Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

TUNNEL, WAAL, GEOTHENIICAL BUILDING

Pengantar Infrastruktur berkelanjutan memiliki dua bahasan, yang pertama


ialah Infrastruktur, Infratruktur adalah system fisik dasar suatu bisnis atau negara,
cenderung merupakan investasi berbiaya tinggi, sangat penting bagi
pembangunan ekonomi dan kemakmuran suatu negara. Yang kedua adalah
berkelanjutan, ialah Keadaaan ekonomi yang mendukung lingkungan tanpa
mengurangi kapasitas lingkungan untuk generasi mendatang (Semuanya kembali
ke alam).

Jadi Infrastruktur berkelanjutan adalah, perencanaan bangunan untuk masa


depan dengan memperhatikan aspek lingkungan.

Pada Infrastruktur berkelanjutan, terdapat 3 pilar yang mengkokohi hal ini, yaitu :

1. Ekonomi.
2. Sosial.
3. Lingkungan.
Lalu ada 17 goals Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu :

1. Tidak ada kemiskinan lagi


2. Ketahanan pangan
3. Kesehatan
4. Pendidikan dan Keselamatan kerja
5. Kesamaan gender dan emansipasi
6. Air, sanitasi
7. Energy terjangkau
8. Ekonomi, Pekerjaan, Kesempatan kerja
9. Infrastruktur Inovasi

1
10. Ketidaksetaraan dari tiap Negara
11. Kota dan Manusia yang aman dan berkelanjutan (kehidupan)
12. Konsumsi dan produksi energy
13. Perubahan iklim (Global warming) dan dampaknya
14. Energy dari pantai laut, (Marine tidak digarap degan benar saat ini)
15. Hutan, penenbangan Hutan, penurunan kondisi tanah (erosi,
sedimentasi)
16. Hukum (Legalitas)
17. Memperkuat implementasi dan kerjasam global.
Pada Kesempatan ini, akan dibahas mengenai Terowongan, dinidng, dan
Bangungan geotenik.

Sebelumnya, berikut adalah aspek-aspek dari Geothenical Building :

 Analisi struktur geologi dan material bumi dari situs karya bangunan
geoteknik dan pengaruh nya pada karya bangunan geoteknik

 Analisis rezim air tanah dan pengaruh nya pada stabilitas dinding dan
integrasi geoteknik bangunan bekerja seiring waktu dan aplikasi lain dari
Ilmu Bumi.

Perlu diketahui bahwa salag satu contoh dari Bangunan Geoteknik, yaitu
Terowongan, DInding, serta Basement pakir. dan disini kami akan membahas
mengenai terowongan dan juga dinding, yaitu terowongan multifungsi, MRT
(Mass Rapid Transit) Jakarta yang berada di Fatmawati.

2
A. TEROWONGAN DAN DINDING

 Pengertian Tunnel/Terowongan & Dinding

Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah


atau gunung. Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di
kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik
sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah
permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih
pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.

Sedangkan dinding adalah Suatau struktur padat yang membatasi


dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu
bangunan dan menyokong struktur lainya, membatasi suatu ruang dalam
bangunan menjadi ruangan-ruangan, melindungi atau membatasi suatu
ruang terbuka.

Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk


menjamin transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material
lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan
biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta
api) maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, ada pula
terowongan yang berfungsi mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau
untuk dikonsumsi, terowongan untuk saluran pembuangan, pembangkit
listrik, dan terowongan yang menyalurkan kabel telekomunikasi. Ada juga
terowongan yang berfungsi sebagai jalan bagi hewan, umumnya hewan
langka, yang habitatnya dilintasi jalan raya. Beberapa terowongan rahasia
juga telah dibuat sebagai metode bagi jalan masuk ke atau keluar dari
suatu tempat yang aman atau berbahaya, seperti terowongan di jalur Gaza
dan terowongan Cu Chi di Vietnam yang dibangun dan dipergunakan
ketika perang Vietnam.

3
Di Inggris, terowongan bawah tanah untuk pejalan kaki atau
transportasi umumnya di sebut subway. Istilah ini digunakan di masa lalu,
dan saat ini sering di sebut underground rapid transit system.

Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan


bebatuan sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung
dari keadaan tanah. Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam
pembuatan terowongan antara lain : Cut and Cover System, Pipe Jacking
System (Micro Tunneling), Tunneling Bor Machine (TBM), New Austrian
Tunneling.

Rancangan terowongan perlu memperhatikan :


1. Massa batuan yang komplek ; gaya-gaya yang dihasilkan oleh
redistribusi tegangan awal.
2. Sifat-sifat material di sekitar, kemungkinan failure / keruntuhan di
struktur bahan dan kekuatan batuan.

Rencana rekayasa yang baik adalah rancangan yang seimbang dalam


semua faktor yang saling berkaitan, meski tidak selalu dapat dikualifikasi
tapi selalu di masukkan dalam perhitungan.

 Klasifikasi Terowongan
Ditinjau berdasarkan fungsinya, Made Astawa Rai (1988) membagi
terowongan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Terowongan lalu lintas (traffic tunnel)

4
a. Terowongan kereta api
Adalah terowongan yang merupakan terowongan paling penting
diantara terowongan lalu – lintas.

Gambar 2.2 Terowongan subway (Paulus Rahardjo, 2002

b. Terowongan jalan raya


Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena
pesatnya pertambahan lalu – lintas jalan raya bersamaan dengan
berkembangnya industri kendaraan bermotor.

c. Terowongan pejalan kaki


Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road
tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari – jari belokannya
pendek dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%).
Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya yang
ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyebrang
bagi pejalan kaki.

d. Terowongan navigasi
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanal-
kanal dan sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau
sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat untuk

5
menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan
memperlancar lalu – lintas air.

e. Terowongan transportasi dibawah kota

f. Terowongan transportasi ditambang bawah tanah


Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang
bawah tanah yang digunakan untuk lalu – lintas para pekerja
tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut batuan dan
bijih hasil penambangan.

2. Terowongan Angkutan
a. Terowongan stasiun pembangkit listrik air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk
digunakan sebagai pembangkit listrik disebuah stasiun pembangkit
yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat dikategorikan
pada suatu grup utama berdasarkan kegunaannya.
b. Terowongan penyediaan air
Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun
pembangkit listrik air, perbedaannya hanya pada fungsi kedua
terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan air
adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air di
dalam kota atau membelokkan air ke tempat penyimpanan tersebut.

c. Terowongan untuk saluran air kotor


Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau
pusat industri ke tempat pembuangan yang sudah disediakan.

d. Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum


Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk
menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air, dan juga
pipa – pipa lainnya yang penting, dibuat dibawah saluran air, jalan
raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi

6
secara kontinyu, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu – waktu
kalau ada kerusakan.

Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian


sebagai berikut:
a. Underwater Tunnels
Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada
umunnya dibangun dibawah dasar dan sungai atau laut.
Perhitungannya lebih kompleks, selain ada tekanan tanah terdapat
juga tekanan air yang besar.

b. Mountain Tunnels
Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang
mempunyai peran penting ketika suatu daerah memiliki topografi
yang beragam, sehingga perlu adanya terowongan yang dibangun
menembus sebuah bukit maupun gunung.

c. Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets


Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika,
Inggris, dan Jepang banyak yang menerapkan tipe terowongan ini.
Terowongan jenis ini sangat cocok untuk dibangun di perkotaan.
Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase kota.
Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan
terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:

1. Terowongan Batuan (Rock Tunnels)


Terowongan batuan dibuat langsung pada batuan massif dengan cara
pemboran atau peledakan. Terowongan batuan umumnya lebih mudah
dikonstruksikan daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada
umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang
mengalami fracture.

7
2. Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)
Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir
atau batuan lunak (soft rock) . Karena jenis material ini runtuh bila digali,
maka dibutuhkan suatu dinding atau atap yang kuat sebagai penahan
bersamaan dengan proses penggalian. Umumnya digunakan shield
(pelindung) untk memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik
yang umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada
terowongan melalui tanah lunak ini, lining langsung dipasang dibelakang
shield bersamaan dengan pergerakan maju dari mesin pembor
terowongan (Tunnel Boring Machine).

3. Terowongan gali – timbun (Cut and Cover Tunnel)


Terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuar trench pada tanah,
kenudian dinding dan atap terowongan dikonstruksikan di dalam galian.
Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah
timbunan tanah.
Berdasarkan cara pelaksanaannya, terowongan dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut :
1. Micro Tunnel
Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan
jaringan air. Ukuran dari terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm
dan dikerjakan secara modern dengan cara otomatis dengan peralatan
robot.

2. Terowongan Dongkrak (Jacking)


Teknik pelaksanaan ini dipilih sebagai alternative karena pengggalian
biasa terlalu mahal karena panjang yang terbatas, misalnya pembuatan
underpass dan sejenisnya. Secara umum pelaksanaannya dilakukan
dengan mendongkrak secara horizontal sebuah segmen beton precast atau
baja memotong tanah dan membuang keluar secara manual bagian
volume tanah yang terpotong segmen yang didongkrak tersebut.

8
 Pengaplikasian Terowongan pada Infrastruktur Berkelanjutan

Pada hal ini yang telah atau sedang dilaksanakan, yaitu dibangunnya
MRT (Mass Rapid Transit) yang berada di Jakarta. Terowongan
multifungsi ini direncanakan beroperasi mulai Maret 2019.

Sebuah Terowongan yang termasuk pada Jenis Deep Tunnel ini


memiliki panjang 19 km dengan estimasi biaya sebesar Rp. 16 Triliun.
Terowongan yang multifungsi ini juga direncanakan digunakan untuk Rel
kereta bawah tanah dan juga pada bagian atas akan digunakan sebagai
jalan raya biasa.

Metode Konstruksi yang digunakan MRT adalah Tunnel Boring


Machine. Tunnel Boring Machine ini berbentuk silinder, permukaan
terowongan yang terbentuk jadi seperti lingkaran. Mesin ini semacam
robot yang akan melakukan pengeboran sekaligus menyemen dan
membeton.

TBM dapat digunakan pada batuan lunak hingga batuan keras.


Diamater alat ini bervariasi mulai dari semeter hingga 19 m. TBM
dilengkapi dengan mata bor yang tersebar di permukaan kepala bor.

Gambar 1.1 Rencana MRT Jakarta

9
Jika dilihat dari Estimasi biaya, begitu mahalnya biaya konstruksi
MRT Jakarta, Jika ditinjau hal tersebut bertentangan dengan salah satu
tiga pilar yang ada pada Infrastruktur Berkelanjutan. Berikut adalah tiga
pilar yang mengukuhi Infrastruktur Berkelanjutan, yakni :

1. Ekonomi.

2. Sosial.

3. Lingkungan.

Dengan jelas estimasi biaya akan termasuk kepada aspek Ekonomi,


karena pada aspek tersebut melingkupi hal-hal berupa hidup produktif
tanpa meneksploitasi hal yang akan digunakan generasi muda, serta tidak
melakukan eksploitasi yang besar-besaran. Serta grafik yang mucul dari
jika dibuat menurt beberapa aspek, pada biaya konstruksi pasti memiliki
angka yang tinggi, cenderung besar ke kanan. Ditambah dengan
pengeksploran dari Jepang yang pasti memiliki biaya tambahan lainnya.

Konstruksi ini menjelaskan bahwa mereka mengggunakan TBM


(Tunnel Boring Machine), metode TBM sendiri dipilih untuk mengerjakan
Konstruksi ini karena tanah yang digunakan termasuk tanah silty clay, dan
juga cukup efisien karena setiap pengeboran, sepanjang 1,7 m dinding-
dinding tersebut akan langsung ditempeli beton, yang tentu saja
mengefisienkan waktu yang ada.

Dampak Sosial yang dimunculkan dari pengerjaan Konstruksi ini


berupa dampak negative pada beberapa golongan masyrakat, seperti
contohnya para pedagang yang ada disekitar lokasi konstruksi tersebut.
Jujur saja, semenjak pembangunan konstruksi tersebut laba yang
didapatkan para pedagang tak sebanyak biasanya, itu saja saat MRT
tersebut masih dikerjakan, apa yang akan terjadi jika MRT Jakarta benar-
benar telah selesai dan beroperasi dengan benar.

10
Bahkan hingga saat ini Amdal dari konstruksi ini dikenal begitu buruk,
salah satunya adalah pencemaran Udara yang dipastikan terjadi jika
konstruksi tersebuttidak diperhatikan secara menyeluruh.

 Tujuan terbentuknya Terowongan & Dinding menurut SDGs


Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk
menjamin transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material
lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan
dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedung-
gedung atau jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro power,
jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-lain. Dengan tujuan
daripada Terowongan menurut sistem SDGs ini dimana salah satu sarana
transportasi/ memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas lainnya

Fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi


ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas
mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota.
Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar.
Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan,
atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu
bangunan.
Pada Konstruksi MRT, Poin yang bersangkutan dengan Konstruksi
tersebut terdapat pada point ke-9, yakni Infrastruktur Inovasi dan pint ke-
17, memperkuat implementasi dan kerja sama global.
Pada point ke-9, tentu saja termasuk karena, konstruksi MRT adalah
salah satu inovasi yang bagus bagi keadaaan yang saat ini terjadi di
Ibukota Indonesia, Jakarta, yakni salah satuny ialah Macet.

Pada point ke-17, termasuk karena negara kita banyak mendapat


pengaruh dari Jepang, yang memang sudah menguasai konstruksi seperti

11
ini, bahkan Jepang dengan senang hati selalu mengajukan Proposal dengan
cepat.
Untuk hal penyumbangan mengenai Infrastruktur Berkelanjutan,
memang ada yang dihasilkan dari konstruksi ini, tetapi hanya pada aspek
infrastruktur inovasi saja, pada konsep Green Building ataupun estimasi
biaya, konstruksi ini belum bisa menyumbangkan begitu banyak hasil.

Jadi, konstruksi MRT ini memiliki dampak positif dan negatifnya


masing-masing, di setiap aspek yang ada. Kembali pada manusianya lagi,
apakah kita akan menggunakan MRT ini dengan begitu baik atau
seenaknya saja, tidak memikirkan bagaimana masa depan dan bagaimana
untuk generasi yang akan dating.

12

Anda mungkin juga menyukai