Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmuwan yang pertama kali mengemukakan konsep vektor adalah Josiah Willard
Gibbs. Pada abad 18 Josiah Willard Gibbs dilahirkan di New Haven, Connecticut,
USA pada 11 Februari 1839 hingga akhirnya meninggal pada 28 April 1903 dikota
yang sama. Josiah Willard Gibbs adalah ilmuwan Amerika Serikat yang sangat kasual
dalam keilmuannya
Vektor dalam ilmu matematika teknik sangat berguna dalam studi kebumian
dimana (1) informasi yang bersangkutan secara intrinsik bersifat numerik atau dapat
dengan mudah dikodekan dalam bentuk numerik, (2) Banyaknya informasi data, dan
(3) pengetahuan apriori tentang hubungan sebab akibat memadai. (Van Andel, 1964;
Nota, 1958).
Konsep tentang ruang vektor dibangun dari suatu grup abelian dengan operasi
penjumlahan (adisi) yang setiap anggotanya jika dioperasikan dengan setiap anggota
pada suatu lapangan (operasi pergandaan skalar), maka hasil operasi pergandaan
skalar tersebut masih merupakan anggota dari grup abelian dan memenuhi aksioma-
aksioma tertentu pada operasi pergandaan skalar tersebut.
Penarapan konsep dasar analisis vektor dalam cabang ilmu pertambangan yang
secara khusus menggunakan pendekatan fisika yaitu Geomekanika sangat beragam.
Jarang sekali kita memahami implementasi vektor analisis dalam hal tersebut. Dalam
aplikasinya vektor selalu menempati ruang. Untuk menjelaskan fenomena vektor di
dalam ruang dapat digunakan bantuan sistem koordinat untuk menjelaskan besar dan
arah vektor.

1
BAB II
ALJABAR VEKTOR DAN APLIKASINYA

Bab ini memperkenalkan aljabar vektor dan penggunaan praktis vektor dalam
implementasi pada bidang geomekanika.
2.1. Skalar dan Vektor
Kuantitas fisik dapat di bagi menjadi dua kelompok yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. (1) Skalar adalah kuantitas yang hanya mempunya nilai, misalnya.
panjang, luas, volume, massa, waktu, dll. (2) Vektor adalah kuantitas yang
mempunya nilai dan arah, misal. kekuatan, kecepatan, percepatan, dan lain-lain.
2.1.1. Representasi Vektor
Besaran Vektor bisa direpresentasikan secara grafis dengan garis, sebagai
berikut:
(a) Panjang garis menunjukkan besarnya kuantitas;
(b) Panah pada garis menunjukkan arah dimana besaran vektor bertindak.
´ atau a, serta nilai
Besaran vector dapat juga ditunjukkan sebagai berikut AB
´ | atau |a|.
mutlak besaran vektor dapat ditulis | AB

Gambar 1. Representasi Vektor

2.1.2. Jenis Vektor


(a) Vektor posisi, mewakili posisi suatu titik dalam ruang relatif terhadap koordinat
yang ditentukan.

2
(b) Vektor bebas, tidak dibatasi dengan apapun. Ini ditentukan dengan nilai dan arah
dan dapat digambarkan sebagai salah satu dari serangkaian garis paralel yang
sama panjanganya.
Sebagian besar vektor yang akan dipertimbangkan adalah vektor bebas.
2.1.3. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Hasil atau penjumlahan vektor dari dua vektor perpindahan adalah vektor
perpindahan yang dihasilkan dari melakukan yang pertama dan kemudian
perpindahan lainnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2; proses ini dikenal
sebagai penambahan vektor.
Namun, prinsip penambahan memiliki makna fisik untuk jumlah vektor selain
perpindahan; misalnya, jika dua gaya bekerja pada benda yang sama maka gaya
resultan yang bekerja pada benda adalah jumlah vektor dari keduanya. Dapat dilihat
dari Gambar 2, bahwa penambahan vektor adalah komutatif, sebagai berikut
a+b=b+a

´ BC
AB+ ´ = AC
´
atau a+ b=c

Gambar 2. Penambahan Dua Vektor Menunjukkan Hubungan Kumutatif.

Penyamaan prosedur untuk penambahan tiga atau lebih vektor yang jelas dan
mengarah ke penambahan asosiatif (Gambar 3)
a + (b + c) = (a + b) + c

3
Dengan demikian, Tidak pengaruh berapa banyak jumlah vektor yang ditambahkan.
Pengurangan dari 2 vektor serupa dengan penjumlahan (Gambar 4), yaitu
a – b = a + (– b)
Dimana -b adalah vektor dengan besaran yang sama tetapi arahnya berlawanan
dengan vektor b.

Gambar 3. Penambahan 3 (Tiga) Vektor Yang Menunjukkan Hubungan Asosiatif

Gambar 4. Pengurangan 2 (Dua) Vektor

4
2.2. Dasar dan Komponen Dalam Vektor
Vektor yang terletak pada bidang datar yaitu bidang x dan y. Dideskripsikan
menggunakan vektor satuan i dan j yang saling tegak lurus yang masing-masing
terletak pada arah x dan y. (lihat Gamba 5).

Gambar 5. Vektor Pada Bidang Datar

´ didefiniskan dengan besaran (r) dan arahnya (θ). Dan juga bisa
Vektor OP
didefinisikan oleh 2 (dua) komponen yaitu arah Oxdan Oy. Jika kita definiskan i
menjadi satuan vektor pada arah Ox, maka a ¿ a i; Demikian pula, jika kita definisikan
j menjadi satuan vektor pada arah Oy, maka b ¿ b j; Jadi Vektor OP
´ bisa ditulis
sebagai berikut r =ai+ bj.
2.2.1. Vektor Ruang
Menyatakan suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar dengan
menggambar ruas garis dengan anak panah salah satu ujungnya. Untuk
mempertimbangkan vektor dalam ruang membutuhkan bidang koordinat Cartesius.
Sistem koordinat dapat dibentuk dengan memilih garis lurus orthogonal yaitu sumbu
x, y, dan z yang saling tegak lurus (Gambar 6). Sumbu pada koordinat cartesius
mematuhi aturan “tangan kanan”.

5
Gambar 6. Vektor pada Sistem Koordinat Cartesius

´ didefiniskan dengan komponen sebagai berikut a sepanjang Ox ; b


Vektor OP
sepanjang Oy; dan c sepanjang Oz. Dan juga untuk satuannya sebagai berikut i satuan
vektor pada arah Ox; j satuan vektor pada arah Oy; dan k satuan vektor pada arah Oz.
´ OL+
OP= ´ LP
´
Juga
OL2 =a2 +b 2
OP 2=OL2 +c 2
OP 2=a2 +b 2+ c 2
´
Jadi, Jika r =OP=a i+ b j+c k , Maka
r =√ a2+ b2 +c 2

2.3. Perkalian Vektor


Kami telah mempertimbangkan untuk perkalian vektor dengan skalar. Sekarang
kita mempertimbangkan konsep perkalian satu vektor dengan vektor lainnya. Tidak
segera jelas apa yang diwakili oleh produk dari dua vektor dan pada kenyataannya
dua produk biasanya didefinisikan, produk skalar dan produk vektor. Seperti
namanya, produk skalar dari dua vektor hanyalah angka, sedangkan produk vektor itu
sendiri adalah vektor. Meskipun skalar maupun produk vektor bukan apa yang
biasanya kita anggap sebagai produk, penggunaannya meluas.

6
2.3.1. Produk Skalar
Poduk skalar atau disebut juga produk dot yang dinotasikan dengan tanda .
(titik), produk scalar dari 2 (dua) vektor a dan b dilambangkan dengan a . b, dan
ditunjukkan sebagai berikut
a . b = |a|.|b|.cos θ, 0≤θ≤π
jika,
θ=0 °=1 ; θ=90 ° = 0

Dimana θ adalah sudut antara 2 vektor, Dengan demikian, nilai produk skalar a · b
sama dengan besarnya dikalikan dengan proyeksi b ke a (lihat Gambar 7).

Gambar 7. Proyeksi b ke arah a adalah b cos θ. Skalar produk a dan b adalah ab cos θ.

2.3.2. Produk Vektor


Produk vektor (produk silang) dari dua vektor a dan b dilambangkan dengan a ×
b dan didefinisikan sebagai vektor dengan besaran |a||b|sin θke arah yang tegak lurus
terhadap a dan b;
|a × b|=|a||b|sin θ
jika,
θ=0 °=0 ; θ=90 ° = 1

7
Gambar 8. Produk vektor. Vektor a, b dan a × b membentuk himpunan tangan kanan.

Arahnya ditemukan dengan 'memutar' a ke b melalui sudut sekecil mungkin.


Pengertian rotasi adalah sekrup tangan kanan yang bergerak maju ke arah a × b
(Gambar 8).
Jika jari pertama menunjuk ke arah vektor pertama dan jari kedua ke arah
vektor kedua, maka ibu jari memberikan arah produk vektor. Produk vektor bersifat
distribusi atas penambahan tetapi antikomutatif dan non-asosiatif.
( a+ b ) × c=( a× c ) +(b × c)

b × a=−(a × b)

( a × b ) × c ≠ a ×(b × c)

Karena vektor basis i, j, k adalah vektor satuan yang saling tegak lurus,
membentuk himpunan tangan kanan, produk vektornya mudah terlihat sebagai
berikut

i× i= j × j=k × k=0
i× j=− j ×i=k
j × k=−k × j=i
k ×i=−i× k= j

8
2.4. Aplikasi Ruang Vektor
1. Kegiatan Peledakan

Gambar 9. Mekanisme Terjadinya Fly Rock (Richard and Moore, 2005)

Perhitungan prediksi Fly Rock menggunakan teori persamaan Richard


and Moore (2005). Kondisi burden biasanya akan mengontrol jarak lemparan
Fly Rock kedepan muka jenjang. Menurut pengujian yang dilakukan oleh
Adrian J Moore dan Alan B Richard, ada 3 faktor, yaitu :
 Face Burst terjadi saat kondisi area peledakan memiliki jenjang yang mana
jarak burden pada baris depan peledakan terlalu dekat dengan free face.
 Cratering terjadi saat tinggi stemming yang terlalu pendek serta
terdapatnya bidang lemah pada lubang ledak. Bidang lemah tersebut
biasanya merupakan material broken dari hasil peledakan sebelumnya.
Berdasarkan kondisi tersebut maka Fly Rock dapat terlempar ke segala
arah dari lubang ledak yang di inisiasi.
 Rifling terjadi saat stemming sudah sesuai untuk mencegah Fly Rock
secara Cratering namun material stemming yang digunakan kurang baik,
dan biasanya akan terjadi disertai dengan noise (bunyi) ledakan yang tinggi
2. Uji Batuan

9
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis daya dukung tanah,
stabilitas lereng dan stabilitas dinding penahan tanah, dan nilai parameter ini
diperoleh dengan melakukan pengujian di laboratorium. Pengujian kuat geser
tanah di laboratorium dapat dilakukan dengan memakai berbagai peralatan uji
geser, seperti Unconfined Compression Strength (UCS), Direct Shear, dan
Point Load Test.
 Unconfined Compression Strength (UCS)
Pengujian yang sederhana. Pada pengujian ini kondisi pembebanan sama
dengan pengujian triaksial hanya tegangan penyekapnya nol. Gambar
dibawah ini memperlihatkan skematik dari prinsip pembebanan dalam
pengujian ini. Tegangan aksial dilakukan terhadap benda uji secara relatif
cepat sampai mencapai keruntuhan dan tanpa pengaliran air (Soewignjo,
2012).

Gambar 10. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Total dan Garis Keruntuhan
yang Didapat dari Uji UCS

 Direct Shear Test


Alat uji geser langsung dapat berbentuk lingkaran/bulat atau persegi
panjang. Sebuah gaya normal P ditempatkan pada bagian atas kotak dan
gaya horizontal F ditempatkan pada bidang horizontal. Akibat adanya beban
vertikal dan horizontal yang bekerja pada alat akan menyebabkan terjadinya
tegangan pada tanah. Tegangan tersebut berupa tegangan utama besar
( major principal stress ) dan tegangan utama kecil (minor principal stress)

10
yang dapat menyebabkan tanah mengalami tegangan geser yang membentuk
sudut terhadap bidang gesernya. Sedangkan tegangan utama sedang
(intermediate principal stress) tetap bekerja merata disemua sisi tetapi tidak
diperhitungkan karena tidak menyebabkan deformasi (Syahreza dan
Lusmeilia, 2015).

Gambar 11. Alat Uji Geser Langsung

 Point Load Test


Point Load Test atau pengujian titik beban merupakan substansi pengujian
dari faktor kehadiran bidang lemah yang mempengaruhi kecepatan rambat
gelombang ultrasonik dari suatu batuan (spesimen batuan). Percontoh batuan
dapat berbentuk silinder (Sadisun dll, 2001)

Gambar 12. Alat Point Load Test

11
3. Kestabilan Lereng
Longsor dapat terjadi pada hampir setiap kasus lereng alami atau lereng
buatan secara pelan atau tiba-tiba dengan atau tanpa adanya tanda-tanda
sebelumnya. Penyebab utama terjadinya keruntuhan lereng adalah
meningkatnya tegangan geser, menurunnya kuat geser pada bidang longsor
atau keduanya secara simultan. Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk
menentukan faktor aman dari bidang longsor yang potensial, yaitu dengan
menghitung besarnya kekuatan geser untuk mempertahankan kestabilan
lereng dan menghitung kekuatan geser yang menyebabkan kelongsoran
kemudian keduanya dibandingkan (Violetta dll, 2014).

Gambar 13. Hubungan Hasil Proyeksi Orientasi Struktur dan Lereng


Terhadap Tipe Longsoran (Hoek dan Bray, 1981)
4. Minescape
Grafis adalah gambar yang tersusun dari koordinat-koordinat. Dengan
demikian sumber gambar yang muncul pada layar monitor komputer terdiri atas

12
titik-titik yang mempunyai nilai koordinat. Layar monitor berfungsi sebagai
sumbu koordinat x dan y. Grafis vektor adalah objek gambar yang dibentuk
melalui kombinasi titik-titik dan garis dengan menggunakan rumusan
matematika tertentu. Program yang menggunakan vektor berfungsi sebagai
penggambar rancangan bangunan 3D sebelum membangun bangunan
sebenarnya. Hal ini sangat berguna pada aplikasi yang digunakan untuk
menunjukkan permukan bumi dalam 3 dimensi.

Gambar 14. Hasil Minescape


5. Perlapisan Bidang
Secara umum, mengikuti hukum horisontalitas, batuan sedimen terbentuk
dengan kedudukan yang relative horisontal hampir tidak memiliki
kemiringan. Adanya struktur geologi yang telah bekerja, menyebabkan
batuan
terdeformasi. Deformasi ini menyebabkan batuan sedimen mengalami
berbagai perubahan sehingga memiliki kedudukan bidang perlapisan.
Pengukuran bidang perlapisan batuan di lapangan meliputi jurus/strike dan
kemiringan/dip bidang perlapisan batuan (Widagdo, 2019)

13
Gambar 15. Kenampakan Bidang Perlapisan (Aribowo, 2014)
6. Arah Kekar
Kekar pada batuan adalah kenampakan rekahan atau retakan yang
disebabkan oleh gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum
mengalami pergeseran. Ciri umumnya berupa pemotongan bidang perlapisan
batuan, yang dalam proses berikutnya terisi mineral lain. Kekar dapat
terbentuk karena beberapa faktor seperti temparatur, tekanan fluida dalam
pori, laju rengan dan tegasan (G.J. Borradaile, 2014). Kekar terbentuk dari 3
buah tegasan yang berasal dari gaya tektonik. Tegasan tersebut ditandai oleh
σ1 sebagai tegasan maksimum, σ2 dan σ3 sebagai tegasan minimum seperti
pada gambar berikut ini:

Gambar 16. Penampang Tegasan dan Fracture (Sapiie dkk., 2017)

14
BAB III
KESIMPULAN

Kuantitas fisik dapat di bagi menjadi dua kelompok yaitu besaran skalar dan
besaran vektor. Skalar adalah kuantitas yang hanya mempunya nilai, misalnya.
panjang, luas, volume, massa, waktu, dll. Vektor adalah kuantitas yang mempunya
nilai dan arah, misal. kekuatan, kecepatan, percepatan, dll. Poduk skalar atau disebut
juga produk dot yang dinotasikan dengan tanda . (titik), untuk produk vektor (produk
silang) dilambangkan dengan tanda × (silang).
Vektor dalam ilmu matematika teknik sangat berguna dalam studi kebumian
dimana informasi yang bersangkutan secara intrinsik bersifat numerik atau dapat
dengan mudah dikodekan dalam bentuk numeric, banyaknya informasi data, dan
pengetahuan apriori tentang hubungan sebab akibat memadai. Penarapan konsep
dasar analisis vektor dalam cabang ilmu pertambangan yang secara khusus
menggunakan pendekatan fisika yaitu Geomekanika sangat beragam, secara nyata
dapat dilihat pada kegiatan peledakan, uji batuan, analisis kestabilan lereng, pada
software minescape, perlapisan bidang dan arah kekar.

15

Anda mungkin juga menyukai