penting
dan diharapkan dapat menyelesaikan masalah studi lapangan mengenai faktor
penyebab losses batubara di stockpile PT Putra Muba Coal dan bisa menekan
angka losses menjadi berkurang.

3.3. Bagan Alir Penelitian


Adapun bagan alir penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
adalah:
48

Permasalahan
1. Bagaimana metode perhitungan draught survey untuk kuantitas batubara di tongkang ?
2. Bagaimana cara menghitung jumlah volume cut and fill hasil pengukuran situasi detail menggunakan
perangkat lunak (software) dan volume cut and fill ?
3. Bagaimana cara melakukan perbandingan sisa stock batubara metode draught survey dengan metode
pengukuran situasi detail ?
4. Apa saja faktor penyebab terjadinya selisih dari perhitungan cargo draught survey dengan pengukuran
situasi detail menggunaan perangkat lunak ( software) ?

Metode pengambilan data


 Studi literatur
 Wawancara dan diskusi
 Observasi lapangan

Pengambilan data

Data primer : Data Sekunder :


1. Dokumentasi gambar alat, prosedur pengukuran di
stockpile dan draught survey 1. Peta topografi pelabuhan PT PMC
2. Hydrostatic table
2. Data data draft kapal initial dan final tongkang 3. Data pengangkutan batubara bulan Maret
3. Pengambilan titik koordinat beserta elevasi di stockpile ke stockpile
4. Data penjualan batubara bulan Maret
4. Peta progress stockpile bulan Maret
5. Data perhitungan kuantitas batubara di stockpile

Pengolahan data
- Input data hasil draught survey kedalam microsoft excel
- Pembuatan peta progress bulan Maret 2018
- Menghasilkan peta progress, kontur dan kuantitas batubara akhir bulan Maret 2018

Hasil dan Pembahasan


 Mengetahui kuantitas batubara yang ada di tongkang atau yang terjual selama bulan Maret dan mengetahui kuantitas batubara di
stockpile pada akhir bulan Maret
 Mengetahui perbandingan kuantitas batubara metode draught survey dengan jumlah cut and fill pada akhir bulan
 Menganalisis data perbandingan perhitungan metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail
 Faktor penyebab terjadinya selisih perhitungan kuantitas batubara metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail
 Analisis faktor penyebab terjadinya selisih metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail untuk menghitung
kuantitas batubara akhir bulan di stockpile

Analisis
 Analisis faktor penyebab terjadinya selisish antara metode draught survey dengan metode pengukuran situasi
detail

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian


BAB IV
ISI DAN PEMBAHASAN

4.1. Draught Survey


Kegiatan draught survey dilakukam oleh independent surveyor atau pihak
ketiga yang ditunjuk oleh pihak pembeli ataupun oleh pihak penjual batubara yaitu
PT Putra Muba Coal untuk melakukan suatu metode penimbangan batubara
berdasarkan hukum Archimides. Penggunaan jasa pihak ketiga dalam kegiatan
draught survey karena independent surveyor diharapkan mampu menjadi
verifikator untuk teknis dan dokumen dalam penjualan batubara. Tahapan untuk
mengetahui muatan tongkang adalah melakukan perhitungan initial tongkang dan
final tongkang.

4.1.1 Pengukuran dan Perekaman Data Initial Tongkang


Pengukuran pada saat initial tongkang adalah pengukuran kuantitas atau
berat dari tongkang pada saat kosong atau belum ada muatan. Adapun tahapan -
tahapan dalam pengukuran initial adalah pertama membaca draft kapal yang
tenggelam di air. Pada saat melakukan pembacaan draft initial tongkang surveyor
menaiki perahu dikarenakan terlalu tinggi apabila dibaca dari atas tongkang. Draft
yang dibaca yaitu seluruh draft yang ada di tongkang tersebut baik dari sisi
starboard maupun sisi port, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 dan
di tabel 4.1 yaitu draft tongkang sutra bhakti 8 . Karena setiap angka yang tercetak
di tongkang adalah 10 cm dan spasi untuk tiap angka yang dicetak adalah 10 cm.
Apabila ada angka yang dibelakangnya ada tambahan M menunjukkan angka
tersebut dalam meter (M) bukan centimeter (cm) atau angka tersebut sebagai
penanda pada meter keberapa kapal tersebut tenggelam.
Tabel 4.1 Draft Initial Tongkang
Port Starboard
Forward 0,560 m 0,690 m
Mid ship 0,710 m 0,690m
After 0,760 m 0,790 m

49
50

Gambar 4.1 Draft Initial Tongkang

Setelah selesai membaca draft surveyor pergi ke tugboat dan meminta


hydrosatic table (Lampiran F) ke mualim 2. Setelah itu melakukan pengukuran
densitas air. Dan yang terakhir adalah pengamatan tongkang dengan melihat
kondisi di dalam tongkang apakah bersih ataupun ada sisa muatan yang tidak bersih
akibat muatan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Kondisi di Dalam Tongkang


51

4.1.2. Pengukuran dan Perekaman Data Final Tongkang


Pada kegiatan pengukuran final tongkang sama seperti pada saat melakukan
pengukuran initial tongkang yang pertama yaitu dengan membaca draft yang
berada di tongkang tetapi tidak menggunakan perahu lagi karena draft
tenggelamnya tongkang sudah dekat dengan garis summary tongkang. Pembacaan
draft sama seperti di-initial tongkang dibaca semua draft yang ada di tongkang
mulai dari sisi starboard dan sisi port. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.2.
Tabel 4.2 Draft Final Tongkang
Port Starboard
Forward 4,150 m 4,190 m
Mid ship 4,00 m 4,400 m
After 4,680 m 4,650 m

Setelah selesai tahapan kedua adalah pengukuran kembali densitas air yang
berada di sekitar tongkang yaitu dengan cara mengambil sampel air lalu diletakkan
di sebuah gelas ukur kemudian dimasukan alat hydrometer ke dalam gelas ukur.
Pada saat melakukan pengamatan di lapangan tidak dilakukan pengambilan sampel
air karena densitas air sungai dan sudah biasa dilakukan pengujian adalah 0.995
⁄ . Untuk lebih jelas bagaimana kondisi draft final tongkang dapat dilihat pada
gambar 4.3.

Gambar 4.3 Draft Final Tongkang


52

4.1.3. Perhitungan Hasil Pengukuran Initial dan Final Tongkang untuk


Mengetahui Cargo Tongkang dengan Metode Draught Survey
Berdasarkan perhitungan dari surveyor menggunakan metode draught
survey untuk tongkang Sutra Bhakti 8 didapatkan berat initial tongkang adalah
1.253,399 MT dan berat hasil dari final tongkang adalah 8.782,484 MT. Maka
muatan tongkang adalah seberat 7.529,085 MT untuk perhitungan detailnya dapat
dilihat pada lampiran G. Dan hasil perhitungan draught survey dengan jumlah
jumlah pengiriman 21 tongkang selama satu bulan dapat dilihat pada tabel4.3.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Draught Survey pada Bulan Maret
tanggal Draught
N0 TUGBOAT TONGKANG
masuk keluar survey
TB. Leo Marine
1 03/01/18 03/01/18 BG. Leo Marine 3008 8.521,325
Power 2208
2 03/02/18 03/03/18 TB. Dabo 103 BG. Marine Power 2320 4.593,503
BG. Leo Marine Power
3 03/03/18 03/05/18 TB. Leo Power 2203 8.611,361
3003
4 03/03/18 03/04/18 TB. Jefftsar 8 BG. Bmp 2508 5.639,988
5 03/05/18 03/07/18 TB. Sutra BhaktiI 11 BG. Sutra Bhakti 8 7.529,085
6 03/07/18 03/08/18 TB. Dabo 19 BG. Marine Power 2707 5.801,335
7 03/07/18 03/09/18 TB. Leo Power 2209 BG. Marine Power 3009 8.508,498
8 03/09/18 03/11/18 TB. Ibc BG. Indo Mandiri 7.500,809
9 03/11/18 03/13/18 TB. Marina 1611 BG. Marine Power 3036 8.018,123
10 03/12/18 03/13/18 TB. Endeavor 1 BG. Pasific Sun 1 6.617,235
11 03/14/18 03/15/18 TB. Dabo 7 BG. Marine Power 2710 5.576,854
12 03/15/18 03/16/18 TB. Marina 1610 BG. Marine Power 3039 8.003,926
13 03/20/18 03/22/18 TB. Daya 28 BG. DBS 3028 8.303,153
14 03/23/18 03/24/18 TB. Endeavor 1 BG. Pasific Sun 1 6.628,156
15 03/23/18 03/25/18 TB. Jefstar 8 BG. DBS 2508 5.429,181
16 03/25/18 03/26/18 TB. Dabo 7 BG. Marine Power 2710 5.508,490
17 03/26/18 03/27/18 TB. Marina 1620 BG. Marine Power 2717 5.506,354
18 03/27/18 03/29/18 TB. Marina 9 BG. Marine Power 3050 8.510,163
19 03/28/18 03/30/18 TB. Bina Marine 85 BG. Bina Marine 86 4.505,274

03/30/18 03/31/18 BG. Indo Muara 7.406,592


20 TB. Ibc Banjarmasin
21 03/30/18 03/31/18 TB. Daya 28 BG. DBS 3028 5.307,391
142.235,020
Total
Sumber : Department Port and Shipment PT. Putra Muba Coal, 2018
53

4.2. Pengukuran dan Perekaman Data Menggunakan Total Station Sokkia Set
2x Series
Kegiatan pengambilan titik koordinat dan perekaman data serta elevasi
menggunakan alat total station sokkia set 2x. Proses pengukuran dan pengambilan
data dilakukan oleh pihak owner yaitu PT Putra Muba Coal dan dibantu oleh pihak
kontraktor yaitu PT Bara Permata Mining. Adapun langkah - langkah dalam proses
pengambilan titik koordinat dan perekaman data elevasi menggunakan sokkia Set
2x dapat dilihat pada ( Lampiran I).

Gambar 4.4 Pengambilan Titik Menggunakan Total Station Sokkia Set 2x

Berdasarkan gambar 4.4 dan tabel 4.4 pengambilan data untuk pengukuran
titik koordinat pada saat pengukuran di lapangan didapatkan data-data mentah. Data
mentah hasil pengukuran ini di export terlebih dahulu kedalam flashdisk (Lampiran
L) supaya dapat dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak
(software). Untuk jumlah koordinat yang terambil dari lapangan pada saat
pengukuran situasi detail adalah sebanyak 1757 titik koordinat (Lampiran I).
54

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Menggunakan Total Station Sokkia Set 2x


string X Y Elevasi Keterangan
100 9714279 408524.5 16.183 SH
100 9714277 408520.4 16.182 SH
100 9714270 408521.8 17.036 SH
100 9714279 408527.3 16.264 SH
100 9714275 408516.7 15.812 SH
100 9714272 408516.2 17.141 SH
100 9714273 408526.8 16.796 SH
100 9714271 408512.8 16.036 SH
100 9714268 408513.9 17.981 SH
100 9714273 408526.7 16.788 SH
100 9714269 408509.1 16.072 SH
100 9714266 408529.9 17.399 SH
100 9714267 408505.2 15.889 SH
100 9714261 408515.6 18.07 SH
100 9714268 408531.5 18.279 SH
100 9714266 408500.5 16.082 SH

4.2.1. Pengolahan Data Hasil Pengukuran Situasi Detail Menggunakan


Bantuan Perangkat Lunak (Software)
a) Pembuatan Peta Progress Bulanan
Dalam proses pembuatan peta progress bulanan, data yang akan
digabungkan yaitu data harian seperti data roof, floor, dan spot area stockpile, data
harian tersebut dibuat satu kesatuan menjadi data kemudian digabungkan sehingga
menjadi peta progress bulanan yang akan dihitung volumenya, untuk pelaporan
bulanan yang dilakukan owner selaku pemilik lahan.
Tahapan dalam pembuatan peta yaitu dengan cara menghubungkan titik
titik yang berada di sisi terluar kemudian dibuat boundary, menghubungkan titik
crest dengan crest dan titik toe dengan toe sehingga hasil pembuatan peta progress
ini akan sesuai dengan bentuk asli di lapangan. Peta progress ini akan dijadikan
sebagai bottom dalam perhitungan volume cut and fill dengan software surpac
sehingga membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.5.
55

Gambar 4.5 Proses Menghubungkan Titik - Titik Koordinat

4.2.2. Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal


Timbunan Stockpile batubara PT. Putra Muba Coal terletak di Pelabuhan
Putra Muba Coal Desa Sungai Jering Provinsi Sumatera Selatan digunakan untuk
penumpukan atau penyimpanan batubara yang sebelum dijual ke pembeli. Jumlah
kapasitas penampungan stockpile batubara di Putra Muba Coal sebesar ± 200.000
ton batubara, memiliki jarak tempuh 12 km dari area pit tambang batubara.
Diangkut menggunakan Hino 130 HD dengan kapasitas 20 ton.
Luas timbunan stockpile di area pelabuhan PT Putra Muba Coal ± 8 Hektar
dengan jenis batubara sub-bituminus yang memiliki kadar batubara medium calory
dan high calory.

Gambar 4.6. Situasi Stockpile PT Putra Muba Coal


56

Dalam penentuan bentuk dimensi stockpile menggunakan bantuan


perangkat lunak (software). Berdasarkan dari kondisi situasi timbunan stockpile PT.
Putra Muba Coal ini berbentuk tidak beraturan. Pada gambar 4.7 dapat dilihat
situasi beserta elevasi dari timbunan batubara yang berada di stockpile PT Putra
Muba Coal, untuk lebih jelasnya mengenai elevasi timbunan tersebut dapat dilihat
pada lampiran N.

Gambar 4.7 Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal

4.2.3. Hasil Perhitungan Pengukuran Situasi Detail dengan Bantuan


Perangkat Lunak (Software)
Dari hasil pengukuran situasi detail di stockpile PT Putra Muba Coal dan
dilakukan pengolahan data serta perhitungan volume cut and fill pada bulan Maret
yang menggunakan bantuan perangkat lunak (software). Salah satu software yang
sering digunakan dalam dunia pertambangan untuk perhitungan volume cut and fill
yaitu adalah software surpac, karena software surpac memiliki tingkat akurasi yang
tepat yang dalam menggambarkan bentuk real asli di lapangan. Hal ini disebabkan
dalam software surpac bentuk DTM atau triangle-nya lebih jelas bahkan dengan jarak
titik koordinat crest dan toe yang relatif dekat sehingga memudahkan dalam pembuatan
peta progress. Dan juga bisa dipakai untuk laptop atau komputer dengan spesifikasi
57

menengah. Untuk langkah-langkah perhitungan cut and fill pada bulan Maret dan
April dengan software surpac vision dapat dilihat pada Lampiran O. Adapun hasil
perhitungan volume cut and fill dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil Perhitungan Cut and Fill Bulan Maret

4.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Draught Survey Dengan Hasil


Pengukuran Situasi Detail
Dari hasil pengolahan data dan pembuatan peta progress area stockpile
yang dilakukan oleh surveyor PT Putra Muba Coal dan dibantu dengan Surveyor
PT Bara Permata Mining menggunakan bantuan perangkat lunak (software)
didapatkan total volume cut and fill secara keseluruhan (all progress). Jadi volume
cut and fill batubara di stockpile secara keseluruhan dikurangi total volume batubara
yang dijadikan base dasar sehingga didapatkan hasil volume dan dikali densitas
batubara.
Untuk perhitungan volume batubara yang dilakukan oleh surveyor PT
Putra Muba Coal dengan bantuan perangkat lunak (software) masih dalam satuan
BCM dengan density 1,09. Volume batubara dalam satuan BCM dikonversi dalam
satuan ton dikalikan dengan density batubara tersebut. Hasil perhitungan volume
cut and fill dengan perangkat lunak (software) dibandingkan dengan metode
58

draught survey bertujuan untuk mengetahui selisih dari kedua metode perhitungan
produksi batubara dengan penjualan batubara sehingga dapat meminimalisir
kesalahan dari kedua metode tersebut. Diharapkan hasil perhitungan selisih akan
berdampak positif dan akan menambah keuntungan bagi perusahaaan Putra Muba
Coal selaku owner dalam memanajemen stockpile, sehingga kesalahan dan
kekurangan dari kedua metode tersebut dapat terselesaikan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Kuantitas Hasil Pengukuran Situasi Detail


Nett Batubara Batubara Keluar
Cut Sisa Stock
Segment Cut Vol Fill Vol Fill Area Nett Vol Tonnage Masuk Setelah Setelah Survey
Area By Survey
(TON) Survey Volume Volume

1 10,396 37,994 26.937,24 8.112,69 29.317,70 31.956,29 3.432,18 35.388,47

2 31,827 466,832 5.355,09 11.822,96 7.717,01 8.411,54 8.411,54

3 2,547 23,36 36.679,99 7.347,46 39.068,32 42.584,54 12.457,76 30.126,77

4 115,694 1.146,11 23.336,18 9.198,41 25.611,54 27.916,57 11.119,89 39.036,46

5 99,469 556,983 14.116,25 10.423,16 16.407,82 17.884,52 8.522,14 9.362,39

6 7,351 65,317 38.508,66 7.193,99 40.829,36 44.572,67 44.572,67

7 0,814 10,448 14.225,13 4.162,72 16.515,36 18.001,74 18.001,74

Total 268,098 2.307,04 159.158,54 58.261,39 177.903,42 191.327,87 14.552,07 20.979,90 184.900,04
Sumber : Departement Engineering PT Putra Muba Coal, 2018

4.3.1. Analisis Hasil Perhitungan Draught Survey dengan Hasil Pengukuran


Situasi Detail
Dari hasil analisis perhitungan antara draught survey dengan pengukuran
situasi detail telah didapatkan hasil draught survey dan volume progress-nya
selama satu bulan. Pehitungan kuantitas batubara dengan metode draught survey
yang dilakukan pihak ketiga independent surveyor ketika sudah diatas tongkang
dan perhitungan kuantitas batubara dengan metode survey volume oleh PT Putra
Muba Coal.
Kedua metode perhitungan kuantitas batubara berdasarkan sumber acuan
atau tolak ukur stockpile management yang baik. Hasil cut and fill digunakan
sebagai pembanding dari metode draught survey, hasil kedua metode ini akan
didapatkan selisih serta dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi
penyebab selisih tersebut.
59

Pada hasil perhitungan draught survey selama bulan Maret adalah sebesar
142.2350,020 MT (lampiran H) dengan produksi selama bulan Maret sebanyak
164.283,690 MT dan stok batubara pada awal bulan Maret adalah 164.385,750 MT
maka total kuantitas batubara di stockpile pada bulan Maret adalah sebesar
328.669,44 MT, sehingga sisa batubara yang ada di stockpile adalah 186.642,190
MT pada akhir bulan Maret. Dan dari hasil perhitungan dengan bantuan software
pada bulan Maret total kuantitas batubara sebesar 191.327,870 MT(lampiran O)
dan ditambah dari ritase setelah dilakukan pengukuran dari tanggal 29 Maret 2018
sampai 31 Maret 2018 adalah 14.552,07 MT (lampiran T) dan dikurangi dari
aktivitas barging dari tanggal 29 Maret 2018 sampai 31 Maret 2018 sebesar
20.979,90 MT (lampiran T) didapatkan hasil sisa stock by survey adalah 184.900,04
MT. Terjadi selisih antara batubara yang tersisa di stockpile dengan batubara yang
terjual adalah sebanyak -1.742,15 MT atau sebesar -0,53%. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Draught Survey dan Metode Pengukuran Situasi
Detail

Draught Sisa Stockpile


Sisa Stock Pencapaian Total Isi Sisa Stock
Bulan Survei By Admin /
Batubara Produksi Stockpile By Survey
(Barging) draught survey

Maret 164.385,75 164.283,69 328.669,44 142.027,25 186.642,19 184.900,04


Sumber : Departement Engineering PT Putra Muba Coal, 2018

Tabel 4.7. Analisis Perbandingan Perhitungan Draught Survey dan Metode


Pengukuran Situasi Detail
Draught Sisa Stock By Kuantitas Batubara Batubara
Total Isi Sisa Stock Persen
Bulan Survei Admin/ Draught Hasil Masuk Setelah Keluar Setelah Selisih
Stockpile By Survey Deviasi
(Barging) Survey Progress Survey Volume Survey Volume
Maret 328.669,44 142.027,25 186.642,194 191.327,87 14.552,07 20.979,9 184.900,04 1.742,160 0,53%
Sumber : Departement Engineering PT Putra Muba Coal, 2018

Hasil dari perhitungan kedua metode ini untuk mengetahui sisa batubara
di stockpile, antara perhitungan kuantitas draught survey dan cut and fill masih
memiliki beberapa kekurangan. Oleh sebab itu dilakukan analisis dan perbandingan
dari kedua metode tersebut guna mengurangi selisih yang signifikan dari kedua
metode perhitungan produksi tersebut.
60

4.4. Faktor Penyebab Terjadinya Selisih antara Draught Survey dengan


Pengukuran Situasi Detail
4.4.1. Faktor Penyebab Losses dari Metode Draught Survey
Fator penyebab terjadinya losses pad metode draught survey bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang penulis bahas pada penelitian ini, yaitu :
1. Adanya Alat Berat yang Masih Berada diatas Tongkang Saat Initial
Tongkang.
Pada saat initial dan intermediate ada excavator CAT 320 D dengan berat
alat sebesar 20,350 Ton (lampiran C) dan Whell loader CAT 966 G (Lampiran E)
dengan berat alat 22,870 Ton, sehingga menyebabkan muatan yang ada
menyebabkan losses atau kurangnya muatan tongkang tersebut ketika dilakukan
perhitungan ulang di mother vessel. Untuk total hilangnya muatan karena adanya
alat berat adalah 907,620 MT (lampiran P) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.9.

Gambar 4.9 Alat Berat yang Berada diatas Tongkang Saat Initial Tongkang

2. Tidak dilakukan Pengukuran Densitas Air.


Dengan tidak dilakukannya pengukuran densitas air pada saat initial dan
final tongkang, maka akurasi dan ketelitian data setelah dilakukan pengoreksian
displacement kurang tepat. Dan setelah dilakukan pengujian densitas air di
laboratorium kimia Politeknik Akamigas Palembang didapatkan nilai densitas
sebesar 0,996 kg/m3, maka terjadi selisih sebesar 142, 343 MT(lampiran Q).
61

3. Ketelitian pembacaan draft


Dari hasil pengamatan yang saya lakukkan di jetty PT Putra Muba Coal
setiap pembacaan draft kapal angka draft tersebut rata rata dilebihkan 1 cm dari
draft yang sebenarnya sebagai contoh pada gambar 4.10 draft-nya 7,20 m tetapi
pada lembar draft hasil draught survey tertulis 7,21 m.

Gambar 4.10 Draft Port AFT Tongkang yang Leo Marine Power 3008

Berdasarkan hydrostatic table untuk tongkang 300ft per 1cm-nya TPC rata-
rata pada saat inisial adalah 20,44 ton (lampiran F).
Losses =
= (1 20,44 / 21
= 429,24 ton
Dengan kurangnya ketelitian sebanyak 1 cm losses pertongkangnya adalah
20 ton dan dengan jumlah pengiriman selama bulan Maret totalnya adalah 429,24
ton batubara yang tidak dijadikan koreksi saat initial tongkang.
4. Jatuhnya Muatan Saat Tansportasi
Pada saat pemuatan batubara dari stockpile ke tongkang PT Putra Muba
Coal menggunakan Dump Truck Hino 130 HD. Karena untuk kegiatan pemuatan
di tongkang maka vessel truck Hino 130 HD tidak dikunci, sehingga menyebabkan
kurangnya muatan atau material muatan dari dump truck tersebut jatuh ketika
dilakukan pemindahan dari stockpile ke tongkang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.11
62

Gambar 4.11 Vessel Truck yang Tidak Dikunci

5. Batubara yang Dijadikan Landasan atau Pengunci Ramp Door


Karena ada batubara yang dijadikan landasan pada saat Ramp door atau
jembatan yang digunakan untuk penyeberangan dari darat jetty ke tongkang
menggunakan Whell Loader batubara yang dipindahkan sebanyak 11,445 Ton per
satu tongkang (lampiran R). Maka losses dari faktor selama bulan Maret dengan
jumlah pengiriman melalui tongkang yaitu didapatkan 240,345 ton (lampiran R).

Gambar 4.12 Kegiatan Penguncian Ramp Door


63

6. Adanya Kegitan Penyamplingan Batubara


Berdasarkan standart ASTM (D2234 – 1989) dengan kondisi batubara
uncleaned coal maka didapatkan hasil berat batubara yang diambil akibat
penyamplingan dari 21 tongkang selama bulan Maret adalah sebanyak 11,407 ton
(lampiran T).
4.4.2. Faktor Penyebab Losses dari Metode Pengukuran Situasi Detail
Faktor penyebab losses dari metode pengukuran situasi detail adalah kurang
efektifnya penempatan foresight dan backsight saat dilakukan pengukuran situasi
menyebabkan tidak sesuainya bentuk dari tumpukan batubara saat di perangkat
lunak dengan kondisi asli di lapangan berkurangnya ketelitian dan keakurasian data
dan hal ini menyebabkan losses.
4.4.3. Analisis Faktor Penyebab Selisih Dari Metode Draught Survey dengan
Metode Pengukuran Sitasi didalam Menghitung Sisa Batubara
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap faktor penyebab losses
pada kedua metode tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab losses ada 6 untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.13.
1.000,000 60,00%
900,000
50,00%
800,000
700,000
40,00%
600,000
500,000 30,00%
400,000
20,00%
300,000
200,000
10,00%
100,000
0,000 0,00%
Batubara
tidak
Alat Berat Ketelitian untuk Penyampl
menguji
di Initial Pembacaa Mengunci Lainnya ingan
densitas
Tongkang n Draft Ramp Batubara
air
Door
penyebab 907,620 429,240 240,345 142,343 11,205 11,407
% 52,10% 24,64% 13,80% 8,17% 0,64% 0,65%

penyebab %

Gambar 4.13 Grafik Penyebab Losses Penerimaan dan Pengeluaran


Pengeluaran Batubara di Jetty Putra Muba Coal pada Bulan Maret 2018
64

Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa penyebab losses yang paling besar
adalah dari adanya alat berat yang masih berada diatas tongkang yaitu sebesar
907,62 MT (lampiran P) dengan persentase sebanyak 52,10%. Sedangkan
penyebab losses terkecil adalah faktor jatuhnya muatan dan penempatan foresight
dan backsight yang tidak efektif, penulis menggabungkannya kedalam faktor
lainnya dengan jumlah 11,205 ton dengan persentase 0,64%. Untuk penyebab
losses dari ketelitian pembacaan draft adalah sebanyak 429,240 MT dengan
pesentase 24,64%. Dari kegiatan untuk mengunci ramp door sebesar 240,345
(Lampiran R) dengan persentase 13,80% dan losses dari jatuhnya muatan serta
tidak diukurnya densitas air sebagai pengkoreksi displacement saat inisial dan final
tongkang sebanyak 142,343 ton dengan persentase 8,17%. Untuk kegiatan
penyamplingan batubara sebanyak 11,407 MT (lampiran S) dengan persentase 0,65
%.
Total losses = Faktor1 + Faktor2 + Faktor3 + Faktor4 + Faktor5 + Faktor6
= 907,620 + 429,240 + 240,345 + 142,343 +11,205+11,407
=1.742,160 MT.
Berdasarkan data losses metode draught survey dan metode pengukuran
situasi detail setelah dihitung totalnya sebesar 1.742,160 MT. Setelah dilakukan
perhitungan ulang draught survey yang ditambahkan dengan enam faktor tersebut
maka totalnya adalah sebesar 143.769,410 MT. Maka sisa stock by draught survey
adalah sebesar 184.900,04 MT, jadi sisa stock batubara pada akhir akhir bulan maret
2018 dengan kedua metode tersebut adalah sama, tetapi terjadi losses atau tidak
tercatatnya batubara sebanyak 1.742,160 MT yang sudah terkirim menggunakan
metode draught survey. Karena faktor yang paling banyak menyebabkan losses
terdapat pada metode draught survey padahal metode ini digunakan untuk menjadi
acuan pembayaran oleh pembeli, maka perlu dilakukan pengawasan yang lebih dari
pihak penjual batubara agar tidak terjadi losses.

4.5. Produksi dan Penjualan Batubara PT Putra Muba Coal Tiap Bulan
Berdasarkan data realisasi penerimaan di stockpile pada bulan desember
sampai Maret 2018 di PT Putra Muba Coal (Lampiran T ) sisa persediaan batubara
65

tersebut diperoleh dari perhitungan pengukuran situasi detail pada tanggal 28-29
dan ditambah hasil dari penerimaan dari hauling serta pengeluaran selama tanggal
28 sampai akhir bulan Maret .
Tabel 4.8 Recouncil Stockopname PT Putra Muba Coal Bulan Desember
Sampai Bulan Maret
Draught Sisa Stock By Kuantitas Batubara Masuk Batubara
Sisa Stock Pencapaian Total Isi Sisa Stock Persen
Bulan Survei Admin / Hasil Setelah Survei Keluar Setelah Selisih
Batubara Produksi Stockpile By Survei Deviasi
(Barging) Draught survey Progress Volume Survey Volume

Desember 5.4597,18 106.305,79 160.902,97 137.718,71 23.184,26 15.061,15 4.657,38 19.718,53 -3.465,73 -2,15%

Januari 19.718,53 155.100,00 174.818,53 910.25,99 83.792,54 83.119,44 21.885,2 21.390,96 83.613,68 -178,86 -0,10%

Februari 83.613,68 167.984,33 251.598,01 863.66,05 165.231,96 156.972,24 19.941,33 12.527,82 164.385,75 -846,21 -0,34%

MARET 164.385,75 164.283,69 328.669,44 142.027,246 186.642,194 191.327,87 14.552,07 20.979,9 184.900,04 -1.742,154 -0,53%

Dari gambar 4.14 dan tabel 4.8 diketahui bahwa pada bulan februari
merupakan jumlah produksi paling besar yaitu 167.984,33 MT dan penerimaan
yang paling kecil adalah dibulan Desember yaitu 106.305,79 MT. sedangkan untuk
penjualan paling besar adalah pada bulan Maret yaitu 142,027.25 MT dan
penjualan paling sedikit adalah pada bulan Februari yaitu 86.366,05 MT.
berdasarkan tabel diatas pada PT Putra Muba Coal selalu mengalami losses
batubara setiap bulannya. Losses terbesar pada bulan Desember yaitu 3.465,73 MT
dan losses terkecil pada bulan Februari yaitu 178,86 MT.
350.000,00 4.000,000

300.000,00 3.500,000
3.000,000
250.000,00
2.500,000
200.000,00
2.000,000
150.000,00
1.500,000
100.000,00
1.000,000
50.000,00 500,000
- 0,000
Desember Januari Februari MARET
TOTAL ISI STOCKPILE 160.902,97 174.818,53 251.598,01 328.669,44
DRAUGHT SURVEI (BARGING) 137.718,71 91.025,99 86.366,05 142.027,25
SISA STOCKPILE BY ADMIN 23.184,26 83.792,54 165.231,96 186.642,19
Sisa Stock By Survey 19.718,53 83.613,68 164.385,75 184.900,04
selisih 3.465,730 178,860 846,210 1.742,160

Gambar 4.14 Grafik Recouncil Stockopname PT Putra Muba Coal


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan initial dan final tongkang untuk mendapatkan
kuantitas muatan ditongkang selama bulan Maret 2018 adalah sebesar
142.235,020 MT.
2. Berdasarkan hasil cut and fill adalah sebesar 191.327,87 MT dan dikurang
aktivitas penjualan sebesar 20.979,9 MT dan ditambah aktivitas penerimaan dari
hauling sebesar 14.552,07 MT maka kuantitas batubara di stockpile adalah
sebanyak 184.900,04 MT
3. Dari analisis perbandingan metode draught survey dengan metode pengukuran
situasi detail untuk menghitung sisa batubara di stockpile pada bulan Maret
adalah terjadi selisih untuk sisa batubara sebanyak 1.742,15 MT dengan
persentase dari total batubara selama sebulan adalah 0,53%.
4. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada kedua metode tersebut, metode
draught survey yang lebih dominan menyebabkan losses yaitu terdapat enam
faktor penyebab losses sedangkan pada metode pengukuran situasi detail hanya
terdapat satu faktor yaitu penempatan backsight yang tidak efektif.

5.2. Saran

1. pada saat initial tongkang diusahakan tidak ada aktivitas alat berat diatas
tongkang baik excavator maupun whell loader ini bisa menghapuskan losses
sebanyak 43,220 ton per tongkangnya .
2. Jika pada saran 1 tidak bisa dilaksanakan maka harus menggunakan berat bersih
dari tongkang pada saat perhitungan kuantitas tongkang. Caranya mengurangi
net dispacemet initial dikoreksi dengan adanya tambahan berat dari alat berat
maka losses sebanyak 43,220 ton sehingga losses-nya berkurang.
3. Melakukan pengukuran densitas air pada saat initial dan final tongkang karena
densitas air digunakan sebagai koreksi displacement pada perhitungan initial
dan final tongkang.

66
67

4. Tailgate vessel truck Hino dikunci agar batubara yang diangkut tidak jatuh pada
saat dilakukan transportasi dari stockpile ke tongkang dan juga bisa mengurangi
biaya untuk angkut yang mahal karena muatan dari dump truck bertambah
menjadi lebih banyak.
5. Untuk pemasangan prisma target (APS) dipasang di tripod agar ketelitiannya
menjadi lebih akurat atau mengurangi persen kesalahan pada pengukuran
sehingga data yang diperoleh dari hasil penembakan koordinat xyz bisa
mewakilkan koordinat xyz di lapangan dan mempermudah pengolahannya pada
perangkat lunak (software).
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2011. Penggunaan Alat Total


Station. Jakarta

Besari, Ismail. 2005. Kamus Fisika. Bandung: Pionir Jaya.

Bresnick, S. 2002. Intisari Fisika, Hipokrates. Jakarta: Erlangga.

Departement Engginering PT Putra Muba Coal. 2017. Recounsil Stockopname PT


Putra Muba Coal Desember 2017 : PT. Putra Muba Coal.

Departement Engginering PT Putra Muba Coal. 2018. Recounsil Stockopname PT


Putra Muba Coal Januari sampai Maret 2018 : PT. Putra Muba Coal.

Esvandiari. 2006. Smart Fisika. Jakarta: Puspa Swara.

Hadi, Nugroho M.S. 2013. Ilmu Ukur Tanah . Jakarta : kemendikbud.

Hase, dkk. 2007. Petunjuk Praktis Pengunaaan Total Station Sokkia cx Series 105
.Jepang : SOKKIA TOPCON .CO LTD.

Hidayattullah, Arief A.D. 2016. Analisisis Perhitungan Volume Overburden


menggunakan Software Surpac, Metode Truck Count, Prouduksi Actual
Dump Truck Nissan CWB Serta Perhitungan Keekonomisan Pembuatan
Pos dan Jembatan Timbang Overburden Pit C Prioritas satu PT Duta Alam
Sumatera. Politeknik Akamigas Palembang :’’ Tugas Akhir Tidak
Diterbitkan’’.

Irawan, Wahyu. 2017. Analisis perhitungan volume produksi overburden pada


survei progress dengan software surpac vision 6.5.1 dibanding-kan dengan
metode ritase alat angkut (truck count) pt. Cipta bersama sukses,
kecamatan sungai lilin, kabupaten musi banyuasin propinsi sumatera
selatan. Politeknik Akamigas Palembang :’’ Tugas Akhir Tidak
Diterbitkan’’.

Juliastuti, Endang. 2002. Fisika Universitas Jilid 1 (Edisi Kesepuluh). Jakarta:


Erlangga.

Permana, widastama Angga. 2014. Perhitungan volume stockpile batubara metode


cut and fill menggunakan berbagai jenis perangkat lunak. Universitas gajah
mada “ Skripsi Tidak diterbitkan ”.

Purwanto, Hamzah. 2017. Pelatihan Dasar Teori dan perhitungan Draft Survey.
Palembang : PT Panca Survey.

68
69

Syaripudin, Akhmad. 2008. Pengantar Survey dan Pengukuran.

Wihantoro,. et al. 2005. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto: Universitas


Jenderal Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai