ASISTEN LABORATORIUM
PRADISA ANWAR
09320190015
C3
MAKASSAR
2022
PRAKTIKUM PERENCANAAN TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TAMBANG BAWAH TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RANCANGAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi mineral dan bahan
tambang yang tinggi karena terletak di wilayah fenomena geologi “ring of fire”, yang
menjadi indikator bagi terdapatnya endapan-endapan mineral, khususnya endapan-
endapan hidrotermal. Potensi mineral Indonesia yang dinilai amat menjanjikan,
dilihat dari panjangnya bentangan sistem busur magmatik Negara Indonesia, yang
dua kali lebih panjang dibandingkan dengan bentangan yang dimiliki oleh benua
Amerika Selatan. Pertambangan adalah kegiatan yang dimulai dari mencari,
menemukan, menambang, mengolah hingga memasarkan bahan galian (mineral,
batubara dan migas) yang bernilai ekonomis. Industri pertambangan dikenal luas
sebagai industri yang memiliki resiko yang tinggi sebagai usaha yang berkenaan
dengan sumberdaya alam yang tidak terbaharukan dan sebagai usaha yang
keekonomiannya lebih banyak ditentukan oleh pasar yang sifatnya sangat musiman.
Tambang bawah tanah merupakan kegiatan yang kompleks terutama terkait
dengan kekuatan batuan yang dibongkar untuk pembuatan terowongan. Tambang
bawah tanah adalah alternatif untuk tambang permukaan, namun kedua metode
tersebut memiliki sisi positif dan negatifnya dan digunakan dengan cara yang
berbeda. Salah satu kelemahan utama penambangan permukaan adalah metodenya
menghancurkan area tanah yang luas, menghancurkan lanskap dan habitat alami
untuk memulihkan bijih. Sementara penambangan bawah tanah membutuhkan
berbagai sumber daya, peralatan dan keuangan.
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari
lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%.
Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang
terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan
sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0,1
mil (160,9 meter) dan yang lebih pendek dari itu dinamakan underpass. (Paulus P.
Rahardjo, 2004).
1.2.1 Maksud
Praktikan mencari informasi dan mengidentifikasi mengenai rancangan
terowongan yang digunakan pada tambang bawah tanah.
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan mengetahui prinsip rancangan terowongan tambang bawah tanah;
2. Praktikan mengetahui pemodelan numerik dan analisis kestabilan untuk
rancangan terowongan tambang bawah tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari
lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%.
Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang
terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan
sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0,1
mil (160,9 meter) dan yang lebih pendek dari itu dinamakan underpass (Paulus P.
Rahardjo, 2004).
Pada umumnya bangunan terowongan dibuat untuk keperluan transportasi
yang terhalang oleh kondisi alam yang ada, misalnya pada kondisi lahan perkotaan
atau kondisi bawah tanah yang terdiri dari berbagai jenis lapisan, hal tersebut
merupakan titik lemah dalam mendesain suatu terowongan. Transportasi yang
dimaksud dapat digunakan untuk keperluan khusus, misalnya untuk angkutan hasil
tambang yang dieksploitasi melalui terowongan, terowongan untuk saluran air,
drainase maupun untuk keperluan pembangkit listrik, termasuk terowongan
sementara untuk pengeringan (diversion tunnel) dan tunnel spillway untuk keperluan
irigasi dan keperluan transportasi manusia, baik untuk jalan kereta api maupun jalan
raya (Paulus P. Rahardjo, 2004).
Gambar 2.3 Detail Sistem Pendukung pada Terowongan dengan Metode NATM
Prinsip utama yang perlu diperhatikan dari metode konstruksi NATM ini adalah:
1. Kekuatan massa batuan di sekitarnya
Kekuatan yang melekat dari tanah atau batu di sekitar terowongan harus
dipertahankan dan sengaja dimobilisasi semaksimal mungkin. Mobilisasi
dapat tercapai sehingga deformasi tanah dapat dikontrol. Deformasi
berlebihan yang akan mengakibatkan hilangnya kekuatan atau penurunan
permukaan yang tinggi.
2. Sistem pendukung
Sistem pendukung awal dan primer yang terdiri dari rockbolt dan shotcrete
tipis semi fleksibel digunakan untuk meminimalkan deformasi yang terjadi
pada saat penggalian.
3. Penutup invert
Pembuatan penutup invert dan membuat cincin bantalan beban harus
disesuaikan dengan waktu yang tepat serta tergantung pada kondisi tanah.
4. Tes laboratorium dan pemantauan lapangan NATM harus dilakukan
pemasangan instrumen pengukuran yang canggih yang bertujuan untuk
1. Steel Rib
Steel rib merupakan salah satu jenis penyangga konstruksi terowongan yang
terbuat dari baja. Penyanggaan dengan steel rib memiliki lebih banyak kelebihan
antara lain:
a. Dengan ukuran dan profil penampang yang lebih kecil, baja memiliki
kekuatan dan kekakuan yang lebih besar.
b. Steel rib dapat digunakan sebagai tulangan tambahan untuk lining beton.
c. Dapat dipakai sebagai perkuatan permanen. Bila hal ini yang diinginkan,
maka lining beton tidak perlu terlalu tebal dan hanya menjadi pelindung
dari korosi.
1. Sifat-sifat batuan
Batuan yang paling baik adalah batuan di samping homogen juga isotropic.
Walaupun batuan ada dalam tertekan secara alamiah akibat pembebanan yang lama,
sifat-sifatnya dapat dibagi menjadi 2 group atau kelas yaitu Makro geologi dan
Mikro geologi. Di dalam makro geologi sifat-sifat batuan harus dicatat data-data
tektonik yang terjadi yang berhubungan dengan patahan, retakan atau pecahan dan
lipatan, pertambahan dan penyebaran dari retakan dan belahan dengan perhatian
khusus pada struktur yang dipikirkan atau direncanakan. Selimut batuan khususnya
mempunyai banyak pengaruh penting terhadap elastisitas. Serupa dengan ini ialah
pengaruh dari potongan campuran atau perembesan dari masa batuan. Proses
kerusakan atau perubahan akibat cuaca adalah penting dan mungkin karakter dari
hidrotermal, kimia dan mekanikal. Kegiatan gempa daerah mungkin berarti, begitu
juga cuaca yang lalu, sekarang atau yang akan datang.
Akhirnya perubahan temperatur dan perubahan geohidrologi setempat juga
penting. Diantara sifat sifat mikro geologi yaitu kepadatan, perembesan, kekuatan
terhadap tekan, geser dan tarik serta modul elastis, sebagai contoh modulus muda
(Young's modulus), mengukur tekanan di lapangan, rasio poisson atau poisson's
ratio, mengukur ratio antara tegangan melintang dan tegangan memanjang. Modulus
elastisitas tergantung dari kepadatan dari batuan. Perubahan bentuk meningkat
dengan lamanya penekanan batuan, sehingga waktu adalah faktor yang penting
dalam mekanika batuan. Setelah melebihi batas limit elastisitas batuan berkelakuan
seperti material plastik sampai terjadi rusak atau kegagalan.
2. Klasifikasi Batuan
Klasifikasi batuan seperti bahan struktur dengan membuka bagian bawah
permukaan tanah bukanlah hal yang mudah sebab batuan yang mempunyai sifat
anisotropy khusus physical constans tidak hanya berbeda jurusan tetapi juga labil
terhadap perubahan dan ditambah lagi oleh terjadinya belah atau retak dan tanah liat
(clay) pecah-pecah dan sebagainya.
3. Sudut Geser Dalam
Kuat geser tanah memiliki variabel kohesi dan sudut geser dalam. Sudut
geser dalam bersamaan dengan kohesi menentukan ketahanan tanah akibat tegangan
yang bekerja berupa tekanan lateral tanah. Selain itu, sudut geser dalam berperan
penting terhadap kekuatan tanah yang kaitannya dengan gesekan antar partikel tanah.
Nilai dari sudut geser dalam didapatkan dari pengujian tanah dengan Direct Shear
Test.
4. Kohesi Tanah
Kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel tanah atau lekatan yang
terjadi antar partikel tanah. Sama halnya dengan sudut geser dalam, parameter kohesi
adalah parameter yang menentukan ketahanan tanah terhadap deformasi akibat
tegangan yang bekerja, yaitu tegangan berupa gerakan lateral tanah. Deformasi ini
terjadi akibat kombinasi keadaan kritis pada tegangan normal dan tegangan geser
yang tidak sesuai dengan faktor aman dari yang direncanakan. Nilai dari kohesi tanah
dapat diperoleh berdasarkan pengujian laboratorium, yaitu pengujian Triaxial.
(Departemen Pekerjaan Umum, 2005).
proyek rekayasa dan termasuk support design, stabilitas lereng elemen hingga,
rembesan air tanah dan analisis probabilistik. Program Phase2 ini dapat menyajikan
hasil output berupa tabel dan grafik berdasarkan hasil analisis input. Software ini
adalah software yang digunakan untuk mencari kestabilan lereng. Disiplin ilmu yang
mempelajari tentang stabilitas lereng ini disebut Geoteknika (Junaida, 2013).
Manfaat mempelajari aplikasi pahse2 ini yaitu kita dapat mengetahui analisis
2D dengan analisis tegangan, dapat mempermudah dalam proyek rekayasa dan
design dimana phase2 mampu membantu dalampenyajian hasil output berupa tabel
dan grafik berdasarkan hasil dari analisis tersebut. Phase2 digunakan untuk
menganalisis bending moment yang terjadi pada lining, gaya aksial yang terjadi pada
rockbolt, tegangan dan deformasi yang terjadi disekitar terowongan serta penurunan
tanah di atas terowongan dalam bentuk dua dimensi.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
4. Setelah mengubah general pada project setting, kemudian ubah pada bagian
strength reduction.
10. Setelah memilih add excavation, kita membuat 2 garis untuk vein.
14. Kemudian kita input nilai material 1 sesuai dengan data yang ada di problem
set.
16. Kemudian kita input nilai material 3 sesuai dengan data yang ada di problem
set.
18. Kemudian ubah warna material 2 dengan cara klik kanan lalu pilih assign
material dan pilih material 2.
22. Kemudian pilih menu support, lalu pilih add bolt pattern.
26. Hasil dari besarnya sudut yang dihasilkan pada terowongan yaitu 31⁰.
32. Setelah itu kita ubah select data to view menjadi sigma 3.
36. Melihat hasil informasi analisis software phase2 pada project4 dengan cara
pilih info viewer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Pertama masuk pada software Phase2, kemudian klik analysis, kemudian
pilih project settings, Setelah project setting akan muncul kotak kemudian ubah pada
bagian general dan strength reduction. Kemudian pilih Bounderis dan pilih Add
External. Setelah Add External, kita buat contoh lereng. Setelah itu kita membuat
vein atau Add Excavation Kemudian kita buat mulut terowongan dan pada bagian
mulut terowongan kita klik kanan dan memilih Arc. Kemudian kita input nilai
material 1, material 2 dan material 3. Sesuai dengan data yang ada di problem set.
Kemudian ubah warna material 1, material 2 dan material 3 tambahkan mesh dan
bolt pattern pada model terowongan. Setelah itu kita Compute kemudian di Interpret.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Agar kiranya dapat memberikan ilmu-ilmu yang lebih banyak lagi sehingga
dapat lebih bermanfaat kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bieniawski,ZT. (1989). Engineering Rock Mass Classification. USA: John Wiley &
Sons,Inc.
Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pelatihan Ahli Desain Terowongan SDA:
Kriteria Desain Terowongan. Jakarta.
Junaida, Wally. 2013. Program Komputer Phase2.
PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). 2004. Pengembangan Teknologi
Terowongan Dan Infrastruktur Jalan Bawah Tanah (Kerjasama Dengan
Belanda, tahun ke 1/3). Bandung.
Rahardjo. P. Paulus (2004). Teknik Terowongan. Bandung : Geotechnical
Engineering Center.
R, Saifudin, 2021, Terowongan Umum, Institut Teknologi Naisonal. Yogyakarta.