Anda di halaman 1dari 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan PLI

Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) merupakan sebuah program

yang diadakan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI) serta merupakan

sebuah mata perkuliahan wajib yang harus diambil oleh penulis yang sudah

memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh pihak UHI. Syarat-syaratnya

yaitu untuk jenjang pendidikan S1 harus sudah menyelesaikan Satuan Kredit

Semester (SKS) sebanyak 120 SKS.

Selain itu, penulis berusaha untuk mengasah dan menerapkan ilmu atau

teori-teori yang sudah didapatkan selama perkuliahan, serta untuk mencari

pengalaman-pengalaman baru yang belum penulis dapatkan selama

perkuliahan sehingga penulis bisa mengerti seperti apa bekerja di lapangan

secara langsung. Dengan demikian penulis bisa mempelajari bagaimana

sebaiknya dan apa-apa saja yang kurang selama penulis melaksanakan

perkuliahan selama ini.

B. Tujuan Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri (PLI)

Tujuan dilakukannya kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) di

PT. Bakapindo :

1. Meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri penulis dalam memasuki

dunia kerja nantinya.

2. Mengaplikasikan ilmu yang sudah penulis peroleh selama di bangku

perkuliah pada saat di dunia kerja.

1
2

3. Membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan di masa

mendatang dengan penuh tanggung jawab.

4. Menyusun sebuah laporan sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan PLI.

C. Manfaat Pelaksanaan PLI

Manfaat yang didapat dari kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) di

PT. Bakapindo adalah:

1. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh

penulis selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri.

2. Memberikan pemahaman empiris tentang dunia industri secara umum dan

segala hal.

3. Tumbuhnya rasa kedisiplinan yang tinggi bagi penulis dalam berbagai

aspek.

4. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung dalam dunia industri

melalui aktifitas dan pemahaman yang ditemukan di industri.

5. Dapat mengetahui proses kegiatan penambangan dan kendala sesuai

dengan masalah yang diangkat.

D. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT Bakapindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan dolomite yang berlokasi di Jorong Durian Kecamatan

Kamang Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

PT Bakapindo bekerjasama dengan CV Bukit Raya sebagai pelaksana

dalam bidang penggilinggan dolomite PT Bakapindo sebagai pemilik kuasa


3

pertambangan menerima fee (pembagian hasil) dari hasil produksi

pemasaran dolomite sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

PT Bakapindo sudah beroperasi selama 20 tahun dan menggunakan

blasting selama 10 tahun terakhir. Kegiatan penambangan dengan luas

area sesuai dengan perjanjian kerja sama pengelolaan lahan adalah 10 ha

menargetkan produksi perbulan sekitar 15.000 ton dan membagi

penambangan menjadi 2 shift siang dan malam. Dengan struktur organisasi

(lampiran I).

Dalam menjalankan aktivitasnya PT Bakapindo dibantu 90 orang

karyawan yang bekerja pada bagian administrasi & keuangan, bagian

produksi, bagian umum, mekanik, operator, driver, checker, dan petugas

keamanan. Adapun fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Mine Manager

Mine Manager adalah seorang pimpinan perusahaan

pertambangan.Tugas dari seorang manager tambang (mine manager)

adalah:

1) Memberikan intruksi tentang pelaksanaan kerja pada bawahannya,

yang meliputi kepala produksi, kepala bagian umum, dan bagian

keuangan

2) Melakukan dan menyetujui transaksi-transaksi keperluan

penambangan

3) Membuat laporan pertanggung jawaban secara berkala kepada pemilik

perusahaan
4

4) Bertanggung jawab terhadap hasil kerja dan kelancaran kegiatan

penambangan.

5) Mewakili perusahaan dalam memutuskan masalah yang berhubungan

dengan tambang baik kedalam maupun keluar

b. Bagian Umum

Bagian umum adalah suatu departemen yang bertugas untuk

mengurus masalah umum yang terdiri dari bagian personalia,

administrasi umum, masalah pembelian (Purchasing) dan keamanan

(security).

1) Personalia

Tanggung jawab bagian personalia adalah:

a) Penerimaan dan memberhentikan karyawan.

b) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta pemberian

upah kerja.

2) Administrasi

a) Pendataan aset perusahaan.

b) Pemeliharaan dan pendistribusian sarana di lapangan .

c) Penyediaan kebutuhan dan fasilitas tambang.

3) Purchasing (pembelian)

a) Pembelian solar (BBM) untuk seluruh kebutuhan proyek.

b) Pemlian alat-alat baru jika dibutuhkan untuk kepentingan tambang,

dan

c) Pendatan pembelian.
5

4) Security (keamanan)

a) Keamanan aset perusahaan.

b) Keamanan karyawan.

c) Keamanan hasil produksi perusahaan.

c. Bagian Koordinasi Produksi

Adalah departemen yang ditunjuk untuk mengurus masalah pada

bagian produksi.

d. Bagian Administrasi dan Keuangan.

Adalah bagian yang menangani administrasi keuangan perusahaan,

administrasi produksi dari setiap kegiatan, jumlah jam kerja untuk

menentukan upah pekerja.

2. Lokasi dan Topografi

a. Lokasi

Lokasi penambangan PT Bakapindo dilihat dari sisi geografis,

Nagari Kamang Magek berada diantara 000 10 00" sampai 000 15 00"

Lintang Selatan dan 1000 200" sampai 1000 250" Bujur Timur, dengan

ketinggian pada 900 m dari permukaan laut. Suhu udara sejuk dengan

kelembaban udara berkisar 80%, dengan suhu udara rata-rata 19 27 0C.

Lokasi proyek penambangan bisa dicapai dengan sarana perhubungan

darat, dari pusat kota bukittinggi yang berjarak 10 km dengan waktu

tempu sekitar 20 menit.


6

b. Topografi

PT. Bakapindo memiliki area deposit yang terletak pada salah

satu bukit barisan, yaitu bukit yang diberi nama bukit Jaya dan bukit

Kurao (bukit Sibunyian) serta area persawahan di bagian selatan, dan

bagian Barat area hutan lindung,serta pada bagian btimur juga

berbatasan dengan bukit hutan lindung. Topografi bukit Jaya

merupakan perbukitan dengan relief sedang dan strukturnya

didominasi oleh sistem bench. (lampiran 4)

c. Kesampaian Daerah

Lokasi kegiatan penambangan PT. Bakapindo dapat ditempuh

melalui satu jalur.. Jalur yang ditempuh melalui jalur darat dari Padang

ke Bukittinggi (Kota Bukittinggi) yang memakan waktu

2 jam 30 menit.Selanjutnya dilanjutkan perjalanan darat dari Kota

Bukittinggi ke PT. Bakapindo,Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten

Agam, Sumatra Barat dengan waktu 1 Jam.


7

Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah PT. Bakapindo


(Sumber: Google Earht)

d. Keadaan Geologi

Dilihat dari sisi Geografis, PT. Bakapindo yang berada sejajar

dengan bukit barisan formasi batuan yang dijumpai pada daerah Kamang

Magek ini dapat digolongkan kepada Pratersier(berumur tua) yang terdiri

dari batuan endapan permukaan, sedimen, metamorfik, vulkanik dan

intrusi.

e. Iklim dan Curah Hujan

Daerah penambangan PT Bakapindo ini beriklim tropis dengan

temperature udara berkisar antara 25 C 30 C. Aktivitas penambangan

terbuka sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. pada musim hujan

kegiatan penambangan akan terhambat karena jalan untuk pengangkutan


8

licin, akibatnya aktivitas penambangan tidak bisa dilakukan, sebaliknya

pada musim kemarau akan timbul banyak debu.

Daerah Kamang Magek merupakan daerah beriklim tropis basah

yang dipengaruhi dengan curah hujan yang bervariasi. Berdasarkan data

curah hujan 2013, curah hujan rata-rata Agam adalah sebesar 235,908

mm/bulan. Curah hujan yang relatif tinggi biasanya terjadi pada bulan

Februari Maret dan November - Desember sedangkan curah hujan

terendah terjadi pada bulan Jani Juli dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Curah Hujan Kabupaten Agam Tahun 2013

Jumlah Curah Hujan/ Jumlah Hari Hujan/


Bulan Number of Rainfall Number of Rainy Days

( mili meter ) ( Hari/Days)


Januari/January 198 15
Februari/February 220,2 17
Maret/March 444,5 21
April/April 317 21
Mei/May 109,2 16
Juni/June 83,3 13
Juli/July 107,5 19
Agustus/August 215,1 18

September/September 191,1 17

Oktober/October 263 23
November/November 413,1 27
Desember/December 268,9 17
Jumlah/Total 2 830,9 224
Sumber : Stasiun Klimatologi Palupuah, BPS Kabupaten Agam
9

E. Deskripsi Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Adapun kegiatan yang dilakukan pada Praktek Lapangan Industri ini

dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2016 s.d 30 Agustus 2016.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Waktu Pelaksanaan

Agustus
No Kegiatan
Week Week Week Week Week Week

I II III IV V VI

Orientasi

1 Lapangan

Pengumpulan Data

2 dan Reverensi

3 Pengolahan Data

Penyusunan dan

Pengumpulan

4 Laporan

F. Perencanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Berdasarkan keputusan dari pihak Universitas, mahasiswa melaksanakan

kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) selama minimal 240 jam, atau setara

dengan 30 hari kerja efektif (8jam/hari). Oleh sebab itu penulis melaksanakan

praktek lapangan industri ini dimulai pada tanggal 15 Juli s.d 30 Agustus 2016.

Untuk melaksanakan kegiatan PLI ini dibutuhkan beberapa rencana yang


10

nantinya akan penulis gunakan sebagai acuan atau pedoman selama

melaksanakan kegiatan di perusahaan. Adapun rencana kegiatan yang akan

penulis laksanakan selama melaksanakan kegiatan PLI di PT Bakapindo adalah

sebagai berikut:

1. Mempelajari Struktur Organisasi dan Sejarah Perusahaan

Pada tahap ini penulis akan mencari struktur organisasi dan sejarah

perusahaan yang mungkin akan penulis dapatkan dari perusahaan ataupun

dari media lain.

2. Mempelajari K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup)

Perusahaan.

Pada tahap ini penulis akan mencari tahu tentang konsep menajemen

K3LH perusahaan, alat-alat APD (alat pelindung diri) yang digunakan oleh

karyawan perusahaan, sistematis pertolongan kecelakaan, dan semua yang

berhubungan dengan K3LH perusahaan.

3. Mempelajari Bagaimana Sistem Penambangan di Perusahaan

Pada tahap ini penulis akan mencari tahu mengenai sistem dan tahap-

tahap penambangan di PT Bakapindo yang digunakan oleh perusahaan

dalam mencapai target produksi.

4. Mempelajari Aktivitas Penambangan di PT Bakapindo.

G. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan Industri

Kegiatan PLI terdiri dari rangkaian kegiatan yang berhubungan antara

satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampai pada tahap penyusunan

laporan. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


11

1. Tahap Pra-PLI

Pada tahap ini penulis memulai kegiatan dengan mempersiapkan

berbagai hal yang diperlukan untuk mengikuti program PLI yaitu:

a. Mengikuti Coaching atau pembekalan tentang PLI.

b. Memiliki tabungan sks minimal sebanyak 120 sks untuk program S1.

c. Meminta surat permohonan kepada koordinator PLI di jurusan sekaligus

menunjuk dosen pembimbing.

d. Membawa surat tersebut kepada Unit Hubungan Industri (UHI) untuk

pembuatan surat permohonan pelaksanaan PLI.

e. Kantor UHI membuat surat permohonan ke perusahaan/industri.

f. Penulis mengirim surat permohonan ke perusahaan/industri.

g. Perusahaan menerima penulis untuk melaksanakan PLI.

h. Penulis melapor dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum

berangkat ke perusahaan.

2. Tahapan Kegiatan di Lapangan

Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan dilapangan tempat

melaksanakan PLI adalah sebagai berikut:

a. Pada hari pertama, penulis melapor ke kantor 1 PT.Bakapindo dan ke

supervisor bahwa penulis akan memulai kegiatan PLI di perusahaan.

b. Penulis mengikuti kegiatan safety induction yang bertujuan untuk

memberikan arahan kepada orang yang akan melaksanakan kegiatan di


12

PT. Bakapindo mengenai halhal safety yang harus diperhatikan selama

melakukan kegiatan di area penambangan.

c. Selanjutnya pengambilan APD (Alat Pelindung Diri) yang dibawa sendiri

meliputi: Safety Helmet, Safety Shoes, dan masker

d. Penulis mulai mengamati, mengambil data, dan menulis laporan

kegiatan PLI selama melaksanakan kegiatan PLI di perusahaan, dalam

penulisan laporan ini penulis akan dibimbing oleh supervisor.

3. Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan

Kegiatan yang penulis ikuti dalam pelaksanaan pengambilan data dan

kerja peraktek pada satuan kerja penunjang tambang.Selama mengikuti

kegiatan lapangan penulis melakukan berbagai aktivitas penambangan, serta

pengambilan data di lapangan.

Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman nyata di lapangan tentang teknis perencanaan, pelaksanaan dan

pengolahan pekerjaan penambangan dalam rangka melengkapi pengetahuan

teoritis yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.

a. Pengamatan Lapangan

Pengamatan yang penulis lakukan selama 2 hari di lapangan

adalah :

1) Pada hari pertama, penulis melakukan tahap wawancara terhadap

security ( pengaman), tentang keadaan tambang secara keseluruhan

dan sekaligus ikut melihat transaksi damptruck yang keluar masuk

lokasi penambangan dalam hal pembelian dolomite.


13

2) Pada hari ke dua, penulis melakukan pengamatan terhadap lokasi

penambangan, penulis melihat proses perawatan dan pembersihan

alat, proses pengolahan, proses pemuatan dan pengangkutan, dll.

b. Pengamatan waktu pemuatan dan pengangkutan

Pemuatan dan pengangkutan di PT Bakapindo dilakukan dalam II

tahap:

1) Pengakutan Tahap I yaitu pengangkutan tumpukan dolomite oleh

dump truck setelah di blasting menuju hopper crusher.

2) Pengangkutan tahap II yaitu pengangkutan dari tempat penampungan

keluaran crusher menuju MTM (Medium speed Trapezium Mill).

c. Pengamatan aktivitas breaker

Dolomite yang berukuran lebih dari 85 cm akan dilakukan proses

pemecahan ( breaker ), yang bertujuan untuk menghasilkan pecahan

dolomite yang kecil dari 85 cm, hasil dari pemecahan tersebut akan

dimuat ke dumtruck dan dibawa ke tempat pengolohan dolomite yaitu

crusher.

Breaker yang dilakukan di PT. Bakapindo tersebut, dilakukan

hanya dengan mengubah fungsi dari excavator yang awalnya menggali

dan memuat menjadi pemecah batu dengan mengganti buchket yang ada

pada excavator dengan breaker.


14

Gambar 2. Aktivitas Breaker

d. Pengamatan kegiatan pengolahan

Pada kegiatan pengolahan penulis mengamati proses dumping

dolomite yang ada didalam dumptruck, ditumpahkan ke dalam bak

penampung ( Hoper ) yang ada di crusher.

Proses pengolahan dolomite di PT. Bakapindo tersebut terjadi di

dua tempat, yaitu : bagian atas dan bagian bawah. Yang membedakan

pengolahan bagian atas dan pengolahan bagian bawah ialah pada proses

tahap ke dua, dimana pada proses pengolahan bagian bawah alat yang

digunakan pada tahan ke dua ialah secondary crusher, sedangkan pada

tahap ke dua pengolahan atas menggunakan alat cone crusher.

Tahap tahap pengolahan dolomite di PT. Bakapindo sebagai

berikut :

1) Tahap pertama pengolahan terdapat pada alat pengolah jaw crusher,

dolomite yang berukuran antara 5 cm sampai dengan 80 cm akan

diremukkan, hasil dari remukkan tersebut mempunyai rerata ukuran


15

antara 2 cm 6 cm, dan dolomite yang bercampur dengan tanah dan

meterial lainnya yang biasa disebut limbah ( coral ).Limbah ( coral )

masih bisa digunakan bahkan masih ada konsumen yang membeli

untuk keperluan penimbunan rumah, penimbunan kolam, dan

pemadatan jalan, sehingga limbah ( coral) di PT. Bakapindo tersebut

mempunyai nilai ekonomis juga yang ikut berperan dalam keuangan

perusahaan.

Gambar 3. Pengolahan Bagian Atas


16

Gambar 4. Pengolahan Bagian Bawah

2) Tahap ke dua pengolahan terjadi pada secondary crusher dan cone

crusher.

Pada tahap secondary crusher, dolomite yang diproses

berukuran 2 cm sampai dengan 6 cm, dimana output dari remukan

secondary crusher tersebut terbagi ke dalam 3 stockpile setelah

melalui tahap vibrating screen ( penyaringan ), yaitu dolomite ukuran

< 1 cm, dolomite ukuran 1 cm 2 cm, dolomite ukuran 3 cm yang

akan dibawa ke jaw crusher.


17

Gambar 5. Alat Pengolah Secondary Crusher

Sedangkan, pada tahap cone crusher, dolomite yang diproses

berukuran 2 cm 6 cm, dimana output dari remukan cone crusher

tersebut terbagi kedalam 5 stockpile setelah melalui tahap vibrating

screen ( penyaringan ), yaitu bubuk dolmite , dolomite ukuran < 1 cm,

dolomite ukuran 2 cm 3 cm dan dolomite ukuran > 3 cm yang akan

kembali dibawa kembali ke jaw crusher untuk di olah kembali.


18

Gambar 6. Alat Pengolah Cone Crusher

e. Ikut aktif dalam perawatan dan pembersihan alat alat pengolahan

Perawatan dan pembersihan sekaligus pemanasan mesin pengolah

dilakukan 30 menit sebelum waktu kerja diimulai. Penulis mendapat

kesempatan ikut serta dalam membersihkan mesin pengolahan dari

tumpukan debu dolomite pada mesin pengolahan bagian bawah.


19

Gambar 7. Pembersihan Salah Satu Dinamo

f. Pengamatan kegiatan perbaikan mesin di workshop PT. Bakapindo

Pada area workshop, penulis mengamati mechanical sedang

mengelas salah satu dumptruk yang rusak pada bagian penampungan

dolomite.
20

Gambar 8. Mechanical Memperbaiki Penampungan Dolomite Pada

Salah Satu Dumptruck

g. Untuk kegiatan drilling and blasting selama 2 bulan tidak bisa

dilaksanakan berhubung bahan bahan peledakannya habis, dan lagi

menunggu pemesanan di PT. Dahana. Sehingga penulis hanya bisa

wawancara sedikit mengenai peledakan dan pemboran.


21

h. Pada alat pengolahan MTM ( Medium Speed Trapezium ) tidak bisa

diamati berhubung mesin pengolahan rusak.

4. Tahap Pasca PLI.

Adapun tahapan kegiatan yang harus dilakukan pasca PLI adalah

sebagai berikut:

a. Setelah selesai melaksanakan PLI penulis kembali ke kampus dan

melapor kepada dosen pembimbing bahwa penulis sudah selesai

melaksanakan kegiatan PLI.

b. Penulis menyerahkan laporan PLI dan formulir penilaian PLI kepada

dosen pembimbing.

c. Selanjutnya penulis akan mengumpulkan laporan di Fakultas Teknik FT-

UNP & Jurusan Teknik Pertambangan FT-UNP.

5. Hambatan dan Penyelesaian

Dari keseluruhan kegiatan yang telah penulis lakukan selama

melaksanakan PLI di PT Bakapindo, ada beberapa hambatan atau

permasalahan yang terjadi, diantaranya yaitu seringnya terjadi kerusakan

pada alat pengolah produksi,baik itu crusher ataupun MTM. Selain itu, alat

berat yang digunakan untuk kegiatan Gali-muat sering mengalami

kerusakan sehingga menyulitkan penulis untuk melakukan pengambilan

data di lapangan. Untuk memperbanyak data, penulis harus menunggu

sampai alat tersebut ready dan siap untuk melakukan pekerjaannya lagi.

Serta ,banyaknya waktu delay yang terpakai saat dumptruck

menunggu proses dumping ke mesin pengolah crusher.


22

6. Temuan Menarik

a. Kendaraan antri karena alat pengolahan yang rusak mengakibatkan cycle

time alat angkut.

Gambar 9. Dumptruck Menunggu Waktu Muat

b. Banyaknya Boulder dari hasil peledakan

Diameter batu kapur hasil peledakan sangat bervariasi, mulai dari

ukuran 5 cm hingga 100 cm. Untuk batu kapur yang berukuran lebih dari

80 cm, maka dilakukanlah kegiatan breaker untuk memperkecil ukuran

batu kapur agar bisa diolah oleh jaw crusher.


23

Gambar 10. Boulder Hasil Peledakan


c. Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat jalan yang tidak rata sehingga

menghambat laju alat angkut.

d. Banyaknya aktivitas masyarakat sekitar yang lalu lalang di jalan utama

penambangan karena jalan tambang merupakan jalan penghubung dari

satu daerah ke daerah lain.


24

Gambar 11. Jalan Keluar Masuknya Dumptruk


25

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu sektor penting yang menjadi andalan pemerintah Indonesia

untuk menambah devisa negara secara cepat adalah melalui sektor

pertambangan. Dengan adanya kegiatan penambangan sumberdaya alam ini

memberikan dampak positif bagi negara misalnya memberikan kontribusi

yang cukup besar bagi pendapatan nasional dan pendapatan daerah serta

memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dan daerah.

PT Bakapindo sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak

dalam bidang penambangan dolomite ikut terdorong untuk

mengoptimalkan penggalian cadangan dolomite yang ada. Khususnya di

Daerah Jorong Durian Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam

Provinsi Sumatera Barat. Gambar peta kesampaian dari PT Bakapindo ini

dapat dilihat pada lampiran 3. PT Bakapindo ini memiliki izin usaha yang

sesuai dari isi lampiran 5 serta peta topografi pada lampiran 4.

Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung

unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia

CaMg(CO3)2. Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit

murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan

54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit

25
26

dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3,

dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang murni,

karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama dengan batu

gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung. Dalam mineral dolomit

terdapat juga pengotor, terutama ion besi.

Operasional tambang dolomite oleh PT Bakapindo menerapkan

metode penambangan open pit dengan sistem tambang terbuka quarry yang

dilakukan dengan cara membuat jenjang atau dengan sistem bench

Penambangan dolomite dilakukan dengan mengikuti endapan dolomite

dengan memotong bukit yang dimulai dari puncak hingga ke bawah.

Penambangan quarry ini dilakukan secara mekanis dengan pembentukan

bench dengan ketinggian yang bervariasi yaitu 6,5 m -8 m.

B. Kajian Teoritis

1. Pemanfaatan Dolomite

Dolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan

bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan

sebagai komoditi pada:

a. Dalam tungku pemanas atau pencair

b. Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah

c. Dalam industri cat sebagai pengisi

d. Industri kaca, plastik, kertas

e. Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia

f. Industri alkali, pembersih air


27

g. Industri ban

h. Industri obat-obatan dan kosmetik

i. Campuran makanan ternak, industri keramik

j. Bahan penggosok (abrassive)

Dari sekian banyak pemanfaatannya, pemanfaatan dolomite dapat

dikelompokkan menjadi 2 yakni:

1) Pemanfaatan dolomite secara langsung

Pemanfaatan dolomite secara langsung digunakan untuk

pertanian, semen klinker, mortar, klinker dolomite,

penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.

a) Pertanian

Dalam sektor pertanian dolomite dimanfaatkan untuk

menetralisir keasaman tanah. Dolomite banyak mengandung

magnesium yang berguna untuk menambah kesuburan pada

tanaman.

b) Dempul Rekahan

Selain batu gamping, dolomite atau campuran

keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat sebagai

penyemen atau pengisi rekahan-rekahan pada kayu.

2) Pemanfaatan dolomite yang telah dikalsinasi

Pemanfaatan dolomite secara kalsinasi digunakan untuk

semen Magnesium Oksiklorida. Semen ini cukup keras, tetapi

tidak tahan terhadap air. Untuk menghindarkannya dapat


28

dilindungi dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin.

Dolomite ini sering digunakan sebagai material dasar

pencampuran semen supaya cepat mengeras. Penggunaan

lainnya adalah untuk matrik penyemenan dalam berbagai

variasi. Hampir keseluruhan komposisi semen ini tahan

terhadap pelarut, kuat akan tekanan dan tarikan, serta tahan

terhadap api dan serangga.

2. Potensi dan Penyebaran Dolomite

Penyebaran dolomite yang cukup besar terdapat di Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan

Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar di daerah lain,

namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa

pada endapan batu gamping. Berikut adalah beberapa daerah penyebaran

dolomite di Indonesia.

a. Provinsi Jawa Barat

Dolomite di Provinsi Jawa Barat dapat dijumpai di Daerah

Cibinong, Bogor yaitu di Pasir Gedongan. Dolomite di daerah ini

umumnya berwarna putih keabu-abuan dan putih, serta termasuk batu

gamping dolomitan yang bersifat keras, kompak, dan kristalin.


29

b. Provinsi Jawa Tengah

Dolomite di Provinsi Jawa Tengah dapat dijumpai di Daerah

Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan.

Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping

dolomitan.

c. Provinsi Jawa Timur

Dolomite di Provinsi Jawa Timur dapat dijumpai di beberapa

daerah yaitu:

1) Di Daerah Gunung Ngaten, dan Tuban yang terdapat pada bagian

atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan

dolomite dengan kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta m3,

sedangkan dengan kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta m3.

2) Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat di sebelah utara

Kampung Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan

batu gamping dan dolomite di daerah ini membentuk Bukit

Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite di daerah ini

terdapat formasi gamping berumur pliosen dengan ketebalan 50 m

dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih. Jumlah cadangan

sekitar 50 juta m3.

3) Di Daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping

yang mengandung dolomite 4,5 90,4% berumur pliosen. Di

daerah Gunung Kaklak, Tuban cebakan dolomite terdapat


30

dalam formasi batu gamping pliosen, dengan ketebalan sekitar

35 m dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 juta m3.

4) Di Gunung Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomite yang

terdapat di daerah ini bersifat keras dan pejal, kompak serta

kristalin. Di Daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1 km

sebelah timur Socah, batuan dolomite termasuk Formasi

Kalibening (fasis batu gamping) yang berumur pliosen. Cebakan

dolomite di sini berwarna putih agak lunak, dengan cadangan

ditaksir sekitar 430 juta meter ton.

d. Provinsi Sumatera Barat

Dolomite di Provinsi Sumatera Barat dapat dijumpai didaerah

Kamang Magek, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan

lepas yang berasal dari dapur bakar batu gamping dekat bukit

Kamang.

e. Provinsi Sulawesi Selatan

Dolomite di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dijumpai di

Daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari

Tonasa telah di analisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut

adalah dolomite yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa

dalam batu gamping.


31

f. Provinsi Papua

Dolomite di Provinsi Papua dapat ditemukan di daerah Abe

Pantai, sekitar Gunung Sehajiro, Gunung Mer, dan Tanah Hitam

dengan kandungan MgO = 10,7%-21,8%, merupakan lensa-lensa dan

kantong-kantong dalam batu gamping.

3. Alat Berat

Alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adalah alat yang

digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan

pembangunan suatu struktur. Alat berat merupakan salah satu faktor

penting di dalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi dengan

skala yang besar. Tujuan penggunaan alatalat berat tersebut untuk

memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil

yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah dalam waktu yang relatif

singkat. Alat berat yang umumnya dipakai di dalam proyek konstruksi

antara lain : Bulldozer, Excavator dan Dump Truck.

Alat muat dan alat angkut merupakan salah satu factor pendukung

dari suatu kegiatan penambangan terutama tambang terbuka. Tanpa

adanya kedua alat ini beroperasi maka kegiatan produksi batu bara tidak

akan berjalan, karena tidak memungkinkan menggunakan tenaga manusia

secara konvensional.

Untuk mendapatkan produksi yang optimal dalam suatu tambang

terbuka, maka harus diperhatikan efesiensi dan kemampuan dari alat berat

yang digunakan, terutama untuk alat angkut dan alat muat yang
32

merupakan tolak ukur kemampuan produksi dari suatu proses produksi.

Dalam usaha mencapai produksi yang optimal sesuai target, salah satu

usaha yang dilakukan perusahaan yaitu dengan mengevaluasi alat muat

dan alat angkut di front penambangan, karena dengan demikian bisa

diketahui berapa kemampuan maksimum alat tersebut bisa bekerja.Dalam

perencanaan kebutuhan alat muat dan alat angkut maka perlu

diketahui teori mengenai alat-alat tersebut:

a. Alat Gali

Excavator merupakan alat yang berfungsi sebagai alat menggali

dan memuat ore, selain itu alat ini juga berfungsi sebagai alat

perintisan jalan dan pembersihan lahan. Alat excavator yang dipakai

di PT. Bakapindo ini adalah excavator dengan jenis

Caterpillar 320 D.

Gambar 12. Excavator Tipe 320D


33

Gambar 13. Bagian-bagian excavator

b. Alat Angkut

Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk

memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500

meter atau lebih). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan

untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja sendiri.

Alat angkut untuk jarak dekat (< 5 km) yang efisien adalah

dump truck. Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut

dolomite, tanah, top soil, dan lain-lain, Menurut Partanto (1996:

33) karena kalau kecepatannya tinggi (kondisi jalan baik) maka dump

truck memiliki produktivitas tinggi. Berikut adalah gambar dump

truck yang terdapat di PT Bakapindo.


34

Gambar 14. Dump Truck 220 PS TI


Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat angkut, salah

satu tolak ukur untuk mengetahui baik buruknya hasil kerja alat

angkut adalah besarnya produksi yang dicapai oleh suatu alat.Adapun

yang mempengaruih hasil kerja tersebut sebagai berikut :

1) Keadaan Jalan

Meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan

2) Lebar Jalan

3) Tanjakan Maksimum

Kemiringan jalan atau tanjakan yang dapat dilewati dump

truck dengan baik berkisar antara 7-8 %,

menurut Partanto (1996: 35). Berdasarkan kapasitas bak, dump

truck terbagi atas tiga golongan yaitu:


35

1) Ukuran kecil, yaitu truck yang mempunyai kapasitas sampai

dengan 25 ton.

2) Ukuran sedang, yaitu truck yang mempunyai kapasitas 25-100 ton.

3) Ukuran besar, yaitu truck yang mempunyai kapasitas lebih besar

dari 100 ton.

Menurut Partanto (1996: 57) keuntungan dan kerugian

memakai truck kecil adalah sebagai berikut:

1) Keuntungan memakai truck kecil

a) Lebih mudah menggerakkan ke kanan dan ke kiri, atau lebih

lincah atau gesit.

b) Lebih cepat dan ringan, sehingga tidak merusak bak dan jalan.

c) Kalau kebetulan ada yang macet atau kerusakan, kemerosotan

produksi kecil.

d) Lebih mudah disesuaikan dengan kapasitas alat galinya.

2) Kerugian memakai truck kecil

a) Agak sukar mengisi nya karena kecil, sehingga lebih lama

spotting time.

b) Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan

(maintenance), macamnya suku cadang (spare parts) untuk

sasaran produksi yang sama.

c) Mesinnya sering kali memakai bahan bakar yang mahal.

Dari beberapa pertimbangan di atas maka bisa dilakukan

pemilihan dump truck yang cocok untuk pekerjaan yang akan


36

dilaksanakan. Menurut Partanto (1996: 55) truck menurut cara

penumpahan material terbagi atas:

1) Penumpahan ke samping (side dump truck).

2) Penumpahan ke belakang (rear dump truck).

3) Penumpahan ke belakang dan ke samping (rear and side dump

truck)

Syarat yang penting agar truck dapat bekerja secara efektif

adalah jalan yang keras dan rata. Dalam penggunaan dump truck

harus sejalan dengan alat muat karena ada kemungkinan dump truck

banyak menunggu atau sebaliknya.Medan kerja sangat berpengaruh,

karena apabila medan kerja buruk akan mengakibatkan peralatan

mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara optimal.

4. Alat Penunjang

a. Crusher

Crushing plant digunakan untuk mereduksi ukuran dolomite

menjadi 50 mm, sesuai dengan permintaan pembeli. Sebelum

bekerja alat terlebih dahulu dibersihkan dan di lakukakan perawatan

seperti penggomokan (greasing). Perbaikan pada sambungan belt jika

terjadi kerusakan atau putus, pembersihan dari dolomite terbuang

(looses) saat beroperasi, pengecekan permesinan, dan sebagainya

yang dirasa perlu. Berikut adalah gambar crusher yang digunakan

untuk memproduksi dolomite di PT Bakapindo.


37

Gambar 15. crusher


1) Jaw Crusher

a) Prinsip dan Mekanisme Jaw Crusher

Jaw crusher merupakan crusher primer yang digunakan

untuk memecahkan batuan dengan ukuran setting antara

30 mm dan 100 mm. Jaw crusher terdiri dari dua tipe yaitu

blake dan dodge. Alat peremuk jaw crusher dalam prinsip

kerjanya adalah alat ini memiliki 2 buah rahang dimana salah

satu rahang diam dan yang satu dapat digerakan, sehingga

dengan adanya gerakan rahang tadi menyebabkan material yang

masuk ke dalam kedua sisi rahang akan mengalami proses

penghancuran. Material yang masuk diantara dua rahang akan

mendapat jepitan atau kompresi. Ukuran material hasil


38

peremukan tergantung pada pengaturan mulut pengeluaran

(setting), yaitu bukaan maksimum dari mulut.

alat peremuk. Produk peremukan akan berukuran 85 %

minus ukuran bukaan maksimum, sedangkan ukuran umpan

masuk adalah 85 % x gape.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw crusher :

(1). Lebar lubang bukaan

(2). Variasi dari throw(selisih jarak pelemparan antara open setting

dengan close setting)

(3). Kecepatan

(4). Ukuran umpan

(5). Reduction ratio (RR)

Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran

umpan dengan ukuran produk. Reduction ratio yang baik untuk

ukuran primary crushing adalah 4 7, sedangkan untuk

secondary crushing adalah 14 20 dan fine crushing (mill)

adalah 50 -100.

(6). Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan

berat jenis umpan.


39

c) Kapasitas Jaw Crusher

Faktor yang mempengaruhi penggunaan energi Jaw Crusher :

(1). Ukuran feed

(2). Ukuran produk

(3). Kapasitas mesin

Kapasitas mesin peremuk jaw crusher dibedakan menjadi

kapasitas desain dan kapasitas nyata. Kapasitas desain

merupakan kemampuan produksi yang seharusnya dicapai oleh

mesin peremuk tersebut, sedang kapasitas nyata merupakan

kemampuan produksi mesin peremuk sesungguhnya yang

didasarkan pada sistem produksi yang diterapkan. Kapasitas

desain diketahui dari spesifikasi yang dibuat oleh pabrik

pembuat mesin peremuk dan kapasitas nyata didapatkan

dengan cara pengambilan conto produk yang dihasilkan.

(4). Sifat batuan

(5). Persen waktu yang tidak terpakai


40

Gambar 16. Jaw Crusher dan Bagian bagiannya


(Sumber : Internet)

2) Cone Crusher

a) Prinsip dan Mekanisme Cone Crusher

Mesin Cone Crusher terdiri dari bingkai, perangkat transmisi,

hollow eccentric shaft, bearing berbentuk mangkuk, penghancur

berbentuk kerucut, springs dan tempat pengaturan tekanan hidrolik

untuk mengatur discharging opening.

Selama masa pengoperasian, motor menjalankan eccentric

shaft shell untuk berbalik melalui poros horisontal dan sepasang

bevel gear. Poros dari crushing cone berayunan dengan kekuatan

eccentric shaft shell sehingga permukaan dari dinding penghancur

berdekatan dengan dinding roll mortar dari waktu ke waktu. Dalam

hal ini, bijih besi dan batu akan tertekan dan kemudian hancur.
41

Pemanfaatan agregat dalam proyek konstruksi sangatlah luas.

Salah satu pemanfaatan agregat adalah sebagai bahan dasar

pembuat beton dan campuran aspal. Selain itu juga digunakan

sebagai bahan pembuat jalan. Guna mendapatkan kerikil atau

batuan pecah yang sesuai dengan ukuran yang diharapkan maka

diperlukan suatu alat untuk memotong material. Alat pemecah

batuan yang digunakan adalah crusher.

Cone Crusher digunakan dalam industri metalurgi,

konstruksi, pembangunan jalan, kimia dan industri fosfat. Cone

crusher tepat untuk batu dan bijih keras dan setengah keras, seperti

bijih besi, bijih tembaga, batu kapur, kuarsa, granite, gritstone, dan

sebagainya. Tipe dari lubang crushing disesuaikan dengan bijih.

Standard type digunakan untuk PYZ (penghancuran sekunder);

middle type untuk PYD (penghancuran tersier); short-head type

untuk penghancuran pertama dan kedua.

b) Keunggulan dari Mesin Cone Crusher

(1).Tingkat produksi tinggi; kualitas tinggi

(2).Mesin kurang menghentikan waktu

(3).Mudah dalam perawatan dan rendah biaya

(4).Sistem penghancuran yang unik meliputi primer, sekunder, dan

tersier
42

Gambar 17. Cone Crusher


3) MTM (medium speed trapezium)

Setelah batuan dolomite mengalami pengecilan ukuran saat

diremukan batuan dolomite kembali diolah pada MTM (medium

speed trapezium), MTM merupakan pelopor penggiling yang telah

sangat dikenal oleh kalangan industri penggilingan di dunia. MTM

ini berfungsi untuk memenuhi ukuran kehalusan dolomite yang

diinginkan konsumen. Mesin penggiling ini didesain sendiri oleh

tenaga insinyur dan ahli dibidang teknikal, berdasarkan penelitian

terhadap industri penggilingan selama bertahun-tahun dan juga

menerapkan teknologi dalam proses pembentukan bubuk.

Mesin ini mempunyai beberapa keunggulan yang berasal

dari semua mesin penggilingan yang ada di dunia, seperti

peremukaan trapesium pada saat beroperasi, koneksi yang


43

fleksibel. MTM telah mengatasi beberapa kekurangan secara

menyeluruh yang terdapat pada penggilingan tradisional baik

dalam hal aplikasi, kapasitas, kehalusan dalam menggiling,

konsumsi energi, ketahanan dan sebagainya. Berikut adalah

gambar MTM yang mengolah batuan dolomite yang sudah

diremukan di crusher.

Gambar. 15 MTM (Medium Speed Trapezium)

b. Bagian dan fungsi peralatan pada alat peremuk dolomite


crusher

1) Hoper

Hopper berfungsi sebagai tempat penampungan material

dolomite.
44

Gambar 18. Hoper


2) Roller dan Drum Crusher

Merupakan alat peremuk batu kapur, Roller double

crusher 2PGC 600 750 double atau tripel stage single roll

merupakan pengembangan dari ukuran pereduksian bentuk

primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang

digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi dolomite

yang berukuran maksimal 700 mm menjadi berukuran sekitar

350-400 mm, tergantung pada sifat dolomite tersebut. Dari

umpan yang masuk ke secondary crusher berukuran 350 mm,

Double roll crusher dapat menghasilkan dolomite yang

berukuran 13-23 mm. Gambar 12 merupakan gambar roller

double crusher.
45

Gambar 19. Roller Double Crusher


a) Kapasitas Roller Double Crusher 2PGC 600750

Kapasitas roller double crusher 2PGC 600750

tergantung pada kecepatan roller, lebar permukaan roller,

diameter dan jarak antara roller yang satu dengan lainnya.

Roller biasanya digunakan untuk batuan lunak seperti

shale, lempung dan material lengket sampai setengah

keras. Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan

menjadi.

(1). Choke Crushing

Penghancuran material tidak hanya dilakukan

oleh permukaan roll tetapi juga dilakukan oleh sesama

material.

(2). Free Crushing

Free crushing yaitu material yang masuk

langsung dihancurkan oleh roll. Kecepatan crushing


46

tergantung pada kecepatan pemberian umpan

(feed rate) dan macam reduksi yang diinginkan.

b) Sistem kerja pada roller double crusher 2PGC600750

Pada roller double crusher 2PGC600750, material

dilewatkan ke primary crusher dan dilewatkan ke screen

dan material yang tidak lolols akan diteruskan ke

secondary crusher. Produk dari secondary crusher akan

melewati screen kembali dan proses akan terus berlanjut

sampai semua material lolos dari screen. Skema sistem

kerja crusher roller double crusher 2PGC600 750 dapat

dilihat pada gambar 12.

Feed Secondary
crusher

Primary
Screen
Crusher

Product

Gambar 13. Skema Sistem Kerja Roller Double Crusher

3) Belt conveyor

Belt conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang

cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan

terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan

pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan.
47

Misalnya dari karet, plastik, kulit yang tergantung dari jenis

dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut

bahan-bahan dolomite belt conveyor yang dipakai di PT.

Bakapindo terbuat dari karet. Belt conveyor digunakan untuk

membawa material yang sudah diremukkan sesuai ukuran

yang diinginkan dari peremukan hingga ke ayakan.

c. Langkah kerja crusher yang ada PT. Bakapindo

Langkah kerja crusher sebagai berikut:

1) Akibat pengaruh gravitasi, dolomite yang ditampung di

dalam hopper turun secara berlahan-lahan ke bawah dan

akan tertampung pada pengumpan (vibrating grizzly

feeder).

2) Vibrating grizzly feeder

Bekerja maju mundur dan getaran yang dihasilkan

menyebabkan dolomite terdorong ke dalam screen yang

bertingkat.

3) Dolomite yang berukuran < 50 mm akan lolos pada

ayakan ini langsung jatuh pada belt conveyor,

sedangkan batu kapur yang berukuran > 50 mm akan

diputar lagi menggunakan double roll, pada double roll

inilah batu kapur direduksi menjadi ukuran < 50 mm.


48

4) Dolomite hasil peremukan double roll ini akan jatuh

pada belt conveyor dan akan dibawa ke gudang

penyimpanan (stock pile). Berikut adalah gambar

penampungan dolomite sebelum diolah lagi ke

pengolahan selanjutnya.

Gambar 14. Penyimpanan (stock pile)

5. Sistem Penambangan

Penambangan dolomite dilakukan dengan metode quarry.

Quarry Bukit Kamang Magek merupakan quarry batu dolomite yang

dieksploitasi dengan sistem penambangan terbuka menggunakan sistem


49

jenjang (bench system) yang memiliki ketinggian bervariasi yaitu 6,5-8

m. Penambangan dolomite dilakukan mengikuti endapan dolomite

dengan memotong bukit yang dimulai dari puncak hingga ke bawah.

Adapun proses kegiatan penambangan yang dilakukan adalah:

a. Perintisan

Perintisan adalah pembuatan jalan masuk untuk pembukaan

daerah yang akan ditambang (front baru). Kegiatan ini dilakukan

dengan excavator. Biasanya meliputi penebangan pohon dan

pembersihan semak belukar. Hal ini bertujuan untuk membuat jalan

masuk sampai area tambang.

b. Pembabatan (clearing)

Pembabatan merupakan pekerjaan pengembangan yang

bertujuan untuk membersihkan daerah penambangan yang baru dari

tumbuhan pada luas areal tertentu. Biasanya kegiatan tersebut

meliputi aktivitas penebangan pohon dan pembuangan. Pembabatan

ini dilakukan dengan menggunakan gergaji rantai chain saw).

c. Pengupasan (stripping)

Pengupasan merupakan tahap untuk mengupas lapisan penutup

atau over burden pada dolomite. Pada lokasi penambangan tanah

penutupnya juga ada mengandung silika, jadi over burdennya selama

pengupasan juga bisa dimanfaatkan untuk diproduksi. Lapisan ini


50

mengunakan alat berat excavator sebagai alat gali dan muat,

serta dump truck sebagai alat angkut.

d. Pemboran (drilling)

Pemboran merupakan kegiatan untuk pembuatan lubang ledak.

Pada tahap ini unit penambangan PT. Bakapindo menggunakan 1 unit

alat bor, yaitu Furukawa PCR 200 2,5 inchi dan Kompresor Airman

dengan diameter matabor 2,5 inchi. Berikut adalah gambar alat

pemboran di PT. Bakapindo.

Gambar 16. Mesin Bor


e. Peledakan (Blasting)

Peledakan adalah tahapan untuk pemisahan bahan galian dari

batuan induknya agar lebih mudah untuk digali, tahapan ini dilakukan

setelah kegiatan pemboran dan lubang tembak untuk diisikan bahan


51

peledak. Bahan peledaknya terdiri dari detonator listrik sebagai

penyalaan awal, dinamit (power gel) dan ANFO sebagai blasting

agent yang merupakan campuran dari Ammonium Nitrat dan Fuel

Oil dengan perbandingan 95,5%: 4,5%.

PT Bakapindo yang bergerak di bidang petambangan dan

industri dolomite mempunyai kapasitas produksi 15.000 ton per

bulan. Frekuensi peledakan di PT Bakapindo adalah 8 kali per bulan.

Struktur dolomite adalah batuan berlapis.

f. Proses Kegiatan Pengolahan Dolomite PT.Bakapindo

1) Pemuatan (Loading)

Loading merupakan proses pemuatan material ke alat

angkut. Pemuatan (loading) pada PT. Bakapindo dilakukan

dengan menggunakan excavator untuk pekerjaan penggalian dan

pemuatan pada daerah loading area.

Waktu siklus alat muat adalah waktu yang dibutuhkan alat

untuk melakukan pekerjaan dari awal hingga akhir dan kembali

lagi pada keadaan awal. Gerakan yang dilakukan alat muat adalah:

a) Waktu gali

Waktu gali adalah waktu yang

dibutuhkan excavator untuk mengisi bucket.


52

b) Waktu swing isi

Waktu swing isi adalah lama waktu yang dibutuhkan

excavator untuk membawa bucket yang terisi material ke alat

angkut.

c) Waktu Tumpah

Waktu Tumpah adalah lama waktu yang dibutuhkan

excavator untuk menumpahkan material isi bucket ke alat

angkut.

d) Waktu swing kosong

Waktu swing kosong adalah waktu yang dibutuhkan

untuk mengayunkan bucket kembali ke gerakan penggalian.

e) Waktu terbuang (Spot Time)

Waktu terbuang (Spot Time) adalah keadaan dimana alat

muat menunggu sedangkan alat angkut melakukan

pengangkuttan.

2) Pengangkutan (Hauling I)

Pengangkutan bertujuan untuk memindahkan material

dolomite hasil kegiatan peledakan menuju ke tempat alat

peremukan material (crusher dan MTM).Pencatatan waktu siklus

alat angkut, gerakan yang dilakukan alat angkut adalah:


53

a) Waktu Manufer I.

Adalah waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk

membelok hingga mundur mengatur posisi untuk diisi oleh alat

muat.

b) Waktu Muat

Adalah lama waktu pengisian material ke alat angkut.

c) Waktu Angkut

Adalah lama waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk

membawa material dari tempat pengisian ke tempat

penumpahan (dumping).

d) Waktu Manufer II

Adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk membelok

dan bersiap untuk dumping.

e) Waktu Tumpah (dumping)

Adalah lama waktu yang dibutukan alat untuk

menumpahkan material.

f) Waktu Kembali

Adalah lama waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk

kembali ke tempat pengisian material.


54

g) Waktu Terbuang (Spot Time)

Adalah keadaan dimana alat angkut menunggu sedangkan

hopper crusher dan MTM (medium speed trapezium mill)

masih belum bisa ditambah.

3) Pengolahan

Pengolahan dolomite pada PT. Bakapindo dilakukan

melalui dua tahapan, yaitu:

a) Tahapan pertama yaitu penghancuran dolomite menggunakan

crusher bertipe roller double crusher 2PGC 650X700 dan

MTM (medium speed trapezium Mill) 160.

b) Tahapan kedua yaitu hasil keluaran dari crusher diolah kembali

pada MTM (medium speed trapezium mill) bertipe MTM 160

dengan ukuran sesuai permintaan konsumen.

6. Hasil Pengolahan Dolomit dan Kegunaannya di PT. Bakapindo

a. Dolomit dan Kapur Pertanian

1). Dibidang Pupuk Alam

a). Menetralisir keasaman air tanah

b).Menambah unsur kalsium dan magnesium yang sangat

dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman

c).Menegah gejala dielbek (mati pucuk) dan difesiensi magnesium

dalam tanah.
55

2). Dibidang Industri

Diantaranya sebagai bahan baku pembuatan kaca, cat,

plywood, keramik, pakan ternak, dan pengikat sulfur dalam tanah.

3). Dibidang Perikanan

Untuk meningkatkan Ph tanah dasar tambak pada kolam

perikanan sehingga dapat meningkatkan hasil tambak

b. Batu Kapur / Limestone

Digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam pabrik pulp / paper

c. Kapur Tohor (Quik Limes)

Digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam pabrik pulp /


paper, gula, air minum, tambak udang, dan tambang batubara dan
lain-lain.

d. CaCO3 ( Calcium Carbonat)

1). Mesh 100

2). Mesh 200

3). Mesh 400

4). Mesh 600

5). Mesh 800

6). Mesh 1000


56

Digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen, karbit,

penjernih air dan digunakan dalam proses pengendapan bijih logam,

bahan untuk pemisahan cangkang dan inti sawit pada pabrik minyak

sawit.

e. Drilling chemical LCM

Digunakan untuk membantu proses pemboran pada perusahaan

industri minyak dan gas.

1). Ground morble (super fine, fine, coarse)

2). Hydroted Lime

Saat ini PT. Bakapindo memproduksi dengan tipe fine yaitu

dengan purity 90% dan mesh maksimal #200

3).Nut plug

Saat ini PT. Baakapindo memproduksi Nut plug dengan tipe

fine, medium, coarse.

4). Bakaseal

Saat ini PT. Bakapindo memproduksi dengan spesifikasi

MCF ( Micronized cellulose fibers ).

7. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu

pekerjaan atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai

untuk bekerja dengan waktu yang tersedia. Waktu kerja adalah jumlah

waktu kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan, meliputi

kegiatan penggalian, pemuatan, dan pengangkutan.


57

Menurut Rochmanhadi, (1983 : 7-9) dalam merencanakan suatu


proyek, produktivitas perjam dari suatu alat yang diperlukan adalah
produktivitas standar dari alat tersebut kondisi ideal dikalikan dengan
suatu faktor. Faktor tersebut dinamakan Efisiensi Kerja. Berikut ini
adalah tabel efisiensi keja alat yang membandingkan hasil dari kerja alat
tersebut.

Tabel 3. Efisiensi Kerja Alat

Kondisi Pemeliharaan Mesin


Operasi Baik Baik Sedang Buruk Buruk sekali
Alat
sekali

Baik 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63

sekali

Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60

Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54

Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45

Buruk 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32

sekali

Rochmanhadi, (1983 : 8)

Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan

terakhir harus diambil dengan semua hal tersebut di bawah ini:

a. Apakah alat sesuai dengan topografi yang bersangkutan.

b. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti ukuran medan dan

peralatan, cuaca saat itu dan penerangan pada tempat dan waktu yang

diperlukan.
58

c. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antar peralatan dan mesin.

d. Metode operasional dan perencanaan persiapan.

e. Pengalaman dan keahlian (skill) operator dan pengawas untuk

pekerjaan tersebut.

Hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pelaksanaan

pemeliharaan peralatan:

a. Penggantian pelumas dan gomok (grease) secara teratur.

b. Kondisi peralatan pemotong (blade, bucket, bowl, dan sebagainya).

c. Persediaan suku-suku cadang yang sering diperlukan untuk peralatan

yang bersangkutan.
59

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktek lapangan industri yang telah dilakukan pada

tanggal 15 July sampai 31 Agustus 2016 di PT. Bakapindo, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Bakapindo merupakan salah satu perusahaan industri swasta yang

bergerak dibidang penambangan dolomit yang terdapat di kabupaten

agam,sumatra barat dengan target produksi 15000 ton / bulan.

2. Dalam operasionalnya PT. Bakapindo menerapkan metode penambangan

open pit dengan sistem penambangan terbuka (quary) dengan membuat

bench pada tiap perubahan ketinggiannya.

3. Dalam proses gali muat bahan galian, PT. Bakapindo menggunakan alat

excavator tipe caterpillar 320D, dan dalam proses pengangkutannya

menggunakan dumptruk tipe 220 PS TI ukuran 4 x 2

4. Dalam pengolahan dolomit, PT. Bakapindo menggunakan alat penunjang

seperti crusher ( jaw crusher, cone crusher ) dan MTM ( Medium Speed

Trapezium )

5. Hasil olahan dolomit PT. Bakapindo dapat berupa :

a. Dolomit dan kapur pertanian

b. Batu kapur / limestone

c. Kapur tohor ( quik limes )

d. CaCO3 ( calcium carbonat )

59
60

e. Drilling chemical LCM

6. Proses penambangan PT. Bakapindo dimulai dari:

a. Perintisan

b. Pembabatan ( clearing )

c. Pengupasan ( stripping )

d. Pemboran ( drilling )

e. Peledakan ( blasting )

f. Proses pengolahan

g. Pemasaran

B. Saran

1. Dalam proses penambangan suatu bahan galian, itu akan merubah bentuk

bentangan alam, dan setiap saatnya ada pengupdatetan data kemajuan

tambang dan bentuk topografi. Dimana, pada PT. Bakapindo data yang

diinginkan mahasiswa untuk melihat kemajuan dan bentuk topografi selalu

diberikan data yang tidak update, sehingga, membuat mahasiswa sulit untuk

melihat bentuk awal bentang alam sampai bentuk bentang alam pada tahun

2016. Sehingga harapan kedepannya PT. Bakapindo bisa memberikan data

update untuk mahasiswa ataupun siswa yang melaksanakan kuliah praktek,

penelitian ataupun prakerin.

2. Dalam proses penambangannya diharapkan kedepannya PT. Bakapindo

dapat meningkatkan kedisiplinan karyawan-karyawan yang bekerja,

terutama dalam kedisiplinan waktu


61

3. Selama proses praktek yang saya lakukan di PT. Bakapindo, saya beberapa

kali sering menemui kerusakan alat pengolahan, harapan kedepannya

perlunya peningkatan perawatan dan kebersihan alat alat yang terdapat di

PT. Bakapindo tersebut.

Anda mungkin juga menyukai