Anda di halaman 1dari 229

IPLT SUWUNG

SIDAKARYA
DENPASAR-BALI

LAPORAN
PERHITUNGAN STRUKTUR
IPLT SUWUNG

CV. CATUR MITRA UTAMA


Design & Engineers
Jl. Gn. Indrakila Ujung II No. 25, Denpasar 80119
BALI – INDONESIA
Ph: (0361) 485444, Fax (0361) 485444
E-mail : cmu_bali@yahoo.com

September 2019
KATA PENGANTAR

Untuk melengkapi persyaratan perencanaan pembangunan IPLT Suwung,

maka dibuatlah laporan perencanaan struktur sebagai dasar membuat gambar struktur

dan memenuhi ijin mendirikan bangunan (IMB).

Laporan ini dibuat bersadarkan pada peraturan umum yang berlaku di

Indonesia seperti :

1. SNI 03 – 1726 – 2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung)

2. SNI 2847 – 2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung)

3. SNI 1727 - 2013 ( Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung

Dan Struktur Lain )

Demikian laporan ini dibuat sebagai acuan pada penyelesaian proyek ini, dan

atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Denpasar, 05 September 2019

Ir. Ketut Ardhana, MT, IP- M


KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. Uraian Proyek

2. Ketentuan Perancangan

2.1 Umum

2.2 Umum

2.3 Peraturan – Peraturan

2.4 Mutu Material

2.5 Beban Gempa

2.6 Kombinasi Pembebanan

3. Sistem Pondasi (Sub Structure)

4. Struktur Atas (Super Structure)

5. Analisis Struktur

LAMPIRAN

Analisis Struktur

Gambar Struktur
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
IPLT SUWUNG

1. URAIAN PROYEK

Proyek IPLT SUWUNG terletak di jalan by pass Ngurah Rai No 69,

Sidakarya, Denpasar Selatan, Bali. Untuk soil test dilakukan dengan

menggunakan Boring.

Berdasarkan hasil tes boring dapat disimpulkan bahwa dari kedalaman 0.00

meter sampai dengan kedalaman rata-rata 3.00 meter dari muka tanah setempat

perupa urugan limestone bercampur puing-puing bangunan. Kemudian dari

kedalaman 3.00 meter sampai dengan 11.00 meter berupa lanau kelempungan

keabu-abuan bercampur karang lepas. Kemudian dari kedalaman 11.00 meter

sampai dengan 15.00 meter berupa lanau kelempungan keabu-abuan bercampur

kerikil dank oral lepas. Kemudian dari kedalaman 15.00 meter sampai dengan

25.00 meter berupa lanau kelempungan keabu-abuan berpasir halus bercampur

karang lepas. Kemudian dari kedalaman 25.00 meter sampai dengan 27.00 meter

berupa lanau kelempungan keabu-abuan. Kemudian dari kedalaman 27.00 meter

sampai dengan 30.00 meter berupa limestone/ karang putih kecoklatan. Muka air

tanah berada pada kedalaman -2.00 meter dari muka tanah setempat. Sedangkan

berdasarkan tes SPT didapat bahwa dari kedalaman 1.00 meter sampai dengan 25

meter besarnya nilai N SPT berkisar antara 2 pukulan/feet sampai 9 pukulan/feet.

Kemudian dari kedalaman 27.00 meter sampai 30.00 meter besarnya nilai N SPT

berkisar antara 38 pukulan/feet sampai dengan diatas 60 pukulan/feet.


Bangunan ini dirancang dengan menggunakan peraturan gempa SNI 03 – 1726

– 2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung) dan Perancangan elemen struktur mengikuti Peraturan

SNI 03-2847-2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan gedung).

2. KETENTUAN PERANCANGAN

2.1. Umum

Secara umum Proyek IPLT Suwung terletak di jalan by pass Ngurah Rai No

69, Sidakarya, Denpasar Selatan, Bali. Bangunan IPLT Suwung terdiri dari

1. Office

2. Pre Treatment Tank

3. Foundation of Tank

2.2. Peraturan - Peraturan

Ketentuan dan dasar Perancangan Struktur IPLT Suwung, mengikuti Peraturan

yang berlaku di Indonesia meliputi:

1. SNI 03 – 1726 – 2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung)

2. SNI 2847 – 2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung)

3. SNI 1727 - 2013 ( Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung

Dan Struktur Lain )

2.3. Mutu Material

1. Mutu Beton direncanakan menggunakan mutu beton yang mempunyai

Concrete Compressive Strength pada umur 28 hari test silinder fc‘ = 20

MPa. Pada proyek ini semua beton yang dipakai adalah beton biasa yang

mempunyai berat jenis = 2400 kg/m2.


2. Baja Tulangan

Baja Tulangan yang dipakai adalah: Baja Tulangan Ulir (Notasi D) BJTD-

40 denganYeild Strength of Steel (fy) = 4000 Kg/cm2 untuk tulangan

pokok yang lebih besar atau sama dengan diameter 10 mm .

Sedangkan Tulangan Polos (notasi Ø), BJTP-24 dengan Yeild Strength of

Steel (fy) = 2400 Kg/cm2 dipergunakan untuk Sengkang spiral dan

tulangan Praktis (kolom dan Sloop praktis). Sedangkan sengkang hoop

atau biasa mempergunakan BJTD – 40.

2.4. Beban Rencana

Pembebanan diambil sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk

Rumah dan Gedung tahun 1987 dan SNI 1727 - 2013. Beban – beban yang

dipakai dalam Perancangan Proyek IPLT Suwung terdiri dari:

1. Live Load (Beban Hidup) = 240 Kg/m2

2. Concrete (Berat Beton) = 2400 kg/m3

3. Wall (Beban Dinding) = 250 Kg/m2

4. Finishing (berat Finishing: Spesi + Keramik) = 105 kg/m2

5. Ceilling (Berat Plafond) = 25 kg/m2

2.5. Beban Gempa

Bangunan pada Proyek IPLT Suwung, dianalisis berdasarkan metoda Respons

Spektra dengan memakai model 3D. Desain Gempa diambil mengikuti

Peraturan SNI 03-1726-2012 untuk wilayah DENPASAR-BALI. Dari aplikasi

online desain spektra Indonesia di link


(http:puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_Indonesia_2011) didapat kurva

respon spektra sesuai koordinat lokasi yang di tinjau.

Gambar. 1. Kurva Respon Spektra untuk Wilayah Sidakarya-


DENPASAR (Tanah Lunak) (puskim.pu.go.id)

Berdasarkan SNI 2012, Peta Zonasi Gempa Indonesia dinyatakan

dalam bentuk Peta Respons Spektra yang ditetapkan berdasarkan Ss

(percepatan batuan dasar pada perioda 0.20 detik) dan S1 (percepatan batuan

dasar pada perioda 1.0 detik), Untuk wilayah Sidakarya yang berada pada

garis koordinat (-8.708036, 115.250151). maka:

Ss = 0.977g ( perioda 0.20 detik)

dan S1 = 0.363 g (perioda 1.0 detik).

Koefisien Situs (Site Coefficient):

Fa = 0.928 dan Fv = 2.550


Sedangkan untuk membuat grafik Respond Spektra Percepatan di atas

didasarkan atas nilai SDS dan nilai SD1. Sehingga Untuk Sidakarya

SDS = 2/3 (Fa.Ss) = 0.604 g

SD1 = 2/3 (Fv.S1) = 0.616 g

hasil laporan soil investigation, kondisi tanah termasuk golongan tanah lunak.

Sehingga Kategori Desain Seismik – KDS (Seismic Design Category – SDC)

untuk Sidakarya adalah termasuk kategori D (High Seismic Risk).

2.6 Kombinasi Pembebanan

Sesuai dengan SNI 1727 – 2013 Pasal 2.3, Kombinasi beban batas yang

diperhitungkan adalah:

1. 1.4D

2. 1.2D + 1.6L + 0.5(Lr atau S atau R)

3. 1.2D +1.6(Lr atau S atau R)+ (L atau 0.5W)

4. 1.2D + 1.0W+L+0.5(Lr atau S atau R)

5. 0.9D +1.0W

6. 1.2D+1.0E+L+0.2S

7. 0.9D+1.0E
Dimana:

D = Dead Load (Berat sendiri)

L = Live Load (Beban Hidup)

Lr = Live Load (Beban Hidup Atap Tereduksi)

R = Beban Air Hujan

E = Seismic Load

W= Wind Load ( Beban Angin)

Perkecualian :

Faktor beban untuk L pada kombinasi 3,4 dan 6 boleh diambil sama dengan

0.5 kecuali untuk ruangan garasi. Ruangan pertemuan dan semua ruangan

yang nilai beban hidupnya lebih besar dari pada 4.79 KN/m2. Pada kombinasi

2,4 dan 6 beban pendamping S harus diambil sebagai salah satu beban atap

rata bersalju atau beban atap miring bersalju.

Kombinas Pembebanan akibat gempa dimasukkan sesuai dengan SNI 1726-

2012 pasal 7.4.2.3 berikut ini :

0,2
Persamaan 1.2D+1.0E+L+0.2S menjadi (1,2 0,2

Persamaan 0.9D+1.0E menjadi (0,9 0,2 1,6

Dimana 0.604 dan 1,3 (sesuai dengan pasal 7.3.4.2 SNI 1726-

2012 bahwa faktor redudansi ( ) untuk kategori seismik D harus sama dengan

1,3). Sehingga kombinasi menjadi :

6. 1,32 1,3

7. 0,78 1,3 1,6

Persamaan tersebut dengan penjabaran gempa arah x dan arah y menjadi :

 1,32 0,39 1,3

 1,32 1,3 0,39

 0,78 0,39 1,3 1,6

 0,78 1,3 0,39 1,6

3. SISTEM PONDASI (SUB STRUCTURE)

Berdasarkan hasil tes boring dapat disimpulkan bahwa dari kedalaman 0.00

meter sampai dengan kedalaman rata-rata 3.00 meter dari muka tanah setempat

perupa urugan limestone bercampur puing-puing bangunan. Kemudian dari

kedalaman 3.00 meter sampai dengan 11.00 meter berupa lanau kelempungan

keabu-abuan bercampur karang lepas. Kemudian dari kedalaman 11.00 meter

sampai dengan 15.00 meter berupa lanau kelempungan keabu-abuan bercampur

kerikil dank oral lepas. Kemudian dari kedalaman 15.00 meter sampai dengan

25.00 meter berupa lanau kelempungan keabu-abuan berpasir halus bercampur

karang lepas. Kemudian dari kedalaman 25.00 meter sampai dengan 27.00 meter

berupa lanau kelempungan keabu-abuan. Kemudian dari kedalaman 27.00 meter


sampai dengan 30.00 meter berupa limestone/ karang putih kecoklatan. Muka air

tanah berada pada kedalaman -2.00 meter dari muka tanah setempat. Sedangkan

berdasarkan tes SPT didapat bahwa dari kedalaman 1.00 meter sampai dengan 25

meter besarnya nilai N SPT berkisar antara 2 pukulan/feet sampai 9 pukulan/feet.

Kemudian dari kedalaman 27.00 meter sampai 30.00 meter besarnya nilai N SPT

berkisar antara 38 pukulan/feet sampai dengan diatas 60 pukulan/feet. Dari data di

atas, maka bangunan IPLT Suwung dirancang mengunakan Pondasi Telapak dan

pondasi pancang gabungan.

4. STRUKTUR ATAS (SUPER STRUCTURE)

Sistem Lateral Struktur IPLT Suwung dirancang menggunakan Sistem Rangka

Pemikul Moment Khusus (SRPMK) beton bertulang sesuai SNI 03 – 1726 -

2012 dengan faktor reduksi Gempa R = 8, sedangkan sistem penahan beban

gravitasi menggunakan pelat dan balok konvensional.

Struktur dimodelkan secara 3 – dimensi dengan bantuan program SAP 2000

v.15.01 dengan memperhitungan penampang retak untuk semua elemen struktur

serta modifikasi terhadap kekakuan lentur sesuai dengan SNI 03 – 2847 – 2013.

Tabel 1. Faktor Modifikasi Kekakuan Lentur dan Torsi

Faktor Modifikasi Faktor Modifikasi


Kekakuan Lentur Kekakuan Torsi
Balok (T atau L) 0.35 1.0
Kolom 0.7 1.0
Pelat 0.25 1.0
5. ANALISIS STRUKTUR

Analisis dilakukan secara 3 dimensi dengan penjepitan lateral diambil pada lantai

Dasar. Hasil analisa dinamik yang diperoleh dengan bantuan program SAP 2000

v.15.01, beserta penulangan elemen struktur seperti balok, kolom disajikan dalam

lampiran.
OFFICE

5.1 FAKTOR SKALA

Pasal 7.9.4 SNI 03 – 1726 – 2012, menyatakan bahwa Nilai akhir respons dinamik
struktur Gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa
Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 85% nilai respons
ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya
geser dasar nominal V.

Faktor skala gaya gempa = I x g/R


1.0 9,81/8
1,226

TABLE: Modal Participating Mass Ratios


OutputCase StepType StepNum Period UX UY RZ
Keterangan
Text Text Unitless Sec Unitless Unitless Unitless
MODAL Mode 1 Arah Y
0.93 0.23 0.36 0.00
MODAL Mode 2 Arah X
0.84 0.37 0.38 0.00
MODAL Mode 3 Torsi
0.71 0.15 0.03 0.00
MODAL Mode 4 Arah Y
0.64 0.00 0.00 0.00
MODAL Mode 5 Arah X
0.63 0.03 0.01 0.00
MODAL Mode 6 Torsi
0.62 0.00 0.01 0.00
MODAL Mode 7 Arah Y
0.59 0.02 0.00 0.00
MODAL Mode 8 Arah X
0.58 0.00 0.00 0.00
MODAL Mode 9 Torsi
0.57 0.00 0.00 0.00
MODAL Mode 10 Arah Y
0.56 0.00 0.00 0.00
MODAL Mode 11 Arah X
0.39 0.00 0.06 0.00
MODAL Mode 12 0.37 Torsi
0.06 0.00 0.00
Periode minimum

.
0.0466 ∗ 9.4 0.350

Periode Maksimum

1.4 ∗ 0.35 0.490

Periode arah X dan Y pada SAP

Ta dari SAP Arah X 0.93 detik


Ta dari SAP Arah Y 0.84 detik

Periode Yang Digunakan

Setelah dilakukan perhitungan, maka nilai T yang digunakan untuk arah X maupun Y
adalah menggunakan T maksimum sebesar :
T arah X = 0.49
T arah Y = 0.49

0.044 ∗ ∗ 0.01
0.044 ∗ 0.604 ∗ 1 0.027 0.01 .. ok

0.616
0.157
8
0.49
1

0.604
0.0755
8
1
Cs arah x 0.157
Cs minimum 0.027
Cs maksimum 0.0755
Cs yang dipakai 0.0755

Cs arah y 0.157
Cs minimum 0.027
Cs maksimum 0.0755
Cs yang dipakai 0.0755

Gaya geser dinamis struktur 1

Dimana Wt = 81.101,86kg

1 0.075 81.101,86 6082,64

0.85 ∗ 1 5170,24

V base shear ≥ 0,85 V1

Hasil perhitungan dinamik dengan SAP 2000 menghasilkan V Base Shear sebagai
berikut:

Vx = 8536,79 kg
Vy = 8906,78 kg, karena kedua nilai ini sudah lebih besar dari 0,85 V1 (5170,24)
seperti yang disyaratkan oleh pasal 7.9.4.1 SNI 1726-2012. Maka dari itu nilai gaya
geser tingkat nominal akibat pengaruh Gempa Rencana hasil analisis di atas tidak
perlu dikalikan dengan faktor skala.

5.1.1 PERMODELAN STRUKTUR

a. Spesifikasi Material Beton

Dalam perencaan IPLT Suwung spesifikasi material beton yang digunakan. Berat
jenis beton = 2400 kg/m3 ; fc’ = 20 MPa ; Ec = 21020 MPa ; poisson ratio 0,2.
b. Spesifikasi Material Baja Tulangan Longitudinal

Dalam perencaan gedung IPLT Suwung spesifikasi material baja tulangan


longitudinal yang digunakan. Berat jenis baja = 7850 kg/m3 ; fy = 400 MPa ; Es =
200000 MPa ; poisson ratio 0,3.
c. Spesifikasi Material Baja Tulangan Transversal

Dalam perencaan gedung IPLT Suwung, isi spesifikasi material baja tulangan
transversal yang digunakan. Berat jenis baja = 7850 kg/m3 ; fy = 400 MPa ; Es =
200000 MPa ; poisson ratio 0,3.
d. Penampang Balok
e. Penampang Kolom
f. Pelat
g. Respon Spectrum

periode Acceleration
0 0.242
0.2 0.604
1.02 0.604
1.12 0.505
1.22 0.467
1.32 0.434
1.42 0.405
1.52 0.38
1.62 0.358
1.72 0.339
1.82 0.321
1.92 0.305
2.02 0.291
2.12 0.278
2.22 0.266
2.32 0.255
2.42 0.245
2.52 0.235
2.62 0.227
2.72 0.219
2.82 0.211
2.92 0.204
3.02 0.198
3.12 0.191
3.22 0.186
3.32 0.18
3.42 0.175
3.52 0.17
3.62 0.166
3.72 0.161
3.82 0.157
4 0.154
h. Kombinasi Pembebanan
i. Mesh Area plat

a. Pembebanan pada plat


Waktu Getar Struktur

MODE PERIOD ∆T(%)


1 0.918358 9.32
2 0.832775 15.65
3 0.702457 9.37
4 0.636657 0.71
5 0.632152 1.77
6 0.620975 4.63
7 0.59221 0.71
8 0.588022 2.24
9 0.574855 1.48
10 0.566364 31.79
11 0.386321 5.14
12 0.366463 14.49

5.1.2 Penentuan Simpangan Antar Lantai ( SNI 1726-2012 pasal 7.8.6)


Penentuan simpang antara lantai tingkat desain (∆) harus dihitung sebagai

perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat yang ditinjau. Apabila pusat massa

tidak terletak segaris dalam arah vertikal dari pusat massa tingkat di atasnya. Jika

desain tegangan ijin digunakan, ∆ harus dihitung menggunakan gaya gempa tingkat

kekuatan yang ditetapkan dalam 7.8 tanpa reduksi untuk desain tegangan ijin.

Bagi struktur yang dirancang untuk kategori desain seismic C,D,E atau F yang

memiliki ketidak beraturan horizontal tipe 1a atau 1b pada table 10, simpangan antar
lantai desain, ∆, harus dihitung sebagai selisih terbesar dari defleksi titi-titik di atas

dan dibawah tingkat yang diperhatikan yang letaknya segaris secara vertikal, di

sepanjang salah satu bagian tepi struktur.

Defleksi pusat massa tingkat x (ᵹx) (mm) harus ditentukan sesuai dengan

persamaan berikut;

C ᵹᵪ
δᵪ
l

Keterangan :

C = Faktor amplifikasi defleksi

δ = Defleksi pada lokasi yang diisyaratkan pada pasal ini yang ditentukan dengan

analisis elastic

l = Faktor keutamaan gempa yang ditentukan sesuai dengan 4.1.2

Simpangan antar lantai tingkat ijin ∆ diuraikan pada table dibawah:

Struktur Kategori Risiko

I atau II III IV

struktur, selain dinding geser batu bata, 4


tingkat atau kurang dengan dinding
interior, partisi, langit -langit dan sistem
0.025hscx 0.020hscx 0.015hscx
dinding eksterior yang telah didisain untuk
mengakomodasi simpangan antar lantai
tingkat

struktur dinding geser kantilever batu bata 0.010hscx 0.010hscx 0.010hscx


struktur dinding geser kantilever batu bata
0.007hscx 0.007hscx 0.007hscx
lainnya
semua struktur lainnya 0.020hscx 0.020hscx 0.020hscx

Simpangan antar lantai yang terjadi saat penampang retak tidak diijinkan

melebihi dari batasan yang telah diatur. Selisih simpangan antar lantai tersebut sudah

harus dikalikan dengan faktor Cd yang didapat dari pemilihan jenis struktur. Untuk
struktur jenis SRPMK, ditetapkan Cd senilai 5,5. Berikut perhitungan batasan

simpangan antar lantai.

5.1.3 Geser Dasar Minimum untuk Menghitung Simpangan Antar Lantai

Analasis elastik system penahan gaya gempa untuk perhitungan simpangan

antar lantai harus dilakukan dengan menggunakan gaya gempa desain 7.8.

5.1.4 Nilai Periode Untuk Menghitung Simpangan Antar Lantai

Untuk menentukan kesesuaian dengan batasan simpangan antar lantai tingkat

dalam 7.12.1, diijinkan untuk menentukan simpangan antar lantai elastic, (δ ),

menggunakan gaya desain seismic berdasarkan pada periode fundamental struktur

yang dihitung tanpa batasan atas ( , ) yang ditetapkan dalam 7.8.2.

Batasan simpangan ijin sebesar 0.015 , dengan adalah tinggi lantai

dibawah lantai yang ditinjau. Tinggi lantai adalah 3,2 m, sehingga :

∆ 0.015 3,2
0.03692 3,692
1.3

Simpangan Antar Lantai

a. Simpangan akibat gaya gempa desain arah x

Simpangan Simpangan yang simpangan simpangan


Hi
LANTAI Elastis(δxe) diperbesar(δx) antar lantai Ijin Keterangan
(m) (cm) (cm) (cm) ∆ / (cm)
3 3.2 1.285 7.0675 0.478 3.692 ok
2 3.2 0.807 4.4385 0.568 3.692 ok
1 2 0.239 1.3145 0.239 2.308 ok
0 0 0 0 0 0 ok
Simpangan Elastis Arah X
5

4 1.285, 4 7.0675, 4

3 0.807, 3 4.4385, 3
Lantai

Simpangan Elastis
2 0.239, 21.3145, 2
Simpangan yang
1 0, 1 diperbesar

0
0 2 4 6 8
Simpangan (cm)

b. Simpangan akibat gaya gempa desain arah y

Simpangan Simpangan yang simpangan simpangan


Hi
LANTAI Elastis(δxe) diperbesar(δx) antar lantai Ijin Keterangan
(m) (cm) (cm) (cm) ∆ / (cm)
3 3.2 1.699 9.3445 0.562 3.692 ok
2 3.2 1.137 6.2535 0.824 3.692 ok
1 2 0.313 1.7215 0.313 2.308 ok
0 0 0 0 0 0 ok
Simpangan Elastis Arah Y
5

4 1.699, 4 9.3445, 4

3 1.137, 3 6.2535, 3
Lantai

Simpangan Elastis
2 0.313, 21.7215, 2
Simpangan yang
diperbesar
1 0, 1

0
0 2 4 6 8 10
Simpangan (cm)

Kinerja Batas Ultimate

c. Kinerja Batas Ultimate arah x

Simpangan
Hi Kinerja Batas Ultimate(δx)
LANTAI Elastis(δxe) Keterangan
(m) (cm) (cm)
3 3.2 1.285 7.0675 ok
2 3.2 0.807 4.4385 ok
1 2 0.239 1.3145 ok
0 0 0 0 ok
Simpangan Batas Ultimate Arah X
5

4 1.285, 4 7.0675, 4

3 0.807, 3 4.4385, 3
Lantai

Simpangan Elastis
2 0.239, 21.3145, 2
Simpangan Batas
1 0, 1 Ultimate

0
0 2 4 6 8
Simpangan (cm)

d. Kinerja Batas Ultimate arah y

Simpangan
Hi Kinerja Batas Ultimate(δx)
LANTAI Elastis(δxe) Keterangan
(m) (cm) (cm)
3 3.2 1.699 9.3445 ok
2 3.2 1.137 6.2535 ok
1 2 0.313 1.7215 ok
0 0 0 0 ok

Simpangan Batas Ultimate Arah Y


5

4 1.699, 4 9.3445, 4

3 1.137, 3 6.2535, 3
Lantai

Simpangan Elastis
2 0.313, 21.7215, 2
Simpangan Batas
Ultimate
1 0, 1

0
0 2 4 6 8 10
Simpangan (cm)
5.1.4 PERENCANAAN PENULANGAN BETON BERTULANG

Perencanaan penulangan beton bertulang dilakukan atas elemen-elemen super

struktur yaitu Pelat, Balok dan Kolom, dengan mempertimbangkan faktor Reduksi

Kekuatan (Ø) sesuai SNI 2847:2013, pasal 9.3 :

 Untuk penampang dominan tarik ∅ 0,9

 Untuk penampang dominan tekan

o Dengan tulangan spiral ∅ 0,75

o Tulangan non spiral ∅ 0,65

 Untuk geser dan puntir ∅ 0,75

 Untuk tumpu pada beton ∅ 0,65


1. Perhitungan Pelat

Pada bangunan utama sistem lantai adalah pelat dan balok. Perhitungan gaya-

gaya dalam pelat ditentukan secara langsung dan otomatis oleh Program SAP

2000.

Data Perhitungan
Concrete Compression Strength fc’ = 20 MPa
Bending Reinforcement Yield Stress (fy) = 4000 kg/cm2
Shear Reinforcement Yield Stress (fys) = 4000 kg/cm2

Pembebanan Pelat Lantai


FIRST FLOOR
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2

 live load = 240 kg/m2

Analisis Dan Desain Plat Lantai tebal 120 mm tipe A (5,0 m x 3,75 m)
a. Data Bahan Struktur
Kuat tekan beton, fc’ = 20 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan, fy = 400 MPa
b. Data Pelat Lantai
Panjang bentang plat arah x, Lx = 5,0 m
Panjang bentang plat arah y, Ly = 3,75 m
Tebal plat lantai, h = 120 mm
Koefisien momen plat untuk Ly/Lx, = 1.33 < 2(plat 2 arah)
Lapangan x, CIx = 31.9
Lapangan y, CIy = 18.7
Tumpuan x, Ctx = 70.2
Tumpuan y, Cty = 57
Diameter tulangan yang digunakan, = 10 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

c. Beban Plat Lantai


Berat sendiri, = 288 kg/m2
Berat penutup lantai, = 130 kg/m2
qD, = 418 kg/m2
qL, = 240 kg/m2
qu = 1,2 * qD+1,6* qL = 885.6 kg/m2

d. Momen plat akibat beban terfaktor

Mlx = 0,001* qu* Lx2* CIx = 3.97 Knm


2
Mly = 0,001* qu* Lx * CIy = 2.33 Knm
Mtx = 0,001* qu* Lx2* Ctx = 8.74 Knm
Mty = 0,001* qu* Lx2* Cty = 7.09 Knm

e. Penulangan Pelat

- Penulangan lapangan arah x


Mlx, = 3.97 Knm
,
= 4.97 Knm
∅ ,

∗ 10 / ∗ = 0.55 MPa

= 23.53
, ∗

= 0.0425

2∗ ∗ = 0.064

1 2∗ ∗ = 0.935

∗ 1 1 2∗ ∗ = 0.001

,
= 0,0035

∗ ∗ = 332.5 mm2
= 150 mm

Luas tulangan terpasang,


0.25 ∗ 3.14 ∗ 10 ∗ = 523.33 mm2

- Penulangan lapangan arah y

Mly, = 2.33 Knm


,
= 2.91 Knm
∅ ,

∗ 10 / ∗ = 0.422 MPa

= 23.53
, ∗

= 0.0425

2∗ ∗ = 0.049

1 2∗ ∗ = 0.9502

∗ 1 1 2∗ ∗ = 0.001

,
= 0,0035

∗ ∗ = 297.5 mm2
= 150 mm
Luas tulangan terpasang,
0.25 ∗ 3.14 ∗ 10 ∗ = 523.33 mm2

- Penulangan Tumpuan arah x


Mtx, = 8.74 Knm
,
= 10.93 Knm
∅ ,

∗ 10 / ∗ = 1.21MPa

= 23.53
, ∗

= 0.0425

2∗ ∗ = 0.142

1 2∗ ∗ = 0.857

∗ 1 1 2∗ ∗ = 0.003
,
= 0,0035

∗ ∗ = 332.5 mm2
= 150 mm

Luas tulangan terpasang,


0.25 ∗ 3.14 ∗ 10 ∗ = 523.33 mm2

- Penulangan Tumpuan arah y

Mtx, = 7.09 Knm


,
= 8.87 Knm
∅ ,

∗ 10 / ∗ = 1.288 MPa

= 23.53
, ∗

= 0.0425

2∗ ∗ = 0.151

1 2∗ ∗ = 0.848

∗ 1 1 2∗ ∗ = 0.0033

,
= 0,0035

∗ ∗ = 297.5 mm2
= 150 mm
Luas tulangan terpasang,
0.25 ∗ 3.14 ∗ 10 ∗ = 523.33 mm2

Jadi tulangan diambil 10-150 mm tulangan arah x dan 10-150 mm tulangan arah
y.
2. PERENCANAAN TANGGA

2.1. Umum

Analisa Momen pada tangga dilakukan dengan bantuan SAP2000. Beban yang

diperhitungkan yaitu beban mati akibat berat sendiri dan beban hidup orang untuk

lantai perkantoran. Beban mati dihitung langsung oleh SAP2000 dengan memasukkan

nilai 1 untuk self weight multipler pada saat pembebanan(load case). Kombinasi

pembebanan yang diperhitungkan adalah 1,2 D + 1,6 L.

Dimana

D = beban mati

L = beban hidup

2.2. Perencanaan Dimensi dan Pembebanan Tangga

2.1 Tangga
- Data Perencanaan Tangga :

Tinggi Antar Lantai : 3,2 m

Lebar Tangga : 1,15 m

Kemiringan (α) : 31°

Panjang Bordes : 2,30 m

Lebar Bordes : 1,10 m

- Mencari tinggi optrade dan panjang antrade :

2.Opt +Ant = 61~65

2. . = 61~65

2. . 38,66 = 61~65

1,6 = 61~65

2,6 = 65

= 25 cm

Nilai antrade 25 cm. dan nilai optrade menjadi :

25. 32 = 16 cm

Sehingga dengan metode pendekatan didapatkan :

Jumlah optrade =400/20=23 buah

Jumlah antrade =23-1=22 buah

- Menghitung Tebal Pelat Tangga :

Tebal selimut beton : 2,5cm

Tebal Pelat Tangga : 4,9

Digunakan h = 12 cm = 0,12 m
23
. cos 12 . cos 31 24,75 0,2475
2 2

Maka ekivalen tebal anak tangga = 0,2475 – 0,15 = 0,0975 m

- Pembebanan Pelat Tangga (h=0,12 m) :

1. Beban Mati (D)

Beban anak tangga = 0,0975.2400 = 234 kg/m2

Spesi ( t = 2cm ) = 2.21 = 42 kg/m2

keramik = 1.24 = 24 kg/m2

handrill = taksiran = 15 kg/m2

D = 315 kg/m2

= 3150 N/m2

2. Beban Hidup (L) untuk lantai perkantoran

L = 300 kg/m2

= 3000 N/m2

- Pembebanan Pelat bordes (h=0,12 m) :

1. Beban Mati (D)

Spesi ( t = 2cm ) = 2.21 = 42 kg/m2

keramik = 1.24 = 24 kg/m2

D = 66 kg/m2

= 660 N/m2
2. Beban Hidup (L) untuk lantai perkantoran

L = 300 kg/m2

= 3000 N/m2

Selanjutnya beban Wu dimasukkan sebagai beban merata (Uniform Shell) dalam

program SAP2000 sedangkan tebal pelat akan dihitung otomatis oleh komputer

dengan memasukkan faktor pengali 1 untuk self weigth multiplier pada saat

pembebanan ( load case )

2.3. Analisa Gaya Dalam Pelat Tangga Dan Pelat Bordes

Analisa gaya dalam (khusunya momen) pada pelat tangga dan pelat bordes

dilakukan seperti halnya analisa pelat seperti sebelumnya. Analisa momen pada pelat

tangga dan pelat bordes dilakukan menggunakan finite element method dengan

bantuan program SAP2000.

Tinjauan momen maksimum pada joint area yang ditinjau dianggap mewakili

sepanjang sumbu joint tersebut, sehingga tinjauan tidak dilakukan per mesh area .

Tabel 4.1 Momen Tangga

Mmax(M11) Mmax(M22)
Jenis
Areas Mtump Areas Mlap Areas Mtump Areas Mlap
Pelat
Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m)
P. Tangga 8 -8,57 8 5,19 8 -13,26 8 12,35
P. Bordes 6 -20,4 6 6,55 6 -38,47 6 12,59
2.4. Perhitungan Penulangan Pelat Tangga

1. Penulangan Tangga.

tul x
h = 120 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 150 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 13.26 KNm sap)

As = 884.43 mm2
dx = 88.5 mm
a = 20.8102 mm
Mn = 27.6279 KNm
ФMn = 22.1023 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

tul y
h = 120 mm deking = 25 mm
Dx = 10 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 150 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 8.57 KNm sap)

As = 523.33 mm2
dx = 80 mm
a = 12.3137 mm
Mn = 15.4578 KNm
ФMn = 12.3663 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

2. Penulangan Bordes Tangga.

tul x
h = 150 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
fc' = 20 Mpa jarak = 100 mm
sengkang
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 38.47 KNm sap)

As = 1326.65 mm2
dx = 118.5 mm
a = 31.2153 mm
Mn = 54.6009 KNm
ФMn = 43.6807 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

tul y
h = 150 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 20.4 KNm sap)

As = 1326.65 mm2
dx = 118.5 mm
a = 31.2153 mm
Mn = 54.6009 KNm
ФMn = 43.6807 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

Jadi untuk tulangan tangga tebal 12 cm diambil 13-150 mm tulangan arah x dan

10-150 mm tulangan arah y. sedangkan untuk tulangan bordes dengan tebal 15 cm

diambil 13-100 mm tulangan arah x dan 13-100 mm tulangan arah y


3. Desain Struktur Balok

-Tinjau balok B1 ( 250 x 500 ) mm nomer frame elemen 57

Dengan :

b x h Balok = 250 mm x 500 mm

b x h Kolom = 350 mm x 350 mm

mutu beton f’c = 20 MPa→ 0.85

Bentang Balok (l) = 5000 mm

Bentang Bersih (ln) = 4650

Cover (t) = 40 mm

D. tul Lentur = 19 mm

D.tul Geser =10mm

Fy = 400 MPa

Dengan SAP didapat gaya- gaya dalam pada frame 57 sebagai berikut :

Gambar 5.1 diagram momen


Gambar 5.2 diagram axsial, torsi, dan geser

Tabel momen

arah
kondisi lokasi goyangan Mu(Knm)
1 Tump Kanan kanan -77.05
2 Tump Kiri kiri -63.93
3 Tump Kiri kanan 0
4 Tump Kanan kiri 0
kanan &
5 Lapangan kiri 31.06
3.1 Cek Syarat Komponen Sstruktur Penahan Gempa (SRPMK)

1. Gaya aksial tekan terfaktor tidak boleh melebihi :

. ′ 250 . 500 . 20
250
10 10

Dari hasil analisis di atas didapatkan gaya aksial tekan terbesar bernilai 13.16 KN

< 250 KN (OKE!)

2. Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari 4 kali tinggi efektifnya.

. . /2

19
500 40 10 440.5
2

4 1762

Cek, 4 → 1762 4650 (OKE!)

3. Perbandingan b/h tidak boleh lebih kecil dari 0,3

0,5 0,3(OKE!)

4. Lebar (b) tidak boleh lebih kecil dari 250 mm

250 250 (OKE!)

3.2 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Longitudinal Penahan Lentur

. . /2

19
500 40 10 440.5
2
0,086 10
1.76 /
. 250 . 440.5

400
23.53
0,85. 0,85.20

1,4 1,4
0,0035
400

0,85 ∗ . 600
0,75 ∗ .
600

0,85 ∗ 0,85.20 600


0,75 ∗ . 0,016
400 600 400

1. Kondisi 1 ( Momen Negatif tumpuan kanan-goyang ke kanan)

77.05 77.05 10

77.05 10
0,086 10
0,9

1 2 . 1 2 ∗ 23.53 ∗ 1.76
1 1 1 1
23.53 400

0,0046

Untuk , maka dipakai 0,0046

. . 0.0046 ∗ 250 ∗ 440.5 514

Dicoba dipakai 5-D19 (2 baris)

1416.93 514 (OKE!)

2. Kondisi 2 ( Momen Negatif tumpuan kiri-goyang ke kiri)

63.93 63.93 10

63.93 10
0,071 10
0,9

0,071 10
1.46 /
. 250 . 440.5
1 2 . 1 2 ∗ 23.53 ∗ 1.46
1 1 1 1
23.53 400

0,0038

Untuk , maka dipakai 0,0038

. . 0,0038 ∗ 250 ∗ 440.5 422.18

Dicoba dipakai 5-D19 (2 baris)

1416.93 422.18 (OKE!)

 Kontrol Jarak Spasi Tulangan Kondisi 1 Dan 2

2. 2. .
1

250 2.40 2.10 3.19


93
3 1

93 25 (OKE!)

 Kontrol Kemampuan Penampang

. 1416.93.400
133.36
0,85. . 0,85.20.250

. .
2

133.36
1416.93.400. 440.5
2

211.87 10 (OKE!)

 Cek Penampang Tension-Controlled

.
0,3 0,375 0,319(OKE!)
.
3. Kondisi 3 ( Momen Positif Tumpuan Kiri-Goyangan Ke Kanan)

Menurut SNI 2847-2013 pasal 21.5.2.2, kuat lentur positif komponen struktur

lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari setengah kuat lentur negative

pada muka tersebut. Sehingga :

0,5M- =0,5. 63.93 31.97 0

Dipakai Mu = 31.97 31.97 10

31.97 10
35.52 10
0,9

35.52 10
0.73 /
. 250 . 440.5

1 2 . 1 2 ∗ 23.53 ∗ 0.73
1 1 1 1
23.53 400

0,0018

Untuk , maka dipakai 0,0035

. . 0,0035 ∗ 250 ∗ 440.5 385.44

Dicoba dipakai 3-D19 (1 baris)

850.16 385.44 (OKE!)

4. Kondisi 4 ( Momen Positif Tumpuan Kanan-Goyangan Ke Kiri)

0,5M- =0,5. 77.05 38.525 0

Dipakai Mu = 38.525 38.525 10

38.525 10
42.81 10
0,9

42.81 10
0.88 /
. 250 . 440.5

1 2 . 1 2 ∗ 23.53 ∗ 0.88
1 1 1 1
23.53 400
0,0022

Untuk , maka dipakai 0,0035

. . 0,0035 ∗ 250 ∗ 440.5 385.44

Dicoba dipakai 3-D19 (1 baris)

850.16 385.44 (OKE!)

 Kontrol Jarak Spasi Tulangan Kondisi 3 Dan 4

2. 2. .
1

250 2.40 2.10 3.19


93
3 1

93 25 (OKE!)

 Kontrol Kemampuan Penampang

. 850.16.400
80.01
0,85. . 0,85.20.250

. .
2

80.01
850.16.400. 440.5
2

136.19 10 (OKE!)

 Cek Penampang Tension-Controlled

.
0,18 0,375 0,319(OKE!)
.

5. Kondisi 5 ( Momen Positif Tengah Bentang-Goyangan Ke kanan dan kiri)

Menurut SNI 2847-2013 pasal 21.5.2.2, baik kuat lentur negatif ataupun positif

pada setiap penampang di sepanjang bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur

terbesar yang tersediakan pada kedua muka kolom tersebut.


¼ Mu terbesar di muka kolom = 0,25. 77.05 x 10 Nmm

Mu Lapangan = 19.26 x 10 Nmm

Dipakai Mu = 31.06 x 10 Nmm

31.06 10
34.51 10
0,9

34.51 10
0.71 /
. 250 . 440.5

1 2 . 1 2 ∗ 23.53 ∗ 0.71
1 1 1 1
23.53 400

0,0018

Untuk , maka dipakai 0,0035

. . 0,0035 ∗ 250 ∗ 440.5 385.44

Dicoba dipakai 3-D19 (1 baris)

850.16 385.44 (OKE!)

 Kontrol Jarak Spasi Tulangan Kondisi 5

2. 2. .
1

250 2.40 2.10 3.19


93
3 1

93 25 (OKE!)

 Kontrol Kemampuan Penampang

. 850.16.400
80.01
0,85. . 0,85.20.400

. .
2
80.01
850.16.400. 440.5
2

136.19 10 (OKE!)

 Cek Penampang Tension-Controlled

.
0,18 0,375 0,319(OKE!)
.

Untuk tulangan tekan daerah lapangan mengacu pada pasal 21.5.2.1 SNI

2847-2013 bahwa mengharuskan ada dua tulangan yang dibuat menerus pada

sisi atas dan bawah, sehingga dipakai tulangan tekan 2-D19.

3.2 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Transversal Penahan Geser

Geser rencana pada daerah ujung-ujung balok diasumsikan terjadi sendi plastis

dan tegangan lentur diperbesar menjadi 1,25 fy.

1. Menghitung Probable Moment Capacities

a. Mpr akibat struktur bergoyang ke kanan

 kondisi 1 (5 D19 → 1416.93

1,25. . 1,25 ∗ 1416.93 ∗ 400


166.7
0,85. . 0,85 ∗ 20 ∗ 250

.
1,25. . . 1,25 ∗ 1416 ∗ 400. 440.5

253.03

 kondisi 3 (3 D19 → 850.16

1,25. . 1,25.850.16.400
100.02
0,85. . 0,85.20.250

100.02
1,25. . . 1.25 ∗ 850.16 ∗ 400 ∗ 440.5
2 2

165.99
b. Mpr akibat struktur bergoyang ke kiri

 kondisi 2 (5 D19 → 1416.93

1,25. . 1.25 ∗ 1416.93 ∗ 400


166.7
0,85. . 0,85 ∗ 20 ∗ 250

166.7
1,25. . . 1,25 ∗ 1416.93 ∗ 400 ∗ 440.5
2 2

253.03

 kondisi 4 (3 D19 → 850.16

1,25. . 1,25.850.16.400
100.02
0,85. . 0,85.20.250

100.02
1,25. . . 1.25 ∗ 850.16 ∗ 400 ∗ 440.5
2 2

165.99

2. Perhitungan Diagram Gaya Geser

a. Reaksi geser di ujung kanan dan kiri balok akibat gaya gravitasi (Vg)

Dengan analisis menggunakan SAP 2000 didapatkan :

Gambar 5.3 Diagram Geser Akibat Kombinasi 1,2D+1,6L Pada Balok

Berdasarkan gambar 5.3, Vu = Vg = 53.67 KN, sehingga, wu dapat dicari

menggunakan rumus :

2 2 ∗ 53.67 ∗ 100
2308. 39 /
4.650
b. Reaksi geser di ujung kanan dan kiri balok akibat gaya gempa (Vsway)

1. Struktur bergoyang ke kanan

253.03 165.99
90.11
4.65

Reaksi geser di ujung →

53.67 KN 90.11 36.44

53.67 KN 90.11 143.78

2. Struktur bergoyang ke kiri

253.03 165.99
90.11
4.65

Reaksi geser di ujung →

53.67 KN 90.11 143.78

53.67 KN 90.11 36.44

3. Menghitung Kebutuhan Tulangan Transversal

Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.5.4.2, kontribusi beton dalam menahan gaya

geser Vc = 0 pada perencanaan sendi plastis apabila :

 Gaya geser Vsway akibat sendi plastis di ujung-ujung balok melebihi kuat geser

perlu maksimum, Vu di sepanjang bentang.


Vu maksimum akibat goyangan ke kanan dan ke kiri :

Vu maks 58.97kN

1
maks 29.49kN
2Vu

V sway maks 90.11kN 29.49 (OKE!)

 Gaya aksial tekan terfaktor akibat pembebanan gempa harus kurang dari

Ag.fc’/20.

Ag. fc′ 250.500.20


125 KN
20 20

Pu 13.16 KN 125 (OKE!)

Karena semua persyaratan terpenuhi maka nilai Vc = 0

a. Muka kolom kiri dan kanan (Vu maks =58.97 kN )

karena Vc = 0, maka

58.97
Vs 0 78.63
∅ 0,75

Menurut SNI 2847-2013 pasal 21.5.3.2, nilai Vs maksimum dicari dengan :

2
. . .
3

2
∗ √20 ∗ 250 ∗ 440.5
3

328.33

Karena nilai Vs < Vs maks sehingga Vs yang digunakan adalah Vs.

Dicoba digunakan tulangan sengkang 2 kaki D 10 dengan 157

Spasi tulangan ditentukan melalui persamaan :

. . 157 ∗ 400 ∗ 440.5


351
78630

Dipakai 100
Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 21.5.3.2, syarat spasi tulangan transversal harus

lebih kecil dari :


.
 110.5

 6 6 ∗ 19 114

Cek, s pakai < s maks → 100 mm < 150 mm(OKE!)

Sehingga dipakai sengkang 2D10 -100 mm

Menurut SNI 2847-2013 pasal 21.5.3.1 dan 21.5.3.2, sengkang harus dipasang

dengan jarak 2h dari muka kolom kanan dan kiri, sehingga :

2.h = 2.500 mm = 1000 mm = 1,0 m dan sengkang pertama harus dipasang 50 mm

dari muka kolom kanan dan kiri.

b. Ujung zona sendi plastis

gaya geser maksimum di ujung zona sendi plastis yaitu 2h = 2. 500mm = 1000 mm

adalah

2 ∗

5897 kg 1,0 ∗ 2308. 39 3588.61

Pada zona ini, Vc diperhitungkan dengan cara :

1
. . .
6

1
∗ √20 ∗ 250 ∗ 440.5 8208.2
6

Maka,

3588.61
Vs 8208.2
∅ 0,75

Vs 3423.39 → 32833

Karena nilai Vs < Vs maks sehingga Vs yang digunakan adalah Vs.

Dicoba digunakan tulangan sengkang 2 kaki D 10 dengan 157


Spasi tulangan ditentukan melalui persamaan :

. . 157 ∗ 400 ∗ 440.5


808.07
34233.9

Dipakai 100

Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 21.5.3.2, syarat spasi tulangan transversal harus

lebih kecil dari :


.
 110.5

 6 6 ∗ 19 114

Cek, s pakai < s maks → 100 mm < 150 mm(OKE!)

3.3 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Torsi

Torsi dan geser maksimum yang terjadi :

9.89

65.78

1. Pemeriksaan Persyaratan Puntir

Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.5.4.2, pengaruh puntir dapat diabaikan jika :

, dimana

∅. 0,083. . .

Keterangan :

Luas Penampang Beton

. 250 . 500 125000

keliling penampang beton

2 2 250 500 1500

1 (untuk beton normal SNI 2847-2013 pasal 8.6.1)


∅ 0,75 (faktor reduksi untuk torsi)

∅. 0,083. . .

125000
0,75.0,083.1. √20.
1500

2899900 2.89

Maka, → Torsi Dihitung

Menurut SNI 2847-2013 pasal 11.5.2.2, untuk nilai torsi dapat direduksi sebesar

nilai Tu maks, berikut ini :

∅. 0,33. . .

125000
0,75.0,33.1. √20.
1500

11529725 11.53

, maka nilai Tu yang dipakai 9.89

2. Cek Kecukupan Penampang Torsi

Sesuai SNI 2847-2013 pasal 11.5.2.1, penampang harus memenuhi cek

kecukupannya, kayni :

.
∅ 0,66
. 1,7. .

Keterangan :

keliling penampang dibatasi as tul.sengkang

2 .

250 2.40 10 160

2 .

500 2.40 10 410

2 2 160 410 1140


160 410 65600

1 1
. . . ∗ √20 ∗ 250 ∗ 440.5
6 6

82082.3 82.08

.
∅ 0,66
. 1,7. .

65780 9.89.1140 82082.3


0,75 0,66√20
250 ∗ 440.5 1,7.65600 250 ∗ 440.5

0.6 < 2.77(OKE!)

3. Kebutuhan Tulangan Transversal Penahan Torsi

Sesuai SNI 2847-2013 pasal 11.5.3.6, untuk menghitung kebutuhan tulangan

transversal penahan torsi adalah sebagai berikut :

. .
. , sehingga
∅ ∅ . .

,
/
∗ ∗ ∗

a. Kebutuhan Pada Daerah Tumpuan

Kebutuhan tulangan sengkang sebelum torsi :

34233.9
0.19
. 400.440.5

Kebutuhan tulangan sengkang sesudah torsi :

2 0.19 0.376 0.566

Dicoba tulangan transversal 2D10-100 mm

2 ∗ 0,25 ∗ 3.14 ∗ 10
1.57 /
100
Maka, (OKE!)

b. Kebutuhan Pada Daerah Lapangan

Kebutuhan tulangan sengkang sebelum torsi :

34233.9
0.19
. 400.440.5

Kebutuhan tulangan sengkang sesudah torsi :

2 0.19 0.376 0.566

Dicoba tulangan transversal 2D10-100 mm

2 ∗ 0,25 ∗ 3.14 ∗ 10
1.57 /
100

Maka, (OKE!)

1140
 Cek syarat spasi tulangan torsi di tumpuan dan lapangan : 142.5
8

Maka, 100 mm < syarat maks (OKE!)

4. Kebutuhan Tulangan Longitudinal Penahan Torsi

berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 11.5.3.7, untuk menghitung kebutuhan tulangan

longitudinal penahan torsi adalah sebagai berikut :

. . .

400
. ∗ ∗ ∗1 214.32
400

Untuk mendistribusikan secara sama di semua empat muka balok, digunakan ¼

di dua sudut teratas dan ¼ di dua sudut terbawah, sehingga :

214.32
53.58
4 4

Dicoba tulangan 2D10, maka

2.0,25.3,14. 10 157 53.58 (OKE!)


Sehingga dipakai tulangan 2D10 di setiap sisi samping kiri dan kanan balok

disepanjang bentang.

4. Desain Struktur Kolom

Struktur kolom yang didesain merupakan kolom yang memiliki gaya aksial terbesar

dari analisis penggunakan SAP2000 v15. Kolom yang ditinjau adalah kolom dengan

nomer element 104

4.1 Data Perencanaan

Mutu Beton (fc’) = 20 MPa

Mutu Tulangan (fy) = 400 MPa

Dimensi kolom = 350 mm x 350 mm

Tinggi kolom (l) = 3200mm-h balok

Tinggi kolom (l) = 3200mm-500mm=2700 mm

Tebal cover (t) = 40 mm

D.tul lentur = 19 mm

D.tul geser = 10 mm

1 = 0,85

4.2 Analisis Struktur Kolom

Didapatkan hasil analisis gaya dalam yang terjadi pada kolom dengan kombinasi

dari SAP, berikut ini :

Gambar 6.1 Diagram Aksial Kolom


4.3 Cek Persyaratan Struktur Kolom

1. Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.1, gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja

pada kolom harus melebihi :

. ′ 350 . 350 . 20
245000
10 10

Diketahui, Pu maks = 210630 N > 245000 N (OKE!)

2. Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.1.1, sisi penampang terpendek tidak kurang dari

300 mm.

b kolom = h kolom = 350 mm > 300 (OKE!)

3. Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.1.2, ratio penampang tidak boleh kurang dari

0,4

350
1 0,4 !
350

4.4 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Longitudinal Penahan Lentur

Luas tulangan longitudinal menurut SNI 2847-2013 pasal 21.6.3.1 dibatasi

tidak boleh kurang dari 0,01 Ag dan tidak boleh lebih dari 0,06 Ag. Untuk

perhitungan konfigurasi penulangan, digunakan program bantuan pcaColumn

dengan hasil sebagai berikut :


Gambar 6.2 Konfigurasi Tulangan Kolom

Didapat konfigurasi penulangan 12-D19 dengan ratio luas tulangan terhadap

luas kolom (p) = 2.78%

Cek, p min < p < p maks → 0,01 < 0,0278 < 0,06 (OKE!)

4.5 Perhitungan Syarat “Strong Column Weak Beam”

Menurut SNI 2847-2013 pasal 21.6.2.2

1,2

Keterangan :

∑ jumlah Mn Kolom yang bertemu di joint

∑ jumlah Mn balok yang bertemu di joint

a. Menentukan lebar efektif

Lebar balok (bw) = 250 mm

Tinggi balok (hw) = 500 mm

Tebal plat (hf) = 120 mm

be 1 = bw + 8hf = 250 mm + 8.120mm =1200 mm

be 2 = bw + 2hw = 250 mm + 2.500 mm = 1250 mm


be 3 = l/4 = 4650 mm/4 = 1162.5 mm

dipilih yang terkecil 1162.5 mm

b. Menghitung tinggi efektif

As tulangan lentur atas = 5D19 = 1416.93 mm2

As tulangan lentur bawah = 3D19 = 850.16 mm2

Jarak lebar efektif = (be-bw)/2

Jarak lebar efektif = (1162.5-250)/2 =456.25 mm

Jumlah tulangan = 456.25/150 =4x2 = 8 buah

Diketahui tul pelat D10-150

Luas tul.As tarik total (balok + pelat)

1416.93 mm2 + 8*(0.25*3.14*(10)2 = 2044.93 mm2

c. Menentukan nilai ∑

. 1416.93 ∗ 400
133.35
0,85. . 0.85 ∗ 20 ∗ 250

. . .
2

133.35
0,9 ∗ 1416.93 ∗ 400 ∗ 440.5
2

211.87

. 850.16 ∗ 400
80.01
0,85. . 0.85 ∗ 20 ∗ 250

. . .
2

80.01
0,9 ∗ 850.16 ∗ 400 ∗ 440.5
2

136.19
211.87 136.19 348.06

1,2 417.672

d. Menentukan nilai ∑

Nilai Mnc ditentukan berdasarkan diagram interaksi antara P kolom atas

dengan kolom bawah yang telah didesain dengan bantuan program pcaColumn.

Diketahui nilai aksial (Pu) :

Pu kolom atas = 38.476 kN

Pu kolom bawah = 210.63 kN

Kemudian nilai tersebut dimasukkan ke dalam pcaColumn sehingga didapatkan :

Gambar 6.3 output pcaColumn untuk kolom element 105(2) dan 104(1)

Sehingga, nilai Mnc kolom atas dan kolom yang didesain adalah :

Mnc kolom Atas = 144.3 kNm

Mnc kolom desain = 144.1 kNm

144.3 144.1 288.4

Cek syarat strong column weak beam :

1,2

2884 417.67 (OKE!)


4.6 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Transversal Sebagai Confinement

a. Menentukan spasi maksimum hoop

sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.4.3, spasi maksimum sengkang tertutup(hoops)

merupakan yang paling kecil dari :

- ¼ kolom = 0,25 .350mm = 87.5 mm

- 6db = 6 x 19mm = 114 mm

- Nilai s0

350 2.40 2.10 2.19


114.43
3

350
0 100
3

350 114.43
0 100 178.52
3

0 100 → 100

Maka, yang digunakan adalah S maks = 100 mm

b. Menghitung Luas Tulangan Confinement

Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.4.4, luas penampang hoops tidak boleh lebih

kecil dari salah satu nilai terbesar antara :

. . , . . .
0,3 1 dan

Keterangan :

= lebar penampang beton yang terkekang

= 350 mm – 2(40+0,5.10)mm = 260 mm

= luas penampang komponen struktur sampai ke tepi tulangan

= (350 -2.40)mm x (350-2.40)mm = 72900 mm2

= luas penampang komponen struktur keseluruhan

= 350mm x 350mm = 122500 mm2


Sehingga,

100 ∗ 260 ∗ 20 122500


0.3 ∗ ∗ 1 265.34
400 72900

0.09 ∗ 100 ∗ 260 ∗ 20


117
400

Maka yang menentukan 265.34

Dicoba tulangan 4 kaki D10→ 314 (OKE!)

c. Pemasangan Tulangan Confinement

Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.4.1, pemasangan tulangan hoops diperlukan

sepanjang dari ujung-ujung kolom, dimana adalah nilai terbesar dari :

- Tinggi komponen struktur pada muka joint, h = 350 mm

- 1/6 bentang bersih komponen struktur

1 1
. . 3200 500 450
6 6

- 450 mm

Maka, 450

Pada SNI 2847-2013 pasal 21.6.4.5, disebutkan sepanjang sisa tinggi kolom

bersih diberi hoops dengan spasi yang terbesar diantara :

- 150 mm

- 6db = 6 x 19 = 114 mm

Maka, dipakai spasi 100 mm di sepanjang sisi tinggi kolom bersih.


4.7 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Geser

a. Gaya Geser Desain

Sesuai SNI 2847-2013, gaya geser desain tidak perlu lebih besar dari Vsway dan

Vu dari hasil analisis struktur.

. .

Keterangan :

- DF = faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang didesain.

Karena kolom di lantai atas dan bawah mempunyai kekakuan yang sama, DF atas

= DF bawah = 0,5

- Mpr = probable Moment Capacities(dari balok)

Nilai dari Mpr top dan Mpr bot merupakan penjumlahan dari balok di lantai atas

dan di lantai bawah pada muka kolom interior. Sehingga :

Mpr top = 253.03 165.99 419.02

Mpr bot = 253.03 165.99 419.02

419.02 419.02
310.38
2.7

Gambar 6.4 Diagram Geser Kolom element 104

Nilai Vu didapatkan dari hasil analisis menggunakan beban envelope yang

memberikan nilai maksimum. Vu = 20.36 kN

maka 310.38

b. Pengecekan konstribusi beton menahan gaya geser (Vc) sesuai SNI 2847-2013

pasal 21.6.5.2, Vc dapat diabaikan dalam menahan gaya geser apabila :


-

310.38 0,5 ∗ 20.36

310.38 10.18 (OKE!)

karena, syarat terpenuhi, maka nilai Vc tidak dihitung.

5. Perhitungan Pondasi

 Analisa Pondasi Telapak.

1. Perhitungan Pondasi Telapak


 Data Fondasi Foot Plat

DATA TANAH
Kedalaman fondasi, Df = 3.00 m
Berat volume tanah, = 16.00 kN/m3
Sudut gesek dalam, = 4.40 °
Kohesi, c= 1.4 kPa
Tahanan konus rata-rata (hasil pengujian sondir), qc = 66 kg/cm2
DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, Bx = 2 m
Lebar fondasi arah y, By = 2 m
Tebal fondasi, h= 0,3 m
Lebar kolom arah x, bx = 0,35 m
Lebar kolom arah y, by = 0,35 m

Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) s = 40


BAHAN KONSTRUKSI
Kuat tekan beton, fc' = 20 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Berat beton bertulang, c = 24 kN/m3
BEBAN RENCANA FONDASI
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 397.45 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = 0 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = 0 kNm

 Kapasitas Dukung Tanah


o Menurut Terzaghi Dan Peck(1943)
Kapasitas daya dukung ultimit tanah :

∗ ∗ . ∗ ∗ ∗ . ∗ ∗ ∗ . ∗

= kohesi tanah (KN/m2) c = 1,4


= Kedalaman Pondasi (m) = 3,00
= Berat Volume Tanah (KN/m3) = 16
= Lebar Pondasi (m) B=Bx = 2.0
= Panjang Pondasi (m) L=By = 2.0
Sudut geser dalam, = 4,40°

∗ = 0,0733038 rad

∗ ∗
= 1,19
3∗ 45° ∗ 33° = 12,28

Faktor kapasitas dukung tanah menurut terzaghi :

∗ / 2∗ 45 1 = 7,113

/ 2∗ 45 ∗ tan 1 = 1,547

∗ tan ∗ 1 = 0,437

Kapasitas daya dukung tanah menurut terzaghi :

∗ ∗ . ∗ ∗ ∗ . ∗ ∗ ∗ . ∗

=87.57 KN/m2
Kapasitas dukung tanah, = 29.19 /

o Menurut Mayerhof(1956)
Kapasitas daya dukung tanah menurut mayerhof :
∗ . / ∗ (dalam kg/cm2)

Dengan, . ∗ / harus 1,33

= tahanan konus rata – rata hasil sondir pada pondasi(kg/cm2)


= Lebar Pondasi (m) B=Bx = 2.0
= kedalaman Pondasi (m) =3
. ∗ / =1,495
Diambil, ,
Tahanan konus rata – rata hasil sondir pada dasar pondasi,
kg/cm2
∗ . / ∗ = 2.132 kg/cm2
Kapasitas dukung ijin tanah, = 213.20KN/m2
Kapasitas daya dukung tanah yang dipakai adalah :
= 213.20 /

 Kontrol tegangan tanah

Luas dasar foot plat, A = Bx x By = 2*2 = 4 m2


Tahanan momen arah x, Wx = 1/6 * By*Bx2 = 1.33 m3
Tahanan momen arah y, Wy = 1/6 * Bx*By2 = 1.33 m3
Tinggi tanah diatas foot plat z = Df – h = 2,7 m
Tekanan akibat berat foot plat dantanah, ∗ ∗ 50.40 /
Tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar pondasi :

149.76 /

149.76 213.20 / ….ok!

149.76 /

0 ….tidak terjadi tegangan tarik (ok!)


 Gaya Geser Pada Foot Plat

o Tinjau Geser Arah X

Jarak pusat tulangan tehadap sisi luar beton, d’ = 0,075m


Tebale fektif foot plat, d = h-d’ = 0,225m
Jarak bid. Kritis terhadap sisi luar foot plat,
/2 = 0,713 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah x,

∗ = 149.76 KN/m2

Gaya geserarah x,

∗ ∗ = 141.59 KN

Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, = 2000 mm


Tebal efektif foot plat, d = 225 mm
Rasio sisi panjang thd. Sisi pendek kolom, / = 1,00
Kuat geser foot plat arah x, diambil nilai terkecil dariV c yang diperoleh dari
pers.sbb. :

1 2/ ∗ ′∗ ∗ ∗ 10 = 1006.23KN

∗ 2 ∗ ′∗ ∗ ∗ 10 = 1090.08KN

1/3 ∗ ′∗ ∗ ∗ 10 = 670.82KN
Diambil, kuat geser foot plat = 670.82 KN
Faktor reduksi kekuatan geser, = 0,75
Kuat geser foot plat ∗ = 503.11 KN
Syarat yang harusdipenuhi,

503.11 KN 141.59 KN ……ok!

o Tinjau Geser Arah Y

Jarak pusat tulangan tehadap sisi luar beton, d’ = 0,085 m


Tebal efektif foot plat, d = h-d’ = 0,215 m
Jarak bid. Kritis terhadap sisi luar foot plat,
/2 = 0,718 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah y,

∗ = 149.76 KN/m2

Gaya geserarah y,

∗ ∗ = 142.58 KN

Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, = 2000 mm


Tebal efektif foot plat, d = 215 mm
Rasiosisi panjang thd. Sisi pendek kolom, / = 1,00
Kuat geser foot plat arah y, diambil nilai terkecil dariV c yang diperoleh dari
pers.sbb. :
1 2/ ∗ ′∗ ∗ ∗ 10 = 961.51 KN

∗ 2 ∗ ′∗ ∗ ∗ 10 = 1009.58 KN

1/3 ∗ ′∗ ∗ ∗ 10 = 641.01 KN
Diambil, kuat geser foot plat = 641.01 KN
Faktor reduksi kekuatan geser, = 0,75
Kuat geser foot plat ∗ = 480.75 KN
Syarat yang harus dipenuhi,

480.75 KN 142.58 KN ……ok!

o Tinjau Geser 2 Arah (pons)

Jarak pusat tulangan tehadap sisi luar beton, d’ = 0,085 m


Tebal efektif foot plat, d = h-d’ = 0,22 m
Lebar bidang geser pons arah x, 2∗ = 0,565 m
Lebar bidang geser pons arah y, 2∗ = 0,565 m
Gaya geser pons yang terjadi,

∗ ∗ ∗ = 365.73 KN

Luas bidang geser pons, 2∗ ∗ = 0,486 m2


Lebar bidang geser pons, 2∗ = 2,260 m
Rasio sisi panjang thd. Sisi pendek kolom, / = 1,00
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari yang diperoleh dari pers sbb.

1 2/ ∗ ′/6 = 2,236 MPa

∗ 2 ∗ ′/12 = 2,164 MPa

1/3 ∗ ′ = 1,491 MPa


Tegangan geser pons yang disyaratkan, = 1,491 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, = 0,75
Kuat geser pons ∗ ∗ ∗ ∗ 10 = 543.25 KN
Syarat yang harus dipenuhi,

543.25 KN 365.73 KN ……ok!

543.25 KN 397.45 KN ……ok!

 Pembesian Foot Plat

o Tulangan Lentur Arah X

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat,


/2 = 0,825 m
Tegangan tanah pada tepi kolom,

∗ =149.76 KN/m2

Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,


∗ ∗ ∗ = 67.63 KNm

Lebar plat fondasi yang ditinjau, = 2000 mm


Tebal plat fondasi, h = 300 mm
Jarak pusat tulangan thd. Sisi luar beton, d’ = 75 mm
Tebalefektif plat, d = h – d’ = 225 mm
Kuat tekan beton, fc’ = 20 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastisitas baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. Beton, = 0,85

∗ 0.85 ∗ ∗ 600/ 600 = 0,02167

Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,8

0.75 ∗ ∗ ∗ 1 ∗ 0.75 ∗ ∗ / 0.85 ∗ = 5.25

/ = 84.53 KNm
∗ 10 / ∗ = 0,834
……ok!
Rasio tulangan yang diperlukan,

0.85 ∗ ∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ = 0,0021

Rasio tulangan minimum, = 0,0025


Rasiotulangan yang digunakan, = 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, ∗ ∗ = 1125 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D13
Jarak tulangan yang diperlukan, ∗ ∗ / = 236 mm

Jarak tulangan maksimum, = 200 mm


Jarak tulangan yang digunakan, = 200 mm
Digunakan tulangan, D13 – 200 mm
Luas tulangan terpakai, ∗ ∗ / =1327.32 mm2
o Tulangan Lentur Arah Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat,


/2 = 0,825 m
Tegangan tanah pada tepi kolom,

∗ = 149.76 KN/m2

Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,

∗ ∗ ∗ = 67.63 KNm

Lebar plat fondasi yang ditinjau, = 2000 mm


Tebal plat fondasi, h = 300 mm
Jarak pusat tulangan thd. Sisi luar beton, d’ = 85 mm
Tebal efektif plat, d = h – d’ = 215 mm
Kuat tekan beton, fc’ = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastisitas baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. Beton, = 0,85

∗ 0.85 ∗ ∗ 600/ 600 = 0,02167

Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,8

0.75 ∗ ∗ ∗ 1 ∗ 0.75 ∗ ∗ / 0.85 ∗ = 5.25

/ = 84.54 KNm
∗ 10 / ∗ = 0,91
……ok!
Rasio tulangan yang diperlukan,

0.85 ∗ ∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ = 0,0024

Rasio tulangan minimum, = 0,0025


Rasiotulangan yang digunakan, = 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, ∗ ∗ = 1075 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D13
Jarak tulangan yang diperlukan, ∗ ∗ / = 247 mm

Jarak tulangan maksimum, = 200 mm


Jartak ulangan yang digunakan, = 200 mm
Digunakan tulangan, D13 – 200 mm
Luas tulangan terpakai, ∗ ∗ / =1327.32 mm2

o Tulangan Susut

Rasio tulangan susut minimum, = 0,0014


Luas tulangan susut arah x, ∗ ∗ = 630 mm2
Luas tulangansusutarah y, ∗ ∗ = 620 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, ϕ13
Jaraktulangansusutarah x, ∗ϕ ∗ / = 421 mm

Jaraktulangansusutmaksimumarah x, = 200 mm
Jaraktulangansusutarah x yang digunakan, = 200 mm
Jaraktulangansusutarah y, ∗ϕ ∗ / = 441 mm

Jaraktulangansusutmaksimumarah y, = 200
Jaraktulangansusutarah y yang digunakan, = 200 mm
Digunakantulangansusutarah x, ϕ13 200
Digunakantulangansusutarah y, ϕ13 200
PRE TREATMENT TANK

5.1 METODE ANALISA DAN DESAIN PILE CAP DAN SPRING

Pondasi direncanakan dengan menyertakan kekauan pondasi dan kekakuan tanah


dukung. Analisa dilakukan dengan memperhitungkan kekakuat tanah pendukung
dimodelkan dengan spring constant di seluruh bidang plat @ 1 mtr dengan nilai
konstanta spring UZ = 183,55 ton pada bagian pinggir area dan UZ = 367,01 ton pada
bagian dalam area.

1. Permodelan Struktur

Permodelan bangunan Pretreatment Tank menggunakan program SAP2000 V 15


dengan menggunakan Spring di seluruh bidang plat @ 1 mtr dengan nilai Konstanta
spring UZ = 183,55 ton pada bagian pinggir area dan UZ = 367,01 ton pada bagian
dalam area.

1. Gambar plan Pretreatment Tank


2. Gambar section Pretreatment Tank

3. Konstanta spring pada area pinggir


4. Konstanta spring pada area dalam/tengah

1. Pembebanan Struktur

Pada struktur ini menggunakan tebal dinding 20 cm dengan tinggi dinding 4,5 meter,
dan pelat lantai tebal 30 cm. Beban yang diperhitungkan pada struktur adalah beban
tanah pada dinding sebesar 984 kg/m2, beban air pada plat, dan beban air tanah pada
plat.
1.1 Dinding Struktur

5. Gambar section dinding struktur


6. plat 30cm
7. Beban tanah pada dinding struktur

1.2 Lantai Struktur

Pada struktur ini menggunakan pelat lantai tebal 30 cm. Beban yang diperhitungkan
pada struktur adalah beban air tanah sebesar 1500 kg/m2, beban air pada plat lantai
sebesar 5850 kg/m2, dan berat sendiri plat lantai sebesar 150 kg/m2.
8. Plan lantai

9. Section perletakan spring pada lantai dasar


10. Beban mati sendiri (150 kg/m2) dan beban air(5850kg/m2) pada pelat lantai
11. Beban air tanah pada plat lantai

1.3. Perhitungan Pelat Lantai

Analisa gaya dalam (khusunya momen) pada pelat dilakukan seperti halnya

analisa pelat seperti sebelumnya. Analisa momen pada pelat lantai dilakukan

menggunakan finite element method dengan bantuan program SAP2000.

Tinjauan momen maksimum pada joint area yang ditinjau dianggap mewakili

sepanjang sumbu joint tersebut, sehingga tinjauan tidak dilakukan per mesh area .
Tabel 4.1 Momen pelat lantai

Mmax(M11) Mmax(M22)
Jenis
Areas Mtump Areas Mlap Areas Mtump Areas Mlap
Pelat
Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m)
8 -87.5 8 80.25 8 -36.5 8 12,35

1.3. Perhitungan Penulangan Pelat lantai

1. Penulangan pelat

tul x
h = 300 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 87.5 KNm sap)

As = 1326.65 mm2
dx = 268.5 mm
a = 31.22 mm
Mn = 134.2 KNm
ФMn = 107.36 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

tul y
h = 300 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 36.5 KNm sap)

As = 1326.65 mm2
dx = 255.5 mm
a = 31.22 mm
Mn = 127.30 KNm
ФMn = 101.84 KNm
ФMn ≥ Mu aman(ok)

Jadi untuk tulangan lantai tebal 30 cm diambil 13-100 mm tulangan arah x dan

13-100 mm tulangan arah y.

2. Perhitungan Pondasi

2.1 pondasi Tiang Pancang

o Kuat tekan beton rencana . f’c 20 Mpa ; f’y = 400 Mpa

o Dimensi tiang pancang yang akan dipakai 40 x 40 cm

1. Daya dukung berdasarkan data (SPT)

Daya dukung ijin tiang tunggal

Q = 1130 KN = 113 ton

Perhitungan kekuatan pondasi

1. PC4(Tinjau joint elemen 69) 2 pile

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, fc' = 20 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( ≥10 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( <10 mm ), fy = 400 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.30 m
Lebar kolom arah y, by = 0.30 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.60 m
Tebal
pilecap, h= 4.30 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0.40 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN
FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 463.22 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 0.07 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0.04 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 0 kN`
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 0 kN
Tahanan aksial tiang pancang, ∅ * Pn = 1130 kN
Tahanan lateral tiang pancang, ∅ * Hn = 39.56 kN
DATA SUSUNAN TIANG
PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
No. Jumlah x n * x2 No. Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m2)
1 1 0.60 0.36 1 1 0.00 0.00
2 1 -0.6 0.36 2 1 0 0

n= 2 = 0.72 n= 2 ∑ y2 = 0.00
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.40
Lebar pilecap arah y, Ly = 1.20

1. Gaya aksial pada tiang pancang

Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx*Ly*z*Ws = 222.91 KN

Berat pilecap, Wc = Lx*Ly*h*Wc = 55.30 KN

Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1,2*Ws+1,2Wc = 797.07 KN

Lengan maksimum tiang pancang arah x thd pusat,

Xmax = 0.60 m

Xmin = -0.60 m

Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,

∗ ∑
398.59 KN

∗ ∑
398.48 KN

398.59 1130 KN ……aman(ok!)


2. Gaya lateral pada tiang pancang

Gaya lateral arah x pada tiang, hux =Hux/n =0 KN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy =Huy/n = 0 KN

Gaya lateral kombinasi dua arah

0 39,56 ……aman (ok!)

3. Tinjauan terhadap geser.

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.7 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 =0.70 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 16.13 Kn
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws =65.01 Kn
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W1 - W2 =317.45 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1200 mm
Tebal efektif pilecap, d =700 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 1878.29 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 7930.6 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1252.19 KN

Diambil yang terkecil

1252.19 KN

∅ 0,75

∅ 1252.19 ∗ 0,75 939.15 KN


939.15 317.45 KN…..aman ( ok)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.7 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, Cy = ( Ly – by - d ) / 2 =0.00m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc =0.00Kn
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws =0.00Kn
Gaya geser arah y, Vux = pumax - W1 - W2 = 605.6 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Ly = 1200 mm
Tebal efektif pilecap, d =700 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 2100 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 8866,67 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1400 KN

Diambil yang terkecil

1400 KN

∅ 0,75

∅ 2916,67 ∗ 0,75 1050KN

1050 605,619 KN…..aman ( ok)

\
4. Pembesian pilecap

a. Tulangan lentur arah x

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cx = (Lx – bx)/2 = 1.05

Jarak tiang thd sisi kolom ex = Cx – a = 0.45

Berat beton, W1= Cx*Ly*h*Wc = 24.19 KN

Berat tanah, W2= Cx*Ly*z*Ws = 97.52 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

2∗ ∗ ∗ ∗ 294.83

Lebar plecap yang ditinjau, b = Ly =1200 mm

Tebal pilecap, h = 800 mm


Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm

Tebal efektif plat, d = h -d’ = 700 mm

Kuat tekan beton, fc’ = 20 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton,

∗ 0,85 ∗ ∗ 0,021

Faktor reduksi kekuatan lentur,

0,75 ∗ ∗ ∗ 1 0,5 ∗ 0,75 ∗ ∗ / 0,85 ∗ 5.26

368.54

∗ 0.627

….aman (ok)

. ∗
∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ 0,0016

0,0025

Dipakai

∗ ∗ 2100 mm2

Dipakai D16

Jarak tulangan yang diperlukan

∗ ∗ 115 mm

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm

Dipakai s = 100 mm, Digunakan tulangan D16-100

Luas tulangan terpakai

∗ ∗ 2412.74 mm2
b. Tulangan lentur arah y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cy = (Ly – by)/2 = 1.05

Jarak tiang thd sisi kolom ey = Cy – a = 0.45

Berat beton, W1= Cy*Lx*h*Wc = 24.19 KN

Berat tanah, W2= Cy*Lx*z*Ws =97.52 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

2∗ ∗ ∗ ∗ 294.83

Lebar plecap yang ditinjau, b = Lx =1200 mm

Tebal pilecap, h = 800 mm

Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm


Tebal efektif plat, d = h -d’ = 700 mm

Kuat tekan beton, fc’ = 20 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton,

∗ 0,85 ∗ ∗ 0,021

Faktor reduksi kekuatan lentur,

0,75 ∗ ∗ ∗ 1 0,5 ∗ 0,75 ∗ ∗ / 0,85 ∗ 5.26

368.54

∗ 0.627

….aman (ok)

. ∗
∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ 0,0016

0,0025

Dipakai

∗ ∗ 2100 mm2

Dipakai D16

Jarak tulangan yang diperlukan

∗ ∗ 115 mm

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm

Dipakai s = 100 mm

Luas tulangan terpakai

∗ ∗ 2412.74 mm2

5. Tulangan susut
Rasio tulangan susut minimum,
Luas tulangan susut, ∗ ∗ 1176 mm2

Diameter tulangan yang digunakan 13

Jarak tulangan susut, ∗∅ ∗ 135 mm

Jarak tulangan susut maksimum,


Jarak tulangan susut yang digunakan, s = 100 mm
Digunakan tulangan susut arah x dan y yang digunakan, 13-100

Gambar penulangan pile cap


PRE TREATMENT TANK

5.1 METODE ANALISA DAN DESAIN PILE CAP DAN SPRING

Pondasi direncanakan dengan menyertakan kekauan pondasi dan kekakuan tanah


dukung. Analisa dilakukan dengan memperhitungkan kekakuat tanah pendukung
dimodelkan dengan spring constant di seluruh bidang plat @ 1 mtr dengan nilai
konstanta spring UZ = 183,55 ton pada bagian pinggir area dan UZ = 367,01 ton pada
bagian dalam area.

1. Permodelan Struktur

Permodelan bangunan Pretreatment Tank menggunakan program SAP2000 V 15


dengan menggunakan Spring di seluruh bidang plat @ 1 mtr dengan nilai Konstanta
spring UZ = 183,55 ton pada bagian pinggir area dan UZ = 367,01 ton pada bagian
dalam area.

1. Gambar plan Pretreatment Tank


2. Gambar section Pretreatment Tank

3. Konstanta spring pada area pinggir


4. Konstanta spring pada area dalam/tengah

1. Pembebanan Struktur

Pada struktur ini menggunakan tebal dinding 20 cm dengan tinggi dinding 4,5 meter,
dan pelat lantai tebal 30 cm. Beban yang diperhitungkan pada struktur adalah beban
tanah pada dinding sebesar 984 kg/m2, beban air pada plat, dan beban air tanah pada
plat.
1.1 Dinding Struktur

5. Gambar section dinding struktur


6. plat 30cm
7. Beban tanah pada dinding struktur

1.2 Lantai Struktur

Pada struktur ini menggunakan pelat lantai tebal 30 cm. Beban yang diperhitungkan
pada struktur adalah beban air tanah sebesar 1500 kg/m2, beban air pada plat lantai
sebesar 5850 kg/m2, dan berat sendiri plat lantai sebesar 150 kg/m2.
8. Plan lantai

9. Section perletakan spring pada lantai dasar


10. Beban mati sendiri (150 kg/m2) dan beban air(5850kg/m2) pada pelat lantai
11. Beban air tanah pada plat lantai

1.3. Perhitungan Pelat Lantai

Analisa gaya dalam (khusunya momen) pada pelat dilakukan seperti halnya

analisa pelat seperti sebelumnya. Analisa momen pada pelat lantai dilakukan

menggunakan finite element method dengan bantuan program SAP2000.

Tinjauan momen maksimum pada joint area yang ditinjau dianggap mewakili

sepanjang sumbu joint tersebut, sehingga tinjauan tidak dilakukan per mesh area .
Tabel 4.1 Momen pelat lantai

Mmax(M11) Mmax(M22)
Jenis
Areas Mtump Areas Mlap Areas Mtump Areas Mlap
Pelat
Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m)
8 -87.5 8 80.25 8 -36.5 8 12,35

1.3. Perhitungan Penulangan Pelat lantai

1. Penulangan pelat

tul x
h = 300 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 87.5 KNm sap)

As = 1326.65 mm2
dx = 268.5 mm
a = 31.22 mm
Mn = 134.2 KNm
ФMn = 107.36 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

tul y
h = 300 mm deking = 25 mm
Dx = 13 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 20 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 36.5 KNm sap)

As = 1326.65 mm2
dx = 255.5 mm
a = 31.22 mm
Mn = 127.30 KNm
ФMn = 101.84 KNm
ФMn ≥ Mu aman(ok)

Jadi untuk tulangan lantai tebal 30 cm diambil 13-100 mm tulangan arah x dan

13-100 mm tulangan arah y.

2. Perhitungan Pondasi

2.1 pondasi Tiang Pancang

o Kuat tekan beton rencana . f’c 20 Mpa ; f’y = 400 Mpa

o Dimensi tiang pancang yang akan dipakai 40 x 40 cm

1. Daya dukung berdasarkan data (SPT)

Daya dukung ijin tiang tunggal

Q = 1130 KN = 113 ton

Perhitungan kekuatan pondasi

1. PC4(Tinjau joint elemen 69) 2 pile

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, fc' = 20 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( ≥10 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( <10 mm ), fy = 400 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.30 m
Lebar kolom arah y, by = 0.30 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.60 m
Tebal
pilecap, h= 4.30 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0.40 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN
FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 463.22 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 0.07 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0.04 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 0 kN`
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 0 kN
Tahanan aksial tiang pancang, ∅ * Pn = 1130 kN
Tahanan lateral tiang pancang, ∅ * Hn = 39.56 kN
DATA SUSUNAN TIANG
PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
No. Jumlah x n * x2 No. Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m2)
1 1 0.60 0.36 1 1 0.00 0.00
2 1 -0.6 0.36 2 1 0 0

n= 2 = 0.72 n= 2 ∑ y2 = 0.00
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.40
Lebar pilecap arah y, Ly = 1.20

1. Gaya aksial pada tiang pancang

Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx*Ly*z*Ws = 222.91 KN

Berat pilecap, Wc = Lx*Ly*h*Wc = 55.30 KN

Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1,2*Ws+1,2Wc = 797.07 KN

Lengan maksimum tiang pancang arah x thd pusat,

Xmax = 0.60 m

Xmin = -0.60 m

Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,

∗ ∑
398.59 KN

∗ ∑
398.48 KN

398.59 1130 KN ……aman(ok!)


2. Gaya lateral pada tiang pancang

Gaya lateral arah x pada tiang, hux =Hux/n =0 KN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy =Huy/n = 0 KN

Gaya lateral kombinasi dua arah

0 39,56 ……aman (ok!)

3. Tinjauan terhadap geser.

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.7 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 =0.70 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 16.13 Kn
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws =65.01 Kn
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W1 - W2 =317.45 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1200 mm
Tebal efektif pilecap, d =700 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 1878.29 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 7930.6 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1252.19 KN

Diambil yang terkecil

1252.19 KN

∅ 0,75

∅ 1252.19 ∗ 0,75 939.15 KN


939.15 317.45 KN…..aman ( ok)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.7 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, Cy = ( Ly – by - d ) / 2 =0.00m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc =0.00Kn
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws =0.00Kn
Gaya geser arah y, Vux = pumax - W1 - W2 = 605.6 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Ly = 1200 mm
Tebal efektif pilecap, d =700 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 2100 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 8866,67 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1400 KN

Diambil yang terkecil

1400 KN

∅ 0,75

∅ 2916,67 ∗ 0,75 1050KN

1050 605,619 KN…..aman ( ok)

\
4. Pembesian pilecap

a. Tulangan lentur arah x

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cx = (Lx – bx)/2 = 1.05

Jarak tiang thd sisi kolom ex = Cx – a = 0.45

Berat beton, W1= Cx*Ly*h*Wc = 24.19 KN

Berat tanah, W2= Cx*Ly*z*Ws = 97.52 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

2∗ ∗ ∗ ∗ 294.83

Lebar plecap yang ditinjau, b = Ly =1200 mm

Tebal pilecap, h = 800 mm


Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm

Tebal efektif plat, d = h -d’ = 700 mm

Kuat tekan beton, fc’ = 20 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton,

∗ 0,85 ∗ ∗ 0,021

Faktor reduksi kekuatan lentur,

0,75 ∗ ∗ ∗ 1 0,5 ∗ 0,75 ∗ ∗ / 0,85 ∗ 5.26

368.54

∗ 0.627

….aman (ok)

. ∗
∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ 0,0016

0,0025

Dipakai

∗ ∗ 2100 mm2

Dipakai D16

Jarak tulangan yang diperlukan

∗ ∗ 115 mm

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm

Dipakai s = 100 mm, Digunakan tulangan D16-100

Luas tulangan terpakai

∗ ∗ 2412.74 mm2
b. Tulangan lentur arah y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cy = (Ly – by)/2 = 1.05

Jarak tiang thd sisi kolom ey = Cy – a = 0.45

Berat beton, W1= Cy*Lx*h*Wc = 24.19 KN

Berat tanah, W2= Cy*Lx*z*Ws =97.52 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

2∗ ∗ ∗ ∗ 294.83

Lebar plecap yang ditinjau, b = Lx =1200 mm

Tebal pilecap, h = 800 mm

Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm


Tebal efektif plat, d = h -d’ = 700 mm

Kuat tekan beton, fc’ = 20 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton,

∗ 0,85 ∗ ∗ 0,021

Faktor reduksi kekuatan lentur,

0,75 ∗ ∗ ∗ 1 0,5 ∗ 0,75 ∗ ∗ / 0,85 ∗ 5.26

368.54

∗ 0.627

….aman (ok)

. ∗
∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ 0,0016

0,0025

Dipakai

∗ ∗ 2100 mm2

Dipakai D16

Jarak tulangan yang diperlukan

∗ ∗ 115 mm

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm

Dipakai s = 100 mm

Luas tulangan terpakai

∗ ∗ 2412.74 mm2

5. Tulangan susut
Rasio tulangan susut minimum,
Luas tulangan susut, ∗ ∗ 1176 mm2

Diameter tulangan yang digunakan 13

Jarak tulangan susut, ∗∅ ∗ 135 mm

Jarak tulangan susut maksimum,


Jarak tulangan susut yang digunakan, s = 100 mm
Digunakan tulangan susut arah x dan y yang digunakan, 13-100

Gambar penulangan pile cap


FOUNDATION TANK

5.1 METODE ANALISA DAN DESAIN PILE CAP DAN SPRING

Pondasi direncanakan dengan menyertakan kekauan pondasi dan kekakuan tanah


dukung. Analisa dilakukan dengan memperhitungkan kekakuat tanah pendukung
dimodelkan dengan spring constant di seluruh bidang plat @ 1 mtr dengan nilai
konstanta spring UZ = 63829 ton pada bagian pinggir area dan UZ = 611,83 ton pada
bagian dalam area.

1. Permodelan Struktur

Permodelan bangunan Pondation Tank menggunakan program SAP2000 V 15 dengan


menggunakan Spring di seluruh bidang plat @ 1 mtr dengan nilai Konstanta spring
UZ = 63829 ton pada bagian pinggir area dan UZ = 611.83 ton pada bagian dalam
area.
1. Gambar plan Pondation Tank

2. Gambar section pondation Tank


3. Konstanta spring pada area pinggir
4. Konstanta spring pada area dalam/tengah

1. Pembebanan Struktur

Pada struktur ini menggunakan pelat lantai tebal 40 cm. Beban yang diperhitungkan
pada struktur adalah beban air pada plat, dan beban air tanah pada plat.
1.1 Lantai Struktur

Pada struktur ini menggunakan pelat lantai tebal 40 cm. Beban yang diperhitungkan
pada struktur adalah beban air tanah sebesar 1500 kg/m2, beban air pada plat lantai
sebesar 6600 kg/m2, dan berat sendiri plat lantai sebesar 86 kg/m2.

5. Plan lantai

6. Section perletakan spring pada lantai


7. Beban mati sendiri (86 kg/m2) dan beban air(6600kg/m2) pada pelat lantai
8. Beban air tanah pada plat lantai

1.3. Perhitungan Pelat Lantai

Analisa gaya dalam (khusunya momen) pada pelat dilakukan seperti halnya

analisa pelat seperti sebelumnya. Analisa momen pada pelat lantai dilakukan

menggunakan finite element method dengan bantuan program SAP2000.

Tinjauan momen maksimum pada joint area yang ditinjau dianggap mewakili

sepanjang sumbu joint tersebut, sehingga tinjauan tidak dilakukan per mesh area .
Tabel 4.1 Momen pelat lantai

Mmax(M11) Mmax(M22)
Jenis
Areas Mtump Areas Mlap Areas Mtump Areas Mlap
Pelat
Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m) Text (KN.m)
14 -119.5 14 56.25 14 -119.8 14 60.47

1.3. Perhitungan Penulangan Pelat lantai

1. Penulangan pelat

tul x
h = 400 mm deking = 25 mm
Dx = 16 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 25 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 119.5 KNm sap)

As = 2009.6 mm2
dx = 367 mm
a = 37.83 mm
Mn = 279.81 KNm
ФMn = 223.84 KNm

ФMn ≥ Mu aman(ok)

tul y
h = 400 mm deking = 25 mm
Dy = 16 mm Ф = 0.8 (lentur)
jarak
fc' = 25 Mpa sengkang = 100 mm
fy = 400 MPa
(dari hasil
Mu = 119.8 KNm sap)

As = 2009.6 mm2
dy = 351 mm
a = 37.83 mm
Mn = 266.94 KNm
ФMn = 213.56 KNm
ФMn ≥ Mu aman(ok)

Jadi untuk tulangan lantai tebal 40 cm diambil 16-100 mm tulangan arah x dan

16-100 mm tulangan arah y.

2. Perhitungan Pondasi

2.1 pondasi Tiang Pancang

o Kuat tekan beton rencana . f’c 25 Mpa ; f’y = 400 Mpa

o Dimensi tiang pancang yang akan dipakai 40 x 40 cm

1. Daya dukung berdasarkan data (SPT)

Daya dukung ijin tiang tunggal

Q = 1130 KN = 113 ton

Perhitungan kekuatan pondasi

1. PC4(Tinjau joint elemen 284) 2 pile

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( ≥10 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( <10 mm ), fy = 400 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.40 m
Lebar kolom arah y, by = 0.40 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.60 m
Tebal
pilecap, h= 4.30 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0.40 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
DATA BEBAN
FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 2144.77 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 0.07 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0.04 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 0 kN`
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 0 kN
Tahanan aksial tiang pancang, ∅ * Pn = 2260 kN
Tahanan lateral tiang pancang, ∅ * Hn = 39.56 kN
DATA SUSUNAN TIANG
PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
No. Jumlah x n * x2 No. Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m2)
1 1 0.60 0.36 1 1 0.00 0.00
2 1 -0.6 0.36 2 1 0 0

n= 2 = 0.72 n= 2 ∑ y2 = 0.00
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.40
Lebar pilecap arah y, Ly = 1.20

1. Gaya aksial pada tiang pancang

Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx*Ly*z*Ws = 222.91 KN

Berat pilecap, Wc = Lx*Ly*h*Wc = 55.30 KN

Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1,2*Ws+1,2Wc = 2478.62 KN

Lengan maksimum tiang pancang arah x thd pusat,

Xmax = 0.60 m

Xmin = -0.60 m

Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,

∗ ∑
1239.37 KN

∗ ∑
1239.37 KN

1239.37 2260 KN ……aman(ok!)


2. Gaya lateral pada tiang pancang

Gaya lateral arah x pada tiang, hux =Hux/n =0 KN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy =Huy/n = 0 KN

Gaya lateral kombinasi dua arah

0 39,56 ……aman (ok!)

3. Tinjauan terhadap geser.

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.7 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 =0.65 m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc = 14.97 Kn
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws =60.37 Kn
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W1 - W2 =1006 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1200 mm
Tebal efektif pilecap, d =700 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 =2100 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 8866.67 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1400 KN

Diambil yang terkecil

1400 KN

∅ 0,75

∅ 1400 ∗ 0,75 1050 KN


1050 1006 KN…..aman ( ok)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.7 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, Cy = ( Ly – by - d ) / 2 =0.65m
Berat beton, W1 = cy * Lx * h * wc =14.97Kn
Berat tanah, W2 = cy * Lx * z * ws =60.37Kn
Gaya geser arah y, Vux = pumax - W1 - W2 = 1006 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Ly = 1200 mm
Tebal efektif pilecap, d =700 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 2100 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 8866,67 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1400 KN

Diambil yang terkecil

1400 KN

∅ 0,75

∅ 1400 ∗ 0,75 1050KN

1050 1006 KN…..aman ( ok)

\
4. Pembesian pilecap

a. Tulangan lentur arah x

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cx = (Lx – bx)/2 = 1.0

Jarak tiang thd sisi kolom ex = Cx – a = 0.4

Berat beton, W1= Cx*Ly*h*Wc = 23.04 KN

Berat tanah, W2= Cx*Ly*z*Ws =92.88 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

2∗ ∗ ∗ ∗ 933.53

Lebar plecap yang ditinjau, b = Ly =1200 mm

Tebal pilecap, h = 800 mm


Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm

Tebal efektif plat, d = h -d’ = 700 mm

Kuat tekan beton, fc’ = 25 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton,

∗ 0,85 ∗ ∗ 0,027

Faktor reduksi kekuatan lentur,

0,75 ∗ ∗ ∗ 1 0,5 ∗ 0,75 ∗ ∗ / 0,85 ∗ 6.57

1166.9

∗ 1.98

….aman (ok)

. ∗
∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ 0,0052

0,0025

Dipakai

∗ ∗ 4382.78 mm2

Dipakai D22

Jarak tulangan yang diperlukan

∗ ∗ 104 mm

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm

Dipakai s = 100 mm, Digunakan tulangan D22-100

Luas tulangan terpakai

∗ ∗ 4561.59 mm2
b. Tulangan lentur arah y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cy = (Ly – by)/2 = 1.0

Jarak tiang thd sisi kolom ey = Cy – a = 0.4

Berat beton, W1= Cy*Lx*h*Wc = 23.04 KN

Berat tanah, W2= Cy*Lx*z*Ws =92.88 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

2∗ ∗ ∗ ∗ 933.53

Lebar plecap yang ditinjau, b = Lx =1200 mm

Tebal pilecap, h = 800 mm

Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm


Tebal efektif plat, d = h -d’ = 700 mm

Kuat tekan beton, fc’ = 25 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa

Modulus elastisitas beton, Es = 2.00E+05 MPa

Faktor distribusi teg. beton,

∗ 0,85 ∗ ∗ 0,021

Faktor reduksi kekuatan lentur,

0,75 ∗ ∗ ∗ 1 0,5 ∗ 0,75 ∗ ∗ / 0,85 ∗ 6.57

1166.92

∗ 1.98

….aman (ok)

. ∗
∗ 1 1 2∗ / 0.85 ∗ 0,0052

0,0025

Dipakai

∗ ∗ 4382.78 mm2

Dipakai D22

Jarak tulangan yang diperlukan

∗ ∗ 104 mm

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm

Dipakai s = 100 mm

Luas tulangan terpakai

∗ ∗ 4561.59 mm2
5. Tulangan susut

Rasio tulangan susut minimum,


Luas tulangan susut, ∗ ∗ 1176 mm2

Diameter tulangan yang digunakan 13

Jarak tulangan susut, ∗∅ ∗ 135 mm

Jarak tulangan susut maksimum,


Jarak tulangan susut yang digunakan, s = 100 mm
Digunakan tulangan susut arah x dan y yang digunakan, 13-100

Gambar penulangan pile cap

Denpasar , 03 September 2019

Ir. Ketut Ardhana, MT, IP- M


No reg: 1.2.201.2.025.09.1078421
OFFICE
LAMPIRAN
GAMBAR 3D
SAP2000 8/29/19 11:39:30

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - 3-D View - Kgf, m, C Units


DISPLACEMENT
SAP2000 8/29/19 11:40:18

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Deformed Shape (DEAD) - Kgf, m, C Units


GAYA – GAYA DALAM
GAYA LINTANG
SAP2000 8/29/19 11:47:19

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Shear Force 2-2 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 11:47:06

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Shear Force 2-2 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 11:46:56

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Shear Force 2-2 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 11:46:44

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Shear Force 2-2 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 11:46:31

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Shear Force 2-2 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units
GAYA MOMEN
SAP2000 8/29/19 11:45:08

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Moment 3-3 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units


SAP2000 8/29/19 11:45:32

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Moment 3-3 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units


SAP2000 8/29/19 11:45:47

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Moment 3-3 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units


SAP2000 8/29/19 11:45:57

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Moment 3-3 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units


SAP2000 8/29/19 11:46:10

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Moment 3-3 Diagram (ENVELOPES) - Kgf, m, C Units


LUAS TULANGAN
TULANGAN
LONGITUDINAL
LUAS TULANGAN
BALOK
SAP2000 8/29/19 11:48:33

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/29/19 11:48:53

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/29/19 11:49:02

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
LUAS TULANGAN
PORTAL
SAP2000 8/29/19 11:49:16

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/29/19 11:49:27

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/29/19 11:49:39

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/29/19 11:49:47

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
REAKSI JOINT
SAP2000 8/29/19 11:50:15

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Joint Reactions (ENVELOPES) - Kgf, mm, C Units


SAP2000 8/29/19 11:50:15

SAP2000 v15.0.1 - File:OFFICEv15 - Joint Reactions (ENVELOPES) - Kgf, mm, C Units


TREATMENT
TANK
LAMPIRAN
GAMBAR 3D
SAP2000 8/29/19 16:30:18

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - 3-D View - Kgf, m, C Units


DISPLACEMENT
SAP2000 8/29/19 16:54:32

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Deformed Shape (DEAD) - Kgf, m, C Units


GAYA – GAYA DALAM
GAYA LINTANG
SAP2000 8/29/19 17:11:54

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:12:32

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:13:15

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:13:41

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:17:47

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
GAYA MOMEN
SAP2000 8/29/19 17:06:36

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Moment 3-3 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:10:35

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Moment 3-3 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:11:01

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Moment 3-3 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
SAP2000 8/29/19 17:11:25

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Moment 3-3 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
LUAS TULANGAN
TULANGAN
LONGITUDINAL
LUAS TULANGAN
BALOK
SAP2000 8/30/19 9:50:45

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/30/19 9:52:46

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/30/19 9:58:50

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
LUAS TULANGAN
PORTAL
SAP2000 8/30/19 9:59:52

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/30/19 10:00:11

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/30/19 10:00:31

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/30/19 10:00:45

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 8/30/19 10:01:03

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
REAKSI JOINT
SAP2000 8/29/19 17:23:26

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Joint Reactions (COMB19) - Kgf, m, C Units


SAP2000 8/29/19 17:23:26

SAP2000 v15.0.1 - File:PRETREATMENT TANK_V15 - Joint Reactions (COMB19) - Kgf, m, C Units


FOUNDATION
TANK
LAMPIRAN
GAMBAR 3D
SAP2000 9/2/19 14:49:09

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - 3-D View - KN, m, C Units
DISPLACEMENT
SAP2000 9/2/19 14:53:03

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Deformed Shape (DEAD) - KN, m, C Units
GAYA – GAYA DALAM
GAYA LINTANG
SAP2000 9/2/19 15:06:05

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
GAYA MOMEN
SAP2000 9/2/19 15:07:19

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Moment 3-3 Diagram (COMB2) - Kgf, m, C Units
LUAS TULANGAN
TULANGAN
LONGITUDINAL
LUAS TULANGAN
BALOK
SAP2000 9/2/19 15:09:50

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 9/2/19 15:12:03

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 9/2/19 15:12:38

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 9/2/19 15:13:13

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 9/2/19 15:13:56

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
SAP2000 9/2/19 15:14:30

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Longitudinal Reinforcing Area (ACI 318-02) - Kgf, mm, C Units
REAKSI JOINT
SAP2000 9/2/19 15:15:48

SAP2000 v15.0.1 - File:PONDASI TANK BULAT tanpa kolom_V15 - Joint Reactions (COMB3) - Kgf, mm, C Units

Anda mungkin juga menyukai