Anda di halaman 1dari 13

ESTIMASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN

(Tipe Endapan)

MAKALAH

NAMA : Muh. Iksan (09320190144)


KELAS : C4
DOSEN PENGAMPUH : Ir. Firdaus, S. T., M. T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Tipe Endapan” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya kelak di yaumul kiamah.
Penulis menyadari didalam pembuatan makalah ini berkat Tuhan Yang Maha
Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT, maka penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam penulisan maupun
penyajian materi. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat penulis harapkan guna penyempurnaan dalam penyusunan dan
penulisan tugas ini dan tugas-tugas selanjutnya.

Makassar, 8 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………….. 4

B. RUMUSAN MASALAH…………………………………. 5

C. TUJUAN MASALAH……………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK TIPE ENDAPAN…………………... 6

B. LOKASI TAMBANG DARI TIPE ENDAPAN…………. 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN………………………………………….. 12

B. SARAN………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur dan tekstur batuan
yang ada di muka bumi maupun bawah permukaan serta proses yang membentuk
suatu batuan dan dinamika batuan. Terdapat banyak kajian dalam geologi salah
satunya adalah kajian tentang endapan mineral. Endapan mineral ekonomis yang
banyak diketahui oleh para ahli geologi pada umumnya merupakan endapan mineral
bahan galian tambang seperti emas, perak, tembaga, nikel dan lain sebagainya.
Umumnya, endapan emas memiliki penciri atau karaterisitik khusus yang
menjadi suatu penanda bahwa lingkungan disekitarnya berpotensi menghasilkan
endapan bijih emas. Beberapa tipe endapan emas seperti endapan porfiri, skarn,
IOCG (iron oxide copper gold), VHMS (volcanic hosted massive sulfide) dan
epitermal memilki penciri khusus yang menjadi penanda proses dan mineral bawaan
dari masing-masing tipe endapan tersebut. Pada umumnya tipe endapan tersebut
dipengaruhi oleh proses hidrotermal. Salah satu endapan mineral bijih berupa
endapan emas yang umum ditemukan di Indonesia umunya berasal dari sistem
endapan epitermal.
Endapan bijih (ore deposite) adalah suatu endapan mineral yang mempunyai
ukuran dan kadar dapat diuji dan diketahui, serta mempunyai kemungkinan untuk
ditambang (dieksploitasi) secara menguntungkan. Hasil tambang sendiri tidak hanya
berupa logam namun juga menghasilkan produk non logam. Tidak heran jika kita
berbicara mengenai hasil tambang pasti memiliki hubungan erat dengan mineral
bijih. Dapat dikatakan bahwa mineral bijih atau ore minerals merupakan suatu
mineral yang mengandung logam atau unsur logam dan memiliki nilai ekonomis.
Di kerak bumi terbukti banyak mengandung unsur-unsur logam akan tetapi dalam
konsentrasi kecil. Akan tetapi jika sudah melewati beberapa proses, kadar suatu
logam akan mengalami peningkatan hingga beberapa kali lipat sehingga nilai
ekonomisnya juga mengalami peningkatan. Dan untuk mempermudahnya, maka
endapan bijih hasil tambang yang sudah melewati tahapan tertentu diklasifikasikan
untuk mempermudah pembagian.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja tipe endapan?


2. Dimana saja lokasi tambang tipe endapan itu?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tipe endapan;


2. Untuk mengetahui lokasi tambang dari tipe endapan tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tipe Endapan

Sebelum mengetahui masing-masing karakteristik tipe endapan, perlu di


ketahui bahwa tipe endapan ini memiliki klasifikasinya masing-masing yaitu:
1. Berdasarkan Komoditi Endapan
Jika dilihat berdasarkan komoditinya, endapan bijih terbagi menjadi lima
golongan yaitu:
a. Precious metals atau logam mulia: emas (Au), perak (Ag) dan platina (Pt).
b. Non ferrous metals atau logam non ferrous: timbal (Pb), seng (Zn), tembaga
(Cu), timah (Sn) dan alumunium (Al). Untuk tembaga, timbal, seng dan timah
dikenal dengan sebutan logam dasar atau base metals.
c. Iron and ferroalloy metals atau logam ferroalloy dan besi: besi (Fe), nikel
(Ni), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Krom (Cr), wolfram (W),
molibdenum (Mo), vanadium (V) dan kobal (Co).
d. Minor metals dan related non-metals: antimon (Sb), berilium (Be), kadmiun
(Cd), arsen (As), bismut (Bi), magnesium (Mg), REE, air raksa (Hg),
tantalium (Ta), selenium (Se), telurium (Te), Zirkonium (Zr), titanium (Ti)
dan lain sebagainya.
e. Fissionable metals: torium (Th), uranium (U), dan radium (Ra).
2. Tipe Endapan Bijih Magmatik
Tipe magmatik ini membentuk berbagai macam tipe cebakan seperti early
magmatic, pegmatic, greissen, skarn, hidrotermal, epitermal dan masih banyak
lainnya yang akan menghasilkan tubuh bijih beraneka ragam, mulai dari isometris,
lapisan, urat atau vein, kantong atau bentuk rumit. Tipe ini juga endapan bijih
yang dihasilkan langsung dari fraksinasi kristalisasi magma karena pembekuan
magma itu sendiri atau segregasi.
a. Tipe endapan pegmatik, yaitu endapan yang terbentuk pada batuan beku yang
mempunyai ukuran kristal yang kasar, terbentuk selama proses kristalisasi
magma, kondisi larutan tinggi air, dan pertumbuhan kristal cepat. Pegmatit
menghasilkan lithium, cesium, tantalum, berylium, feldspar dan muscovite.

6
Hasil minor dari pegmatit yaitu uranium, RER, tin, tungsten, yttrium. Bahkan
hasil dar miarolitik pegmatite yaitu gemston seperti beryl (emerald), topaz
dan tourmaline.
b. Tipe endapan hidrothermal, merupakan larutan air panas yang naik sebagai
akibat adanya proses magmatik atau meteoritik. Air panas akan melarutkan
unsur logam dari batuan yang dilaluinya, sehingga akan menghasilkan
pengkayaan unsur dan diendapkan pada suatu tempat dengan temperatur lebih
rendah. Hampir sebagian besar cebakan mineral berasal dari proses
hidrotermal. Berdasarkan cara pembentukan endapan, terbagi menjadi 2 yaitu
cavity filing (mengisi lubang yang sudah ada di dalam batuan) dan
metasomatisme (mengganti unsur yang telah ada sebelumnya di dalam batuan
dengan unsur larutan hidrotermal). Endapan hidrotermal menghasilkan pirit
(FeS2), kuarsa (SiO2), dan kalkopirit (CuFeS2).
c. Tipe vulkanogenik, terjadi karena adanya aktivitas gunung api di bawah laut.
Salah satu ciri dari cebakan vulkanogenik yaitu terdapat perlapisan rijang,
endapan sulfida, gipsum dan barit. Sedangkan endapan sulfida sendiri
tersusun atas bijih hitam, bijih kuning, dan juga bijih kuning berbentuk
stockwork.
3. Tipe Endapan Metamorfik dan Metamorfisme Kontak
a. Untuk endapan metamorfik memiliki hubungan dengan proses metamorfisme
yang disebabkan adanya tekanan dan temperatur yang mengalami
peningkatan. Dalam hal ini endapan yang dihasilkan mengandung sedikit
mineral, sehingga tubuh bijih akan terlihat sederhana dan tidak teratur.
Metamorfisme bisa menyebabkan re-kristalisasi dari sulfida yang ada
menjadi ukuran lebih besar, bernilai ekonomi tinggi dan kandungan metal
juga meningkat. Contoh endapan ini yaitu asbes, serpentin, talk, pyropilit,
andalusit, grafit, garnet, kyanit dan wollastonit.
b. Sedangkan pada metamorfisme kontak, magma menjadi sumber air, volatil
material dan beberapa variasi unsur. Apabila material tersebut kontak dengan
country rock maka akan tercipta skarn yang prosesnya dinamakan
metasomatisme. Contoh dari metamorfisme kontak yaitu bijih besi yang
terdapat di Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat, Au-Cu di Papua. Daerah-
daera tersebut merupakan daerah penghasil bijih besi terbesar di Indonesia.

7
4. Endapan Bijih Sedimenter
Pada endapan ini berhubungan dengan tiga tahapan yaitu pelapukan batuan
asal transportasi (pemindahan hasil pelapukan), pengendapan material lepas,
pemampatan material lepas menjadi batuan kompak. Endapan sedimenter ini
terjadi secara mekanik dan kimia hingga bentuk tubuh bijih akan terlihat
sederhana membentuk lapisan yang teratur dan sebaran bijih di dalamnya cukup
rata. Cebakan mineral ini bisa ditemukan di FeO dan MnO yang terbentuk adanya
presipitasi sedimen yang berasal dari batuan sebelumnya yang sudah mengalami
pelapukan dan terbawa ke dalam cekungan sedimen hingga akhirnya terbentuk
susunan bijih yang baru.
5. Endapan Residual
Endapan yang berasal dari pelapukan dimana proses pelapukan dan
pengendapan terjadi di tempat sama atau bisa dikatakan tidak ada perpindahan
material atau pengangkutan dengan air atau angin. Proses pelapukan terjadi secara
fisika dan kimia dengan asal batuan dari batuan beku atau metamorf, mengalami
penghancuran akibat adanya tekanan atau pelapukan alami sehingga berubah
menjadi butiran. Butiran tersebut menumpuk pada cekungan di mana batuan
tersebut berasal dan mengalami proses sedimentasi.
6. Endapan Placer
Endapan placer merupakan akumulasi dari material lepas yang tersusun
karena adanya proses pelapukan mineral asal kemudian terpindahkan ke tempat
lain biasanya berupa dataran rendah. Jika media perpindahan adalah sungai
disebut dengan cebakan alluvial, namun jika perpindahan dengan memanfaatkan
gaya gravitasi disebut dengan kolovial. Apabila materi lepasnya tidak jauh dari
lokasi pemineralan disebut dengan cebakan elluvial. Cebakan mineral ini biasanya
merupakan mineral berat seperti emas, magnetit, ilmenit, kasiterit dan lain
sebagainya. Bentuk tubuh bijih memiliki lapisan tidak teratur, berlensa, dan
bentuk tidak teratur.

Tipe endapan juga dapat di klasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu tipe endapan
A, tipe endapan B dan tipe endapan C.
1. Tipe endapan A
Merupakan endapan bijih yang mempunyai koefisien variasi yang rendah,
contoh endapannya yaitu endapan batubara. Kategori endapan bijih ini yaitu:

8
a. Type 1, yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri yang sederhana dan
distribusi kadar yang sederhana.
b. Type 2, yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri yang sederhana dan
distribusi kadar yang kompleks.
2. Tipe endapan B
Yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri kompleks dan distribusi kadar
sederhana.
3. Tipe endapan C
Yaitu endapan bijih dengan bentuk geometri kompleks dan distribusi kadar
kompleks.

Adapun karakteristik tipe endapan ini yaitu:


1. Karakteristik tipe endapan A
a. Endapan batubara, unsur-unsur utamanya mudah dievaluasi, unsur-unsur
minornya sulit dievaluasi, dilusi internal dan dilusi tepi seringkali
menimbulkan problem.
b. Endapan Bijih besi, unsur-unsur utamanya mudah dievaluasi, unsur-unsur
minornya sulit dievaluasi, kontak geologi yang kompleks dapat menimbulkan
problem yang sulit.
c. Endapan bauksit, umumnya mudah dievaluasi, problem yang seringkali
timbul adalah dalam penyelidikan profil basalt dan hubungannya dengan
silika reaktif (hal ini merupakan problem kontrol penambangan).
d. Nikel laterit, model endapannya mudah dievaluasi, unsur-unsur pengotor sulit
di selidiki, adanya profil ultramafik menimbulkan problem.
e. Tembaga stratabound, mudah dievaluasi, sederhana dalam memperkirakan
kadarnya, problem yang timbul adalah dalam kontak-kontak geologi, namun
dalam hal ini pada umumnya tidak begitu mengganggu karena dilusi perton
adalah rendah.
2. Karakteristik tipe endapan B
a. Kadarnya mungkin seragam
b. Faktor geometri mungkin sangat menentukan
c. Dilusi batas tepi dapat sangat tinggi
d. Interpretasi geologi merupakan faktor vital

9
e. Kadar yang lebih tinggi biasanya ditambang (tetapi tidak sampai batas-batas
yang digunakan dalam tambang)
3. Karakteristik tipe endapan C
a. Bentuk geometrinya sangat kompleks
b. Dilusi batas tepi mungkin sangat tinggi
c. Dilusi internal adakalanya sangat tinggi juga
d. Interpretasi geologi dan pengambilan contoh merupakan factor yang
menentukan dalam pengambilan endapan bijih
e. Asumsi-asumsi subjektif sangat penting
f. Perkiraan lokal biasanya merupakan problem yang disebabkan factor pola
pemboran.

B. Lokasi Tambang Masing-masing Tipe Endapan


1. Endapan Emas
a. Dompu, Nusa Tenggara Barat
b. Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
c. Grasberg, Papua
d. Martabe, Sumatera Utara
e. Pongkor, Jawa Barat
f. Palu, Sulawesi Tengah
g. Shandong, China
h. Henan, China
i. Jiang Xi, China
j. Fujian, China
k. Mongolia, China
l. Dam Boddington, Australia
m. Nevada, Amerika Serikat
n. Chutka, Rusia
o. Witwatersrand Basin Archaen, Afrika Selatan
p. Ontario, Kanada
2. Endapan Batubara
a. Sorong, Papua
b. Kota Baru, Kalimantan Selatan

10
c. Tanjung Enim, Sumatera Selatan
d. Sawahlunto, Sumatera Barat
e. Meulaboh, Aceh Barat
f. Kutai Timur, Kalimantan Timur
g. Tabalong, Kalimantan Selatan
h. Xinjiang, China
i. Vorkuta, Rusia
3. Endapan Tembaga
a. Wonogiri, Jawa Tengah
b. Sangkaropi, Sulawesi Selatan
c. Grasberg, Papua
d. Cikotok, Banten
e. Mackay, USA
f. Craigmont, Canada
g. Sudbury, Canada

11
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Endapan bijih (ore deposite) adalah suatu endapan mineral yang mempunyai
ukuran dan kadar dapat diuji dan diketahui, serta mempunyai kemungkinan untuk
ditambang (dieksploitasi) secara menguntungkan. Klasifikasi tipe endapan bijih
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu tipe endapan A, tipe endapan B dan tipe endapan
C yang masing-masing memiliki karakeristiknya tersendiri. Tipe endapan ini juga
tersebar di beberapa daerah di Indonesia dan di dunia, misalnya endapan emas yang
ada di Pongkor, Jawa Barat dan Chutka, Rusia. Kemudian ada endapan batubara
yang ada di Sawahlunto, Sumatera Barat dan dan Xinjiang, China.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini, maka pembaca diharapkan semakin memiliki


pengetahuan mengenai tipe endapan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dirgantara S, 2018. “pemetaan geologi, analisis petrografis batuan, analisis XRD dan
analisis spektral yang didapat dari Unit Geomin ANTAM” Universitas
Diponegoro, Semarang
https://ilmugeografi.com/geologi/klasifikasi-endapan-bijih

13

Anda mungkin juga menyukai