Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME

GEOSTATISTIK

DISUSUN OLEH :
ICHSANNUDIN (D1101141021)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

PENGERTIAN GEOSTATISTIK
1. Menurut Oliver dan Carol Geostatistik adalah metode statistik yang digunakan
untuk melihat hubungan antar variabel yang diukur pada titik tertentu dengan
variabel yang sama diukur pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama (data
spasial) dan digunakan untuk mengestimasi parameter di tempat yang tidak
diketahui datanya.
2. Menurut Carr, geostatistik merupakan suatu disiplin yang menerapkan bermacammacam metode kriging (teknik perhitungan untuk menghitung estimasi dari suatu
variabel teregional yang menggunakan pendekatan bahwa data yang dianalisis
dianggap sebagai suatu realisasi dari suatu variable acak, dan keseluruhan variable
acak yang dianalisis akan membentuk suatu fungsi acak dengan menggunakan
model structural variogram) untuk interpolasi spasial optimal.
3. Menurut Matheron geostatistik adalah ilmu yang khusus mempelajari distribusi
dalam ruang, yang sangat berguna untuk insinyur tambang dan ahli geologi,
seperti grade, ketebalan, akumulasi dan termasuk semua aplikasi praktis untuk
masalah-masalah yang muncul di dalam evaluasi endapan bijih.
4. Geostatistika merupakan suatu jembatan antara statistika dan Geographic
Information System (GIS). Analis geostatistik merupakan teknik geostatistika
yang terfokus pada variable spasial, yaitu hubungan antara variable yang diukur
pada titik tertentu dengan variable yang sama diukur pada titik dengan jarak
tertentu dari titik pertama.

KEGUNAAN GEOSTATISTIK
Geostatistik dapat digunakan pada bidang-bidang industri pertambangan
juga perminyakan, lingkungan, meteorologi, geofisika, pertanian dan perikanan,
kelautan, ilmu tanah, fisika media heterogen, teknik sipil, akutansi, dan
astrofisika. Geostatistik pada awalnya dikembangkan pada industri mineral untuk
melakukan perhitungan cadangan mineral, seperti emas, perak, platina. D.K.
Krige, seorang insinyur pertambangan Afrika Selatan, menyatakan bahwa
perhitungan dan analisa geostatistik dilihat dari titik pandang probabilistik,
sedangkan menurut George Matheron, seorang insinyur dari Ecoles des Mines,
Fontainebleau, Perancis, menerapkan teori probabilistik dan statistik untuk
memformulasikan pendekatan Krige dalam perhitungan cadangan bijih, yang
dikenal dengan metode kriging.

Kelebihan

ilmu

geostatistik

adalah

kemampuannya

untuk

mengkarakterisasi penerapan struktur spasial dengan model probabilistik secara


konsisten. Struktur spasial ini dikarakterisasi terstruktur oleh variogram. Secara
mendasar, ada dua macam metode yang didasarkan pada variogram covariance,
yaitu :

Pemetaan

menginterpolasi antara titik data (kriging).


Karakterisasi suatu ketidaktentuan pada

dan

estimasi,

variogram

dapat

digunakan
estimasi

untuk
(volume

minyakbumi, kadar di atas cut-off, resiko polusi), variogram yang


sama dapat digunakan.

VARIABLE GEOSTATISTIK
1. VARIABEL TERREGIONALISASI
Variabel terregionalisasi yang dicerminkan dari kata GEO. Jika sebuah
variabel terdistribusi dalam ruang, maka dikatakan terregionalisasi
sebagaimana ditunjukkan dalam kadar logam dalam sebuah mineralisasi.
Perilaku terregionalisasi tersebut memenuhi aspek fenomena kebumian
yang spesifik ditemukan dalam kajian GEO.
Contoh fenomena kebumian yang menceminkan regionalisasi
1. Harga logam dapat dipandang sebagai distribusi variabel harga
dalam waktu (ruang satu dimensi)
2. Nilai tukar rupiah terhadap dolar juga dapat dipandang sebagai
distribusi variabel dalam waktu (ruang satu dimensi)
3. Fenomena geologi seperti ketebalan dapat dipandang sebagai
distribusi ruang dua dimensi
4. Fenomena mineralisasi mempunyai karakteristik terdistribusi
dalam ruang tiga dimensi atas kadar, densitas, porositas,
granularitas, recovery, dan lain-lain.
Contoh fenomena kebumian yang menceminkan regionalisasi di luar mining :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kepadatan penduduk
Curah hujan
Kepadatan hutan
Polusi udara dan zat kimia dalam air
Topografi
Dan hampir semua memungkinkan mencerminkan regionalisasi.

Variabel terregional (ReV) merupakan variabel yang terdistribusi dalam ruang


tiga dimensi, sehingga secara matematik, maka merupakan fungsi f(x) atau sebuah
titik x yang mempunyai koordinat (xu, xv, xw).
f(x) = (xu, xv, xw)
Walaupun

demikian,

ReV

umumnya

menunjukkan

gambaran

sangat

iregular/eratik sehinga sulit untuk dianalisa. Oleh sebab itu pada ReV tersebut
harus dilakukan penghalusan atau smoothing sehingga mudah dianalisis.
Contoh distribusi kadar lubang bor pada nikel: Fenomena umum adalah kadar
nikel meningkat secara perlahan pada permukaan tanah, dususul penurunan kadar
nikel yang tajam sampai ke kontak bedrock.

Berdasarkan Gambar tersebut, maka sebuah ReV mempunyai karakteristik yang


kontradiktif, yaitu
1. Menunjukkan aspek lokal, acak, eratik yang merujuk dari sifat variabel
acak.
2. Menunjukkan

aspek

umum/general/average

(rata-rata)

yang

memperlihatkan atau merepresentasikan fungsi tertentu.


Solusi fenomena kebumian (khususnya estimasi cadangan) harus mencakup dua
aspek tersebut, yaitu aspek randomness dan aspek structure.
Hal tersebut dapat diselesaikan melalui interpretasi probabilistik pada random
functions (RF).
2. VARIABEL RANDOM
Fungsi random atau fungsi acak yang dicerminkan dari kata STATISTIK.
Variabel random (RV) adalah variabel yang mempunyai nilai numerik
menurut distribusi probabiltas tertentu.
Contoh RV :

1. Sebuah dadu mempunyai 6 sisi maka akan mempunyai nilai


probabilitas yang sama. Maka angka 5 pada lemparan dadu merupaka
realisasi RV pada peristiwa lemparan dadu.
2. Kadar z(x1)=1,5% Cu pada sebuat titik x1 pada endapan tembaga
merupakan realisasi RV Z(x1) pada titik x1. Jadi pasangan titik-kadar
z(x) dapat dipandang sebagai realisasi RV dimana x terletak dalam
deposit Z(x).
Random Functon (RF) menyatakan perilaku aspek random dan aspek
terstruktur, yaitu
1. Secara lokal pada titik x1, maka Z(x1) adalah variabel random
2. Z(x) juga sebuah RF pada pasangan titik x1 dan x1+h

Secara individu independen tetapi terpengaruh secara spasial

z(x) sebagai initial variabel terrregional untuk setiap pasangan data.

ISTILAH ISTILAH PERTAMBANGAN


1.

Antiklin : lapisan yang membentuk dua sisi kemiringan berlawanan


arah(seakan-akan mempunyai kemiringan yang berlawanan) sama seperti
atap rumah.

2.

Antiklin

3. Air asam penirisan : Air bersifat asam yang ditiriskan dari tambang
batubara dalam atau tambang batubara terbuka yang dihasilkan oleh reaksi
organik atau inorganik bahan-bahan mengandung pirit (besi sulfida)

dengan air dan oksigen sehingga air ini mengandung asam belerang dan
besi
4. Air-dried basis : disingkat ADB atau adb, berarti analisis conto batubara
dalam keadaan kadar kelembaban yang hampir sama dengan kelembaban
udara sekitarnya
5. Backhoe : alat gali mekanis yang gerakannya mengeruk material kearah
operator (terbalik dengan shovel). Backhoe lebih supel dan lebih baik
untuk pengambilan batubara karena kemampuannya memilih sasaran
galian (misalnya untuk memperoleh batubara bersih) dibanding dengan
shovel. Backhoe umumnya digerakkan oleh tenaga hidrolik sedangkan
masih banyak dengan sistem kabel.

Backhoe

6. Backfill : Tanah atau batuan yang dipakai untuk mengurangi (mengisi)


bekas galian tambang batubara atau galian sipil lainnya. Kata ini juga
dipakai sebagai kata kerja, yang berarti pekerjaan pengisian bekas
penggalian. Dalam tambang batubara backfill lebih sering diartikan
sebagai pekerjaan mengisi galian bekas endapan batubara beserta tanah
penutupnya dengan tanah kupasan. Cara ini sangat dianjurkan dari segi
teknis ekonomis teknik penambangan maupun dari segi dampak
lingkungan, karena jarak pengangkutan kecil dan tanh buangan tidak
memerlukan tambahan lahan disekitarnya. Backfill dapat juga berasal dari
tambang dalam yang diangkut keluar hasil penggalian terowongan, jalan
menuju kepermukaan kerja baru (pekerjaan persiapan).
7. BCM : singkatan dari Bank Cubik Metre; meter kubik ditempat meter
kubik padat. Besaran yang paling sering digunakan untuk isi batuan/tanah
penutup batubara baik sebelum digali maupun yang telah digali.

8. BCURA formula: singkatan dari British Coal Utilization Research


Association formula yaitu rumus untuk menghitung bahan mineral dalam
batubara: MM (mineral matter,%) = 1.1A (Ash) + 0.053S (sulfur) + 0.74
CO2 0.36.
9. Bed : pelapisan atau lapisan batubara yang merupakan endapan yang besar
yang terdapat pada formasi geologi. Bed juga berarti lapisan batubara yang
biasanya berkualitas rendah atau batubara kotor yang sengaja dihamparkan
dan dipadatkan dipermukaan (tanah yang diperkeras atau lapisan kerikil
padat) sebagai alas batubara bersih. Istilah Bed juga berarti lapisan
batubara sebagai bahan bakar pada sistem pembakaran fluidized bed.
10. Bedding : sama dengan bed (lihat bed) atau kegiatan pembuatan bed.
Tetapi dapat pula berarti penyimpanan atau pencampuran jenis-jenis
batubara atau bahan galian lainnya dalam bentuk pelapisan-pelapisan tipis
untuk memperoleh kualitasyang seragam nantinya padas saat diambil
untuk dijual.
11. Beds moisture : Kadar air ( kelembaban ) tertambat dalam prosentase air
atau kelembaban batubara pada lapisan atau pada conto sebelum lapisan
ditambang
12. Bed sample : Conto dari lapisan batubara yang diambil dengan conto parit
(channel sample) tegak lurus arah perlapisan batubara.
13. Channel sample : conto yang diambil dari lapisan batubara dengan
membuat torehan memanjang menurut ketebalan batubara atau endapan
bahan galian lainnya. Conto ini biasanya diambil sekitar singkapan.
Sebelum melakukan pencontoan sumuran atau parit memanjang dibuat
untuk membuka satu sisi batubara yang segar.
14. Char : resisidu karbonan yang padat yang tersisa dari hasil pembakaran
tidak sempurna dari bahan organik. Char dapat dibakar (sebagai bahan
bakar) dan diproses untuk menghasilkan bahan karbon yang segar.
15. CHB : singkatan dari constant humidity basis., istilah yang menyatakan
basis analisa kualitas batubara di laboratorium dalam keadaan kadar
kelengasan ( kelembaban ) tetap.
16. Chip sample : conto kepingan, yakni conto-conto batubara yang diambil
secara teratur dengan memahat atau memalu kepingan batubara atau
kepingan batubara atau batuan ataupun bahan galian lainnya. Pengambilan

conto dapat mengikuti pelapisan batubara atau pada titik-titik dengan jarak
yang sama.
17. CIF : singkatan dari carriage, insurance and freight, istilah kontrak jual
beli batubara atau kargo lainnya dimana penjual menyerahkan kargo
ketempat yang tentukan oleh pembeli atas biaya pembeli termasuk
asuransi.
18. Circular coal : batubara dengan struktur cakram berbentuk cakram
berbentuk bulat atau lonjong sejajar atau tegak.
19. Clean-coal technologi: teknologi penanganan batubara secara lebih efisien
dan biaya optimal serta ramah lingkungan (teknologi batubara bersih).
Istilah ini disebut juga dengan cleaner coal technologi atau cleaner coal
tecnologies.
20. Clearing : pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang
tumbuhan atau bangunan-bangunan sebagai langkah permulaan sebelum
pengupasan lapisan penutup batubara atau bahan galian lain.
21. Clearing and grubbing : pembuangan tumbuhan, pepohonan dan sisa-sisa
tebangan pohon sebelum penggalian/pengupasan lapisan tanah untuk
pembuatan

jalan,

penambangan

atau

pendirian

fasilitas-fasilitas

penambangan.
22. Cut-off grade adalah satuan ukuran yang merupakan titik acuan tetap
untuk diferensiasi dari dua atau lebih jenis bahan. Karena kompleksitas
Mineral Perkiraan cadangan, berbagai cut-off grade mungkin diperlukan
untuk memperkirakan sebuah Mineral Reserve, (misalnya set point
mendefinisikan limbah dari bijih leach tumpukan dan set point
mendefinisikan resapan tumpukan bijih dari bijih digiling)
23. Cycle time : Waktu edar untuk suatu aktivitas tertentu satu alat.
24. Delay : Waktu hilang yang dapat dikontrol / dibatasi oleh tindakan
manusia, seperti : Rest Time, Refueling, Move karena blasting.
25. Dilution : Tercampurnya Ore (Emas) dengan material lain dari luar (waste,
dll).
26. Disposal : Tempat pembuangan / penumpukan material tak dipakai
(OB, Sub Soil, Dll).
27. Embankment : Timbunan massal (volume besar) untuk konstruksi.
28. End Wall : Dinding atau batas akhir dari penambangan. Biasanya terdapat
diujung daerah penambangan (melintang strike).
29. Fleet : Sekumpulan Armada Produksi. Biasanya terdiri dari Excavator,
Truck & alat pendukungnya : Bulldozer, Grader , dll.

30. Floor : Lapisan bagian paling bawah dari batu bara (coal).
31. Free face : Bidang bebas/batas antara material asli dan material yang sudah
diambil (bisa coal atau OB).
32. General work : Pekerjaan yang sifatnya umum untuk mensupport
pekerjaan tambang misalnya : drainasi, sloping, cleaning, dll).
33. Grade : Kandungan / kadar mineral berharga dalam bijih ( Ore seperti
Emas, grade dengan satuan 4 gr/ ton).
34. Grubbing : Pengumpulan tumbuhan semak / perdu.
35. High wall : Dinding tambang pada sisi kemiringan batu bara terdalam
yang terdiri dari slope dan bench.
36. Idle : Waktu hilang karena sebab yang tidak dapat dikontrol manusia,
seperti : Hujan, Kabut, dll.
37. Interburden : lapisan antara, yakni zona (lapisan) tanah/batuan diantara
dua atau lebih lapisan batubara yang jarak tegaknya satu dengan lainnya
tidak jauh. Dapat juga diartikan sebagai lapisan pengotor yang
memisahkan suatu lapisan batubara dengan ketebalan yang layak
ditambang. Lapisan pengotor ini biasanya terdiri dari serpih, lempung,
batu pasir, batu lanau, batu lumpur, batu lempung limonit dan sejenisnya
dan mungkin mengandung lapisan tipis batubara yang tidak layak
ditambang (secara ekonomis).
38. LCM : Loose Cubic Meter : Volume terurai / gembur.
39. Log stock pilling : Area penumpukan kayu batangan / gelondongan (log).
40. Low wall : Dinding tambang pada sisi terdangkal / singkapan ini bisa
terbentuk dari floor atau bench/slope.
41. Match Factor : Angka yang menunjukkan hasil perbandingan antara
produksi alat muat dengan alat angkut yang dilayani. Match = seimbang
jika nilainya 1 (satu).
42. Mud Pond : Kolam Penampungan lumpur.
43. NAR : singkatan dari net as-received, yaitu nilai (kalori) bersih dari conto
batubara yang dianalisis dilaboratorium dan merupakan nilai kalori gross
air dried (lihat GAD) disesuaikan dengan pengurangan unsur hidrogen.
44. OB : singkatan dari Over Burden, yaitu lapisan tanah (batuan) yang
menutupi lapisan batubara. sering disingkat dengan O/B.Bila Over Burden
telah digali diangkat dan dibuang disebut waste (limbah).
45. Overall slope : Kemiringan total dari beberapa slope yaitu dari crest
tertinggi sampai toe yang paling terdalam.
46. Out Crop : Singkapan batu bara / ujung atas batu bara yang terlihat
langsung tanpa ada tanah (material) penutup.

47. Rain : Waktu selama hujan berlangsung.


48. Request Level (RL) : Ketinggian/level/elevasi yang diminta sesuai.
49. Rip Rap : Tempat aliran air yang sengaja dibuat untuk mengalirkan air
pada sisi kiri dan kanan jalan.
50. Road drainage : Drainasi atau pengaliran air dari sisi kiri dan kanan jalan.
51. Road maintenance : Perawatan jalan yang meliputi : grading, compacting,
water spraying, bund wall, re-seating material surface, perawatan dll.
52. Road pavement : Lapis pengerasan jalan, ini bisa terjadi dari agregate
(batuan base/sub base coarse, coarse, surface), aspal atau beton.
53. Roof : Lapisan bagian paling atas batu bara (coal).
54. ROM ( Stock Pile ) : Run Off Mine, Raw Off Mine.
55. Seam : lapisan batubara dengan kata lain suatu pelapisan tipis bila
dibandingkan dengan tebalnya batuan di sutu wilayah geologi yang dapat
terbagi menjadi 2 atau lebih lapisan dan secara terpisah atau digabung
merupakan endapan batubara yang biasanya layak ditambang. Seam
adakalanya juga berarti lapisan bahan galian mineral logam.
56. Settling Pond : Kolam Pengendapan.
57. Sight distance : Jarak pandang baik pandangan henti sampai dengan
pandangan menyiap .
58. Slippery : Wet condition, Waktu yang hilang setelah hujan sampai dengan
kering dan dapat beroperasi kembali.
59. Slope : lereng atau permukaan yang miring (membentuk sudut dengan
bidang datar). Biasanya bentuk kemiringan dari bukaan (permuka)
tambang terbuka. Di dalam geometri tambang terbuka lereng ini
mempunyai batasan (terukur) mengikuti kaidah mekanika batuan
(kemantapan lereng) dan ketentuan pemerintah.
60. Stripping Ratio (SR) : Perbandingan jumlah volume batuan (OB, waste)
yang harus dibongkar untuk mendapatkan sejumlah (ton) mineral/bahan
tambang (Coal Ore). Misalnya SR = 1 : 8.
61. Sub Grade : Konstruksi badan jalan dari tanah yang telah memenuhi
persyaratan kepadatan tertentu.
62. Sub Soil : Tanah di bawah lapisan Top Soil tetapi diatas OB.
63. Sump : tempat yang paling rendah (semacam kolam kecil) dalam tambang
(tambang dalam atau tambang terbuka) untuk menampung air dan dari
tempat itu air dipompakan keluar tambang.
64. Super elevasi : Kemiringan badan jalan dari titik tengah (center line)
sampai ke sisi terluar jalan.
65. Toe : Sisi bawah / kaki slope.

66. Top Soil : Tanah pucuk yang mengandung hara (bahan yang
menyuburkan tanah.
67. Underburden : sama dengan seat clay.
68. Waste Dump : Nama lain disposal.
69. Waste : Material-material yang tidak dipakai.
70. Water spraying : Penyiraman jalan, biasa dilakukan untuk mengurangi
debu atau menjaga kelembaban jalan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim a, http://digilib.unila.ac.id/1234/9/BAB%20II.pdfn.
Anonim b, 2010. Ganesa Nikel.
http://mheeanck.blogspot.co.id/2010/06/genesa- nikel.html.
Anonim c, http://infotambang.com/applied-geostatistic-p1313-159.htm
Anomim d,

http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=199883&val=6586&title=ANALISIS%20DATA%20GEOSTATISTIK
%20MENGGUNAKAN%20METODE%20ORDINARY%20KRIGING
Anonim e, 2014. Istilah-Istilah Pertambangan.
http://stefanusaisfatmisitangger.blogspot.co.id/2014/03/istilah-istilahpertambangan.html. Diakses 12 Maret 2014
Anonim f,
https://drive.google.com/file/d/0B5J7rHMoyYKYWFNuT1lBQ0NXY00/v
iew?pli=1
Anonim g, 2010. Metode Ordinary Kriging Pada Geostatistika
http://eprints.uny.ac.id/231/1/bab_I-pustaka.pdf
Anonim h, 2014. Pengertian Cut Off Grade.
http://anaktambangumi.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-cut-offgrade.html.
Diakses 27 desember 2014.
Anonim i, https://www.academia.edu/9772898/geostatistik.

Anda mungkin juga menyukai