Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil bahan tambang,

baik itu tambang batubara, nikel, emas, timah, dan lain-lain. Pertambangan

batubara sudah dapat dikatakan pertambangan yang hampir ada disetiap

provinsi, namun walau demikian tidak semua provinsi menambang batubara

yang ada didaerahnya sebab banyak yang harus dipertimbangkan untuk

membuka sebuah tambang. Dengan adanya sekolah-sekolah kejuruan

mengenai geologi pertambangan, pertambangan batubara dapat menjadi

salah satu tempat para siswa/i ataupun mahasiswa/i untuk melakukan

kegiatan praktek kerja lapangan atau pengalaman lapangan industri.

Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan suatu perwujudan

pendidikan sistem ganda. Pendidikan sistem ganda adalah pendidikan yang

dilaksanakan pada dua lingkungan, yaitu lingkungan akademik dan

diaplikasikan dilingkungan industri, dunia usaha, atau dunia kerja dengan

tujuan agar ilmu yang didapat selama perkuliahan dapat diaplikasikan dan

dikembangkan di dunia industri setelah menyelesaikan studi di bangku

perkuliahan. Lama waktu pelaksanaan PLI berlangsung minimal 3 (tiga)

bulan di perusahaan/industri.

Dalam pelaksanaan PLI selain memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk menerapkan dan melatih pengetahuan serta keterampilan

yang dimiliki, juga dapat sebagai sarana latihan bagi mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja. Melalui PLI ini mahasiswa diharapkan mampu

memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak

diperoleh pada perkuliahan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan praktis di

lapangan/industri melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di

dunia usaha/industri. Melalui kegiatan ini pula dapat diharapkan bahwa

mahasiswa/i mampu memupuk sikap dan etos kerjanya sebagai calon tenaga

kerja professional yang siap kerja.

PLI juga dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang lebih luas

kepada mahasiswa mengenai perkembangan aktual di dunia industri. PLI

dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan untuk menilai secara

langsung kemampuan yang dimiliki mahasiswa dengan tujuan mencari

tenaga kerja yang sesuai atau dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Salah satu alasan penulis melakukan PLI di PT. LDA (Langgeng Daya

Agrindo) site PT. BGG (Budi Gema Gempita) karena PT. LDA merupakan

kontraktor pertambangan yang penulis nilai sudah cukup berkembang di

Lahat dan mampu bersaing dengan kontraktor-kontraktor lainnya secara

baik. PT. LDA berlokasi di Desa Muara Lawai Kecamatan Merapi Timur.

1. Tahap-Tahap Melakukan PLI

Sebelum melaksanakan kegiatan PLI ada beberapa tahapan-

tahapan yang penulis lalui yaitu:


a. Tahap sebelum melakukan PLI yaitu pengajuan proposal ke

PT. BGG

b. Tahap pelaksanaan kegiatan PLI yaitu meliputi kegiatan

induksi dari perusahaan, Dapartement HSE (Health Safety

Environmental), dan Dapartemen Engineering, kegiatan

observasi lapangan, membuat dan membahas tugas yang

diberikan pembimbing lapangan, pengumpulan data untuk

pembuatan laporan Proyek Akhir (PA) dan

mempresentasikan hasil laporan kepada pembimbing

lapangan.

c. Tahap setelah kegiatan PLI yaitu penulis melakukan

kegiatan pembuatan laporan PLI atau PA dan

mempersentasikan kepada pembimbing dan penguji pada

saat sidang akhir di kampus.

2. Tujuan

Tujuan dari penulis untuk melakukan PLI di PT. LDA yaitu:

a. Melatih penulis dalam dunia kerja, tentunya dibidang

pertambangan itu sendiri.

b. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan diperkuliahan

ke lapangan kerja.

c. Mengetahui dan memahami aktivitas penambangan yang

dilakukan di PT LDA.
d. Mengetahui dan mengenal populasi unit yang ada dan yang

digunakan di PT LDA.

3. Manfaat

Manfaat dari penulis melakukan PLI di PT. LDA diantaranya

sebagai berikut:

a. Penulis akan mendapatkan pengalaman kerja dengan

mengikuti langkah-langkah kerja yang dilakukan di

perusahaan guna untuk menciptakan mahasiswa yang siap

pakai di dunia kerja.

b. Menjalin kerja sama yang lebih baik antara PT. LDA dengan

Calon Akademi Komunitas Negeri Lahat.

c. Setelah melakukan kegiatan ini penulis akan dapat

memenuhi persyaratan untuk program Diploma 2 (dua)

Calon Akademi Komunitas Negeri Lahat.

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT LDA adalah anak perusahaan dari PT Lambang Daya Agrima

(2006) dan mulai berdiri sendiri pada tanggal 24 November 1990

dengan Akte Notaris Jenmerdin, S.H. No. 29 sebagai perusahaan yang

mengkonsentrasikan dirinya pada bidang kontraktor.

Diawal mendirikan perusahaan PT LDA sudah ditantang untuk

melakukan pekerjaan pembukaan lahan, pengolahan tanah, penanaman


dan perawatan pada Sektor Agro Bisnis dan Hutan Tanaman Industri.

Berbekal pengalaman yang ada perusahaan menerima tantangan untuk

pekerjaan pembukaan lahan pada lahan basah/gambut untuk tanaman

kelapa sawit yang berada di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.

Pembangunan pada Sektor Agro Bisnis dan Hutan Tanaman

Industri merupakan pendorong berkembangnya PT. Lambang Daya

Agrima dengan motivasi untuk lebih berkembang lagi, kemudian

perusahaan mulai kembali menangani proyek-proyek pada sektor

konstruksi seperti pekerjaan pembangunan jalan, jembatan, pabrik dan

gudang. Setelah dua belas (12) tahun berdiri dengan pengalaman

pekerjaan pada Sektor Agro Bisnis, Hutan Tanaman dan Konstruksi,

perusahaan mulai mengembangkan sayapnya menangani pekerjaan

dalam sektor pertambangan seperti tambang timah di Provinsi Bangka

Belitung dan Batubara di Provinsi Kalimantan Selatan.

Akhirnya ditahun 2012 PT. LDA melakukan kontak kerjasama

dengan PT. BGG selaku pemilik (Owner) yang dipercaya untuk

melaksanakan IUP yang berlokasi di Kabupaten Lahat. Sedikit

penjelasan PT. BGG ini adalah anak perusahaan dari P Sungai Budi

Group Tbk, dimana PT ini merupakan salah satu perusahaan swasta

yang bergerak dibidang usaha pertambangan batubara dibawah

pengawasan Diktorat Jendral Mineral dan Batubara Provinsi Sumatera

Selatan.
2. Visi dan Misi Perusahaan

PT Langgeng Daya Agrindo memiliki visi dan misi untuk

menjadi kontraktor pertambangan kelas dunia, yang secara lengkap

dijabarkan sebagai berikut:

a. Visi:

Menjadi kontraktor utama yang berskala nasional.

b. Misi:

Menjadi perusahaan yang menguasai teknologi dan

pengembangan sumberdaya manusia, dan memberikan

manfaat sosial, serta keuntungan pada pemegang saham dan

karyawan.

3. Jam Kerja

Adapun jam kerja atau waktu kegiatan yang dilakukan di

perusahaan terbagi menjadi dua shift, yaitu:

a. Shift pagi (dari pukul 07.00 s/d 17.00 WIB)

b. Shift malam (dari pukul 19.00 s/d 05.00 WIB)

4. Lokasi dan Luas Wilayah

Secara administratif KP Eksplorasi PT. BGG termasuk ke dalam

wilayah Desa Muara Lawai dan Desa Arahan, Kecamatan Merapi

Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis

terletak di 103043’04”-103044’51” BT dan 03038’57”-03042’26” LS

seluas 1.700 hektar. Secara geografis daerah yang dieksplorasi terletak

di antara koordinat seperti yang terlihat pada Tabel 1 sebagai berikut:


Tabel 1. Daftar Koordinat KP Eksplorasi

Koordinat
No.
Bujur Timur Lintang Selatan

1. 103o43’04” 03o38’57”

2. 103o44’51” 03o38’57”

3. 103o44’51” 03o40’22”

4. 103o44’16” 03o40’22”

5. 103o44’16” 03o42’26”

6. 103o43’04” 03o42’26”

5. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat

a. Kesampaian Daerah

Lokasi KP terletak sekitar 200 km sebelah barat daya

Palembang (Gambar 1). KP Eksplorasi PT. BGG dapat ditempuh

dengan tahap sebagai berikut:

1) Dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju bandara Sultan

Mahmud Baharudin II Palembang, Sumatera Selatan dengan

menggunakan pesawat udara ditempuh dalam waktu ± 1 jam.

2) Dari Kota Palembang ke Kota Lahat dapat ditempuh melalui

jalur darat dengan naik mobil selama ± 5 jam.

3) Dari Kota Lahat menuju Desa Muara Lawai dapat ditempuh

dengan naik mobil selama ± 45 menit.


4) Dari Desa Muara Lawai menuju ke lokasi tambang dapat

ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan roda dua

dengan menyusuri jalan setapak.

Adapun peta lokasi dan kesampaian wilayah PT LDA site

BGG (kuasa penambang eksplorasi) dapat dilihat pada gambar 1.


102°E

105°E
103°E

104°E

106°E
PETA KESAMPAIAN DAERAH
PT. BUDI GEMA GEMPITA
KEC. MERAPI TIMUR
Dari Jakarta
KAB. LAHAT
2°S 2°S SUM-SEL

MUSIBANYUASIN

BANYUASIN
0 50 100

kilometers
Tanjung Balai
MUSIRAWAS Sultan Mahmud Badaruddin
Legenda
Sekayu
Palembang
3°S 3°S Ibukota Propinsi

Ibukota Kabupaten
Indralaya
Muara Beliti MUARAENIM Bandar Udara
Lubuklinggau
Kayuagung
OGAN KOMERING ILIR
Jalan Negara
LOKASI Prabumulih
PT. Budi OGAN ILIR Kesampaian Lokasi KP PT. GGB
Gema Gempita

Tebingtinggi Muara Enim


Batas Kabupaten

Lahat
LAHAT

4°S OKU OKU TIMUR 4°S


Pagar Alam Peta Index
Baturaja

Martapura DI. ACEH


0 250 500
kilometers

SUMATERA UTARA

OKU SELATAN RIAU

Muaradua

SU
MA
SA

TE
RA
BAR
MUD

AT

BAN
RA

G
KA
BEL
JAMBI

ITUN
HIND

G
IA

BEN SUMATERA SELATAN


GKU
LU

LAUT JAWA
102°E

105°E
103°E

104°E

106°E

LAMPUNG

5°S 5°S

Sumber: PT BGG, 2019


Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian
Wilayah KP Eksplorasi PT. BGG

b. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang tersedia disekitar lokasi

pertambangan PT. BGG terutama adalah sarana transportasi darat

berupa jalan raya dan rel keretaapi. Sebagian wilayah KP

eksplorasi BGG bahkan dilewati oleh lintasan rel keretaapi.

Sarana pelabuhan untuk transportasi laut terletak sejauh 230

km dari lokasi tambang, yaitu pelabuhan Tanjung Api-api.

Pelabuhan tersebut dapat dicapai melalui jalan raya.


6. Topografi dan Morfologi

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran pada kenampakan

morfologi, ketinggian dan analisa proses eksogenik di lapangan beserta

kontrol batuannya, maka daerah penyelidikan secara umum dapat

dibagi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yaitu satuan geomorfologi

perbukitan sudut lereng 30º-45º, satuan geomorfologi dataran tinggi

dengan sudut lereng 10º-30º, satuan geomorfologi dataran rendah

dengan sudut lereng 0º-10º.

Satuan morfologi di lokasi penyelidikan dibentuk oleh litologi;

batupasir, batupasir kuarsa, tuffa, sebagian terdapat pula tuffa dengan

fragmen berbatu apung berukuran kerikil, batu lempung, batu lempung

karbonan, konglomerat, dan batubara. Pembentukan morfologi

ditafsirkan oleh adanya gaya-gaya endogen berupa perlipatan dan

pensesaran. Sedangkan gaya eksogen berupa perlapukan dan erosi yang

prosesnya masih berlanjut hingga saat ini.

Hasil pengamatan di lapangan, daerah penyelidikan dialiri oleh

beberapa sungai yang cukup besar antara lain Sungai Kungkilan,

Sungai Mumpe dan Sungai Serelo serta beberapa sungai kecil. Sungai-

sungai yang mengalir didaerah penyelidikan membentuk pola aliran

Subdendritik (yaitu pola aliran tersusun oleh litologi yang relatif

homogen dan dipengaruhi oleh struktur geologi serta memperlihatkan

arah aliran sungai mengalir ke sungai utama dimana arah alirannya

yang berbeda dengan arah aliran sungai utama).


Wilayah KP merupakan daerah perbukitan bergelombang

belereng landai, dengan wilayah KP membentang Sungai Lawai yang

mengalair kearah utara, oleh karena itu wilayah KP bisa dinamakan

Daerah Lawai. Sungai lain yang terdapat di daerah lawai adalah Sungai

Kungkilan, Sungai Kutenan, Sungai Lintang, Sungai Rusa dan Sungai

Gegas, sungai-sungai tersebut bermuara ke Sungai Lawai, sedangkan

Sungai lawai bermuara ke Sungai Lematang. Kondisi topografi daerah

penyelidikan adalah sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.


358.000 359.000 360.000

PT. BUDI GEMA GEMPITA


40

40 40 40

40 Merapi Timur, Lahat, Sumatera Selatan


40
50
Ja
50 M lan 40
ua L
ra in Pemukiman Penduduk
En tas
im Su 40

- L ma
ah ter
at a 40
PETA TOPOGRAFI & KEGIATAN DI

9.596.000
50

40
SEKITAR KP EKSPLORASI PT. BGG

40

50

55

50

50

9.595.000
55

Rel
50 Kereta Api

70
0 500 1000 1500
55

50 Meters
60

55
65
KETERANGAN :

60
Sungai
KP PT. BANJARSARI PRIBUMI

50

50
Jalan
70
55
Rel Kereta Api

9.594.000
55
55
60
60 55
55 Kontur Ketinggian
60
70 60
Batas KP Eksplorasi PT. BGG

50
60

70

80

50

50
9.593.000

KP PT. BUKIT ASAM


50

80

60

60

50
60
Lampiran Peta No. : 2 Sumber Peta : Eksplorasi BGG

70
9.592.000

Skala/Ukuran Print : 1 = 20.000 (A3) Digambar Oleh : Tim BGG


60

70
80
Insert : Peta Sumsel
70
KP PT. GOLDEN GREAT BORNEO

75

103°00' BT 104°00' BT 105°00' BT


60 2°00' LS
Bayunglincir Muntok
P. BANGKA
PROPINSI JAMBI

Sungsang

Sarulangun Binginteluk
Babat
9.591.000

Muararupit Muaralakitan Betung


SEKAYU PALEMBANG
3°00' LS

Terawas

Talangubi Gelumbang Tulungselapan


LUBUKLINGGAU
KAYUAGUNG
PRABUMULIH
Tebingtinggi
MUARAENIM Tanjunglubuk
LAHAT Pagardewa
Padangtepung Tanjungenim Cempaka
Peninjauan
4°00' LS

B
E PAGARALAM
N
G Pengandonan
BATURAJA
K
KETERANGAN : U LAMPUNG
70 L
Daerah penyelidikan U
Martapura
PETA INDEK

70

KP PT. BUKIT ASAM


9.590.000

Sumber: PT BGG, 2019


Gambar 2. Peta Topografi Lokasi PT. Budi Gema Gempita
7. Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim dan curah hujan daerah Kecamatan Merapi Timur

tidak jauh berbeda dengan daerah Sumatera Selatan yang lain. Musim

hujan umumnya berlangsung sekitar bulan Oktober sampai Maret,

sedangkan musim kemarau umumnya berlangsung sekitar April sampai

September. Data curah hujan rata-rata yang diperoleh dari dinas

Pertanian Kabupaten Lahat adalah 251,27 mm/tahun. Suhu udara di

daerah lahat berkisar antara 21,37oC-32,39oC.

Daerah penelitian daerah perbukitan merupakan daerah iklim

tropis basah, musim hujan pada bulan November–April, curah hujan

tinggi pada bulan Januari–Februari. Musim kemarau antara Mei-

Oktober, musim panas maksimum pada bulan Juni–Juli, sedangkan

temperatur rata-rata adalah 29ºC-32ºC. Data curah hujan daerah

penyelidikan dari Stasiun Klimatologi Klas II, Badan Meteorologi dan

Geofisika, Kenten Palembang.

8. Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu mekanisme pembagian kerja dan

kerjasama dari orang yang berhimpun untuk kegiatan produksi. Pada

umumnya pelaksanaan operasi penambangan dapat menggunakan 2

alternatif pola kerja yang perlu dikaji, yaitu seluruh kegiataan operasi

penambangan dikejakan sendiri atau seluruh kegiatan operasi

penambangan dilakukan oleh sub-kontraktor.


Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang manager

tambang dimana untuk di PT. LDA dipimpin oleh Project Manager

yang bertanggung jawab kepada direksi. Project Manager merupakan

pimpinan tertinggi di lokasi pertambangan yang bergerak di bidang

kontraktor, yang membawahi 5 (lima) divisi yaitu: department

engineering, department production, department HSE, departement

HCGA, dan departement plant. Berikut ini struktur organisasi yang

terdapat dalam PT. LDA.

Sumber: Mine Plan Produksi, 2019

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. LDA

9. Penunjang Kerja dan Fasilitas Penambangan

a. Penunjang Kerja Penambangan

Di PT. LDA tempat penulis melaksanakan kegiatan PLI

memiliki beberapa fasilitas penunjang kerja perusahaan yang

diantaranya:
1) Mess

Mess merupakan tempat tinggal yang disediakan

oleh perusahaan untuk sebagian karyawannya, jumlah

orang yang mendiaminya pun tergantung oleh kebijakan

perusahaan, mess dapat berupa kamar atau bisa juga

rumah. Mess di PT. LDA terletak berjauhan dengan area

penambangan, yakni sekitar 15 menit perjalanan

sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar 4.

Sumber: Data penulis 2019


Gambar 4. Mess bagi karyawan PT. LDA

2) Bus Karyawan

Bus karyawan merupakan sarana yang digunakan

untuk keperluan antar jemput para karyawan yang tidak

memiliki kendaraan atau bisa juga memang tidak

diizinkan untuk membawa kendaraan di wilayah


penambangan. Ada pula bus karyawan PT LDA dapat

dilihat pada gambar 5.

Sumber: Data penulis 2019


Gambar 5. Bus karyawan PT. LDA

3) Tower Lamp

Tower lamp adalah lampu yang di gunakan

sebagai penerangan pada proyek indoor ataupun outdoor

dari peralatan bergerak yang memiliki satu atau lebih

intensitas tinggi lampu listrikdan tiang serta lampu yang

melekat pada tiang, trailer, dengan generator set sebagai

sarana penyalaan lampu. Tower lamp dapat dilihat pada

gambar 6.
Sumber: Data penulis 2019
Gambar 6. Tower lamp PT. LDA

4) Workshop

Workshop merupakan tempat berkumpulnya para

pelaku aktivitas kerja, khususnya para mekanik guna

merawat atau melakukan kegiatan P2H (pemeliharaan

dan pemeriksaan harian) dan memperbaiki unit yang

mengalami kerusakan ataupun masalah ringan yang

terjadi pada unit. Adapun gambar workshop dapat dilihat

pada gambar 7.a dan gambar area bagi para pekerja

workshop dapat dilihat pada gambar 7.b.


Sumber: Data Penulis 2019
Gambar 7.a. Workshop PT. LDA

Sumber: Data Penulis 2019


Gambar 7.b. Area Kerja Para Pekerja Workshop

5) Fuel Tank

Fuel tank adalah sebuah tangki solar yang

digunakan untuk pengisian solar setiap unit yang berada

diarea tambang di PT LDA. Fuel tank dapat dilihat pada

gambar 8.
Sumber: Data Penulis 2019
Gambar 8. Fuel Tank PT. LDA

6) Pos Keamanan

Pos keamanan merupakan tempat penjagaan yang

berfungsi untuk mengatur keluar masuknya unit ataupun

para pekerja serta tamu yang akan memasuki area

tambang PT LDA sebagaimana yang terlihat pada

gambar 9.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 9. Pos Keamanan
7) Genset

Generator set merupakan suatu alat yang

digunakan sebagai pemasok listrik utama yang

disalurkan ke tempat-tempat yang membutuhkan seperti

kontainer dan bengkel sebagaimana yang terlihat pada

gambar 10.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 10. Genset

b. Fasilitas Perkantoran

1) Office atau Kantor

Kantor di PT. LDA terletak berjauhan dengan area

penambangan. Kantor tersebut digunakan sebagai

tempat HRD (Human Resources Department) untuk

melakukan penerimaan karyawan atau hal yang

berhubungan dengan karyawan yang baru masuk dan

segala kegiatan yang berhubungan dengan HRD lainnya.

Sedangkan untuk kantor di area penambangan


perusahaan menyediakan kontainer agar memudahkan

akses atau kontak langsung dengan lokasi penambangan.

Kantor dapat dilihat pada gambar 11.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 11. Office atau Kantor

2) Container atau Kontainer

Kontainer merupakan kantor yang berada di

wilayah area penambangan. Kontainer berfungsi sebagai

tempat kerja para karyawan dari berbagai divisi, pada

kontainer inilah segala sesuatu yang akan dimulai pada

pit penambangan PT LDA direncanakan. Kontainer pada

PT LDA hanya berupa ruangan yang keadaannya sama

dengan mess akan tetapi satu ruangan khusus dijadikan

sebagai kantor pada wilayah tambang atau yang biasa

disebut oleh para karyawan sebagai kantor lawai.

Adapun kantor lawai dapat dilihat pada gambar 12.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 12. Kontainer atau kantor lawai

C. Deskripsi Kegiatan Industri/Pekerjaan

Kegiatan penambangan yang diterapkan oleh PT. LDA adalah

kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka (surface mining).

Didalam melakukan kegiataan penambangan PT. LDA melakukan semua

tahapan penambangan sesuai dengan yang semestinya, seperti proses

pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil

removal), pengupasan tanah penutup (stripping overburden), pembersihan

lapisan di atas batubara (cleaning), penambangan batubara (coal getting),

hingga ke tahap pengangkutan (hauling) overburden dan batubara.

1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lahan yang terdiri

dari pepohonan, semak belukar, dan bebatuan pada daerah yang akan

ditambang, dimana telah direncanakan sebelum pengupasan lapisan

tanah penutup. Alat yang biasa digunakan adalah excavator dan


bulldozer yang berfungsi untuk menyingkirkan material dan

mendorong pohon-pohon besar maupun pohon-pohon kecil ke batas

yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegiatan land clearing

dilakukan pada pertengahan bulan februari 2019 yang dapat dilihat pada

gambar 13.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 13. Land Clearing

2. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Removal)

Pengupasan tanah pucuk ialah penggalian tanah bagian atas

yang berupa lapisan tanah humus dengan ketebalan minimal.

Pengupasan pucuk dilakukan untuk memindahkan dan menyelamatkan

tanah tersebut agar tidak rusak sehingga unsur yang terdapat pada tanah

terjaga keasliannya, agar nantinya dapat digunakan kembali untuk

kegiatan pasca tambang, biasanya tanah pucuk yang dikupas akan

dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara atau bisa juga langsung

dipindahkan ke timbunan. Kegiatan pengupasan tanah pucuk di PT


LDA ini dilakukan pada minggu terakhir di bulan februari, adapun

kegiatannya dapat dilihat pada gambar 14.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 14. Top Soil Removal

3. Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden)

Pengupasan tanah penutup merupakan suatu kegiatan

pemindahan lapisan tanah atau batuan yang berada di atas cadangan

bahan galian agar bahan galian tersebut menjadi tersingkap. Kegiatan

ini bertujuan untuk membuang material di atas endapan bahan galian

tambang sehingga hasil dari bahan galian tambang yang didapat bersih

dari tanah atau pengotor lainnya, serta mengurangi biaya pengolahan

dan mempermudah kegiatan penambangan. Adapun kegiatan

pengupasan tanah penutup dapat dilihat pada gambar 15.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 15. Stripping Overburden

4. Pembersihan Lapisan Atas Batubara (Cleaning)

Pembersihan lapisan atas batubara bertujuan untuk

membersihkan pengotor yang terdapat di atas batubara, misalnya tanah

yang tercampur batubara, lapisan black shale atau karbon dan parting

yang menyisip pada lapisan batubara. Pembersihan ini dilakukan

dengan menggunakan excavator, biasanya excavator yang digunakan

adalah excavator dengan PC terkecil. Adapun kegiatan cleaning dapat

dilihat pada gambar 16.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 16. Cleaning

5. Penggalian Batubara (Coal Getting)

Coal getting dilakukan setelah lapisan tanah penutup selesai

dikupas, kemudian barulah batubara dibongkar dan dimuat

menggunakan alat gali muat excavator ke dalam vessel atau bak dump

truck. Adapun kegiatan penggalian batubara dapat dilihat pada gambar

17.

Sumber: Data penulis 2019


Gambar 17. Coal Getting
6. Pengangkutan (Hauling)

Hauling bertujuan untuk memindahkan batubara yang didapat

dari hasil penggalian pada front penambangan menuju

stockrom/stockpile dengan menggunakan dump truck sebagaimana

yang terlihat pada gambar 18.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 18. Hauling Batubara

D. Perancanaan Kegiatan PLI

Kegiatan PLI yang direncanakan penulis akan dilaksanakan dalam

jangka waktu selama 3 (tiga) bulan yang dimulai dari 05 Januari 2019 s.d

31 Maret 2019. Namun jadwal yang telah direncanakan oleh penulis dalam

pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak

perusahaan. Adapun rencana kegiatan yang penulis ajukan dapat dilihat

pada tabel 2.
Tabel 2. Perencanaan Kegiatan PLI

No Tanggal Kegiatan Catatan


1 05 Januari 2019 Kedatangan di Tanggal dan lama
Perusahaan kegiatan ini dapat
2 05 Januari 2019 Induksi berubah sesuai
3 06 s/d 07 Januari 2019 Orientasi Lapangan dengan kondisi
4 08 Januari s/d 30 maret Pengambilan data perusahaan.
2019 dan ikut serta ke
lapangan untuk
mencari dan melihat
objek secara
langsung
5 31 Maret 2019 Kembali ke kampus

E. Pelaksanaan Kegiatan PLI

Pelaksanaan kegiatan PLI penulis lakukan di PT LDA site PT BGG,

yang berlokasi di Desa Muara Lawai Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten

Lahat. Kegiatan yang akan dilakukan penulis di PT LDA kurang lebih akan

berlangsung selama 3 (tiga) bulan, tercatat dari tanggal 05 Januari – 30

Maret 2019.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut penulis melakukan pengamatan

secara langsung dilapangan dari awal kegiatan hingga akhir kegiatan.

Berikut akan penulis jelaskan seluruh kegiatan yang dilakukan penulis

selama melakukan kegiatan pengalaman lapangan industry di PT LDA,

yaitu:
1. Induksi

Induksi adalah kegiatan yang memberikan pengarahan

mengenai peraturan-peraturan yang diterapkan dan harus

dipatuhi. Sebelum memasuki lokasi tambang kita harus di induksi

terlebih dahulu, guna untuk mengetahui peraturan-peraturan yang

harus diikuti pada saat melaksanakan PLI. Setelah selesainya di

induksi maka penulis harus mengikuti peraturan-peraturan dari

perusahan selama berlangsungnya PLI diantaranya harus

menggunakan pakaian safety pada saat masuk ke area

penambangan, dan jika ingin melakukan pengambilan data ke

lapangan maka harus adanya pembimbing lapangan atau orang

yang akan mengawasi.

2. Kegiatan Observasi Lapangan dan Pengambilan Data

Penulis melakukan pengambilan data langsung ke lapangan

berdasarkan jadwal yang telah ditentukan. Adapun kegiatan

penulis selama di lapangan yakni sebagai berikut:

a. Observasi Lapangan

Selama kegiatan observasi lapangan penulis telah

mengetahui beberapa data di lapangan antara lain:

1) Area Penambangan

Area penambangan merupakan suatu area yang

merupakan tempat kegiatan produksi batubara. Pada

kegiatan penambangan batubara digunakan alat gali


muat dan alat angkut, dimana satu alat gali muat

digunakan sebagai alat gali muat batubara ke dump

truck dan satunya lagi digunakan sebagai cleaning.

Untuk area penambangan dapat dilihat pada gambar

19.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 19. Area Penambangan Sharing Wall

2) Area Stockpile

Area stockpile merupakan tempat penyimpanan

atau tempat pengumpulan hasil tambang yaitu

batubara yang diangkut dari pit Lawai II (batubara

tegak) yang siap dipasarkan atau dijual ke konsumen.

Luas area stockpile disesuaikan dengan cadangan dan

rencana produksi batubara. Untuk area stockpile

dapat dilihat pada gambar 20 berikut ini.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 20. Stockpile

3) Area Sump

Sump merupakan kolam penampungan air yang

dibuat untuk menampung air limpasan yang dibuat

sementara sebelum air tersebut dipompakan pada

kolam pengendapan. Biasanya sumuran (sump)

dibuat pada titik terendah dalam area penambangan

sehingga air limpasan (biasanya air hujan) bisa

terkumpul ke satu titik untuk selanjutnya dipompa ke

kolam pengendapan lumpur (KPL), untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 21.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 21. Area Sump

4) Jalan Tambang

Jalan tambang merupakan suatu jalan yang

dilintasi oleh kendaraan tambang baik itu keluar

masuknya alat berat pada front kerja, jalan tambang

juga dibuat guna untuk memperlancar kegiatan

hauling dari front penambangan ke stockpile ataupun

ke dumping area yang dapat dilihat pada gambar 22.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 22. Jalan Tambang
5) Area Disposal

Area disposal adalah suatu area yang berguna

dan berfungsi sebagai tempat penimbunan

overburden atau material yang dianggap tidak

mempunyai nilai ekonomis, area disposal ini dibuat

dengan lereng selandai mungkin berguna untuk

keamanan lereng dan front kerja alat berat yang

beroperasi di disposal. Area disposal atau dumping

area dipilih tempat yang tidak ada kandungan

batubara dibawahnya, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 23.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 23. Area Disposal

6) Area Kolam Pengendapan Lumpur

Kolam Pengendapan Lumpur (KPL)

merupakan kolam yang dibuat untuk menampung dan

mengendapkan partikel air limpasan yang berasal dari


daerah penambangan maupun daerah sekitar

penambangan. Kolam pengendapan berfungsi untuk

mengendapkan lumpur yang bercampur dengan air

limpasan dan juga mengontrol kualitas air yang akan

dialirkan keluar kolam pengendapan yang dapat

dilihat pada Gambar 24.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 24. Area Settling Pond

b. Pengambilan Data

Pada saat mengambil data, penulis tidak hanya fokus

dalam data pokok laporan seperti halnya cycle time, jam

kerja, dan kegiatan yang ada dilapangan. Namun, penulis

juga gemar membantu cheker untuk menghitung ritase yang

didapat per satu jam kerja ataupun per hariannya. Selain itu

penulis juga membuat tenship untuk dimasukan HM atau jam

kerja yang di dapat oleh para operator/driver sebagai


pedoman gaji yang akan diperoleh karyawan sesuai dengan

pekerjaannya.

F. Hambatan dan Penyelesaian

Pada saat pengambilan data ada beberapa faktor yang menghambat

pekerjaan penulis, yaitu:

1. Faktor Waktu

Faktor waktu mempengaruhi penulis dalam pengambilan data

karena ada banyaknya waktu yang terbuang akibat kondisi alat yang

tidak ready dan tidak memungkinkan untuk pengambilan data. Cara

penyelesaian yang digunakan yakni dengan melakukan P2H

(pemeriksaan dan pemeliharaan harian) sebelum alat dioperasikan.

2. Faktor Medan Kerja

Kondisi medan kerja juga dapat menghambat penulis dalam

pengambilan data cycle time karena adanya penyempitan jalan sehingga

ada banyaknya pengantrian untuk melalui jalan tersebut sebab adanya

3 kontraktor yang melalui satu jalur. Maka penyelesaian untuk faktor

ini biasanya dilakukan oleh deputi manager dengan cara beliau dating

lebih awal dari jam kerja seharusnya untuk penyekrapan jalan.

3. Faktor Cuaca

Cuaca yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap

pengambilan data yang penulis lakukan, apalagi disaat curah hujan

yang terjadi disiang hari menyebabakan penulis tidak dapat mengambil


data sehingga disaat cuaca baik penulis memaksimalkan pengambilan

datanya.

G. Temuan Khusus

Selama penulis melakukan kegiatan PLI di PT LDA cukup banyak

ditemukannya permasalahan pada setiap pengamatan yang penulis amati di

area penambangan, antara lain:

1. Lebar jalan hauling belum sesuai dengan parameter standar yang

seharusnya. Untuk lebar jalan yang belum sesuai dengan standar dapat

dilihat pada gambar 25.

Sumber: Data Penulis, 2019


Gambar 25. Jalan Hauling

2. Banyaknya waktu antri di timbangan sebab satu timbangan dipakai

untuk menimbang keluar masuknya DT (untuk 3 kontraktor), sehingga

terkadang membuat excavator lama menunggu. Untuk antrian DT pada

timbangan pada gambar 26.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 26. Antrian DT di Timbangan

3. Pola pemuatan alat gali muat dan alat angkut yang tidak sesuai. Dimana

yang seharusnya vessel alat angkut sejajar dengan undercarriage alat gali

muat dan sudut swing yang seharusnya 30 derajat tidak sebanding aktualnya

tinggi bench excavator tidak setinggi vessel alat angkut sedangkan sudut

swing diaktualnya sudah melebihi 45 derajat sehingga menyebabkan cycle

time menjadi lebih besar dan produktivitasnya menjadi rendah.

4. Banyaknya waktu tunggu DT CWB pada saat memuat material di

loading point karena sulitnya dalam pengambilan batubara. Waktu tunggu

DT CWB pada loadingan dapat dilihat pada gambar 27.


Sumber: Data Penulis, 2019
Gambar 27. Antri DT di Loadingan

5. Jarak berpapasan antar hauler masih terlalu berdekatan atau yang

kosongan harus mendahulukan yang muatan.

6. Jarak dumping antar DT di stockpile terlalu berdekatan dan terlalu

menjorok ke belakang.

7. Productivitas excavator ZX 470 LC di Januari 2019 tidak tercapai,

karena aktual yang didapat pada bulan Januari sebesar 221,74 ton/jam

sedangkan rencana produktivitas seharusnya 250,58 ton/jam.

8. Adanya ketidak serasian antara alat gali muat dan alat angkut, dimana

ada satu alat yang melayani 6 (enam) DT dan satu lagi hanya melayani 3-4

DT.

Anda mungkin juga menyukai