Anda di halaman 1dari 32

PROJEK PENGENDALIAN MUTU

DISUSUN OLEH:
RIKKI MUARA PANDAPOTAN SORMIN 5193121027
FRANCISKO SIMANIHURUK 5193121018

DOSEN PENGAMPU: Dr. SAUT PURBA, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Pekerjaan


Perawatan merupakan suatu aktivitas pada suatu mesin maupun
komponennya yang meliputi seluruh material atau benda dengan tujuan agar
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan standart. Dalam pelaksanaan
Projek di PT. Growth Sumatra Industri, salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan
adalah perawatan pada mesin scrap. Tujuan utama di mesin scrap yaitu :
1. Menghasilkan permukaan datar atau bidang yang mungkin dalam bidang
horizontal, vertikal atau sudut.
2. Membuat slot, alur dan alur pasak.
3. Memproduksi kontur cekung / cembung atau kombinasi penuh
Maintenance (Perawatan) adalah suatu kegiatan perawatan pada mesin guna
menghindari kerusakan yang dapat terjadi pada mesin tersebut. Maintenance yang
dilakukan pada mesin scrap adalah Preventiv maintenance, berupa perawatan berkala
dan perawatan perdiktif, kegiatan ini dilakukan pada mesin untuk menghindari kerus
akan atau kelainan pada mesin sehingga tidak berfungsi dengan baik. Preventive
maintenance scrap dilakukan oleh orang bengkel dengan pengawasan kepala kerja.
1. Gambaran Umun Perusahaan
PT. Growth Sumatera Industry merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang peleburan dan rolling (penggilingan) besi cor dan baja dengan
memproduksi produk logam diantaranya baja billet (tulangan beton), besi cor
tulangan polos, besi cor tulangan sirip, besi cor as, besi cor profil siku. PT. Growth
Sumatera Industry didirikan pada tanggal 23 April 1969, yang berlokasi di Jalan KL
Yos Sudarso Km 10, Kecamatan Medan Deli Kota Medan Indonesia. Dengan jumlah
tenaga kerja kurang lebih sebanyak 1023 orang. Perusahaan ini senantiasa
mengevalusai kinerja karyawannya, dalam menilai kinerja perusahaan, pihak
manajemen melakukan pengukuran kinerja kompetensi personal. Seiring dengan
perkembangan industri logam saat ini khususnya di daerah Sumatera Utara, sehingga
memunculkan adanya persaingan antar perusahaan logam tersebut.

2
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat ini, setiap perusahaan dituntut
untuk melakukan beberapa usaha agar mendapatkan performansi kerja dan layanan
bagi konsumen yang semakin baik. Sehingga dengan kondisi ini perusahaan akan
memiliki daya saing untuk berkompetisi dengan lainya. Tantangan era globalisasi
menuntut persaingan yang semakin ketat dan kompleks dalam penyedia produk
maupun jasa untuk senantiasa meningkatkan dan menjaga kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan. Untuk mendukung eksistensi perusahaan dalam negeri menghadapi
persaingan global maka perusahaan harus menghasilkan produk/jasa yang
mempunyai keunggulan yang kompetitif bagi konsumen penggunanya (BSN, 2010).
Baja billet adalah salah produk yang diproduksi Growth Sumatera Industry dalam
jumlah besar dikarenakan tingginya permintaan dari costumer akan produk ini. Oleh
karena itu kualitas merupakan salah satu faktor penting yang harus untuk menjaga
daya saing dan loyalitas konsumen mereka. Akan tetapi dari data jumlah produksi
selama tahun 2012.
Perusahaan ini membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi yang
memadai. Namun, yang menjadi permasalahan kompetensi di perusahaan ini yaitu
karyawan kurang memiliki keterampilan dalam mengoperasikan program-program
yang ada pada komputer. Beberapa karyawan sering melimpahkan wewenang kepada
karyawan lain yang lebih memiliki keterampilan sehingga butuh waktu lama untuk
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Kemudian informasi-informasi pekerjaan yang
diterima lebih sering menggunakan bahasa Inggris sehingga sulit bagi karyawan
untuk mengerti maksud dari pada tugas-tugas yang diberikan. Keadaan demikian
membuat karyawan salah menerima informasi tugas.
2. Visi Dan Misi Perusahaan
a. Visi
-Menjadi penghasil perusahaan besi yang terdepan, terintegrasi dan
berstandar internasional.
b. Misi
-Memanfaatkan bahan baku serta sumber daya lokal secara optimail sehingga
memberikan dampak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar
-Menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas, berbiaya rendah. Dengan
mengutamakan keselamatan.

3
Mendapatkan keuntungan yang optimal bagi perusahaan PT. Growth Sumatra
Industri.
Untuk mewujudkan perusahaan yang bermutu bagi stekholder, direksi dan karyawan
PT. Growth Sumatra Industri bertekat :
1. Menciptakan manajemen yang bersinergi dan berkesinambungan.
2. Menghasilkan produk yang bermutu sesuai persyaratan pelanggan.
3. Memenuhi persyaratan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
4. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, fasilitas dan peralatan
produksi secara berkesinambungan.
5. Melakukan pemeliharaan sistem manajemen mutu secara berkelanjutan
c. Nilai Utama
1. Integritas
2. Jujur dan bertanggung jawab
3. Kerja sama
4. Saling menghormati dan peduli
5. Unggul
6. Disiplin dan perbaikan terus menerus
d. Produksi
PT. Growth Sumatera Industry merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak dibidang pengolahan besi dan baja yang menghasilkan produk besi beton,
besi siku, besi as, billet, besi WF, wire rod dan lainnya sesuai pesanan.
B. Tujuan
Adapun tujuan adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat
dalam perkuliahan kedunia industry.
2. Mahasiswa dapat menambah pengtahuan da pengalaman dalam dunia
industry

4
3. Mahasiswa dapat memahami proses industri dengan teori praktek yang baik
yang didapat dalam perkuliahan, serta mampu dalam praktik industry.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa secara akademis dan teknis.

C. Manfaat
1. Mendapatkan pengalaman dari lapangan dan menghubungkan pengetahuan
akademik dengan keterampilan.
2. Meningkatkan Soft Skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan
lingkungan PKLI
3. Mahasiswa dapat termotivasi untuk berusaha sendiri dalam
mengarungi dunia kerja.
4. Dapat mempelajari, mengenal dan memahami secara langsung proses
perawatan mesin scrap
5. 6. Dapat mengetahui bagaimana system perawatan dan komponen dari setiap
mesin-mesin.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pabrik Growth Industry


Sejarah Umum Perusahaan PT. Growth Sumatra Industry adalah salah satu
badan usaha penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang terdapat di Sumatera
Utara perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan bijih besi. Pada awalnya
perusahaan ini bernama PT. Industry Ltd Besi dan Baja Sumatra yang berlokasi di
Jln. K.L. Yos Sudarso Km. 10 Medan/ Belawan. Perusahaan ini didirikan tanggal 23
April 1969 dengan akte notaris no. 93. Tanggal 23 April 1969 yang ditandatangani
oleh notaris Kousmulyono Ongko SH. Berdasarkan akte pendiriannya perusahaan ini
berbentuk perseroan terbatas dan memiliki modal sektor sebanyak 1000 lembar
saham, yang dijual dengan harga Rp. 100.000/ lembar saham. Sejak berdirinya
hingga sekarang perusahaan ini telah mengalami perubahan nama pada tanggal 8
Februari 1971 menjadi PT. Growth Sumatra Industry.
Pada awalnya perusahaan ini beroperasi dalam pembuatan kuali dengan
menggunakan alat-alat yang masih sederhana dan terbatas jumlahnya. Ternyata
produksi ini dapat bertahan selama tiga tahun. Setelah adanya perundingan antara
pihak perusahaan dengan para staf dan karyawan, maka disepakati untuk mengganti
usaha menjadi pengolah logam. Pada mulanya perusahaan ini menggunakan alat-alat
sederhana seperti satu unit dapur peleburan dan satu unit mesin penggilingan.
Dengan perkembangan yang terjadi perusahaan mengalami kemajuan yang sangat
pesat dan keuntungan yang semakin tinggi. Perusahaan juga berusaha untuk
meningkatkan aktifitasnya dengan pemanfaatan teknologi baru di bidang pengolahan
logam. Sekarang ini perusahaan telah memiliki 3 unit tanur busur listrik , 1 unit
mesin casting, dan 5 unit peralatan penggilingan. Pada tahun 1989 perusahaan
menambah areal pabrik seluas 58.445 m.
Perusahaan ini beroperasi kurang lebih 17 jam untuk proses peleburan logam. Energi
yang digunakan selama pengoperasian adalah energi listrik yang berasal dari PLN
dengan daya listrik yang terpasang sebesar 3 MVA. Ruang Lingkup dan Pemasaran
Bidang Usaha PT. Growth Sumatera Industry merupakan perusahaan manufaktur
yang bergerak dibidang pengolahan besi dan baja yang menghasilkan produk besi

6
beton, besi siku, besi as, billet, besi WF, wire rod dan lainnya sesuai pesanan.
Pemasaran hasil produksi PT. Growth Sumatra Industry diatur oleh kantor direksi
PT. Growth Sumatra Industry. Pemasaran hasil produksi dilakukan baik di dalam
maupun ke luar negeri. Untuk melebarkan daerah pemasaran PT. Growth Sumatra
Industry juga menjalin kerja sama dengan perusahaan- perusahaan lain.
PT. Growth Sumatra Industry mempunyai batas-batas lokasi sebagai berikut :
1. Sebelah timur berbatasan dengan PT. Abdi Rakyat Bakti dan pemukiman
penduduk
2. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk
3. Sebelah utara berbatasan dengan Sungai Deli
4. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Raya K.L Yos Sudarso 2 Organisasi dan
Manajemen
Struktur Organisasi Struktur organisasi memberikan gambaran tentang posisi
dan hubungan kerja sama antara setiap unit-unit kerja yang ada pada perusahaan.
Masing-masing unit kerja tersebut mempunyai tujuan umum yang sama untuk
mewujudkan suatu keberhasilan. Struktur organisasi PT. Growth Sumatra Industry
adalah berbentuk fungsional dimana bagian-bagian dalam organisasi dibagi menurut
fungsi dan tugas masing-masing. Segala ketentuan, keputusan atau segala
kebijaksanaan ada di tangan satu orang yaitu pucuk pimpinan.
Uraian Tugas dan Tanggung jawab Pembagian tugas dan tanggungjawab setiap
jabatan yang ada di PT. Growth Sumatra Industry secara umum adalah:
1. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah para pemegang saham yang berfungsi untuk
mengawasi perkembangan perusahaan. Dewan komisaris mengadakan rapat
minimum sekali dalam setahun dengan dihadiri oleh seorang penengah yang
biasanya adalah seorang notaris. Dewan komisaris dalam mengoperasikan
perusahaan tidak langsung ikut mengurus tetapi menunjuk seorang atau beberapa
orang untuk menjalankan perusahaan dengan memberikan kuasa pada orang tersebut.
Orang-orang yang ditunjuk ini umumnya menjabat sebagai direktur utama yang
langsung bertanggung jawab penuh atas perkembangan perusahaan yang dengan
sendirinya bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Tugas dan tanggung jawab

7
dari Dewan Komisaris: Mengadakan pengawasan dalam melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang termuat dalam dasar akte pendirian PT.Growth Sumatra Industry.
Menentukan kebijakan perusahaan secara garis besar demi tercapainya tujuan utama
perusahaan pada waktu diadakannya sidang tahunan. Mempertimbangkan dan
mengesahkan laporan keuangan pimpinan perusahaan yang disampaikan dalam rapat
tahunan. Menetapkan besarnya laba tahunan yang bakal diperleh untuk ditanam
kembali demi kemajuan perusahaan. Membantu pimpinan perusahaan untuk
bekerjasama dalam beberapa hal yang telah disepakati dalam anggaran dasar dalam
rapat tahunan. Mengawasi dan memperhatikan tindakan pimpinan perusahaan
2. Direktur
Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang diangkat
oleh dewan komisaris untuk menjalankan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab
dari Direktur antara lain:
a. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan mengenai perbaikan dan
perkembangan perusahaan serta memberikan bimbingan dan petunjuk
Universitas Sumatera Utara pelaksanaannya.
b. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar, baik hubungan dengan
perusahaan lain maupun kegiatan-kegiatan perusahaan.
c. Mengkoordinasikan tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap
direktur dan menjalin hubungan kerja yang baik dengan para direktur agar
terbentuk suatu grup kerja yang harmonis.
d. Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat demi
kepentingan, kelangsungan dan kelancaran jalannya perusahaan sehingga
segala kegiatan organisasi menuju ke tujuan perusahaan.
3. Sekretaris Tugas
Sekretaris memiliki tugas sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi dari setiap bagian serta menyimpan arsip-arsip
perusahaan dan melaksanakan surat-menyurat untuk kelancaran kegiatan
perusahaan.
2. Menentukan bentuk-bentuk surat, bon, rekening serta cara pengaturannya.

8
3. Membantu direktur utama menyusun program pertemuan dengan tamutamu
perusahaan Mencatat dan membuat arsip jalannya rapat tahunan dewan
komisaris.
4. Divisi Peleburan
Divisi peleburan dibagi atas 9 bagian yaitu :
1. Pembelian scrap Tugas dan wewenang adalah untuk menyediakan
kebutuhan srap yang digunakan dalam produksi. Kebutuhan scrap dipasok
dari para pemulung kota Medan dan luar kota Medan, serta diimpor dari
luar negeri seperti Singapura.
2. Penerimaan Scrap Tugas dan wewenang adalah menimbang, memeriksa
kualitas dan kuantitas scrap.
3. Proses Scrap Tugas dan wewenang adalah mensortir scrap dan menuang
scrap ke dalam tanur (EAF) serta menentukan komposisi bahan penolong
yang diperlukan untuk memproses scrap menjadi billet.
4. CONSTEEL Tugas dan tanggungjawab bagian ini adalah menghantarkan
besi scrap hingga masuk menuju mesin EAF (Electric Arc Furnance) untuk
dilebur di bagian produksi dalam proses peleburan.
5. EAF (Electric Arc Furnance) Tugas dan wewenang bagian EAF adalah
mengolah scrap di dalam tanur menjadi cairan besi.
6. CCM Tugas dan wewenang bagian CCM adalah menjadikan cairan besi
diproses menjadi billet.
7. Ladle Tugas dan wewenang adalah menentukan scrap dapat dileburkan
sampai menjadi cairan besi.
8. Perawatan Tugas dan tanggung jawab adalah merawat mesin-mesin
peleburan agar tetap lancar dalam produksi.
9. Alat Berat Tugas dan tanggung jawab adalah menyediakan alat berat untuk
mengangkat scrap dari pemasok ke gudang penyimpanan, mengangkat slag
besi untuk dibuang ke tempat penampungan, dan membantu divisi lain.

9
5. Divisi Gilingan
Divisi gilingan terbagi atas :
1. Gilingan (Milling) Tugas dan tanggung jawab bagian gilingan adalah untuk
memproses billet menjadi bahan as atau besi beton dan besi siku.
2. Pembersihan Tugas dan tanggung jawab bagian pembersihan adalah
membersihkan daerah di sekitar gilingan.
3. Perawatan Tugas dan tanggungjawab bagian perawatan adalah melakukan
perawatan mesin-mesin gilingan dan memastikan agar tetap lancar dalam
produksi.
6. Divisi Pemasaran
Tugas dan tanggung jawabnya adalah memasarkan dan menjual produk yang
dihasilkan oleh perusahaan baik dalam maupun luar negeri.
7. Divisi Penunjang
Divisi penunjang terbagi atas 3 bagian, yaitu :
a. Quality Control Tugas dan tanggung jawab bagian Quality Control adalah
mengawasi kualitas produk agar sesuai dengan Standar Nasional Industri
(SNI).
b. Pekerjaan Umum Tugas dan tanggung jawab bagian pekerjaan umum
adalah merawat dan membangun bangunan atau merencanakan layout
pabrik jika diperlukan tambahan.
c. Water Treatment Tugas dan tanggung jawab bagian water treatment adalah
menyangkut Amdal tentang kebersihan lingkungan.
8. Divisi Energi Listrik
Divisi energi listrik terbagi atas 3 bagian, yaitu :
a. Listrik Tugas dan tanggung jawabnya adalah merawat dan memperbaiki
jaringan listrik diseluruh pabrik dan kantor
b. Energi Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengawasi pemakaian air, gas
dan oksigen dan bahan-bahan pelumas yang digunakan dalam pabrik.
c. Derek Tugas dan tanggung jawabnya adalah merawat, memperbaiki atau
mengganti derek yang ada dalam pabrik.

10
9. Divisi Administrasi dan Pembukuan
Divisi administrasi dan pembukuan terbagi atas 4 bagian, yaitu :
a. Piutang Dagang Tugas dan tanggung jawab adalah berhubungan dengan
administrasi piutang dagang dan melakukan penagihan.
b. Hutang Dagang Tugas dan tanggung jawab adalah berhubungan dengan
administrasi hutang dagang dan menginstruksikan pembayaran
c. Pembukuan Tugas dan tanggung jawab adalah menyusun laporan keuangan
secara periode atas laporan yang diterima dari masing-masing divisi.
d. EDP Tugas dan tanggung jawab adalah merawat dan memperbaiki hardware
dan software, menyediakan kebutuhan/ perlengkapan komputer.

11
10. Divisi Personalia
Divisi administrasi dan pembukuan terbagi atas 3 bagian, yaitu :
a. Personalia Tugas dan wewenang adalah merencanakan, mengadakan,
melatih dan mengembangkan sumber daya manusia.
b. Penggajian Tugas dan tanggung jawab adalah memberikan kompensasi
berupa gaji/upah, uang makan, tunjangan lembur, bonus dan kompensasi
lainnya.
c. Satpam Tugas dan tanggung jawab adalah mengawasi dan memeriksa
kegiatan yang berhubungan dengan keamanan.
11. Divisi Persediaan
Persediaan terbagi atas 6 bagian, yaitu :
a. Transportasi Tugas dan tanggung jawab adalah menyediakan, merawat dan
memperbaiki kendaraan, kendaraan
b. Gudang Produksi Tugas dan tanggung jawab adalah memeriksa hasil
produksi dari gilingan, mencatat, menyimpan, mengeluarkan barang jadi
dari lapangan yang telah disetujui oleh divisi pemasaran.
c. Gudang Spare part dan Bahan Penolong Tugas dan tanggung jawab adalah
memeriksa spare part dan bahan penolong baik dari dalam negeri maupun
impor, menyimpan, mencatat, mengeluarkan sparepart dan bahan penolong
sesuai dengan pemakaian, memenuhi kebutuhan pemakai dengan
memproses surat permintaan kebutuhan barang dan sebagainya.
d. Ekspedisi Tugas dan tanggung jawabnya adalah mengawasi masuk dan
keluar kendaraan-kendaraan para pemasok dan langganan untuk ditimbang.
e. Timbangan Tugas dan tanggungjawabnya adalah melakukan penimbangan
terhadap para pemasok dan langganan yang masuk dan keluar.
f. Pengadaan Tugas dan tanggung jawab adalah menyediakan kebutuhan-
kebutuhan para pemakai.

12
12. Divisi Pembelian
Divisi Pembelian terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a. Pembelian Lokal Tugas dan tanggungjawabnya adalah membeli sparepart
dan bahan penolong yang terdapat di dalam negeri.
b. Pembelian Impor Tugas dan tanggungjawabnya adalah mengimpor
sparepart dan bahan penolong dari luar negeri.
Jam Kerja Ketentuan jam kerja di PT. Growth Sumatra Industry dapat dibagi menjadi
2 bagian yaitu :
a. Karyawan bagian kantor Terdiri dari 1 shift kerja, dengan jam kerja sebagai
berikut:
Untuk hari Senin-Kamis: Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif Pukul 12.00-
13.00 Wib : Istirahat Pukul 13.00-16.30 Wib : Kerja Aktif Untuk hari Jumat: Pukul
08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif Pukul 12.00-14.00 Wib : Istirahat Pukul 14.00-16.30
Wib : Kerja Aktif Untuk hari Sabtu: Pukul 08.30-12.00 Wib : Kerja Aktif (tanpa
istirahat)
b. Karyawan Bagian Produksi Terdiri dari 3 shift kerja, dengan jam kerja
sebagai berikut: Shift A (pagi) : pukul 06.00-12.00 Wib Shift B (Sore) :
pukul 14.00.
Wib Shift C (Malam) : pukul 22.00-06.00 Wib Setiap karyawan bagian
produksi akan mengalami pergantian shift pada setiap pertengahan bulan dan akhir
bulan, yaitu karyawan dari shift A pindah ke shift B, dari shift B pindah ke shift C
dan dari shift C pindah ke shift A, demikian seterusnya.
Proses Produksi Proses produksi merupakan suatu proses perubahan elemen- elemen
input dalam sistem produksi yang terbuat dari bahan baku, manusia, mesin,
peralatan, metode kerja, modal dan energi sehingga menghasilkan nilai tambah yang
mengubah input menjadi output.
Bahan yang Digunakan
1. Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan besi
dan baja adalah scrap (besi tua atau besi bekas) karbon rendah medium yang
terdiri atas 3 macam: − Import scrap adalah scrap yang didatangkan dari luar
negeri (Singapura dan Hongkong), misalnya scrap dari kapal-kapal tua. − Home
scrap adalah scrap yang berasal dari pabrik-pabrik di lingkungan PT. Growth .

13
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah suatu bahan yang dimasukkan kedalam tanur
sewaktu proses peleburan berlangsung didalam tanur. Bahan tambahan yang dipakai
dalam proses pengolahan besi dan baja adalah :
a. Batu Kapur (CaO) Fungsinya adalah mengurangi kadar fosfor dan
memisahkan segala kotoran yang ada pada cairan besi sehingga cairan besi
tetap bersih.
b. Batubara, Carbon raiser fungsinya adalah mengatur kadar karbon dalam
cairan besi, meningkatkan kadar karbon pada proses peleburan dan
menaikkan temperatur cairan di dalam tanur.
c. Fluorspar (CaF2) fungsinya adalah mencairkan slag (terak) untuk
memudahkan pemisahannya dengan cairan besi. Slag adalah setiap
elemenUniversitas Sumatera Utara elemen logam cair yang beroksidasi
dengan udara.
d. Ferro Silikon (FeSi) fungsinya adalah membuang gas dan cairan sehingga
tidak terjadi oksidasi, menyempurnakan aliran besi pada waktu penuangan
dan membuat besi menjadi liat dan permukaannya mengkilat.
e. Ferro Manganese (FeMn) fungsinya menambah kekuatan dan kekerasan
besi baja dan menaikkan kadar mangan.
f. Oksigen fungsinya adalah sebagai pengontrol kadar karbon dan
mempercepat proses peleburan.
g. Tepung MgO (Mangnesium Oksida) fungsinya adalah melapisi dinding
tanur setelah penuangan.
h. Silikon Karbida fungsinya adalah menaikkan kadar karbon dan silikon.
3. Bahan Penolong
Bahan penolong yaitu bahan yang tidak ikut dalam proses produksi, tetapi
merupakan bagian dalam produk akhir yang akan dihasilkan. Bahan tambahan yang
digunakan dalam proses produksi di PT. Growth Sumatra Industry adalah

14
a. Air Air digunakan untuk pendinginan pada CCM (Continuous Casting
Machine) dan Rolling Mill. Air diambil dari sumur bor yang berada di
lokasi pabrik. Air ini diolah dengan Water Treatment dan kemudian
dialirkan ke pabrik dengan menggunakan pompa air.
b. Sekam padi Sekam padi dimasukkan ke dalam ladel setelah cairan besi/ baja
dituang ke dalam ladel. Sekam ini berguna untuk menjaga kestabilan suhu
dalam ladel Universitas Sumatera Utara dan mencegah agar tidak terjdinya
pencampuran udara luar dengan cairan baja.
c. Minyak nabati Minyak nabati digunakan untuk mengurangi gesekan antara
mould dengan cairan logam.
d. Minyak pelumas (Oli) Minyak pelumas (Oli) digunakan untuk meminyaki
roda gigi yang terdapat pada mesin-mesin. Pemberian minyak pelumas akan
memperlancar putaran roda. Minyak pelumas yang dipakai untuk roda gigi
adalah RORED HD-A (Sae 140), sedangkan untuk hidrolik sirkulasi
digunakan minyak pelumas TURALIK 69 (VG 100).
e. Bahan bakar Bahan bakar yang digunakan untuk generator adalah bahan
bakar solar, generator adalah sumber listrik bagi penerangan diseluruh
lingkungan pabrik pada saat arus listrik PLN terputus.
f. Bahan bakar gas Bahan bakar gas digunakan untuk pemanasan ladel dan
untuk dapur pemanas ulang. Bahan bakar yang digunakan adalah Liquefied
Natural Gas (LNG).
Uraian Proses Produksi PT. Growth Sumatra Industry mempunyai tiga bagian
utama proses produksi, yaitu proses Peleburan (Melting), proses penuangan
(Continuous Casting Machine) dan proses Penggilingan (Rolling Mill). Proses
Peleburan (Melting) Proses pengolahan logam pada pabrik peleburan dibagi atas dua
unit, yaitu unit scrap dan unit Electric Arc Furnance (EAF)
1. Unit Scrap Scrap yang digunakan oleh PT. Growth Sumatra Industry adalah
scrap impor, home scrap dan lokal scrap, impor scrap biasanya sudah dalam
keadaan ditekan (dipress). Scrap ini didatangkan dengan truk dan ditimbun di
dua tempat yaitu :

15
a. pengangkutan scrap dari scrap yard ke scrap bay dengan menggunakan truk
dengan bantuan bucket.
2. Scrap Bay, yaitu tempat penimbunan scrap di lapangan tertutup di samping
tanur. Scrap lokal biasanya langsung dibawa ke tempat ini ditambah dengan
scrap dari scrap yard. Tugas utama unit scrap adalah pemotongan scrap,
pemilihan scrap dan pengangkatan scrap yang diuraikan sebagai berikut :
a. Pemotongan Scrap Pemotongan scrap dilakukan dengan menggunakan gas
alam (LNG) dan oksigen scrap yang harus dipotong adalah yang bentuknya
panjang dan besar agar mudah dimasukkan dan meningkatkan efisiensi
penggunaan ruang. Pemilihan tabung-tabung yang tertutup agar dibelah
karena dapat menimbulkan ledakan sewaktu dilebur. Ledakan ini dapat
merusak dinding EAF. Universitas Sumatera Utara
b. Pemilihan Scrap Sebelum scrap dimasukkan kedalam EAF, scrap harus
dipilih sesuai dengan syarat-starat sebagai berikut :
1) Kering dari oli dan air
2) Scrap tidak boleh berupa granat bom dan peluru
3) Karat (Fe2O3 dan Fe3O4) pada scrap mengandung banyak oksigen
4) Tembaga harus dipisahkan dari scrap
5) Scrap berupa baja karbon rendah
c. Pengangkatan Scrap Scrap mempunyai bentuk ukuran yang tidak menentu
sehingga alat pengangkatan yang sesuai ialah magnetic crane dan bucket.
Kapasitas angkat maksimum crane adalah 20 ton sedangkan bucket adalah
40 ton.
3. Unit Electric Arc Furnance (EAF) Electric Arc Furnance atau tanur busur
listrik merupakan tanur yang memanfaatkan energi listrik yang diubah menjadi
energi panas untuk melebur scrap baja. Pada PT. Growth Sumatra Industry
jenis EAF yang digunakan adalah EAF langsung pada tanur ini ruang tanur
dilapisi dengan bata tahan api. Tanur berlapis bata tahan api beralas serbuk
ganister dan berdinding bata silika yang digunakan untuk peleburan baja
karbon rendah dan baja paduan rendah.

16
Jenis tanur yang digunakan pada PT. Growth Sumatra Industry adalah EAF
langsung dengan dinding magnesia. EAF langsung memiliki tanur yang dapat dibuka
dengan memutar kesamping untuk memasukkan elektroda. Elektroda yang
digunakan adalah grafit (bahan dasar karbon) berdiameter 14 inci dengan berat 375
kg/buah dan diperkirakan akan habis 5 kg/ton pada saat scrap dilebur.
Proses Penuangan
Proses penuangan logam pada pabrik terdiri atas unit ladle dan unit continuous
casting machine (CCM).
1. Unit Ladle Scrap yang dicairkan di unit EAF kemudian dituangkan kedalam
ladel dan diangkut oleh Bridge Crane ke CCM. Ladel tersebut dari pelat
baja dengan ketebalan 22 mm dan dilapisi dengan batu tahan api. Saluran
keluar cairan logam (cairan baja/ logam cair) dibuat di dasar ladel.
Mekanisme pembukaan dan penutupan saluran diatur melalui sliding gate
yang digerakkan secara manual. Batu tahan api yang digunakan adalah :
2. Type LW 151 lama/ baru LW 152 lama/ baru dan K6 yang terbuat dari
bahan yang sama. Universitas Sumatera Utara − Jenis : High aluminat ladle
bricks − Komposisi : Al2O3 (65-75%) Fe2O3 (maksimum 2%) 2. Type SK
32 − Jenis : Fire Bricks Clay − Komposisi : Al2O3 (32-35%) SiO2 (60-
65%) − Massa jenis : 1,95-2,00 gr/cm3 − Crushing Strength : 200 kg/ cm3
Batu tahan api LW 151 dan LW 152 disusun berselang-seling sehingga
diperoleh lingkaran bulat sesuai dengan bentuk ladle. Untuk merekatkan
batu tahan api digunakan morter jenis M-80 SLP yang mempunyai
komposisi Al2O385% dan SiO2 10% sebagai pengisi antara batu tahan api
LW dengan batu tahan api SK 22 digunakan lapisan MgO (Magnesium
Oksida). Lapisan MgO ini berfungsi sebagai penyerap panas. Cairan logam
akan keluar melalui Weel Block yang terpasang didasar ladle. Weel block
ini juga terbuat dari batu tahan api, dimana pada bagian bawahnya dipasang
sliding gate. Batu tahan api dalam ladle dapat dipakai dalam ± 70 kali tuang
sedangkan sliding gate dapat dipakai empat kali tuang. Sebelum digunakan
untuk menampung cairan logam, terlebih dahulu dipanaskan dengan gas
alam (LNG) sekitar 30 menit tujuannya agar temperatur cairan logam pada
saat dituang kedalam ladle tidak menurun.

17
3. Unit Continuous Casting Machine (CCM) Unit CCM adalah suatu mesin
yang dapat melaksanakan pengecoran secara terus-menerus, dimana cairan
logam yang dimasukkan kedalam mesin ini akan keluar langsung sebagai
billet. CCM merupakan satu kesatuan unit-unit yang terdiri atas beberapa
komponen, yaitu:
1. Tundish
2. Kereta tundish
3. Saluran pembuangan cairan dan tong penampung baja cair
4. Box bending mould
5. Bending Mould
6. Oscillating machine
7. Cooling chamber
8. Dummy bar
9. Roll conveyor dan collecting table
10. Extraction machine
11. Shearing machine Proses Penggilingan
(Rolling Mill) Gilingan merupakan proses pengolahan billet dengan menggilingnya
menjadi baja tulangan polos, baja tulangan as, besi siku ataupun WF. Dimana
penggilingan dilakukan untuk memperkecil ukuran sesuai yang diinginkan dan
melakukan pembentukan. Billet yang telah dicetak dikirim ke setiap rolling mill
untuk digiling sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan. Sebelum
masuk ke rolling mill, ujung dan pangkal billet akan dipotong oleh rotary shear untuk
mendapatkan ujung yang sempurna. Hal yang perlu diperhatikan adalah semakin
kecil ukuran billet yang diinginkan maka akan semakin banyak rolling strand yang
digunakan, sebaliknya bila semakin besar billet yang digunakan maka akan semakin
sedikit rolling strand yang digunakan. Pada PT. Growth Sumatra Industry terdapat
lima buah gilingan dengan fungsi yang berbeda-beda. Diagram alir proses pembuatan
besi beton, besi siku, besi as, dan besi WF.
Mesin Produksi Mesin produksi yang digunakan yaitu :
1. Nama Mesin : Electric Arc Furnance (EAF), Fungsi : Tempat bahan baku
utama untuk dilebur Jumlah, Unit Merek : SS 3600-L Tipe : Steel Marketing.

18
Ukuran Dapur 4 m x 9 m Diameter dalam : 3,6 m Tinggi : 2,8 m Operating
Temperatur : 16800C Penggerak : Hidrolik
2. Nama Mesin : Ladle Fungsi : Tempat penuangan cairan dari tanur ke CCM
Jumlah: 12 Unit Kapasitas : 20 ton Sistem Kontrol Operasi : Manual Diameter
: 1,5 m Tinggi : 2,5 m Tebal : 10 cm Maksimum Temperatur : 17000C
3. Nama Mesin : Continuous Casting Machine Fungsi : Tempat pencetakan baja
secara continuous Merek : Daniel 2 BLC – 501 / 2 Power : 697 kwh /ton,
220/380 V Jumlah : 1 unit Sistem operasi : Manual Ukuran CCM : 130m x 130
m
4. Nama mesin : Tundish Fungsi : Sebagai penampung cairan baja ladle Flowing
speed : 10 ton / 15 menit Sistem Kontrol : Manual Jumlah : 8 unit
5. Nama mesin : Hydrolic Shear Machine Fungsi : Memotong billet sesuai
ukuran Model : Hidrolik Power : 6 Hp Tegangan : 380 V Kapasitas : 2,6
m/menit Jumlah : 2 Unit
6. Nama mesin : Reheating Furnance Fungsi : Tempat pemanasan ulang billet
Kapasitas : 200 batang billet Power : 500 kwh / ton ; 220/380 V Sistem
Kontrol : Otomatis Jumlah : 4 Unit
7. Nama Mesin : Rolling Mill Machine Fungsi : Membentuk baja billet sesuai
cetakan Jumlah : 5 unit Merek : NKC Taiwan, RDC Power : 500 – 1.200 HP
Kuat Arus : 100-200 Ampere Sistem control suhu : Otomatis
8. Nama Mesin : Flying Shear Machine Fungsi : Memotong bagian ujung billet
setelah dicetak Jumlah : 5 unit Merek : SI 132 M-6-A Tegangan : 380 V
Sistem kontrol : Otomatis Universitas Sumatera Utara
9. Nama Mesin : Cooling Bed Fungsi : Tempat penampungan baja beton keluar
dari rolling mill dan sekaligus tempat pendinginan Jumlah : 6 unit Power : 250
kwh/ton ; 220V Kapasitas : 200 batang billet Sistem kontrol : Otomatis
Penggerak : Elektromotor
10. Nama Mesin : Shapping Machine Merek : HU DONG Model : B 6050
Jumlah : 3 Unit Penggerak : Otomatis
Peralatan (Equipment) Peralatan yang digunakan yaitu:
1. Electric Crane Fungsi : Mengangkat charging bucket dan tundish ke tempat
Peleburan Kapasitas : 30 ton Jumlah : 10 Unit

19
2. Charging Bucket Fungsi : Pembuatan scrap baja yang akan dimasukan ke tanur
Kapasitas : 7 ton Jumlah : 10 unit
3. Compressor Fungsi : Angin untuk keperluan pneumatic pada mesin CCM
Jumlah : 6 unit Power : 100 Hp Tekanan : 5 kg/cm2
4. Trafo Fungsi : Supply daya keseluruhan pabrik Tipe : Indoor Sistem Pendingin
: ONAN Daya : 6000 KVA Rating Arus : 173,2 A Massa Total : 9.000 kg
Jumlah : 4 Unit
5. Blower Fungsi : Untuk menyediakan udara pada Reheating Furnance
Penggerak : Elektromotor Universitas Sumatera Utara Tipe : Sentrifugal
Jumlah : 2 unit
6. Gap-Bed Lathe Machine (Mesin Bubut) Fungsi : Mebuat gigi pada rolling
Merek : CROWB-4 Tipe : C40271 Jumlah : 7 Unit
7. Roll Conveyor Tipe : Horizontal Merek : AEE/50 Hz Tipe : B 6050 Jumlah : 5
unit
Utilitas adalah alat perlengkapan yang mendukung pelaksanaan produksi
dalam kegiatan perusahaan. Beberapa utilitas yang digunakan antara lain : 1. Fasilitas
Penyediaan Sumber Tenaga Listrik Sumber arus listrik pada PT. Growth Sumatera
Industry berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan generator. Sumber listrik
dari PLN digunakan dalam kegiatan proses produksi dalam perusahaan, selain itu
juga digunakan penerangan pada area kerja 30 MW, 20 KV, sedangkan arus listrik
yang dibangkitkan dari generator hanya berfungsi sebagai supply cadangan apabila
ada gangguan pada PLN.
2. Fasilitas Penyediaan Air Air merupakan unit pendukung yang sangat penting
pada proses produksi yaitu sebagai media pendingin tanur maupun rolling
machine. Sumber air berasal dari air sungai dan PAM (Perusahaan Air Minum)
3. Dust Collector merupakan tempat penyaringan partikel-partikel debu yang
berasal dari asap dan debu pabrik peleburan. Asap dan debu ini tidak langsung
dibuang begitu saja, tetapi dialirkan terlebih dahulu ke dust collector melalui
pipa asap, selanjutnya asap dan debu diproses atau disaring dalam dust
collector sehingga kadar debunya memenuhi nilai ambang batas (NAB) yang
ditetapkan oleh Departemen Perindustrian dan Kesehatan.

20
perbengkelan. Dengan adanya bengkel ini maka perusahaan dapat menekan biaya
perbaikan dan reparasi seminimum mungkin dan waktu perbaikan alat yang lebih
singkat bila dikerjakan oleh pihak orang lain.
4. Laboratorium digunakan sebagai tempat pengujian komposisi kimia dan
pengujian sifat mekanik baja dari proses produksi. Laboratorium pengujian
komposisi kimia telah dilengkapi dengan sistem pemeriksaan sampel dan
sistem komputasi, sehingga dengan adanya ini proses analisis kimia dapat
diketahui secara cepat dan akurat.Safety and Fire Protection
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas. Bahaya kecelakaan kerja dalam pabrik dapat
dihindari dengan memperhatikan hal berikut :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari : - Mesin,
peralatan, bahan dan lain-lain - Lingkungan kerja - Proses kerja - Sifat
pekerjaan - Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena : - Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
pelaksana Universitas Sumatera Utara - Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily
defect) - Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh. - Sikap dan perilaku
kerja yang tidak baik. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka diharapkan
keselamatan kerja akan lebih terjamin sehingga produksi dapat berjalan dengan
lancar. Apabila terjadi kecelakaan kerja maka tindakan penyelamatan
dilakukan melalui unit Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) pada
poliklinik sebelum dibawa ke rumah sakit. Pencegahan terhadap kebakaran
pabrik dapat diatasi dengan cara : - Konstruksi bangunan yang tahan api

21
Sistem tanda kebakaran yang manual yang memungkinkan seseorang menyatakan
tanda bahaya segera dan memberikan tanda secara otomatis - Perlengkapan dan
penanggulangan kebakaran. - Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar
dan aman. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan oleh perusahaan yaitu:
1. Helm Helm digunakan sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh
dari atas.
2. Pelindung Telinga (Ear Protection) Pelindung telinga digunakan sebagai
pelindung suara-suara yang bising.
3. Pakaian Seragam Sebagai baju kerja untuk melindungi diri dari panas dan debu
dilapangan.
4. Sepatu Boot Sebagai pelindung kaki dari ancaman benda-benda yang jatuh dari
atas.
5. Kaca Mata Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi.
6. Dust Mask (Masker debu) Masker debu digunakan untuk mencegah masuknya
debu dan bau-bauan zat kimia kedalam saluran pernapasan.
7. Sarung Tangan Sarung tangan sebagai pelindung dari bahan-bahan panas dan
bahan kimia yang beracun.
Waste Treatment PT. Growth Sumatera Industry melakukan pengawasan
secara regular dengan pengambilan sampel dari bahan yang berdekatan dengan
pabrik untuk melihat pengaruh limbah dan gas dari proses produksi baja. Proses
pengolahan limbah yang dihasilkan pada proses produksi telah disesuaikan dengan
standar lingkungan dan telah menggunakan teknologi ramah lingkungan. Proses
pengolahan limbah terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Proses Pengolahan Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
operasi pabrik dikumpulkan pada tempat penyimpanan sementara, dan ditutup
dengan baik. Limbah padat umumnya ditempatkan pada tempat yang telah
disediakan.

22
BAB III
TEKNIK PELAKSANAAN DAN PENGALAMAN PRAKTEK LAPANGAN

A. Sistem Perawatan (Maintenance)


1. Pengertian Sistim Perawatan (Maintenance)
Maintenance (Perawatan) adalah suatu kegiatan perawatan pada mesin guna
menghindari kerusakan yang dapat terjadi pada mesin tersebut. Perawatan yang
dilakukan pada mesin scrap di PT. Growth Sumatra Industr adalah Preventive
Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance adalah jenis
Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin
selama operasi berlangsung.
Orang bengkel yang memeriksa mesin/peralatan akan melaksanakan perawatan
mencakup 2 hal utama yaitu:
a. Mencatat hasil yang diperoleh dari inspeksi harian mencakup semua kerusakan-
kerusakan yang timbul.
b. Secara aktif ikut berperan untuk memberikan ide-ide yang membangun, bertujuan
untuk pencegahan terjadinya kerusakan mesin dan mengantisipasi kondisi yang
memungkinkan akan mengakibatkan kerusakan mesin.
2. Jenis- Jenis Perawatan (Maintenance)
a. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika sudah terjadi
kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin tersebut tidak dapat
beroperasi secara normal atau terhentinya operasional secara total dalam kondisi
mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian
akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas
ataupun Output Produksi.
b. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)
Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative Maintenance
adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
mesin selama operasi berlangsung. Contoh Preventive maintenance adalah

23
melakukan penjadwalan untuk pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning)
atau pergantian suku cadang secara rutin dan berkala.
c. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya sehingga
Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali. Corrective
Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yang sedang
beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi tidak optimal).
d. Unplanned Maintenance (Perawatan Tak Terencana)
Unplanned Maintenance adalah suatu tindakan atau kegiatan perawatan yang
pelaksanaannya tidak direncanakan.
3. Tujuan Perawatan (Maintenance)
a. Mesin dapat menghasilkan Output sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
b. Kualitas produk yang dihasilkan oleh Mesin dapat terjaga dan sesuai dengan
harapan.
c. Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya perbaikan
yang lebih tinggi.
d. Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan mesin yang
bersangkutan.
e. Tingkat Ketersediaan Mesin yang maksimum (berkurangnya downtime)
f. Dapat memperpanjang masa pakai mesin atau peralatan kerja.
4. Standart Operasi Prosedur (SOP) Perawatan Mesin Scrap
a. Teknik Perawatan Mesin Scrap
Perawatan yang intensif sangat membantu untuk menjaga peralatan mesin
selalu dalam kondisi siap pakai, terutama jika perawatannya dilakukan secara rutin
dan benar Penggunaan sistem perawatan yang terjadwal baik akan menjaga peralatan
atau mesin bisa bekerja secara maksimal atau produktifitasnya maksimal atau
produksinya memuaskan. Beberapa tujuan perawatan terhadap peralatan atau mesin
antara lain : Merawat mesin atau peralatan sehingga selalu dalam kondisi optimal

24
beroperasi. Menaikkan kemampuan mesin untuk berproduksi dengan melakukan
perubahan untuk lebih mengefisienkan kerja mesin.
Tujuan-tujuan yang diatas dapat dicapai apabila dilakukan dua bentuk perawatan
yaitu perawatan rutin atau harian yang dilakukan selama jangka waktu perawatan
yang sudah terjadwal tetapi perawatan hendaknya tidak saja hanya dilakukan pada
yang terjadwal, sebaiknya dilakukan setiap saat. Yang dilaksanakan dalam perawatan
harian adalah :
1. Sebelum memakai mesin jangan lupa memberikan oli pada katup – katupoli
2. Mengontrol gelas ukuran oli, apakah permukaan oli sudah sesuai dengan
petunjuk mesinsekrap.Sebelum memakai mesin harus dibersihkan dahulu
3. Diharapkan dalam mengoperasikan mesin harus menurut petunjuk yang benar,
misalnya putaran yang sesuai pembebanan, banyaknya pemakaian dan
sebagainya.
b. Perawatan Rutin
1.Bronce kopling (bantalan peluncur)
Bantalan kopling ini merupakan suatu komponen yang ada pada mesin sekrap
untuk pengereman atau untuk mematikan mesin sekrap secara langsung atau
mendadak. Beberpa hal yang membuat bronce kopling (bantalan peluncur) ini tidak
berfungsi dengan baik diantaranya adalah :
a. Terjadinya kehausan pada bantalan kopling terlalu lama pemkaiannya tanpa
diperiksa dan dirawat.
b. Pemberian pelumasan yang kurang terhadap bantalan kopling.
2.Handle pemegang
Pada bagian ini kebanayakan handle yang ada pada patah dikarena akan
sewaktu pemakaian tidak hati-hati dan ceroboh. Belt Suatu alat pemindah daya yang
cukup sederhana adalah belt yang terpasang secara kuat pada dua buah pulley, Yaitu
pulley penggerak dan pulley yang digerakkan. Prinsip pemindah daya sisini adalah
dengan mengandalakan gesekan antara belt antara belt dengan pulley. Belt yang
umum digunakan untuk prmindah daya,dibedakan atas dua macam yaitu :

25
a. Belt datar (flat belt), dengan penampang melintangsegiempat.
b. Belt V (V belt), dengan penampang melintag terbentuk trapesium. pada mesin
sekrap ini belt yang digunakan adalah belt V. hal-hal yang membuat belt harus
diganti diantaranya adalah :
1. belt sudah putus karena pemakaian yang sudah lama.
2. pulley yang bergerak yang dan pulley yang digerkkan tidak sejajar yang
membuatbelt cepat haus dan putus
a. Roda gigi
Roda gigi ini berbentuk seperti roda gigi yang gunanya untuk mengtur gerk
lintang meja secara otomatis. Roda pal dapat berputar kekiri atau kekanan,
bergantung pada letaknya pena. Bila pena dimasukkan menarik roda pal kekanan
meja bergeser otomatis kekanan, jika pena dimasukkan menarik roda pal kekiri,
maka akan bergeser kekiri dan jika pena bertahan diatas dan berada dalam
kedudukan netral (tidak menarik pada pal) maka meja tidak bergeser kedudukan ini
digunakan pada waktu meja digeser dengan engkol. Kerusakan-kerusakan yang tejadi
pada rodaini diantaranya adalah :
1. Pena yang tumpul akibat sewaktu otomatis berfungsi atau digunakan diputar
secara manual dengan menggunakan engkol pemutar
2. Roda pal yang patah dan haus
3. Pegas yang tidak berfungsi dengan baik
4. Roker arm (mekanisme engkol balik cepat)
Sebuah engkol putar yang digerakan pada kecepatan seragam, dihubungkan
kepada lengan osilasi yang agak pejal, engkolnya dimasukkan kedalam roda gigi
besar dapat diubah-ubah dengan mekanisme ulir. Uantuk mengubah kedudukan
langkah. Maka apitan yang memegang penyambung ke ulir ram dikendorkan., dan
pemberi kedudukan ram diputar. Dengam memutar ulir pengatur kedudukan,dapat
digerakkan mundur atau meja untuk menempatan kedudukan potong.
1. Bantalan kopling
a. karena sudah terlalu lama pemakaianya maka bantalan daganti dan dibuat
kedudukan yang baru.

26
b. belt sudah putus, maka dibeli belt yang baru dengan tipe yang sama.
c. pulley yang bergerak dan pulley yang digerakkan tidak sejajar yang membuat belt
cepat haus dan putus, maka sejajarkan posisi dari pulley yang bergaerak dan pulley
yang digerakkan agar utaran tidak tersendat atau mecet.
2. Handle pemegang
Pemegang handle pemegang ini kami tidak membuatnya dari bahan besi atau
alumaniuam karena pemegang ini berkontak langsuang dengan arus listrik atau stop
kontak jadi kamimembelinya.
3. Roda pala pena
Yang tumpul akibat sewaktu otomatis digunakan diputar secara paksa dangan
engkol, maka dibuat baru agar dapat berfungsi dengan baik.
a. Roda pal yang patah dan haus, maka roda pal ini diganti dengan yang baru dan
jumlah gigi yang sama dengan roda pal yang lama.
b. pegas yang tidak berfungsi dengan baik, maka diganti dengan pegas yang lebih
baik dari pada sebelumnya agar saat otomatis digunakan pegas berfungsi
dengan baik.
4. Rokerarm (mekanisme engkol bak cepat)
Ulir dalam eksentrik yang patah dan haus, maka ulir dalam harus dibuat dan
diberikan pelumas agar tidak haus.
B. Operasional Mesin Scrap
1. Pengertian Mesin Scrap
Mesin sekrap adalah jenis khusus dari mesin manufaktur yang menggunakan
gerakan linear reciprocating dari alat pemotong satu titik untuk menghasilkan jalur
alat linier. Mekanisme yang cepat adalah jenis yang menghasilkan gerakan bolak-
balik di mana waktu yang diambil untuk perjalanan dalam satu arah lebih sedikit
yang lain.
2. Bagian-Bagian Dan Fungsi Mesin Scrap
a. Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas
pengaturan. Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit
bendakerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan
tegak. Eretan lintang dapat diatur otomatis.

27
b. Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan
engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepit
pelindung lengan agar gerakannya lurus
c. Eretan pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar
roda pemutar maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca
pada dial. Eretan pahat terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh dua
buah mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang
bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan
d. Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per
menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin
berhenti.
e. Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai
panjang benda yang disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau
kiri.
f. Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan
pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan
pengikat lengan.
g. Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang.
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang
engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus
meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).
3. Sistem Kerja Mesin Scrap
Nah, prinsip kerja dari mesin ini adalah segala jenis pekerjaan harus dilakukan di atas
meja mesin. Alat pemotong titik tunggal yang dipegang dengan tiang pahat. Gerakan
bolak-balik ram siap pakai dengan gerak balik cepat. Saat ram, alat yang merusak
bahan selama menggulung ke depan.

28
Gerakan maju dan mundur merupakan satu siklus operasi sekrap.
Cara kerja yaitu :
a. Pertama pekerjaan bekerja ke meja mesin.
b. Alat pemotong titik tunggal dipasang pada tiang pahat yang terletak di ram.
c. Sekarang mesin memulai secara manual yang menciptakan bolak-balik ram
dengan gerakan cepat.
d. Ketika ram bergerak, alat menggosok benda kerja, menghilangkan bahan
yang tidak diinginkan, gerakan juga akan memotong logam dalam
menggulung maju.
e. Sementara sapuan kembalinya, mesin memberikan jarak antara pahat dan
benda kerja, yang memastikan tidak ada pemotongan dalam menggulung
balik. Jika pahat atau memotong materi baik ke depan, maka gerakan itu
memberi hasil akhir yang buruk dan juga menyebabkan kegagalan dalam
pahat.
4. Standart Operasional Prosedur (SOP) Mesin Scrap
a. Start/Hidup
Melakukan pengecekan level oli, apabila oli berkurang lakukan penambahan
dan periksa apakah ada kebocoran. Periksa kekencangan V-Belt jika kendor lakukan
pengencangan dengan melaporkan ke divisi maintenance, pemasangan pisau scrap
sampai kencang supaya tidak terlepas dan gunakan pisau dengan material benda yang
akan di kerjakan.Pemasangan dan pengencangan benda kerja sampai kuat di ragum.
Tekan tombol on/hidup kan mesin dan setting pisau skrap dengan benda kerja sesuai
yang di inginkan secara bertahap. Lakukan pendinginan benda kerja dan pisau
dengan menyiram air pendingin selama penyekrapan supaya pisau skrap tidak rusak.
Jika di temukan permasalah pada saat mesin di operasikan tekan tombol emergency.
b. Stop/Mesin Berhenti
Tekan tombol Off /berhenti untuk mematikan putaran mesin, buka dan lepas
benda kerja dari ragum, buka pisau pada mesin skrap. Bersihkan mesin dari geram-
geram halus yang menempel pada mesin dan kotoran-kotoran lainnya agar mesin
tetap bersih dan bisa di pakai lagi. Bersihkan area kerja agar kelihatan bersih.

29
C. Pengalaman Lapangan
Pada pengalaman Praktek Kerja Lapangan Industri di PT. Growth Sumatra
Industry ini berawal dari informasi keluarga teman yang tinggal disekitar PT ini,
kebetulan waktu yang bersamaan ada kesempatan untuk PKLI, lalu saya dan teman-
teman satu kelompok langsung mengajukan surat, dan beberapa minggu kami
diterima. Setelah itu saya dan kawan langsung mempersiapkan keperluan untuk
PKLI. Pada hari pertama kami di sambut dengan kesan yang indah. PT. Growth
Sumatra Industry merupakan Perusahaan yang bergerak dibidang industry, Dalam
hal ini saya berkesempatan untuk bergabung untuk belajar dan mencari pengalaman
dengan kariawan namun dengan bimbingan Ass Quality Control di perusahaan.
Dimulai pada hari senin tanggal 17 February – 20 Maret 2021 kegiatan PKLI ini saya
melakukan pengamatan dengan satu subyek selama 30 hari. Pengamatan keseluruhan
pada proses perawatan. Selama disana saya belajar banyak hal, mulai dari proses
perawatan sampai operasional, menajemen perusahaan, sampai pada keluh kesah
kariawan disana. Disana juga saya belajar bersosialisasi dengan karyawan.
Setelah memahami sistem kerja dan perawatan di P.T Growth Sumatra
Industry maka saya memiliki wawasan dan pengetahuan tentang sistem perwatan dan
operasional. Disamping perawatan yang kurang maksimal dapat mengakibatkan
proses peleburan logam kurang efisien.

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Setelah mempelajari sistem perawatan di PT.Growth Sumatra Industri maka
dapat disimpulkan bahwa perawatan Preventive Maintenance (Perawatan
Pencegahan) adalah perawatan yang cocok digunakan dalam perawatan mesin
scrap.
2. Perawatan dan sistem operasional yan baik adalah kunci efisiensi kehandalan
dalam sebuah kerja mesin.
3. Sistim perawatan dan penggunaan SOP dengan baik dapat mempengaruhi
hasil baja yang di lebur.
B. Saran
1. Perlu adanya peningkatan kondisi peralatan dalam penanganan perawatan
khususnya pada proses Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance
.Hal ini diperlukan guna menjaga kondisi Mesin Scrap agar tetap dalam kondisi
baik dan memastikan tidak ada komponen-komponen yang rusak maupun tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Diharapkan memeriksa keadaan mesin scrap
apakah masih keadaan layak pakai atau tidak layak dipakai lagi.
2. Operator setiap devisi harus bekerja seefektif dan seefisien mungkin agar
produksi yang dicapai maksimal.
3. Tetap memperhatikan Standar Operasional Prosedur (SOP) agar dapat
memaksimalkan waktu sehingga pencapaian mutu terjamin.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi, Pengendalian Produksi, Edisi Empat.


Buku Dua. Yogyakarta : BPEE

Ansyari, Daryus. 2007. Manajemen pemeliharaan Mesin. Jakarta :Rineka

Cipta. Assauri ,Sofyan. 2008. Manajemen produksi dan Operasi, Edisi Revisi.
Jakarta : FEUI.

Company Profile GSI, 2017, Profil PT. Growth Sumatara Industri, Medan.

George R. Terry, 1997, Pengertian dan Peranan Utama Manajemen, dilihat 15 Maret
2017.

http://www.kembar.pro/2015/05pengertian-dan-peranan-utama manajemen.html.
Kalpakjian, Serope and R.Schmid, Steven, 2009. Manufactoring Engineering
and

Teknology, sixty edition. New York: Prientence Hall, 318-320.

Surdia Tata and Chijiwa, Kenji. 2006. Teknik Pengecoran Logam, cetakan
kesemblan, Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai