Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan tugas makalah ini yang
berjudul Endapan Laterit. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu kami dalam mengerjakan proyek ilmiah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada berbagai pihak dari
hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini
juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang
lebih baik lagi dan dapat membantu teman-teman mahasiswa.
1
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB II PEMBAHASAN
3
PROFIL LATERIT
Bentonit Merupakan salah satu jenis batuan dgn komposisi utama min lempung
(85%) terdiri dari mineral montmorilonit (Mg2Al10Si24O60(OH)12(Na,Ca))
Natrium Bentonit
Mengandung relatif banyak ion Na+ dibandingkan ion Ca++ and Mg++,
kandungan Na2O>2%, sering dipakai sebagai Galian. bahan tambahan
cat, tinta cetak, pencegah kebocoran pd dam, Lumpur pemboran.
Mempunyai pengembangan yg besar bila di+ air shg dlm suspensi akan
menambah kekentalan pH= 8,5-9,8
Ca, Mg Bentonit
Pengembangan relatif kecil, mempunyai daya serap air dan bila dimasukan
ke air akan cepat mengendap tdk membentuk suspensi pH 4-7.
Genesa
Merupakan mineral montmorilonit dgn kelompoknya seperti montronit,
saponit, nektorit serta kwarsa, feldspar. Kenampakan dilapangan berwarna
abu-abu, coklat muda agak putih, putih kekuning-kuningan, kilap lilin bila
diraba agak licin spt sabun, bila kering akan rekah-rekah bila bsh akan
hancur spt bubur.
1. Proses Pelapukan
4
Hsl dekomposisi kimia batuan silica akibat pengaruh air tanah. Pembtkn
akan lancar bila batuan asal yg mrpkn bat beku asam mengandung unsure
alumina tinggi (plagioklas, kalium, feldspar, biotit) yg sangat berperan dlm
pembtkn montmorilonit. Pd proses ini tjd reaksi ion hydrogen dlm air tanah
dgn min silikat. Ion H+ berasal dr pembusukan zat organic oleh bakteri.
Sifat Bentonit:
1. Komposisi dan jenis mineral dpt diketahui dgn pengujian difraksi sinar x
2. Sifat kimia, dgn alvalisis sifat kimia tdk langsung dpt menentukan kualitas
bentonit (hanya sebagai Galian pembanding saja sebab komp hampir
sama dgn illit maupun kaolinit)
3. Sifat teknologi, erat kaitannya dgn pemanfaatannya seperti : sifat
pemucatan, plastis, suspensi, mengikat dan melapisi
4. Pertukaran ion, sifat ini menentukan jml air (uap air) yg dpt diserap
bentonit. Hal ini disebabkan krn struktur kisi2 krismin montmorilonit serta
adanya unsur (ion+Kayion) yg mudah tertukar maupun menarik air. Kation
/ ion Na mpy daya serap air > Mg, Ca, K dan H. Mk jk dimasukan ke dlm
air akan mengembang dan mbtk larutan koloid. Bila air dikeluarkan akan
mbtk masa yg kuat, liat dan keras serta tdk tembus air disamping itu
bersifat lembab atau thn thd reaksi kimia. Krn itulah bentonit digunakan dlm
pemboran sebab bentonit melapisi dinding dan mampu menahan
rembesan air.
5
dimasukan dlm air, semakin tinggi harga cec mk mutu semakin baik dan
bentonit ini dpt digunakan untuk menyumbat kebocoran dan pemboran
2. Daya serap
Adanya ruang pori antar ikatan min lempung serta ketidakseimbangan
muatan listrik dlm ion2nya mk bentonit dpt digunakan sebagai Galian
penyerap berbagai keperluan
3. Luas permukaan
biasa dinyatakan sebagai Galian jml luas permukaan kristal/ butir bentonit
yg berbtk tepung setiap gram berat (m2/gr). makin luas makin besar zat yg
melekat, mk bentonit dpt dipakai sebagai Galian pembawa dlm insektisida,
pengisi kertas, plastik.
4. Rheologi
apabila bentonit dicampur dgn air dan dikocok mk akan mjd agar-agar,
namun bila didiamkan akan mengeras spt semen (tiksotropi)
a. Apabila kekentalan dan daya suspensinya baik mk bentonit ini baik utk
Lumpur pemboran, industri cat, kertas
1. b. Apabila teksotropinya sangat baik mk baik utk pelapis maupun pelindung
fondasi.
5. Sifat mengikat dan melapisi
Kemampuan bentonit mengikat bijih/logam dan mat lai membuat bentonit
dpt digunakan utk pengikat pellet konsentrat/ bijih, pelekat cetakan logam
6.sifat plastis:
digunakan sebagai Galian pencampur keramik maupun dempul kayu
Kegunaan Bentonit
1. Lumpur pemboran
Fungsi Utama :
-menaikan daya suspensi air pembilas, pembawa kotoran ke atas,
pendingin dan pelumas matabor, menahan kotorasn bor agar tetap berada
dlm cairan pembilas shg tdk mengendap walaupun kegiatan pemboran
berhenti, menahan tekanan air gas maupun minyak yg keluar dr formasi
batuan yg ditembus.
2. Pengecoran logam
praktis utk pembuatan alat cetak, sebab bentonit mpy daya ikat yg baik
tahan thd temp tinggi, daya tahan cukup tinggi. Dlm perdagangan bentonit
disebut Wyoming sedang bentonit sintesis disebut brekbond
3. Pembuatan pellet
Sifat daya ikat bentonit, plastisitas dan daya serap utk menhilangkan
kelembaban.
4. Teknik Sipil
Sifat yg digunakan yaitu larutan bentonit apabila dikocok akan tetap cair
seperti agar-agar tetapi akan mengental dan membeku bila didiamkan
6
5. Pakan ternak
a. campuran pakan ayam cukup digiling 160 mesh dan dicampurkan ke
pakan ayam sebanyak 6% shg dpt menghilangkann bau, daging lebih baik,
pakan lebih ekonomis dan tdk mengganti alas kandang
b. Utk pakan penguat sapi perah, bentonit sebanyak 6% dicampur dgn
ampas tahu dedak, mollases, urea, kedekai goring, jagung dgn
perbandingan ttu. Bila sapi rusak diberi pakan penguat ini 1 kg/ hari maka
dlm waktu 2 minggu akan menghasilkan susu sekitar 11 liter.
limonite zone, zona ini umumnya berwarna merah hingga merah kecoklatan, kaya
akan besi bekurang lebih 20-50 %. umumnya mengandung mineral Hematite dan
Geothite. strukturnya sangat halus (clay). pada zona ini terdapat zona transisi
yang merupakan peralihan antara zona limonit dan zona saprolit umumnya
berwarna merah, mengandung mineral smectite (nontronit).
Saprolite zone, zona ini berwarna abu-abu hingga hijau kecoklatan. mengandung
mineral serpentin dan olivin, unsur Ni diatas 2%. berukuran halus hingga boulder.
Ukuran boulder ini biasanya merupakan bagian dari proses pelapukan batuan
induk (protolith) yang belum sempurna.
Bedrock zone, zona ini tidak dapat ditambang karena merupakan batuan dasar
(sourcesrock) yang tidak ekonomis.
2.2 Laterisasi
Proses pelapukan kimia pada kondisi iklim yang lembab (tropis) yang
berlangsung pada waktu yang lama dengan kondisi tektonik yg relative stabil,
membentuk formasi lapisan regolith yang tebal dengan karakteristik yang khas, but
and zeegers, 1992).
7
GAMBAR LAPISAN REGOLIT
8
Geometri relief dan lereng akan mempengaruhi proses pengaliran dan
sirkulasi air serta reagen-reagen lain. Secara teoritis, relief yang baik untuk
pengendapan bijih nikel adalah punggung-punggung bukit yang landai dengan
kemiringan antara 10-30. Pada daerah yang curam, air hujan yang jatuh ke
permukaan lebih banyak yang mengalir (run-off) dari pada yang meresap kedalam
tanah, sehingga yang terjadi adalah pelapukan yang kurang intensif. Pada daerah
ini sedikit terjadi pelapukan kimia sehingga menghasilkan endapan nikel yang tipis,
sedangkan pada daerah yang landai, air hujan bergerak perahan-lahan sehingga
mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih daam melalui rekahan-
rekahan atau pori-pori batuan dan mengakibatkan terjadinya pelapukan kimiawi
secara intensif. Akumulasi endapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang
landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
merngikuti bentuk topografi.
3. Tipe batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terrbentuknya endapan
nikel laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni 0,2-
0,3%, merupakan elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya,
mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil (seperti
olivine dan piroksen), mempunyai komponen-komponen yang mudah larut, serta
akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel. Mineralogi
batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan batuan terhadap pelapukan dan
elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang mineral baru.
4. Struktur
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah
rekahan ( joint ) dan patahan ( fault ). Adanya rekahan dan patahan ini
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses pelapukan
terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat pula berfungsi
sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung Ni sebagai vein-
vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai porositas dan
permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan
9
adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan masuknya air dan proses
pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.
5. Reagen-reagen kimia dan vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan paling penting didalam proses pelapukan secara kimia. Asam-
asam humus (asam organik) yang bersal dari pembusukan sisa-sisa tumbuhan akan
menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta membantu proses
pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam organic ini erat kaitannya dengan
kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan penetrasi air
lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pepohonan,
meningkatkan akumulasi air hujan, serta menebalkan lapisan humus. Keadaan ini
merupakan suatu petunjuk, dimana kondisi hutan yang lebat pada lingkungan yang
baik akan membentuk endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih
tinggi. Selain itu vegetasi juga dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan
terhadap erosi.
6. Waktu
Waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pelapukan,
transportasi, dan kosentrasi endapan pada suatu tempat. Untuk terbentuknya
endapan nikel laterit membutuhkan waktu yang lama, mungkin ribuan atau jutaan
tahun. Bila pelapukan terlalu mudah maka terbentuk endapan yang tipis.
1) Laterit bauksit
Bijih bauksit, sebagai sumber utama logam alumunium,
mengandung mineral gibsit, boehmit, dan diaspor. Akumulasi dari residu
kaya alumina, pada bagian atas dari profil laterit, sebagai hasil dari curah
hujan yang tinggi, temperatur yang agak rendah (22C), dengan kelembaban
yang tinggi. Proses yang berlangsung pada bagian atas dari profil laterit
berupa pelarutan inkongruen yaitu :
10
Feldspar (kehilangan Si) kaolinit (kehilangan Si) gibsit
(Al(OH)3)
11
2) Laterit nikel
Laterit nikel berasal dari batuan ultramafik (ultra basa) yang
mengandung olivin dan ortopiroksen dengan berlimpah, dan karenanya
kaya akan nikel. Laterit nikel mengandung konsentrasi nikel silikat atau
nikel oksida yang mencapai 10 kali lipat dari konsentrasi aslinya.
Penambangan laterit nikel jauh lebih mudah daripada penambangan bijih
sulfida magmatik. Bijih nikel berhubungan dengan eluviasi nikel dari residu
pada lapisan laterit teratas dan konsenrasi di dasar illuvium saprolit sebagai
talk nikeliferous, serpentin, atau smektit, dan bersamaan dengan geotit
meskipun jarang.
Mineral olivin dan ortopiroksen sebagai sumber nikel utama
merupakan penyusun utama dari batuan ultramafik mungkin berasal dari
bagian kompleks ofiolit obduksi atau berupa intrusi mafik. Alterasi olivin
terjadi karena proses hidrasi dari silika, serpentinit, dan limonit . Pada tanah
laterit, keasaman air tanah semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
kedalaman dan bikabornat bertindak sebagai anion utama dalam proses
pelarutan ini. Olivin bereaksi pada kondisi ini, diikuti dengan ortopiroksen,
serpentin, klorit, dan talk. Berikut ini merupakan contoh reaksi pada olivin.
12
Konsentrasi dari nikel juga sering berasosiasi dengan goetit,
sekalipun mekanismenya belum diketahui. Kemungkinan absorbs dari nikel
pada koloid goetit terjadi pada alam karena pH yang agak basa. Zona limonit
yang ada pada bagian atas dari profil laterit pada umumnya tidak
mengandung nikel.
Laterit yang sangat tebal dan sangat kaya dengan garnierit terjadi
pada batuan dasar yang mengalami sirkulasi air tanah maksimum dan peran
dari interaksi air antar batuan. Konsentrasi nikel juga dikontrol oleh keadaan
topografi dan cenderung terjadi dibawah perbukitan atau pinggiran plato
atau teras. Hal ini dikarenakan deposit sensitif untuk mengalami erosi
permukaan dan fluktuasi muka air dikonrol oleh distribusi zona eluviasi dan
iluviasi.
13
sisa tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini karena terdiri dari konkresi Fe-
Oksida ( Mineral Hematit dan Goethit ), dan Chromferous dengan kandungan nikel
relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0-2 m. tekstur batuan asal sudah tidak
dapat dikenali lagi.
2. Lapisan limonit
Merupakan lapisan warna coklat muda, ukuran butir lempung sampai pasir,
tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupan masih sangat sulit, dengan tebal
lapisan berkisar antara 1-10 m. lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat
hilang karena erosi. Pada zona limonit hampir seluruh unsur yang mudah larut
hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan kadar SiO2
berkisar 2-5% berat. Sebaliknya kadar Fe2O3 menjadi sekitar 60-80% berat dan
kadar Al2O3 maksimum 7%. Zona ini didominasi oleh mineral goethite,
disamping itu juga terdapat magnetit, hematite, kromit, serta kuarsa sekunder.
Pada goethite terikat nikel, chrom, cobalt, vanadium, dan alumunium.
3. Lapisan saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan tekstur
batuan asal masih terlihat. Perubahan kimia zona saprolit yang terletak diatas
batuan asal ini tidak banyak, H2O dan nikel bertambah, dengan kadar Ni
keseluruhan lapisan antara 2-4%, sedangkan magnesium dan silicon hanya sedikit
yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein garnierite, mangan, serpentin,
kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni-kalsedon, dan beberapa tempat sudah
terbentuk limonit yang mengandung Fe-hidroksida.
4. Bedrock (Batuan Dasar)
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah-bongkah batuan dasar dengan ukuran > 75 cm, dan
secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe kurang lebih 5%
serta Ni dan Co antara 0,01-0,30%.
Pemanfaatan nikel laterit:
- Sebagai bahan campran dalam pembuatan stainless stell
14
- Campuran pada besi baja
- Pembuatan koin
- Bahan baku pembuatan monel
- Baterai isi ulang
- Menjadi katalis
-
GAMBAR NIKEL LATERIT
15
2FeS2 + 2H2O +7O2 2Fe2+ + 4SO42- + 4H+
2Fe2+ + 3H2O + O2 2 FeOOH + 4H+
16
pada zona pelapukan. Dipercaya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi PGE juga sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Au dam Ag.
Pada daerah non laterit, PGE tidak akan tertransportasi sebagai senyawa klorit
(PdCl42- dan PtCl42-), tetapi sebagai senyawa hidroksida (PdOH2 dan Pt OH2).
Proses laterisasi menyebabkan berpindahnya komponen-komponen bijih
berpindah, dengan mineral dasar terbentuk pada oksida Mn dan Au-Pt-Pd terbentuk
bersamaan dengan karbon nonkristal, dan oksida atau oksihidroksida dari Fe-Mn.
17
PENUTUP
18
DAFTAR PUSTAKA
19