Anda di halaman 1dari 15

RANCANGAN TEKNIS PEMBANGUNAN TEROWONGAN DAN

LUBANG BAWAH TANAH DI DALAM BATUAN DITINJAU


DARI ASPEK GEOMEKANIKA

TUGAS MAKALAH

Oleh :

HUSNI RANDA
212190028

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN

KONSENTERASI GEOMEKANIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020 

1
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI .........................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

BAB

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................3

1.3. Maksud Dan Tujuan Penulisan Makalah..........................................................4

1.4. Metode Penelitian ............................................................................................4

II. TEKNIK TEROWONGAN

2.1. Penahanan Air Di Terowongan ........................................................................5

2.1. Konsep Terowongan Secara Umum ................................................................5

III. PENYELIDIKAN GEOMEKANIKA

3.1. Survey Geomekanik .........................................................................................8

3.2. Penyelidikan Geomekanik Dalam Pembuatan Terowongan............................9

IV. KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan ......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu pengetahuan saat ini benar-benar telah berkembang dengan sangat pesat, dan salah satu
cabang ilmu yang saat ini ramai diperbincangkan adalah ilmu Teknik Terowongan dan jika .Jika
kita merujuk pada pengertiannya secara singkat, maka teknik terowongan disebutkan sebagai
cabang ilmu yang mengkaji proses dan seluk beluk di dalam perencanaan,pembuatan,dan
pengendalian terowongan .sementara Terowongan pada dasarnya didefenisikana sebagai sebuah
tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung. Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi
kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik
sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki
panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.

Saat ini Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini benar-benar mengalami
kemajuan yang sangat pesat sehingga menuntut pihak-pihak yang berkompeten, untuk terus
melakukan berbagai kajian dan riset mengingat kajian tentang iptek yang tidak selalu bisa
dilakukan secara mandiri maka diperlukan langkah-langkah untuk sharing dan kerjasama,dan
tidak terkecuali untuk ilmu pengetahuan teknik terowongan,karena pengaplikasian pembuatan
terowongan saat ini benar-benar memiliki cakupan pengaplikasian sangat luas.

Oleh karena itu, dianggap sangat penting  bagi orang-orang yang sedang , dan akan
mempelajari,menekuni bidang ilmu pengetahuan yang memiliki relasi terhadap
terowongan untuk mengkaji , mempelajari mengetahui dan memaparkan lebih lanjut terkait
konsep ilmu pengetahuan teknik terowongan,yang terkhususnya di dalam penyelidikan
geomekanik dalam pembuatan terowongan  yang InsyaAllah akan dibahas dalam makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah


                                 
Judul Tulisan Ilmiah  yang diangkat pada makalah ini adalah “Rancangan Teknis
Pembangunan Terowongan Dan Lubang Bawah Tanah Di Dalam Batuan Ditinjau Dari
Aspek Geomekanika” adapun masalah /problem  yang  akan dibahas pada makalah kali ini
diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Jelaskan konsep  terowongan secara umum   ?


2. Jelaskan penyelidikan geomekanik secara umum  ?
3. Jelakan / uraikan penyelidikan geomekanik dalam pembuatan terowongan ?

3
1.3. Maksud Dan Tujuan  Penulisan Makalah

1. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai konsep teknik  terowongan  secara  umum


2. Dapat memahami secara lebih detail terkait penyelidikan geomekanik dalam pembuatan
terowongan

1.4. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu Studi Kepustakaan dan Literatur.
Yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis, baik berupa buku,
diktat, internet dan media lainnya yang tentu ada kaitannya dengan masalah-masalah yang
dibahas di dalam karya tulis ini.

4
BAB II
TEKNIK TEROWONGAN

2.1. Definisi Terowongan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini benar-benar mengalami kemajuan yang
sangat pesat sehingga menuntut pihak-pihak yang berkompeten, untuk terus melakukan berbagai
kajian dan riset mengingat kajian tentang iptek yang tidak selalu bias dilakukan secara mandiri
maka diperlukan langkah-langkah untuk sharing dan kerjasama.

Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang saat ini sering diperbincangkan adalah teknik
terowongan, dimana dibutuhkan kajian-kajian lebih lanjut dan inovatif di dalam
mengembangkan segala macam aspek yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan terkait
perencanaan dan pembuatan terowongan, untuk berbagai keperluan baik sipil,industry dan
berbagai aspek terkait lainnya.Menurut sejarahnya, pembuatan konstruksi terowongan untuk
berbagai kepentingan sudah sejak lama dilakukan, namun seiring berjalannya waktu, maka
penggunakaan terowongan saat ini benar-benar mengalami perkembangan yang sangat pesat
dalam berbagai bidang, ngususnya bidang industri.

Terowongan pada dasarnya didefenisikana sebagai sebuah tembusan di bawah


permukaan tanah atau gunung. Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua
ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan
terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1
mil, dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.Terowongan biasa digunakan
untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta api) maupun para pejalan kaki atau
pengendarasepeda. Selain itu, ada pula terowongan yang berfungsi mengalirkan air untuk
mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi, terowongan untuk saluran pembuangan, pembangkit
listrik, dan terowongan yang menyalurkan kabel telekomunikasi. Ada juga terowongan yang
berfungsi sebagai jalan bagi hewan, umumnya hewan langka, yang habitatnya dilintasi jalan
raya.

2.2. Konsep Terowongan Secara Umum

Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung. Terowongan


umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah
permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas
disebut underpass.

5
Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta api)
maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, ada pula terowongan yang
berfungsi mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi, terowongan untuk
saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan terowongan yang
menyalurkan kabel telekomunikasi. Ada juga terowongan yang berfungsi sebagai jalan
bagi hewan, umumnya hewan langka, yang habitatnya dilintasi jalan raya. Beberapa terowongan
rahasia juga telah dibuat sebagai metode bagi jalan masuk ke atau keluar dari suatu tempat yang
aman atau berbahaya, seperti terowongan di jalur Gaza, dan terowongan Cu Chi di Vietnam yang
dibangun dan dipergunakan ketika perang Vietnam.

Di Inggris, terowongan bawah tanah untuk pejalan kaki atau transportasi umumnya di sebut
subway. Istilah ini digunakan di masa lalu, dan saat ini sering di sebut underground rapid transit
system.  Berdasarkan fungsinya, terowongan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Terowongan lalu lintas (traffic)


Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu lintas diantaranya:
1. Terowongan kereta api
2. Terowongan jalan raya
3. Terowongan navigasi
4. Terowongan tambang

b. Terowongan angkutan
Diantaranya adalah :
1. Terowongan pembangkit tenaga listrik (hydro power)
2. Terowongan water supply
3. Terowongan sewerage water
4. Terowongan untuk utilitas umum

Terowongan dibuat melalui berbagai jenis dan lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode


konstruksi tergantung dari keadaan tanah. Metode pembuatan terowongan yang biasa digunakan
adalah metode potong-tutup, metode ini merupakan metode yang paling simpel untuk
terowongan dangkal di mana area di atas lokasi yang akan dijadikan terowongan harus digali dan
terowongan dibangun dengan atap di atasnya. Setelah itu, area ditutup agar terlihat seperti
sebelum digali. Konstruksi umumnya bertingkat dua, yang memungkinkan adanya pengelolaan
secara ekonomi dan keamanan seperti loket tiket, stasiun, akses penumpang dan jalan keluar
darurat, ventilasi, saluran asap, ruang staf, dan ruang perlengkapan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan terowongan yaitu :
a.       Lokasi
b.      Metode konstruksi
c.       Material

6
d.      Kegunaan
Rancangan terowongan perlu memperhatikan :
1. Massa batuan yang komplek ; gaya-gaya yang dihasilkan oleh redistribusi tegangan awal.
2. Sifat-sifat material di sekitar, kemungkinan failure / keruntuhan di struktur bahan dan
kekuatan batuan.

Rencana rekayasa yang baik adalah rancangan yang seimbang dalam semua faktor yang saling
berkaitan, meski tidak selalu dapat dikualifikasi tapi selalu di masukkan dalam
perhitungan.Pembuatan terowongan menggunakan mesin bor, mesin bor memungkinkan
terowongan dibuat tanpa harus menggali area di atas lokasi yang akan di jadikan terowongan.
Mesin bor melubangi tanah sepanjang lokasi terowongan. Mesin bor bisa dioperasikan secara
otomatis selama proses konstruksi terowongan, dan dapat menembus hampir seluruh jenis
bebatuan. Mesin bor yang pertama kali digunakan adalah mesin yangmembangun terowongan rel
Fréjus antara Prancis dan Italia melalui pegunungan Alpen tahun 

7
BAB III
PENYELIDIKAN GEOMEKANIK

Geomekanik (engineering geology) merupakan bagian dari rekayasa sipil yang didasarkan pada
pengetahuan geologi tentang karakteristik batuan dan tanah. Penyelidikan geomekanik
merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan pemindahan tanah atau penempatan
beban pada tanah berlangsung. Dengan adanya perencanaan geomekanik diharapkan dapat
dicapai suatu kegiatan dengan produktivitas optimal, effisien dan aman. Sebaliknya tanpa adanya
perencanaan geomekanik yang baik maka akan dijumpai masalah – masalah yang akan
menghambat pekerjaan terutama dalam hal kestabilan lereng.

Suatu rancangan geomekanik dibuat atas dasar dua aspek utama, yaitu :
a. Aspek ekonomi, dijabarkan dalam hal – hal yang berkaitan dengan jumlah material dan biaya.
b. Aspek keselamatan, berupa rancangan dan  pengawasan terhadap desain yang dibuat agar tidak
terjadi kesalahan atau kecelakaan.

Kedua aspek tersebut seringkali berbenturan, misalkan pada penentuan sudut kemiringan lereng,
ditinjau dari aspek ekonomi maka sudut kemiringan yang terjal akan semakin menguntungkan,
namun sebaliknya dari aspek keselamatan lereng yang lebih landai adalah lereng yang lebih
aman. Penyelidikan geomekanik dibutuhkan untuk menentukan sejauh mana lereng bisa tetap
aman dengan nilai ekonomis setinggi mungkin.

3.1. Survey Geomekanik


Penyelidikan geomekanik secara umum dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa bukaan yang
membentuk lereng terjal akan menimbulkan resiko terjadinya longsor, adapun longsor tersebut
dipengaruhi oleh faktor – faktor geometri lereng, kekuatan massabatuan, struktur geologi,
kondisi hidrogeologi dan faktor dari luar.
Untuk lereng bukaan yang tinggi keseluruhan (overall) lebih dari15 meter, harus ada kajian /
analisis geomekanik yang didukung hasil penelitian, yang menyatakan bahwa bukaan tersebut
dalam keadaan aman.

Selain itu penelitian geomekanik juga dibutuhkan dalam kajian metode pembongkaran batuan,
disain penimbunan dan kajian tentang lapisan dasar.
Kajian yang dilakukan pada penyelidikan geomekanik adalah analisis kemantapan lereng,
analisis kemampu-garuan dan kemampu-galian. Analisis kemantapan lereng meliputi analisis
kemantapan lereng tunggal (individual/single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope), baik
lereng atas (highwall) maupun bawah (lowwall) serta lereng timbunan. Sedangkan analisis

8
kemampu-garuan dan kemampu-galian dilakukan untuk mengetahui tipikal karakteristik material
dalam kaitannya dengan aktivitas penggalian dan penggaruan.
Tujuan dilakukannya survey geomekanik adalah:
1.      Menentukan sudut kemiringan dan tinggi lereng yang aman baik pada jenjang (benches)
maupun pada lereng (slope).
2.      Memberikan rekomendasi metode penggalian batuan yang efisien dan cocok dengan
karakteristik batuan.
3.      Memberikan rekomendasi konstruksi jalan.

Pengambilan contoh Geomekanik dengan sistem percontoan tanah / batuan yang belum
terganggu (undisturbed sampling). Tujuannya untuk memperoleh conto inti batuan yang
memenuhi syarat untuk diproses selanjutnya di laboratorium geomekanika. Ini dilakukan dengan
sistem konvensional yaitu menggunakan tabung (thinwall tube) berukuran panjang ± 50cm dan
diameter ± 2 inchi yang dimasukkan ke dalam tanah. Tabung yang berisi perconto kedua
ujungnya ditutup dengan plastik (terisolasi dari udara luar), agar kadar air asli di dalam conto
tidak berubah pada saat dilakukan pengujian di laboratorium.

3.2. Penyelidikan Geomekanik Dalam Pembuatan Terowongan


Penyelidikan geomekanik adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan desain
terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang
paling rasional serta persiapan yang sebaik – baiknya direncanakan aspek keamanan
pelaksanaan. Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak karena kurang tersedianya
data geologi.

Secara spesifik tujuan penyelidikan tersebut adalah untuk :


a. Menentukan stratifikasi tanah atau batuan pada jalur terowongan.
b. Menentukan sifat fisik batuan.
c. Menentukan parameter desain untuk batuan dan tanah.
d. Memberikan kepastian setinggi – tingginya bagi suatu proyek dan dan memberi wawasan
kepada engineer mengenai kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan.
e. Mengurangi unsur ketidakpastian bagi kontraktor.
f. Meningkatkan keselamatan kerja.
g. Memberi pengalaman bekerja sehingga dapat memperbaiki kualitas – kualitas keputusan di
lapangan.

Dalam penyelidikan lapangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Tinjauan literatur
a. Dilakukan sebelum berangkat ke lapangan
b. Cari informasi yang pernah dipublikasikan mengenai geologi, tanah, air tanah, sejarah
seismik, struktur

9
c. Untuk kota, informasi daerah penimbunan lama atau alterasi pola penirisan.
d. Peta geologi →Litbang geologi, geoteknologi LIPI

2. Studi foto udara (bila ada)


a. Untuk melihat kondisi lokasi dari jarak yang jauh dan luas.
b. Analisis geomorfis dan sifat-sifat batuan dari evaluasi respon batuan terhadap lingkungan
c. Teknik pemotretan : vertikalitas dan kemiringan, fotografi warna,infra merah, radar.
d. Topografi lereng yang terdiri dari dua tipe dapat dikenali
e. Mudah dikenali adanya tanah longsor, patahan, struktur geologi seperti antiklin- sinklin,
dome.

3. Peninjauan geologi permukaan


a. Untuk mengetahui jenis dan penyebaran batuan dilokasi berupa ketebalan, sifat fisik dan
mekanis di lapangan.
b. Terdiri dari pemetaan batuan dasar dan pemetaan geologi teknik.
c. Peta batuan :litologi dan batas-batasnya serta struktur geologi
d. Peta geologi teknik : singkapan batuan dan derajat pelapukan, material bahan bangunan

4. Survei geofisika
a. Keuntungan : tidak merusak obyek yang diselidiki, cepat dan unit costnya rendah.
b. Kerugiannya : ketelitian rendah
c. Dilakukan sebelum pemboran → untuk menentukan lokasi pemboran
d. Teknik yang umum digunakan neutron density dan teknik gamma.
e. Metode yang digunakan : seismic refraction, survei resistivity.

5. Pemboran eksplorasi
Pemboran merupakan metoda yang paling umum untuk eksplorasi detil, seperti keterangan yang
spesifik dari batuan,variasi material dan sifat-sifat fisiknya.

Daerah yang memerlukan eksplorasi lebih detil adalah :


a.       Portal
b.      Topografi rendah di atas terowongan, yang biasanya menggambarkan struktur batuan lemah.
c.       Tipe batuan dengan potensial pelapukan yang dalam
d.      Di daerah yang banyak air
e.       Daerah geser
f.       Sumur uji
g.      Pengujian in-situ
h.      Pengujian laboratorium
i.        Pengujian model skala penuh
j.        Tahap konstruksi
k.      Pengamatan pasca konstruksi

10
Pemboran teknik untuk pengambilan sampel batuan adalah cara yang paling umum dipakai untuk
pekerjaan terowongan. Dengan pengambilan sampel (core) dapat diketahui sifat fisik batuan, dan
informasi penting lainnya. Lokasi – lokasi yang memerlukan pengeboran secara detail adalah :
a.       Daerah portal
b.      Daerah yang secara topografi dekat terowongan, karena biasanya secara struktur lemah
(overburden tipis).
c.       Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.
d.      Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan dan adanya batuan porous.

3.3. Metode Dasar Pembuatan Terowongan Pada Batuan


Cara penggalian permukaan lubang bukaan digolongkan:
a. Cara portal

b. Cara open cut

Cara-cara tersebut dipengaruhi oleh kondisi tanah permukaan yang akan digali.
Metoda penggalian ada 5 cara, yaitu:

A. Full Face
Cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara bersamaan. Cara ini cocok untuk
penampang melintang kecil hingga diameter 3 m, tapi dengan gunakan Drill jumbo menjadi
dapat untuk terowongan ukuran besar.Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah pekerjaan
menjadi lebih cepat, lintasan pembuangan hasil peledakan dapat langsung dipasang bersamaan
dengan proses penggalian berikutnya, dan proses tunneling dapat dilakukan secara kontinu.
Sedangkan kerugiannya adalah saat penggalian banyak membutuhkan alat mekanis, tidak dapat
digunakan untuk batuan yang tidak stabil, dan hanya terbatas untuk terowongan yang lintasannya
pendek.

B. Heading dan Bench


Cara penggaliannya adalah bagian atas terowongan digali lebih dulu sampai mencapai 3 – 3.5 m
(heading), selanjutnya penggalian bagian bawah penampang dikerjakan (bench cut) sampai
membentuk penampang yang diinginkan. Proses ini diulangi sampai seluruh lintasan terowongan
tercapai.

Untuk kondisi batuan yang buruk, cara penggalian dapat dimodifikasi menjadi “top heading” →
heading diperpanjang sampai 25 m – 35m atau lebih, kemudian pasangi penyangga, baru
kemudian bench cut dibuat.

Keuntungan dari menggunakan cara ini adalah memungkinkan pekerjaan pengeboran dan
pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, efektif untuk ukuran terowongan

11
penampang besar dan lintasan, dan dapat diterapkan untuk setiap kondisi batuan. Sedangkan
kerugian dari menggunakan cara ini adalah metoda ini membutuhkan waktu yang lebih lama bila
dibandingkan metoda full face.

C. Drift
Cara yang digunakan dalam metoda ini adalah dengan menggali terlebih dahulu lubang bukaan
yang berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan, kemudian diperbesar sampai membentuk
penampang yang direncanakan. Berdasar posisi lubang terhadap sumbu terowongan :

Diawali dengan penggalian lubang berukuran 2.5 m x 2.5 m – 3m x 3m dari portal ke portal.
Perluasan dimulai setelah penggalian center drift selesai, dengan membuat lubang untuk bahan
peledakan yang dibor melingkar pada selimut drift dari sumbu terowongan.Keuntungan dari
posisi lubang terhadap sumbu terowongan ini adalah sistem ventilasinya baik, tidak memerlukan
sistem penyangga sementara, dan mucking dapatdikerjakan bersama dengan pekerjaan
penggalian.Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan perluasan harus menunggu center drift
selesai secara keseluruhan, dan alat bor dipasang dengan pola tertentu, seringkali spasi alat bor
dirubah sesuai dengan kondisi batuan yang diledakan.

D. Side drift
Dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan terowongan. Selanjutnya
penggalian bagian arch diikuti dengan pemasangan penyangga sementara. Selesai penyangga
dipasang, penggalian bagian tengah dikerjakan.

Keuntungan dari cara ini adalah proses lining dapat dikerjakan sebelum penggalian bagian
tengah dilaksanakan, metoda ini efektif untuk terowongan besar dengan kondisi batuan yang
buruk. Sedangkan kerugiannya adalah pekerjaan perluasan harus menunggu drift selesai
dikerjakan.

E. Top drift
Digunakan untuk penggalian endapan. Metodanya mirip dengan heading and
bench.

F. Bottom drift
Penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang. Pembuatan lubang – lubang
bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang dilakukan dengan membor dari Bottom
drift vertikal ke atas.

G. Sumuran vertikal
Awal dibuat lubang vertikal sampai pada terowongan yang akan digali. Dengan

12
demikian akan terbentuk tiga buah heading face. Sumuran dapat bersifat sementara atau
permanen. Sumuran sementara berfungsi saat pelaksanaan → membantu pembuangan
pelaksanaan pembuangan sisa – sisa peledakan
(mucking), salah satu jalur untuk mensuplai peralatan dan material, dsb. Sumuran permanen →
bila masih tetap berfungsi setelah terowongan mulai digunakan untuk keperluannya, misal
sebagai sarana ventilasi.

H. Pilot tunnel
Pillot tunnel digali paralel pada jarak ± 25 meter dari sumbu terowongan yang direncanakan
dengan ukuran 2 x 2 m2 – 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama sendiri dilakukan
dengan metoda drift.

Pada interval tertentu dibuat cross cut memotong sumbu utama rencana. Bila cross cut mencapai
drift, proses pelebaran dimulai dari titik ini dengan dua heading face. Bila cross cut mencapai
titik dimana drift belum mencapai titik ini, maka drift heading dilakukan dengan titik potongan
melintang.

Keuntungannya adalah efektif untuk terowongan yang lintasannya panjang, dengan topografi
yang tidak memungkinkan untuk membuat sumuran, pilot tunnel dengan sendirinya merupakan
sistem ventilasi, mucking dapat dilakukan dengan cepat. Sedangkan kerugiannya adalah
pekerjaannya memerlukan lebih banyak waktu, biaya dibandingkan dengan metoda penggalian
lainnya.

13
BAB IV
KESIMPULAN

Terowongan merupakan sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung. Terowongan


umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan
luarpengolahan mineral.

Penyelidikan geomekanik merupakan elemen yang sangat penting dalam perencanaan dan
pelaksanaan sebuah terowongan. Dengan data geologi yang memadai dapat ditentukan desain
terowongan yang sesuai, metode pelaksanaan yang paling optimal, biaya pelaksanaan yang
paling rasional serta persiapan yang sebaik – baiknya direncanakan aspek keamanan
pelaksanaan. Biaya pelaksanaan akan sangat berpotensi membengkak karena kurang tersedianya
data geologi.

Untuk penyelidikan geomekanik dalam pembuatan terowongan , maka akan dilakukan berbagai
penyelidikan  seperti :
a. Tinjauan literatur
b. Studi foto udara (bila ada)
c. Peninjauan geologi permukaan
d. Survei geofisika
e. Pemboran eksplorasi

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/henyFTI/paper-geoteknik-terowongan
http://www.slideshare.net/henyFTI/paper-geoteknik-terowongan
https://www.academia.edu/5677485/Pekerjaan_Geoteknik_Pada_Pembangunan_Terowongan
http://junaidawally.blogspot.com/2013/09/penyelidikan-geoteknik-sebelum.html
http://fileq.wordpress.com/category/ilmu-pertambangan/teknik-terowongan/
https://id.scribd.com/doc/237083401/2/Penyelidikan-Geoteknik

15

Anda mungkin juga menyukai