BAB I
DESKRIPSI BANGUNAN
dilampauinya dalam rentang masa layan gedung 50 tahun adalah 2 persen atau nilai
2) Nilai Beban Gempa Nominal ditentukan oleh tiga hal, yaitu oleh besarnya
Gempa Rencana, oleh tingkat daktilitas yang dimiliki struktur yang terkait, dan oleh
tahanan lebih yang terkandung di dalam struktur tersebut. Menurut Standar ini,
kebutuhan, sedangkan faktor tahanan lebih dari f1 untuk struktur bangunan gedung
secara umum nilainya sekitar 1,6. Dengan demikian, Beban Gempa Nominal adalah
beban akibat pengaruh Gempa Rencana yang direduksi dengan faktor daktilitas
3) Beban Gempa Sedang adalah nilai beban gempa yang peluang dilampauinya
dalam rentang masa layan gedung 50 tahun adalah 50 persen atau nilai beban gempa
yang perioda ulangnya adalah 75 tahun. Akibat Beban Gempa Sedang tersebut
struktur bangunan gedung tidak boleh mengalami kerusakan struktural namun dapat
4) Beban Gempa Kuat adalah nilai beban gempa yang peluang dilampauinya
adalah rentang masa layan gedung 50 tahun adalah 2 persen atau nilai beban gempa
yang perioda ulangnya adalah 2500 tahun. Akibat Beban Gempa Kuat tersebut
struktur bangunan gedung dapat mengalami kerusakan struktural yang berat namun
B. Kategori gedung
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung
sesuai Tabel 1.1 gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor
0.441 0 0.289
0.977 T0 0.722
0.36 TS 0.722
1.053 TS+0 0.613
0.952 TS+0.1 0.532
1.059 TS+0.2 0.47
1.109 TS+0.3 0.421
1.681 TS+0.4 0.381
0.467 TS+0.5 0.348
1.084 TS+0.6 0.32
0.604 TS+0.7 0.297
0.722 TS+0.8 0.276
0.403 TS+0.9 0.259
0.112 TS+1 0.243
0.558 TS+1.1 0.229
Sumber : PUSKIM
BAB II
PRELIMINARY DESIGN
2.2. PERATURAN
Adapun peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan gedung ini
adalah:
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983 (PPIUG 1983)
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 2013 (SNI 03
– 2847 – 2013)
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa ntuk Bangunan Gedung 2012 (SNI
03 – 1726 – 2012)
( )
Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 350 x 250 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 50mm sebagai perlindungan terhadap korosi
(berdasarkan SNI pasal 7.7.1)
2. Balok Induk (Arah Melintang ) : L = 4000 mm
( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
( )
Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 250 x 200 mm. Dengan
penambahan selimut setebal 5cm sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan
SNI pasal 7.7.1)
3. Balok Anak arah Memanjang dan melintang : L = 5000
( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
( )
fy
Ln 0.8
1500
h1
36 5 m 0.2
dan tidak boleh kurang dari 120 mm
c, Untuk m 2 ketebalan minimum plat harus memenuhi
fy
L n 0 .8
h2 1500
36 9
dan tidak boleh kurang dari 90 mm
keterangan :
Ln = Panjang bentang bersih
Sn = Lebar bentang bersih
fy = Tegangan Leleh Baja
= Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari
pelat 2 arah
m = Nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi – tepi dari suatu panel
E balok I balok 1
I balok K b h3
E plat I plat 12
L hf 3
n I plat Ly
Sn 12
2 3
be h f h h
x 4 6 f 4 f
be h f
1 1 x 1 x
bw hw hw hw bw hw
K=
be h f
1 1 x
bw hw
Perumusan untuk mencari lebar flens pada balok :
be
Balok Tengah :
hf
Nilai be :
be =1/4 Ly hw
be = bw + 16 hf
bw
dari kedua nilai be tersebut diambil yang terkecil.
Ln = 5000 mm - = 4750 mm
Sn = 4000 cm - = 3800 mm
= (Pelat 2 arah)
hf = 120 mm
hw=350 mm
bw = 250mm
1 1
be = Ly (4750 ) 1187 .5 mm
4 4
be = bw + 16 hf
= 250 + (16 x 120)
= 2170 mm
Dipakai be= 1180 mm.
h f hf
2 3
be h f h f be
1 1 x x 4 6 4 1 x
bw hw w w
h h bw hw
K =
be hf
1 1 x
bw hw
120 120
2 3
1180 120 120 1180
1 1 x x 4 6 4 1 x
K= 250 350 350 350 250 350
2.563
118 120
1 1 x
25 350
3 3
h hf
Ibalok = k . bw . w Iplat = Ly .
12 12
350 3 120 3
= 2.563 x 250 x = 4000 x
12 12
= 2289346354 mm4 = 576000000 mm4
Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 2289346354
= = 3.975
Iplat 576000000
be
hf = 120 mm
hw=250 mm
bw = 200mm
1 1
be = Ly (3800 ) 1050 mm
4 4
be = bw + 16 hf
= 200 + (16 x 120)
= 2120 mm
Dipakai be= 1000 mm.
2 3
be h f h
x 4 6 f
hf
4
be h f
1 1 x 1 x
bw hw hw hw bw hw
K =
be h f
1 1 x
bw hw
120 120
2 3
1000 120 120 1000
1 1 x x 4 6 4 1 x
K= 200 250 250 250 200 250
1.727
1000 120
1 1 x
200 250
3 3
h hf
Ibalok = k . bw . w Iplat = Ly .
12 12
250 3 120 3
= 1.727 x 200 x = 4000 x
12 12
= 449732142.9 mm4 = 576000000 mm4
Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 449732142. 9
= = 0.781
Iplat 576000000
1
Jadi m= x (3.975+0.781) x 2 = 2.379 >2
4
Bedasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 9.5(3(3)), apabila m 2 maka ketebalan
plat minimum adalah
fy
L yn 0.8
hmin 1400
36 9
Dan tidak boleh kurang dari 90 mm
410
4750 0.8
h min 1400
109 .864 mm
36 9 1,25
Maka tebal pelat lantai yang digunakan adalah hpakai = 120 mm > hmin = 109.864 mm,
Interior Exterior
No Elemen
(mm) (mm)
1. Kolom Lantai dasar-2 500 x 500 500 x 500
2. Kolom Lantai 3-7 300 x 300 300 x 300
3. Kolom Lantai 8 300 x 300 300 x 300
BAB 3
Untuk penggunaan satuan dapat diganti pada pilihan drop-down Display Units.
Pada perancangan struktur gedung ini digunakan Metric SI.
Untuk menginisialisasi data bangunan yaitu ukuran denah, tinggi lantai dasar
dan tinggi setiap lantai tipikal di atas lantai dasar dari struktur gedung. form ini
digunakan untuk menentukan grid horizontal, data setiap tingkat dari gedung dan
untuk kasus tertentu model struktur dapat juga digenerasi dari template. Untuk studi
kasus dalam perancangan struktur gedung ini tidak digunakan template yang
disediakan oleh program ETABS. Isikan data gedung yang akan direncanakan yaitu
jumlah grid di arah X, Y dan spasi masing-masing grid. Tinggi lantai dasar dan tinggi
lantai tipikal di atasnya juga diisikan dalam form ini.
Penggunaan dimensi kolom, dan balok untuk struktur gedung ini berdasarkan
pengecekan design/check pada ETABS. Untuk dimensi awal menggunakan data
preliminary design yang terhitung pada Bab 2
B. Elemen Balok
Untuk elemen balok dibuat 2 jenis ukuran balok, balok induk B1 350 x 450
mm, , balok anak B2 300X350 dengan material concrete (f’c 28 MPa, kosongkan
data tulangan untuk membiarkan ETABS menghitung banyaknya tulangan perlu.
Isikan data elemen pelat lantai yang sesuai pada form ini. Tebal pelat lantai
adalah 120 mm dengan tipe elemen hingga yang digunakan adalah shell-thin,
dengan material concrete (f’c 28 MPa).
pada tampak 3 dimensi dari struktur atau juga pada tampak denahnya. Dalam
perancangan struktur gedung ini, dimana dimensi elemen kolom adalah K1 500x500
mm untuk tipikal lantai base-2, K2 400X400 mm untuk tipikal lantai 3-7, dan K3
300x300 mm untuk tipikal lantai 8.
Tebal pelat lantai untuk semua story adalah 120mm dengan penempatan pelat
lantai yang berbeda untuk dari lantai 1 hingga lantai 8. Untuk grid BC-23
dikosongkan sebagai penggambaran lift.
Gambar 2.23 Elemen Balok dan Kolom lantai 1 hingga lantai 2, similar stories
Gambar 2.24 Elemen Balok dan Kolom lantai 3 hingga lantai 8, similar stories
Berat sendiri struktur dhitung secara otomatis oleh program ETABS. Dalam
studi kasus ini, kasus beban (load case) untuk pembebanan gravitasi dibagi
menjadi beban mati berat sendiri (dead load), beban mati tambahan (super impose
dead load) dan beban hidup (live load). Input kasus beban, Pengaruh berat sendiri
struktur hanya dimasukkan di kasus beban DEAD dengan memasukkan faktor
pengali (Self Weight Multiplier) sebesar 1.
Gambar 2.30 Shell Load Assignment Pelat (SIDL) grid (7,9)-(K,M) lantai 1-7
Gambar 2.32 Frame Load Assignment (Balok Parimeter) untuk lantai 1-7
BAB IV
ANALISIS STRUKTUR
Tabel 4.1 Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
Data perhitungan :
SKALA
gIe/R 1.226
FACTOR
Perkantoran Kategori II
R 8 SPRMK
Ie 1
Cu 1.4
Ct 0.0466
x 0.9
hn 28
Tamin
Tamax
Karena TaETABS > Tamax, maka untuk arah-x dan y periode yang dipakai adalah Tamax.
CSmin
CSmax
CShitung
BERAT LANTAI
Mass Y
Lantai STORY
kg
8 Story8 189120.79
7 Story7 185448.16
6 Story6 191503.14
5 Story5 191503.14
4 Story4 191503.14
3 Story3 191503.14
2 Story2 446825.04
1 Story1 505068.18
TOTAL 2092474.73
= 0.041 x 2092474.73
= 85251.64528 N
15026.442
7 1819246.45 25 50.430 91745013.011 0.166 30680.78739
12966.050
6 1878645.803 22 43.159 81080371.879 0.147 43171.57681
10552.434
5 1878645.803 19 36.101 67821406.593 0.123 53619.76406
8288.814
4 1878645.803 16 29.283 55012710.781 0.099 62094.71515
6191.477
3 1878645.803 13 22.740 42719672.026 0.077 68675.86932
9992.299
2 4383353.642 10 16.520 72411327.654 0.131 79831.15418
4265.115
1 4954718.846 5 7.101 35185561.085 0.064 85251.64528
TOTAL 553386569.128
perhitungan arah-y=arah-x karena Tax=Tay
k = 1.405
Cv
Vx = Kumulatif Fx
Hasil gaya geser dasar gempa pada perhitungan Bab 4.2 harus dipindahkan
pada load pattern untuk EQX dan EQY.
Vs 85251.645 85251.645
0.85 Vs 72463.89849 72463.89849
Vd 640320.86 670814.55
skala 0.113 0.108
STATUS ok! ok!
Dalam studi kasus ini nilai faktor skala yang diperoleh adalah( fDX = 1.226
3
2
1
0
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000
drift (mm)
BAB V
PENULANGAN
Bbalok 350 mm
Hbalok 450 mm
fc'= 28 MPa
fy= 420 MPa
Ln= 5 m
Keterangan :
A Tulangan Lentur
1 Lokasi Tumpuan Lapangan Keterangan
2 Dimensi:
b (mm) 350 350 lebar balok
h (mm) 450 450 tinggi balok
t selimut (mm) 40 40 tebal selimut beton
3 Tulangan
D-long max (mm) 22.5 22.5 taksiran diameter tul. longitudinal= h/20
D-long pakai (mm) 16 16 diameter tul. Longitudinal
D-trans (mm) 13 13 diameter tul. Transversal
4 Bahan
fy (MPa) 420 420 kuat leleh baja tul. Longitudinal
E (MPa) 200000 200000 elastisitas baja tul. Longitudinal
fys (MPa) 420 420 kuat leleh baja tul. Transversal
Es (MPa) 200000 200000 elastisitas baja tul. Transversal
f'c (MPa) 28 28 kuat tekan beton karakteristik
Ec (MPa) 24870 24870 elastisitas beton= 4700 x √fc'
(kNm) 72.344 47.307
5 Beban, Mu momen envelope
(Nmm) 72344000 47307000
6 Luas tulang longitudinal perlu
d (mm) 389 389 tinggi efektif tul.long
j 0.9 0.9 taksiran koef.lengan momen (±0,9)
Ø lentur 0.9 0.9 faktor reduksi kuat lentur
A tul-long (mm2) 201.06 201.06 A tul-long=(1/4)π.D^2
jd (mm) 350.10 350.10 taksiran lengan momen
As (mm2) 546.66 357.47 As= Mu/(Ø.fy.j.d)
n (btg) 2.72 1.78 kebutuhan jumlah tulangan
n pakai (btg) 5 3 dibulatkan ke atas
7 Analisis penampang
As ada (mm2) 1005 603 luas tul.longitudinal= n x (1/4)∏xDlong2
a (mm) 50.69 30.41 tinggi blok tekan beton
d-(a/2) (mm) 363.66 373.79 panjang lengan momen
(Nmm) 138191865 85226529 momen desain
ØMn
(kNm) 138.19 85.23
ØMn >
Kontrol Ok Ok
Mu
8 Cek As minimum
As min= (mm2) 428.83 428.83
tdk kurang dari: (mm2) 453.83 453.83
As min= (mm2) 453.83 453.83
As > As
Kontrol Ok Ok 𝑓𝑐
min
𝛽 𝟎, 𝟖𝟓 , 𝟎, 𝟔𝟓
9 Cek rasio tulangan
β1 0.85
0.85 𝛽 𝑥 , 𝑓𝑐
ρ 0.007 0.004 𝜌𝑏
𝑓𝑦 𝑓𝑦
ρb 0.028 0.028
ρ max 0.021 0.021 𝜌𝑚𝑎𝑥 , 𝜌𝑏
tidak boleh lebih dari 0.025 0.025
ρ max pakai 0.021 0.021
ρ<ρ
Kontrol Ok Ok
max
5. Input beban yang dipikul kolom tersebut berdasarkan hasil analisis struktur
sebelumnya, tahapannya klik input – loads – factored – isi dengan hasil
analisis sebelumnya – insert – ok
Gambar 5.13 output nilai momen tumpuan dan lapangan pelat arah-X
Tabel 5.2 summary nilai momen pada pelat arah-x dan arah-y
Data Perhitungan
Lebar Pelat (b) 1000 mm
Tinggi Pelat (h) 120 mm
Tebal Selimut Beton (d') 13 mm
Tinggi Efektif (d) 107 mm