PENDAHULUAN
program yang diadakan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI) dan
merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa yang
telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh pihak UHI. Syarat untuk
untuk mengasah, dan menerapkan ilmu atau teori teori yang sudah penulis
baru yang belum penulis dapatkan selama dibangku kuliah, sehingga penulis
bisa mengerti seperti apa bekerja di lapangan itu secara langsung. Dengan
pada PT Pebana Adi Sarana, Nagari Manggilang, Kec. Lima Puluh Kota,
1
2
dunia industri.
berbagai aspek.
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Achtar Iljas.
untuk merubah nama CV. Pebana menjadi PT Pebana Adi Sarana dan
kemajuan.
Misi :
5
pengembangan usaha.
Keterangan :
a. Project Manager
penambangan.
perusahaan.
penambangan.
pembelian (Purchasing).
berikut :
7
1) Personalia
2) Administrasi
d) Purchasing (Pembelian)
tambang.
g) Pendataan pembelian.
penutup.
andesit.
8
penambangan.
produksi dari setiap Pit, jumlah jam kerja dan overtime untuk
5) Departemen HSE
apapun.
6) Departemen Logistik
7) Departemen Engineering
lapangan.
8) Departemen Plan
departemen plan.
9) Security (Keamanan)
perusahaan.
10
10) Pemasaran
4. Kesampaian Daerah
Lima Puluh Kota mencapai 372.568 jiwa. Kabupaten ini terletak dibagian
timur wilayah Provinsi Sumatera Barat atau 124 km dari Kota Padang,
Ibukota Provinsi. Secara geografis terletak antara 000 25’ 28.71” LU – 000
22’ 14.52” LS dan 1000 15’ 44.10” – 1000 50’ 47.80” BT, dengan luas
administarif dengan:
permukaan laut antara 110 meter dan 2.261 meter. Daerah ini memiliki
3 gunung berapi yang tidak aktif yaitu Gunung Sago, Gunung Bungau
dan Gunung Sanggul, serta 17 sungai besar dan kecil yang mengalir
pengairan/irigasi.
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat,. Pangkalan Koto Baru adalah salah
13
satu dari 13 kecamatan yang ada di bagian utara barat Kabupaten Lima
km2 yang berarti 21,23 % dari luas Kabupaten Lima Puluh Kota.
Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat dengan luas area
berada antara garis lintang utara 000 02’ 31.30” – 000 03’ 11.00” dan
a. Excavator
penggalian materialnya.
2) Swing Load Time yaitu waktu yang di perlukan oleh alat gali
3) Dumping Time yaitu waktu yang di butuhkan oleh alat gali muat
4) Swing Empty yaitu waktu yang di perlukan oleh alat gali muat
b. Dump truck
lainnya pada jarak yang dekat sampai sedang. Dump truck cukup
tidak tergantung pada jalur jalan. Alat angkut ini dapat digerakkan
c. Bulldozer
material .
c) Keahlian operator
patah.
21
berikut:
a. Breaker
b. Drill mechine
penulis adalah sebagai berikut dan kegiatan harian penulis dapat di lihat pada
lampiran I
Minggu Ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Orientasi Di Kantor
Orientasi Di Lapangan
Praktek Pengambilan Data
Konsultasi Dengan Pembimbing
Pengumpulan Data
Penginputan Data
Pengolahan Data
Bimbingan dan Evaluasi
Presentasi
Revisi
antara satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampai pada tahap
berikut:
1. Tahap Pra-PLI
universitas.
a. Pengenalan Perusahaan
PLI di perusahaan.
b. Safety Induksi
yang ada, jenis alat gali muat dan angkut yang ada di PT Pebana Adi
Sarana.
24
d. Kegiatan Penambangan
alat gali muat, akan tetapi jika kegiatan ini dilakukan oleh alat
front loading .
1) Proses drill
jumlah dan posisi titik bor yang akan di bentuk agar dapat
bawah ini:
handak:
3) Proses Carging
4) Proses Blasting
5) Loading Material
di bawah ini:
6) Hauling Isi
7) Dumping
30
8) Hulling Kosong
terhambat.
hancurkan oleh crusher, pada proses ini tentunya menjadi salah satu
c. Sering terlambat
setelah istirahat.
4. Temuan Menarik
mengeluhkan hasil lading yang tidak baik lagi akibat efek dari
pemungkiman warga.
BAB II
TOPIK PEMBAHASAN
industri sering di jumpai batuan yang relatif keras dan tidak dapat di tambang
untuk menghancurkan batuan agar lebih mudah untuk digali dan dimuat ke
dalam alat angkut menuju mesin crusher untuk mereduksi ukuran batu
andesit.
untuk mendapatkan batu andesit yang diinginkan dimulai dari kegiatan land
peledakan yang terlalu lama, human error, hasil fragmentasi yang tidak baik
karena memiliki boulder yang cukup banyak, disamping itu cycle time alat
muat dan angkut menjadi faktor utama tidak tercapainya produksi di setiap
bulannya.
ton/bulan. Dimana produksi yang tercapai hanya 84,5 % dari target yang telah
“Keserasian Kerja Alat Muat PC300 dengan Alat Angkut Scannia pada
B. Kajian Teoritis
1. Metode penambangan
tingkat teknis yang ada saat ini dan ke ekonomisan bahan galian tersebut
produksi peralat. Kapasitas alat adalah jumlah material yang dapat diisi,
dimuat atau diangkut oleh suatu alat. Pabrik pembuatan alat akan
material yaitu bank cubic meter (BCM), loose cubic meter (LCM),
a. Excavator
1) Backhoe
operator
2) Power shovel
36
b. Dumptruck
1) Dumptruck Kecil
2) Dumptruck Besar
besar.
Produksi alat gali muat dalam hal ini backhoe di pengaruhi oleh
kapasitas bucket, fill factor, waktu edar dan efisiensi kerja alat.
39
KbxFFxSfxEffx 3600
Q=
Ct
Dimana :
nxKbxFfxSfxEffx 3600
Q=
Ct
Dimana :
4. Kesediaan (avaibility)
jumlah waktu kerja terpakai dengan jumlah waktu kerja terpakai dan
kerja alat dan jumlah waktu yang dipergunakan untuk perbaikan alat,
yaitu:
W
MA = × 100 %
W +R
Keterangan :
MA = kesediaan alat
Persamaannya yaitu :
W +S
PA = × 100 %
W + R+ S
Keterangan :
PA = Kesediaan fisik
operasi.
digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut
pemakaian alat adalah jumlah jam kerja alat dan waktu menunggu
W
UA = × 100 %
W +S
Keterangan :
UA = Kesediaan pemakaian
operasi.
jumlah kerja alat, waktu menunggu alat, dan jumlah waktu yang
dipergunakan.
W +S
EU = × 100 %
W + R+ S
Keterangan :
EU = Kesediaan efektif
a. Sifat Batuan
b. Keadaan Cuaca
mekanis seperti :
angkut. Semakin baik geometri jalan maka semakin baik juga kerja dari
secara tepat karena selalu berubah dari jam ke jam, dari hari ke hari,
45
Vq
K= × 100%
Vm
Keterangan :
a. Kandungan Air
setelah dikurangi berat air menjadi lebih kecil dari kapasitas baku.
b. Kelengketan Material
kohesif/lengket.
c. Ukuran Material
Jenis Faktor
Kondisi kerja
pekerjaan bucket
diantaranya.
Keterangan :
Keterangan :
maka waktu produktif akan semakin kecil dan dapat dihitung denan
rumus :
Wem
Ekm = × 100 %
Wtm
Keterangan:
Wtm = waktu kerja alat gali dan alat muat yang tersedia
(menit).
(menit).
50
d. Effisiensi Kerja
ideal dari waktu yang tersedia, hal ini karena adanya faktor
b) Kondisi Alat
c) Perlengkapan Alat
2) Faktor Material
4) Faktor Manusia
5) Faktor Keserasian
dimana tidak saling menunggu antara alat muat dan alat angkut.
alat muat dan alat angkut dinyatakan dalam match factor (MF).
60 menit/jam 100%
55 menit/jam 91%
50 menit/jam 83%
45 menit/jam 75%
40 menit/jam 67%
Na x CTm x n
MF =
CTa x Nm
Dimana :
n = Jumlah pengisian
a. MF < 1
sehingga terdapat waktu tunggu yang terjadi bagi alat gali untuk
menunggu alat angkut yang belum datang. Pada situasi ini, kinerja
Keadaan seperti ini lebih baik dari pada terjadinya waktu tunggu
b. MF = 1
sehingga tidak ada waktu tunggu yang terjadi. Keadaan ini sangat
c. MF > 1
waktu tunggu yang terjadi untuk alat angkut. Situasi seperti ini
54
1. Data Primer
dari hasil pengamatan di lapangan, adapun data yang diambil, antara lain:
c. Waktu Hambatan
lapangan.
55
2. Data Sekunder
publikasi terdahulu.
a. Curah Hujan
b. Geologi
c. Literatur
Q =
Q =
= 16034.03 ton/bulan.
produksi PT. Pebana Adi Sarana untuk Alat gali Komatsu PC 300 adalah
18.000 ton/bulan, artinya target produksi untuk alat gali Komatsu PC 300
tidak tercapai.
Diketahui:
Jumlah DT = 4 unit
Q =
Q =
= 15885 ton/bulan.
57
muat Scannia adalah 18.000 ton/bulan, artinya target produksi Alat muat
Alat Angkut
Match factor alat gali muat PC 300 dengan alat angkut DT Scannia :
∑ pengisian = 10 kali
10 x 4 x 19.46
MF =
1 x 965.4
MF = 0.80
MF < 1
hauller.
angkut didapat MF = 0.80 atau MF < 1 berarti ada waktu tunggu untuk
alat gali muat, artinya alat angkut mengalami masalah saat hauling
58
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali muat karena menunggu alat
angkut yang belum datang yang disebabkan adanya perawatan jalan oleh
parameter jumlah Alat Angkut, yang mana pada awalnya 1 fleet terdiri
dari 1 alat muat dan 4 alat angkut diubah menjadi 1 alat muat dan 5 alat
angkut.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan dan
pembahasan dari bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa
kesimpulan yaitu :
59
B. Saran
1. Sebaiknya pada kegiatan produksi pihak perusahaan lebih memerhatikan
Lampiran 1
Cycle time pc 300
60
Lampiran 2
Cycle Time DT Scannia