TUGAS MAKALAH
Oleh :
HUSNI RANDA
212190028
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah
ilmiah tentang Sifat Mekanik Batuan dan Sifat Massa Batuan ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Sifat Mekanik Batuan
dan Sifat Massa Batuan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Husni Randa
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sifat Fisik Mekanika Batuan.................................................................................... 4
2.1.1. Porositas................................................................................................................ 4
2.1.2. Permeabilitas......................................................................................................... 5
2.1.3. Saturai Fluida........................................................................................................ 5
2.1.4. Kompressibilitas................................................................................................... 6
2.1.5. Wettabilitas........................................................................................................... 6
2.1.6. Tekanan Kapiler.................................................................................................... 8
2.2. Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik ......................................................................... 9
2.2.1. Uji Kuat Tekan ..................................................................................................... 9
2.2.2. Uji Kuat Tarik Tak Langsung .............................................................................. 11
2.2.3.Uji Traksial ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan dilakukan berbagai
macam uji coba baik itu dilaboratorium maupun dilapangan langsung atau secara insitu.
Untuk mengetahui sifat mekanik batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat
tekan uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan insitu.
Mekanika batuan sendiri mempunyai karakteristik mekanik yang diperoleh dari penelitian
ini adalah kuat tekan batuan (σt), kuat tarik batuan (σc ), Modulus Young (E), Nisbah
Poisson (v), selubung kekuatan batuan (strength envelope), kuat geser (τ), kohesi (C), dan
sudut geser dalam (φ).
Masing-masing karakter mekanik batuan tersebut diperoleh dari uji yang berbeda. Kuat
tekan batuan dan Modulus Young diperoleh dari uji kuat tekan uniaksial. Pada penelitian
ini nilai kuat tekan batuan dan Modulus Young diambil dari nilai rata-rata hasil pengujian
lima contoh batuan. Untuk kuat tarik batuan diperoleh dari uji kuat tarik tak langsung
(Brazillian test). Sama dengan uji kuat tekan uniaksial, uji kuat tarik tak langsung
menggunakan lima contoh batuan untuk memperoleh kuat tarik rata-rata. Sedangkan
selubung kekuatan batuan, kuat geser, kohesi, dan sudut geser dalam diperoleh dari
pengujian triaksial konvensional dan multitahap.
Selain mengamati sifat mekanik atau dinamik dari batuan dalam praktikum ini juga akan
diamati sifat fisik batuan tersebut, dengan mengamati bobot dan masa jenisnya dalam
beberapa keadaan.
1
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sifat fisik batuan?
b. Bagaimana sifat mekanik batuan ?
c. Bagaimana pengujian untuk menentukan sifat fisik dan mekanik batuan?
1.3. Tujuan
Di dalam geoteknik, klasifikasi sifat fisik dan mekanik batuan yang pertama
diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu yang ditujukan untuk terowongan dengan
penyanggaan menggunakan penyangga baja. Kemudian klasifikasi dikembangkan untuk
penyangga non-baja untuk terowongan, lereng, dan pondasi. 3 pendekatan desain yang
biasa digunakan untuk penggalian pada batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik.
Salah satu yang paling banyak digunakan adalah pendekatan desain dengan menggunakan
metode empiric.
Tujuan dari klasifikasi sifat fisik dan meknik batuan adalah untuk:
Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa
batuan.
Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan
sifat dan kualitas.
Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa batuan.
Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di suatu tempat
dengan kondisi massa batuan di tempat lain.
Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.
Menyediakan dasar acuan untuk komuniukasi antara geologist dan engineer.
2
Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasi yang lebih efektif
pada suatu proyek.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1.Porositas
Porositas adalah perbandingan volume rongga pori pori terhadap volume total batuan,
perbandingan ini biasanya di lakukan dengan persen.
Dimana :
ø = porositas pori dalam %
volume pori pori, ( cm3 )
Vb = volume bulk, ( cm3 )
Rongga pada batuan yang di hasilkan melalui lapisan diantara butiran disebut pori pori
yang di tempati fluida cairan atau gas, porositas pada batuan poros dapat memiliki nilai
yang berbeda dan bervariasi tetapi pada umum nya porositas batuan sedimen lebih kecil
dari 50%.
4
Proses kompaksi cendrung menutup rongga atau pori batuan dan memaksa fluida batuan
didalamnya keluar dari partikel mineral alas saling menutup khususnya pada batuan
sedimen berbutir halus.
2.1.2. Permebilitas
Pada prinsipnya, Data permebilitas digunakan untuk menentukan kemampuan air resevoir
permebilitas didefinisakan sebagai kemampuan resevoir untuk membawa fluida melaui
pori yang saling berhubungan.
5
A=luas penampang aliran,ft
µ=viskositas fluida
1. Bentuk dan ukuran batu : jika batuan disusun oleh butiran yang besar, pipih dan
seragam dengan dimensi horizontal lebih panjang, maka permeabilitas horizontal (kh)
akan lebih besar. Sedangkan permeabilitas vertical (kv) sedang - tinggi. Jika batuan yang
disusun berbutir dominan kasar, membulat dan seragam, maka permeabilitas akan lebih
besar dari kedua dimensinya. Permeabilitas buat reservoir secsara umum lebih rendah,
khusunya pada dimensi vertikalnya, jika butirannya berupa pasir dan bentuknya tidak
teratur. Sebagian besar reservoir minyak seperti ini.
2. Sementasi : permeabilitas dan porositas bauan sedimen sangat dipengaruhi sementasi
dan keberadaan semen pada pori batuan.
3. Retakan dan pelarutan : pada batuan pasir, retakan tidak dapat menyebabkan
permeabilitas sekunder, kecuali pada batuan pasir yang interbedded dengan shale, lime
stone dan dolomite. Pada batuan karbonat, proses pelarut oleh larutan asam yang berasal
dari perokolasi air permukaan akan melalui pori – pori primer batuan, bidang celah dan
rekahan akan menambah permeabilitas reservoir.
2.1.3 Saturasi Fluida
Saturasi fluida adalah perbandingan antara volume pori batuan yang ditempati oleh stu
fluida tertentu dengan volume pori batuan . adapun jenis- jenis dari saturasi batuan
reservoir yaitu :
1. Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang
dinyatakan dengan Sg.
6
2. Saturasi minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume pori total
yang dinyatakan dengan So.
3. Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang dinyatakan
dengan Sw.
2.1.4. Kompresibilitas
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan yaitu :
a. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume dari material
padatan batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam tekanan, yaitu ;
·Internal stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-pori
batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi)
·External stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya (tekanan
overburden)
2.1.5. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang tidak
saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah
satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini disebabkan
adanya gaya adhesi. Dalam system minyak-air, benda padat, gaya adhesi AT yang
menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :
dimana ;
σso = tegangan permukaan minyak-benda padat, dyne/cm
σsw = tegangan permukaan air-benda padat, dyne/cm
σwo = tegangan permukaan minyak-air, dyne/cm
7
qwo = sudut kontak minyak-air.
Suatu cairan yang dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya positif (q <
90o), yang berarti batuan bersifat water wet, sedangkan bila air tidak membasahi zat padat
maka tegangan adhesinya negative (q > 90o), berarti batuan bersifat oil wet.
Pada umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat pada
permukaan batuan, sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air
Di reservoir biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting fasa), sedangkan minyak
dan gas sebagai non-wetting fasa atau tidak membasahi. Tekanan kapiler dalam batuan
berpori tergantung pada ukuran pori-pori dan macam fluidanya. Secara kuantitatif dapat
dinyatakan dalam hubungan :
dimana :
Pc = tekanan kapiler
σ = tegangan permukaan antara dua fluida
cos q = sudut kontak permukaan antara dua fluida
r = jari-jari lengkung pori-pori
Δρ = perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi kolom
Tekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak maupun gas,
yaitu :
· Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir.
· Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau mengalir
melalui pori-pori reservoir dalam arah vertical.
8
2. 2. Pengujian sifat fisik dan mekanik batuan
Adapun pengujian sifat fisik dan mekanik batuan, meliputi :
2. Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor penting dalam mengevaluasi
deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang bervariasi. Nilai modulus elastisitas
batuan bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah geologi ke daerah geologi
lainnya karena adanya perbedaan dalam hal formasi batuan dan genesa atau mineral
pembentuknya. Modulus elastisitas dipengaruhi oleh tipe batuan, porositas, ukuran
partikel, dan kandungan air. Modulus elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur
tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar arah perlapisan (Jumikis, 1979).
9
Modulus elastisitas dihitung dari perbandingan antara tegangan aksial dengan
regangan aksial. Modul elastisitas dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
Е= Δσ………………………………………………………………………………(2.2)
Δεa
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (MPa)
Δσ. = Perubahan tegangan (MPa)
Δεa = Perubahan regangan aksial (%)
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan nilai modulus elastisitas
yaitu :
1. Tangent Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan
aksial yang dihitung pada persentase tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya diambil 50%
dari nilai kuat tekan uniaksial.
3. Secant Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan
aksial yang dihitung dengan membuat garis lurus dari tegangan nol ke suatu titik pada
kurva regangan-tegangan pada persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya
diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
10
Pada uji kuat tekan uniaksial terdapat tipe pecah suatu contoh batuan pada saat runtuh.
Tipe pecah contoh batuan bergantung pada tingkat ketahanan contoh batuan dan kualitas
permukaan contoh batuan yang bersentuhan langsung dengan permukaan alat penekan
saat pembebanan.
Kramadibrata (1991) mengatakan bahwa uji kuat tekan uniaksial menghasilkan tujuh tipe
pecah, yaitu :
a. Cataclasis
b. Belahan arah aksial (axial splitting)
c. Hancuran kerucut (cone runtuh)
d. Hancuran geser (homogeneous shear)
e. Hancuran geser dari sudut ke sudut (homogeneous shear corner to corner)
f. Kombinasi belahan aksial dan geser (combination axial dan local shear)
g. Serpihan mengulit bawang dan menekuk (splintery union-leaves and buckling)
:σt= 2.F……………………………………………………………………………….(2.4)
π.D.L
Keterangan :
σt = Kuat tarik batuan (MPa)
F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan (KN)
D = Diameter contoh batuan (mm)
L = Tebal batuan (mm)
Vp= L ……………………………………………………………………………….(2.5)
tp
Keterangan:
L = panjang contoh batuan yang diuji (m)
Vt= waktu tempuh gelombang ultrasonik primer (detik)
tp = cepat rambat primer atau tekan (m/detik)
Cepat rambat gelombang ultrasonik yang merambat di dalam batuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: ukuran butir dan bobot isi, porositas dan kandungan air,
temperature kehadiran bidang lemah.
12
• Kuat geser (Shear strength)
• Kohesi (C)
• Sudut geser dalam (φ)
Pada pengujian triaksial, contoh batuan dimasukkan kedalam sel triaksial, diberi tekanan
pemampatan (σ3), dan dibebani secara aksial (σ1), sampai runtuh. Pada uji ini, tegangan
menengah dianggap sama dengan tekanan pemampatan (σ3= σ1).
Alat uji triaksial yang digunakan merupakan merujuk pada alat triaksial yang
dikembangkan oleh Von Karman pada tahun 1911 (Gambar 2.4). Di dalam apparatus ini,
tekanan fluida berfungsi sebagai tekanan pemampatan (σ3 ) yang diberikan kepada contoh
batuan. Fluida dialirkan dengan menggunakan pompa hidraulik dan dijaga agar selalu
konstan.
Pada mulanya, beban aksial merupakan instrumen utama yang mengendalikan uji ini.
Namun dengan perkembangan teknologi masa kini sudah memungkinkan untuk
mengendalikan uji ini melalui kontrol beban atau deformasi yang dialami contoh batuan,
bahkan dengan menggunakan katup servo, regangan aksial dan tekanan pori dapat juga
diatur besarnya.
2. Tekanan pori
Dari penelitian Schwartz pada tahun 1964 yang mempelajari tentang tekanan pori pada uji
triaksial terhadap batuan sandstone. Dalam penelitannya disimpulkan bahwa naiknya
tekanan pori akan menurunkan kekuatan batuan.
13
3. Temperatur
Secara umum, kenaikan temperatur menghasilkan penurunan kuat tekan batuan dan
membuat batuan semakin ductile. Gambar 2.7 menunjukkan kurva tegangan diferensial
(deviatoric stress,σ3-σ1) – regangan aksial untuk batuan granit pada tekanan pemampatan
500 MPa dan pada temperatur yang berbeda-beda. Pada temperatur kamar, sifat batuan
adalah brittle, tetapi pada temperatur 800 0C batuan hampir seluruhnya ductile. Efek
temperatur terhadap tegangan diferensial saat runtuh untuk setiap tipe batuan adalah
berbeda. Pada penelitian ini, pengaruh temperature diabaikan.
4. Laju deformasi
Kenaikan laju deformasi secara umum akan menaikkan kuat tekan batuan. Hal ini terbukti
dari penelitian-peneliatian terdahulu. Pada tahun 1961, Serdengecti dan Boozer
melakukan penelitian tentang pengaruh kenaikan laju deformasi pada uji triaksial. Dari
penelitian mereka pada batuan limestone dan gabbro solenhofen.
14
Karakteristik Lokasi Penentuan sifat – sifat hidromekanika dari massa batuan
induk yg akan disambung.
Perumusan model tambang Konseptualisasi data karakterisasi lokasi.
Analisis Rancangan. Pemilihan & aplikasi metode matematika & Komputasional
untuk mengkaji beberapa tata letak dan strategi tambang.
Pemantauan kinerja batuan, pengukuran respons massa batuan akibat operasi
penambangan.
Analisis Retrospektif Kuantifikasi sifat massa batuan insitu & identifikasi bentuk
respon dominan dari struktur tambang.
Terhadap karakteristik lokasi tidak pernah menghasilkan data yang cukup komprenhensif
yang dapat dipakai untuk merencanakan seluruh umur tambang. Rancangan tambang
adalah proses evolutif dimana respons rekayasa dirumuskan untuk mencerminkan kinerja
struktur tambang pada kondisi.
15
BAB II
KESIMPULAN
Sifat Mekanik Batuan;
a) Porositas
b) Permeabilitas
c) Saturasi Fluida
d) Kompresbilitas
e) Wettabilitas
f) Tekan kapiler
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: http://martapura-miner.blogspot.com/2014/08/tugas-semi-makalah-hubungan-
mekanika.html#ixzz3rLKSC91J
17