Anda di halaman 1dari 73

SUMITRA RESORT

JALAN MERTASARI - SANUR


BALI

LAPORAN
PERHITUNGAN STRUKTUR

CV. CATUR MITRA UTAMA


Design & Engineers
Jl. Gn. Indrakila Ujung II No. 23-25, Denpasar 80119
BALI – INDONESIA

Ph: (0361) 485444, Fax (0361) 485444


E-mail : cmu_bali@yahoo.com

Mei 2017
DAFTAR ISI

1. Uraian Proyek

2. Ketentuan Perancangan

2.1 Umum

2.2 Umum

2.3 Peraturan – Peraturan

2.4 Mutu Material

2.5 Beban Gempa

2.6 Kombinasi Pembebanan

3. Sistem Pondasi (Sub Structure)

4. Struktur Atas (Super Structure)

5. Analisis Struktur

LAMPIRAN

Analisis Struktur

Gambar Struktur
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
SUMITRA RESORT

1. URAIAN PROYEK

Proyek SUMITRA RESORT terletak di Jalan Mertasari, Lingkunagn Blanjong,

Desa Sanur Kauh Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Proyek ini

direncanakan terdiri dari 2 buah bangunan Hotel 4 lantai, 2 Gugusan Villa 1

lantai, Lobby 3 Lantai dan Bangunan Restauran 2 lantai serta bangunan

pendukung lainnya seperti Kolam Renang (lagoon), Parking dan lain-lain..

Bangunan ini rencananya berdiri di atas tanah Pasir yang mempunyai kontur

relative datar. Struktur tanah terdiri dari tanah lunak sampai sedang, yang

didominasi oleh pasir bercampur karang lepas sedalam kurang lebih 18 meter.

Sedangkan bearing tanah yang sangat besar berada pada kedalaman sekitar – 10.4

meter sampai 13 meter dari muka tanah asli.

Bangunan ini dirancang dengan menggunakan peraturan gempa SNI 03 – 1726 –

2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan

Gedung dan Non Gedung) dan Perancangan elemen struktur mengikuti Peraturan

SK – SNI 03-2847-2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan gedung).

2. KETENTUAN PERANCANGAN

2.1. Umum

Secara umum Proyek SUMITRA RESORT ini terdiri dari:

1. Bangunan Blok Hotel terdiri dari 3 Lantai dan Roof Top

2. Lobby dan BOH terdiri dari 3 Lantai

3. Bangunan Restaurant dengan Roof Top

4. Bangunan Villa juga dengan Atap beton.


2.2. Peraturan - Peraturan

Ketentuan dan dasar Perancangan Struktur Gedung SUMITRA RESORT,

mengikuti Peraturan yang berlaku di Indonesia meliputi:

1. SNI 03 – 1726 – 2012 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa

Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung)

2. SNI 03 – 1729 -2002 (Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk

Bangunan Gedung)

3. SNI 2847 – 2013 (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan

Gedung)

4. SKBI – 13.53 – 1987 ( Pedoman Pembebanan Untuk Rumah dan

Gedung)

2.3. Mutu Material

1. Mutu Beton direncanakan menggunakan mutu beton yang mempunyai

Concrete Compressive Strength pada umur 28 hari test kubus K = 300

Kg/cm2 untuk Bangunan Blok Hotel dan Lobby BOH, sedangkan Villa

dan Restaurant memakai Mutu Beton K250. Pada proyek ini semua beton

yang dipakai adalah beton biasa yang mempunyai berat jenis = 2400

kg/m2.

2. Baja Tulangan

Baja Tulangan yang dipakai adalah: Baja Tulangan Ulir (Notasi D) BJTD-

40 denganYeild Strength of Steel (fy) = 4000 Kg/cm2 untuk tulangan

pokok yang lebih besar atau sama dengan diameter 10 mm .

Sedangkan Tulangan Polos (notasi Ø), BJTP-24 dengan Yeild Strength of

Steel (fy) = 2400 Kg/cm2 dipergunakan untuk Sengkang spiral dan


tulangan Plat serta tulangan Praktis (kolom dan Sloop praktis). Sedangka

sengkang hoop atau biasa mempergunakan BJTD – 40.

2.4. Beban Rencana

Pembebanan diambil sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk

Rumah dan Gedung tahun 1987. Beban – beban yang dipakai dalam

Perancangan Proyek SUMITRA RESORT terdiri dari:

1. Live Load (Beban Hidup) untuk Standard Room dll = 250 Kg/m2

2. Live Load untuk Parkir = 800 Kg/m2

3. Concrete (Berat Beton) = 2400 kg/m3

4. Wall (Beban Dinding) = 250 Kg/m2

5. Finishing (berat Finishing: Spesi + Keramik) = 105 kg/m2

6. Ceilling (Berat Plafond) = 25 kg/m2

Disamping beban gravitasi, pada dinding beton Basement juga bekerja tekanan

air tanah dan tekanan tanah. Pengaruh beban tanah ini ikut dimasukan dalam

pemodelan struktur.

2.5. Beban Gempa

Bangunan pada Proyek SUMITRA RESORT, dianalisis berdasarkan metoda

Respons Spektra dengan memakai model 3D. Desain Gempa diambil

mengikuti Peraturan SNI 03-1726-2012 untuk wilayah Sanur, Bali.


Gambar. 1. Kurva Respon Spektra untuk Wilayah Sanur Bali (Tanah
Sedang).

Berdasarkan SNI 2012, Peta Zonasi Gempa Indonesia dinyatakan dalam

bentuk Peta Respons Spektra yang ditetapkan berdasarkan Ss (percepatan

batuan dasar pada perioda 0.20 detik) dan S1 (percepatan batuan dasar pada
perioda 1.0 detik), Untuk wilayah Sanur dan Kota Denpasar yang berada pada

garis koordinat (-8.656291, 115.222099). maka:

Ss = 0.977g ( perioda 0.20 detik)

dan S1 = 0.359 g (perioda 1.0 detik).

Koefisien Situs (Site Coefficient):

Fa = 1.109 dan Fv = 1.683

Sedangkan untuk membuat grafik Respond Spektra Percepatan di atas

didasarkan atas nilai SDS dan nilai SD1. Sehingga Untuk Kota Denpasar

SDS = 2/3 (Fa.Ss) = 0.723 g

SD1 = 2/3 (Fv.S1) = 0.402 g

hasil laporan soil investigation, kondisi tanah termasuk golongan tanah

Sedang. Sehingga Kategori Desain Seismik – KDS (Seismic Design Category

– SDC) untuk Kota Denpasar adalah termasuk kategori D (High Seismic

Risk).

2.6 Kombinasi Pembebanan

Sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan

Gedung, SNI 03- 1726-2012 dan Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan

gedung SNI 2847-2013, pengaruh gempa dianggap bekerja dalam dua arah

secara serempak, yaitu 100% gempa arah utama dikombinasikan dengan 30%

gempa dalam arah tegak lurusnya.

Kombinasi beban yang diperhitungkan adalah:

 1.4D

 1.2D + 1.6L

 1.2D + L ± EQx ± 0.3EQy

 1.2D + L ± 0.3EQx ± EQy


 0.9D ± EQx ± 0.3EQy

 0.9D ± 0.3EQx ± EQy

Dimana:

D = Dead Load (Berat sendiri)

L = Live Load (Beban Hidup)

EQx = Seismic Load X direction (Beban gempa arah sumbu X)

EQy = Seismic Load Y direction (Beban Gempa arah sumbu Y).

3. SISTEM PONDASI (SUB STRUCTURE)

Dari hasil laporan penyelidikan tanah yang dilakukan oleh Geotech yang

ditunjuk oleh Owner disimpulkan bahwa penetrasi konus maksimal 250

kg/cm2 sangat bervariasi yaitu terdapat pada kedalaman 3.40 meter sampai

dengan 13.00 meter dari muka tanah asli (setempat). Sedangkan air tanah

ditemukan pada kedalaman 2 meter dari muka tanah asli.. Nilai konus ini

menunjukan lapisan yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk

menopang bangunan di atasnya.

Dari data di atas, maka bangunan SUMITRA RESORT dirancang mengunakan

Pondasi Telapak Beton untuk Bangunan Villa dan restaurant dan tiang pancang

gabungan untuk bangunan Hotel dan Lobby BOH

4. STRUKTUR ATAS (SUPER STRUCTURE)

Sistem Lateral Struktur Bangunan baik Bangunan Hotel 4 lantai maupun Lobby

dirancang menggunakan Sistem Rangka Pemikul Moment Khusus (SRPMK)

beton bertulang sesuai SNI 03 – 1726 -2012 dengan factor reduksi Gempa R =

8,0, sedangkan system penahan beban gravitasi menggunakan pelat dan balok

konvensional.
Struktur dimodelkan secara 3 – dimensi dengan bantuan program SAP 2000

v.9.03 dengan memperhitungan penampang retak untuk semua elemen struktur

serta modifikasi terhadap kekakuan lentur sesuai dengan SNI 03 – 2847 – 2002.

Tabel 1. Faktor Modifikasi Kekakuan Lentur dan Torsi

Faktor Modifikasi Faktor Modifikasi


Kekakuan Lentur Kekakuan Torsi
Balok (T atau L) 0.35 0.1
Kolom 0.7 1.0
Pelat 0.25 1.0

5. ANALISIS STRUKTUR

Analisis dilakukan secara 3 dimensi dengan penjepitan lateral diambil pada lantai

Basement. Hasil analisa dinamik yang diperoleh dengan bantuan program SAP 2000

v.0.9.03, beserta penulangan elemen struktur seperti balok, kolom disajikan dalam

lampiran.

5.1 BANGUNAN HOTEL 4 LANTAI

Pasal 7.9.4 SNI 03 – 1726 – 2012, menyatakan bahwa Nilai akhir respons dinamik
struktur Gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa
Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons
ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya
geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dinyatakan dengan persamaan
berikut:

V ≥ 0,8 V1
Dimana V1 = Sa.I. Wt/R, dimana hasil hitungan Wt = 2.320.192 kg
= 0.72 x 1 x 2.320.192/8
= 208.817 kg
0,8 V1 = 0,8 x 208.817
= 167.054 kg

Hasil perhitungan dinamik dengan SAP 2000 menghasilkan sebagai berikut:

Vx = 263.885 kg
Vy = 267.079 kg, kedua nilai ini lebih besar dari 0,8 V 1 (167.054) seperti yang
disyaratkan oleh pasal 7.9.4 SNI.
Maka dari itu nilai gaya geser tingkat nominal akibat pengaruh Gempa Rencana hasil
analisis di atas tidak perlu dikalikan dengan factor sekala.

5.1.1 Kinerja Batas Layan (∆s)


Kinerja batas layan (∆s) struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar tingkat

akibat pengaruh gempa rencana.

∆s = 0.03 x hi/R

= 0.03 x 330/8 = 1.24 cm < 3 cm

Tabel 2. Analisis ∆s akibat gempa arah x

Lantai Hi ∆s Drift ∆s antar Syarat drift ∆s Keterangan


(m) (cm) tingkat (cm) (cm)
4 3.3 2.519 0.479 1.24 ok
3 3.3 2.040 0.550 1.24 ok
2 3.3 1.490 0.667 1.24 ok
1 3.3 0.823 0.823 1.24 ok

Tabel 3. Analisis ∆s akibat gempa arah y

Lantai Hi ∆s Drift ∆s antar Syarat drift ∆s Keterangan


(m) (cm) tingkat (cm) (cm)
4 3.3 2.1 0.35 1.24 ok
3 3.3 1.75 0.45 1.24 ok
2 3.3 1.3 0.61 1.24 ok
1 3.3 0.69 0.69 1.24 ok

5.1.2 Kinerja Batas Ultimate (∆m)


Kinerja batas ultimate (∆m) struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan

simpangan antar tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa

rencana.dalam kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan.

∆m = ξ x ∆s , dimana ξ = R untuk gedung tidak beraturan

< 0.02 hi

Tabel 4. Analisis ∆m akibat gempa arah x

Lantai Hi Drift ∆s antar Drift ∆m antar Syarat drift Keterangan


(m) tingkat (cm) tingkat (cm) ∆m(cm)
4 3.3 0.479 3.832 6.6 ok
3 3.3 0.550 4.400 6.6 ok
2 3.3 0.667 5.336 6.6 ok
1 3.3 0.823 6.584 6.6 ok

Tabel 5. Analisis ∆m akibat gempa arah y

Lantai Hi Drift ∆s antar Drift ∆m antar Syarat drift Keterangan


(m) tingkat (cm) tingkat (cm) ∆m(cm)
4 3.3 0.35 2.8 6.5 ok
3 3.3 0.45 3.6 6.5 ok
2 3.3 0.61 4.88 6.5 ok
1 3.3 0.69 5.52 6.6 ok

5.1.3 PERENCANAAN PENULANGAN BETON BERTULANG

Perencanaan penulangan beton bertulang dilakukan atas elemen-elemen super

struktur yaitu Pelat, Balok dan Kolom, dengan mempertimbangkan factor Reduksi

Kekuatan (Ø) sesuai table dibawah:

Tabel 6. Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)

Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)


Lentur 0.9
Aksial – Tarik 0.8
Aksial – Tekan – Ties 0.65
Aksial Tekan – Spiral 0.7
Geser 0.75
Torsi 0.75
Bearing 0.95

1. Perhitungan Pondasi

 Analisa daya dukung pondasi Tiang Pancang.


o Beban Normal maksimum N = 181,85 ton; M= 15,97 ton.m
o Kuat tekan beton rencana . f’c 30 Mpa ; f’y = 400 Mpa
o Data sondir pada kedalaman 12 m (Cn = 111,83 kg/cm2 dan

JHP = 820 kg/cm)


o Dimensi tiang pancang 35 x 35 cm
1. Daya dukung berdasarkan data sondir (CPT).
Q = A x (Cn/3) + (K x (JHP/5)
Dimana :
Q = daya dukung pondasi tiang pancang / Bor File
A = Luas penampang tiang pancang / Bor file
Cn = Nilai conus rata-rata ( dari data soil test )
K = Keliling penampang Tiang pancang/ Bor File
JHP = Jumlah hambatan pelekat ( dari data soil test )
3 & 5 = Angka keamanan
Q = (35x35) x (111,83 /3 ) + (35x4) x ( 820 /5)
= 45663,91 + 22960
= 68623,91 kg
= 68,62 ton
2. Daya dukung berdasarkan data (SPT)

Daya dukung ijin tiang

Q all = Ab.qf/3 + As.fs/2

Qall = 769,83 KN = 76,98 ton dibulatkan 77 ton

Dipakai

Q = 77 ton. Untuk perencanaan selanjutnya.

Perhitungan kekuatan pondasi

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( ≥10 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( <10 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.60 m
Lebar kolom arah y, by = 0.30 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.60 m
Tebal
pilecap, h= 0.6 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0.80 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN
FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 77.82 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 30.00 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0.00 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 20.00 kN
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 10.00 kN
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 300.00 kN
Tahanan lateral tiang pancang, f * Hn = 30.00 kN
DATA SUSUNAN TIANG
PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
No. Jumlah x n * x2 No. Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m2)
1 1 0.50 0.25 1 1 0.00 0.00
2 1 -0.50 0.25

n= 2 = 0.50 n= 1 S y2 = 0.00
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.25
Lebar pilecap arah y, Ly = 1.2

1. Gaya aksial pada tiang pancang

Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx*Ly*z*Ws = 38,88 KN

Berat pilecap, Wc = Lx*Ly*h*Wc = 38,88 KN

Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1,2*Ws+1,2Wc = 171,132 KN

Lengan maksimum tiang pancang arah x thd pusat,

Xmax = 0,5 m

Xmin = -0,5 m

Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,


……aman(ok!)

2. Gaya lateral pada tiang pancang

Gaya lateral arah x pada tiang, hux =Hux/n = 10 KN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy =Huy/n = 5 KN

Gaya lateral kombinasi dua arah

……aman (ok!)

3. Tinjauan terhadap geser.

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.5 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 =0.575m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc =9.94Kn
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws =7.45Kn
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W1 - W2 = 98,18 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1.2 m
Tebal efektif pilecap, d =0.5m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 2

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 1095,45 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 46191,27 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1095,44 KN

Diambil yang terkecil


……..aman (ok)

4. Pembesian pilecap

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cx = (Lx – bx)/2 = 0,825
Jarak tiang thd sisi kolom ex = Cx – a = 0,225
Berat beton, W1= Cx*Ly*h*Wc = 14,26 KN
Berat tanah, W2= Cx*Ly*z*Ws = 14,26 KN

Momen yang terjadi pada pilecap,

Lebar plecap yang ditinjau, b = Ly =1200 mm


Tebal pilecap, h = 600 mm
Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h -d’ = 500 mm
Kuat tekan beton, fc’ = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastisitas beton, Es = 2,57*104 MPa
Faktor distribusi teg. beton,

Faktor reduksi kekuatan lentur,

7,98

….aman (ok)

Dipakai

Dipakai D16
Jarak tulangan yang diperlukan

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm


Dipakai s = 100 mm
Luas tulangan terpakai

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm


Dipakai D16 - 150 mm

5. Tulangan susut

Rasio tulangan susut minimum,


Luas tulangan susut,

Diameter tulangan yang digunakan

Jarak tulangan susut,

Jarak tulangan susut maksimum,

Jarak tulangan susut yang digunakan,

Digunakan tulangan susut arah x yang digunakan, D16-200

2. Perhitungan Pelat

Pada bangunan utama system lantai adalah pelat dan balok. Perhitungan gaya-

gaya dalam pelat ditentukan secara langsung dan otomatis oleh Program SAP

2000.

Data Perhitungan
Concrete Compression Strength = 300 kg/cm2 (Cube test 28 days)
Bending Reinforcement Yield Stress (fy) = 4000 kg/cm2
Shear Reinforcement Yield Stress (fys) = 2400 kg/cm2
Pembebanan Pelat Lantai
Lantai # 1
Standard Room
 Dead load
1. Slab 150 mm = 360 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 490 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
Terrace
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
Koridor
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2

 live load = 300 kg/m2

Area Lift (Publik Area)


 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2

Lantai # 2
Standard Room
 Dead load
1. Slab 150 mm = 360 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 490 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
Terrace
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
Koridor
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2

Area Lift (Publik Area)


 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2
Lantai # 3
Standard Room
 Dead load
1. Slab 150 mm = 360 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 490 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
Terrace
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
Koridor
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2

Area Lift (Publik Area)


 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2
Roof Top

 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 200 kg/m2
Perhitungan Penulangan Pelat lantai dilampirkan pada Lampiran 1
3`. Perhitungan Kolom Dan Balok

Perhitungan kolom dan balok pada portal grid 5

Diambil pada joint yang dilingkari merah.


 Perencanaan Balok

-Tinjau balok B2 kiri joint yang ditinjau ( 300 x 500 ) mm

Dengan :

h = 500 mm b = 250 mm

fc’ = 30 MPa = 0,85

fy = 400 MPa s = 25 mm

Dp = 19 mm ( diameter tulangan longitudinal)

Ds = 10 mm ( diameter tulangan sengkang)

Menurut SNI

1. Beban aksial balok Pu < (0,1.Ag.fc’)

0,1.Ag.fc’ = 0,1.300.500.30 = 375000 N = 450 KN


2. Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi

efektifnya.

de = d = h-( s + Ds + Dp/2 ) = 500 – ( 25 + 10 + 19/2) = 455,5 mm

ln = 4800 /de = 4800/455,5 = 10,54 …..ok!

3. Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3

Ratio bw/h = 300/500 = 0,6 > 0,3 ……ok!

 Keperluan baja tulangan lentur

 Kondisi 1

Digunakan awal diameter D19

d = h- ( s + Ds + Dp/2 )
d = 500 - ( 25 + 10 + 19/2 )
d = 455,5 mm

Mu = -160,53 KNm (negative) (hasil dari sap combo 8 )

As =

Digunakan D19 jumlah = 8 ; As pakai = 2267 mm2

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :

Cek momen nominal aktual :


………ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi.

 Cek ratio tulangan

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton adalah


……ok!, syarat tulangan maksimum terpenuhi

 Cek apakah penampang tension-controlled


de = d = h-( s + Ds + Dp/2 )
d = 500 - ( 25 + 10 + 19/2 )
d = 455,5 mm

mm

Ok, < . desain tulangan under reinforced

Mu = 37 KNm (negative) (hasil dari sap combo 8 )

As =

Digunakan D19 jumlah = 4 ; As pakai = 1133,54 mm2

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang aktual adalah :

Cek momen nominal aktual :


………ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

 Cek ratio tulangan

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton adalah

……ok!
Jika ditabelkan

As
lokasi Mu As perlu terpasang Ø Mn a
(KNm) (mm2) (mm2) (KNm)
1295.68347 164.284
neg 160.53 6 2267.08 3 118.54013
ext neg
40.6973 59.27006
pos 37 298.637567 1133.54 7 5
500.742558 68.2395 59.27006
ext.positif pos 62.04 3 1133.54 9 5

Jadi tulangan balok di daerah tumpuan adalah atas 8D19 (As = 2267,08 mm2) ,

bawah 4D19(As =1133,54 mm2).

Untuk daerah lapangan 4D19 atas dan 4D19 bawah (As = 1133,54 mm2)

 Tinjau balok B2 kanan joint yang ditinjau ( 250 x 500 ) mm

Dengan :

h = 500 mm b = 250 mm

fc’ = 30 MPa = 0,85

fy = 400 MPa s = 25 mm

Dp = 19 mm ( diameter tulangan longitudinal)

Ds = 10 mm ( diameter tulangan sengkang)

Menurut SNI

1. Beban aksial balok Pu < (0,1.Ag.fc’)

0,1.Ag.fc’ = 0,1.250.500.30 = 375000 N = 375 KN


2. Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi

efektifnya.

de = d = h-( s + Ds + Dp/2 ) = 500 – ( 25 + 10 + 19/2) = 455,5 mm

ln = 3950 /de = 3950/455,5 = 8,67 …..ok!

3. Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3

Ratio bw/h = 300/500 = 0,6 > 0,3 ……ok!

 Keperluan baja tulangan lentur

Digunakan awal diameter D19

d = h- ( s + Ds + Dp/2 )
d = 500 - ( 25 + 10 + 19/2 )
d = 455,5 mm

Mu = -122,85 KNm (hasil dari sap combo 8 )

As =

Digunakan D19 jumlah = 8 ; As pakai = 2267,08 mm2

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :


Cek momen nominal aktual :

………ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

 Cek ratio tulangan


Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton

……ok!

Jika ditabelkan

As
lokasi Mu As perlu terpasang Ø Mn a
(KNm) (mm2) (mm2) (KNm)
991.55743 125.723116 118.54013
neg 122.85 5 2267.08 1 1
ext neg
342.78749 46.7139798 59.270065
pos 42.47 9 1133.54 9 4
279.75075 38.1235352 59.270065
ext.positif pos 34.66 9 1133.54 7 4

Jadi tulangan balok di daerah tumpuan adalah atas 8D19 (As = 2267,08 mm2) ,

bawah 4D19(As =1133,54 mm2).

Untuk daerah lapangan 4D19 atas dan 4D19 bawah (As = 1133,54 mm2)

Cek terhadap hasil penulangan di sap


Dalam sap dihasilkan luas tulangan balok sebesar 11,21 cm2 untuk tulangan atas dan

5,31 cm2 untuk tulangan bawah.

Dipakai tulangan diameter 19, As = 2,84 cm2

Jadi penulangan balok daerah tump = 11,21/2,84 = 4 buah atas, dipakai 8D19

5,31/2,84 = 2 buah bawah, dipakai 4D19

Untuk daerah lapangan = 3,45/2,84 = 2 buah atas, dipakai 4 D19

4,61/2,84 = 2 buah bawah, dipakai 4 D19.

 Menghitung Kapasitas Minimum Momen Positif Dan Momen Negatif


Kuat momen negatif positif terbasar pada bentang = 160,53 KNm
¼ Kuat momen negatif positif terbasar pada bentang = 40,13 KNm
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur.

Sebagai trial awal digunakan D19 :

d = h- ( s + Ds + Dp/2 )

d = 500 - ( 25 + 10 + 19/2 )

d = 455,5 mm

asumsi awal :

j = 0,85 ( koefisien lengan momen ) ; (faktor reduksi momen )

As =

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :

Cek momen nominal aktual :

…..ok!

 Cek As minimum

As min =
Tidak boleh kurang dari

 Cek ratio tulangan

Baja tulangan maksimum berdasarkan SNI

dan ….ok!

 Menghitung Probable Momen Capacities (Mpr)

SNI pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan bahwa :

Geser rencana akibat gempa pada balok dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis

terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan tulangan lentur balok mencapai 1,25

fy dan faktor reduksi kuat lentur = 1.

1. Kapasitas momen ujung-ujung balok


 Kondisi 1
 Kondisi 2

 Kondisi 3

 Kondisi 4
 Diagram gaya geser

Reaksi geser di ujung kanan dan kiri balok akibat gaya gravitasi yang bekerja pada

struktur.

a. Struktur bergoyang ke kanan.

Total reaksi geser di ujung kiri balok = 137,71-112,32 =25,39 KN

b. Struktur bergoyang ke kiri.

Total reaksi geser di ujung kanan balok = 97,07 + 112,32 =209,39 KN

1. Sengkang untuk gaya geser


, gaya geser maksimum

Maksimum

Coba diameter tulangan sengkang D10 dengan 2 kaki ( Av =157 mm2)

(ok)

SNI pasal 23.3.3(4) : spasi maksimum tulangan geser di sepnjang balok SRPMK

adalah de/2

Smax = de/2 = 455,5/2=227,75 mm, tidak melebihi s max.

Untuk bentang balok digunakan sengkang 2 kaki D10 dengan spasi 100 mm

 Perencanaan Kolom (300 x 600), nomor elemen 1060 :


h = 600 mm b = 300 mm
fc’ = 30 MPa fy = 400 MPa
s = 25 mm
Dp = 19 mm Ds = 10 mm
Lu = 3300 mm
 Perhitungan Tulangan Longitudinal Kolom
1. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom yang

didesain melebihi Ag.fc’/10

…..ok!
2. Sisi terpendek kolom tidak kurang dari 300 mm….d = 300 ..ok!
3. Ratio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4
Ratio antara b dan d = 300/600 = 0,5 > 0,4 …ok!
 Check konfigurasi penulangan
Dari hasil desain berdasarkan gaya dalam , dimensi kolom yang digunakan adalah

300 x 600 dengan tulangan 16 D 22.


As = 6079 mm2

0,01 < <0,06 ……ok!


 Kuat Kolom
Kuat kolom harus memenuhi ….
jumlah Mn dua kolom yang bertemu di joint.
jumlah Mn dua balok yang bertemu di joint.
166,74 + 40,13)

Kolom lantai atas (2nd floor )


gaya aksial terfaktor di kolom atas = 453,43 KN.

Dari diagram interaksi kolom, bersesuaian dengan =

153,68 KNm

Kolom lantai bawah (1st floor )


gaya aksial terfaktor di kolom bawah = 187,48

KN.

Dari diagram interaksi kolom, bersesuaian dengan =

183,33 KNm

….ok
 Desain Confinement Reinforcement
Total luas penampang hoops tidak kurang dari salah satu yang terbesar antara :

Coba tulangan baja D13


hc = cross section dimensi inti.
Jadi diambil yang terbesar yaitu
SNI
Spasi maksimum adalah yang terkecil di antara :
1. ¼ cross section dimensi kolom = 600/4 = 150 mm
2. 6 kali diameter tulangan longitudinal =6*19 = 114 mm
3. Sx menurut persamaan :

hx = 2/3 hc

Hx =

, digunakan spasi 100

mm

Jadi digunakan 4 leg baja D12 dengan luas penampang = 452 mm 2> 340

mm2….ok
Desain Shear Reinforcement
tidak perlu lebih besar dari :
faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang

didesain. Batasan ini merefleksikanfilosofi kolom kuat-balok lemah, yang

membuat balok lebih lemah dari kolom.


Karena kolom di lantai atas dan lantai bawah mempunyai kekakuan yang sama,

maka

dan

……ok!

dan

Ternyata suku kiri < suku kanan, sehingga tulangan yang diperlukan adalah

tulangan geser minimum.


Sebelumnya telah terpasang 4 leg D13 dengan spasi 100 mm. Berarti

…..ok!
, persyaratan kekuatan geser terpenuhi

16 D22
4 D12

COVER 25 mm

600 mm

300 mm

 Desain Joint (Hubungan Balok-kolom) SRPMK


1. Dimensi Joint
Luas efektif hubungan balok-kolom, dinyatakan dalam Aj adalah

Panjang joint yang diukur parallel terhadap tulangan lentur balok yang

menyebabkan geser joint sedikitnya 20 db

Panjang joint = 20 *22 =440 mm (ok)

2. Penulangan Transversal Untuk Confinement


Dari langkah desain kolom sebelumnya diperoleh bahwa :

Spasi vertikal hoop diijinkan untuk diperbesar hingga 150 mm.

Area tulangan hoop yang dibutuhkan = 150 *1,8 =270 mm2

Coba gunakan baja tulangan diameter 13 mm 3 leg.

3. Shear di joint, dan Check Shear Strength


DF = 0,5, untuk setiap setiap kolom

Geser pada kolom atas Vsway= /3,3 =

170,75 KN

Di bagian lapis atas balok, baja tulangan yang dipakai adalah 16D22 ,As = 6079

mm2

Gaya yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kiri adalah =

Gaya tekan yang bekerja pada baja balok di bagian kiri adalah =

Gaya yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kanan adalah =

Gaya tekan yang bekerja pada baja balok di bagian kanan adalah =

Kuat geser nominal joint yang dikekang di keempat sisinya adalah :


Dengan demikian joint mempunyai kuat geser yang memadai.

5.2 BANGUNAN LOBBY DAN BOH

Pasal 7.9.4 SNI 03 – 1726 – 2012, menyatakan bahwa Nilai akhir respons dinamik
struktur Gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa
Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons
ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya
geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dinyatakan dengan persamaan
berikut:

V ≥ 0,8 V1
Dimana V1 = Sa.I. Wt/R, dimana hasil hitungan Wt = 7.944.207 kg
= 0.72 x 1 x 7.944.207 /8
= 714.979 kg
0,8 V1 = 0,8 x 714.979
= 571.983 kg

Hasil perhitungan dinamik dengan SAP 2000 menghasilkan sebagai berikut:

Vx = 486.012 kg
Vy = 475.041 kg, kedua nilai ini lebih kecil dari 0,8 V 1 seperti yang disyaratkan oleh
pasal 7.9.4 SNI.
Maka dari itu nilai gaya geser tingkat nominal akibat pengaruh Gempa Rencana hasil
analisis di atas harus dikalikan dengan factor sekala sebagai berikut:
Arah X-X dikalikan dengan: 0,8V1/Vx
= 571.983 /486.012 = 1.177 > 1…………….. Ok.
Arah Y-Y dikalikan dengan: 0.8 V1/Vy
= 571.983 /475.041 = 1.204 > 1……………… Ok
Hasil pengulangan menghasilkan sbb:
Vx = 572432 > 571.983 (0,8V1) …………. Ok
Vy = 572296 > 571.983 (0,8V1) ………….. Ok

1. Perhitungan Pondasi

 Analisa daya dukung pondasi Tiang Pancang.


o Beban Normal maksimum N = 181,85 ton; M= 15,97 ton.m
o Kuat tekan beton rencana . f’c 30 Mpa ; f’y = 400 Mpa
o Data sondir pada kedalaman 12 m (Cn = 111,83 kg/cm2 dan

JHP = 820 kg/cm)


o Dimensi tiang pancang 35 x 35 cm
3. Daya dukung berdasarkan data sondir (CPT).
Q = A x (Cn/3) + (K x (JHP/5)
Dimana :
Q = daya dukung pondasi tiang pancang / Bor File
A = Luas penampang tiang pancang / Bor file
Cn = Nilai conus rata-rata ( dari data soil test )
K = Keliling penampang Tiang pancang/ Bor File
JHP = Jumlah hambatan pelekat ( dari data soil test )
3 & 5 = Angka keamanan
Q = (35x35) x (111,83 /3 ) + (35x4) x ( 820 /5)
= 45663,91 + 22960
= 68623,91 kg
= 68,62 ton
4. Daya dukung berdasarkan data (SPT)

Daya dukung ijin tiang

Q all = Ab.qf/3 + As.fs/2

Qall = 769,83 KN = 76,98 ton dibulatkan 77 ton

Dipakai

Q = 77 ton. Untuk perencanaan selanjutnya.

Perhitungan kekuatan pondasi

DATA BAHAN PILECAP


Kuat tekan beton, fc' = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan deform ( ≥ 10 mm ), fy = 400 MPa
Kuat leleh baja tulangan polos ( < 10 mm ), fy = 240 MPa
Berat beton bertulang, wc = 24 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
Lebar kolom arah x, bx = 0.60 m
Lebar kolom arah y, by = 0.30 m
Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0.60 m
Tebal
pilecap, h= 0.6 m
Tebal tanah di atas pilecap, z= 0.80 m
Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 18.00 kN/m3
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40

DATA BEBAN
FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 70.49 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 30.00 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 0.00 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = 20.00 kN
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = 10.00 kN
Tahanan aksial tiang pancang, * Pn = 300.00 kN
* Hn
Tahanan lateral tiang pancang, = 30.00 kN

DATA SUSUNAN TIANG


PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
No. Jumlah x n * x2 No. Jumlah y n * y2
n (m) (m2) n (m) (m2)
1 1 0.50 0.25 1 1 0.00 0.00
2 1 -0.50 0.25

n= 2 = 0.50 n= 1 S y2 = 0.00
Lebar pilecap arah x, Lx = 2.25
Lebar pilecap arah y, Ly = 1.2

6. Gaya aksial pada tiang pancang

Berat tanah di atas pilecap, Ws = Lx*Ly*z*Ws = 38,88 KN

Berat pilecap, Wc = Lx*Ly*h*Wc = 38,88 KN

Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1,2*Ws+1,2Wc = 163,80 KN

Lengan maksimum tiang pancang arah x thd pusat,

Xmax = 0,5 m

Xmin = -0,5 m

Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,

……aman(ok!)
7. Gaya lateral pada tiang pancang

Gaya lateral arah x pada tiang, hux =Hux/n = 10 KN

Gaya lateral arah y pada tiang, huy =Huy/n = 5 KN

Gaya lateral kombinasi dua arah

……aman (ok!)

8. Tinjauan terhadap geser.

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.1 m


Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0.5 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 =0.575m
Berat beton, W1 = cx * Ly * h * wc =9.94Kn
Berat tanah, W2 = cx * Ly * z * ws =7.45Kn
Gaya geser arah x, Vux = pumax - W1 - W2 = 94,51 Kn
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1.2 m
Tebal efektif pilecap, d =0.5m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 2

Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 1095,45 KN

Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 46191,27 KN

Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 1095,44 KN

Diambil yang terkecil


……..aman (ok)

9. Pembesian pilecap

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap Cx = (Lx – bx)/2 = 0,825
Jarak tiang thd sisi kolom ex = Cx – a = 0,225
Berat beton, W1= Cx*Ly*h*Wc = 14,26 KN
Berat tanah, W2= Cx*Ly*z*Ws = 14,26 KN
Momen yang terjadi pada pilecap,
Lebar plecap yang ditinjau, b = Ly =1200 mm
Tebal pilecap, h = 600 mm
Jarak pusat tulangan thd sisi luar beton, d’ = 100 mm
Tebal efektif plat, d = h -d’ = 500 mm
Kuat tekan beton, fc’ = 30 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastisitas beton, Es = 2,57*104 MPa
Faktor distribusi teg. beton,

Faktor reduksi kekuatan lentur,

7,98

….aman (ok)

Dipakai

Dipakai D16
Jarak tulangan yang diperlukan

Jarak tulangan maksimum s = 200 mm


Dipakai s = 100 mm
Luas tulangan terpakai
Jarak tulangan maksimum s = 200 mm
Dipakai D16 - 150 mm

10. Tulangan susut

Rasio tulangan susut minimum,

Luas tulangan susut,

Diameter tulangan yang digunakan

Jarak tulangan susut,

Jarak tulangan susut maksimum,

Jarak tulangan susut yang digunakan,

Digunakan tulangan susut arah x yang digunakan, D16-200

2. Perhitungan Pelat

Pada bangunan utama system lantai adalah pelat dan balok. Perhitungan gaya-gaya

dalam pelat ditentukan secara langsung dan otomatis oleh Program SAP 2000.

Data Perhitungan
Concrete Compression Strength = 300 kg/cm2 (Cube test 28 days)
Bending Reinforcement Yield Stress (fy) = 4000 kg/cm2
Shear Reinforcement Yield Stress (fys) = 2400 kg/cm2

LANTAI # 1
RESTAURANT
 Dead load
1. Slab 1200 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 250 kg/m2

KITCHEN
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2
AREA GYMNASIUM
 Dead load
1. Slab 150 mm = 360 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 490 kg/m2
 live load = 500 kg/m2
AREA BERMAIN ANAK-ANAK
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2

OFFICE
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
LANTAI # 2
DROP OFF
 Dead load
1. Slab 200 mm = 480 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 610 kg/m2
 live load = 800 kg/m2
AREA POND
 Dead load
1. Slab 150 mm = 360 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
4. Air tebal 20 cm = 200 kg/m2
Total Dead Load = 690 kg/m2
 live load = 250 kg/m2
AREA LOUNGE/ CHECK IN
 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2

AREA BUSINESS CENTER


 Dead load
1. Slab 120 mm = 288 kg/m2
2. Finishing = 105 kg/m2
3. Ceiling = 25 kg/m2
Total Dead Load = 418 kg/m2
 live load = 300 kg/m2
Perhitungan Penulangan Pelat lantai dilampirkan pada Lampiran 1

3`. Perhitungan Kolom Dan Balok

Perhitungan kolom dan balok pada portal grid 3

Diambil pada joint yang dilingkari merah.

 Perencanaan Balok

-Tinjau balok B3 kiri joint yang ditinjau ( 300 x 600 ) mm element frame (870)

Dengan :

h = 600 mm b = 300 mm

fc’ = 30 MPa = 0,85

fy = 400 MPa s = 25 mm

Dp = 19 mm ( diameter tulangan longitudinal)

Ds = 10 mm ( diameter tulangan sengkang)

Menurut SNI

4. Beban aksial balok Pu < (0,1.Ag.fc’)

0,1.Ag.fc’ = 0,1.300.600.30 = 540000 N = 540 KN


5. Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi

efektifnya.

de = d = h-( s + Ds + Dp/2 ) = 600 – ( 25 + 10 + 19/2) = 555,5 mm

ln = 7200 /de = 7200/555,5 = 12,96 …..ok!

6. Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3

Ratio bw/h = 300/600 = 0,5 > 0,3 ……ok!

 Keperluan baja tulangan lentur


 Kondisi 1

Digunakan awal diameter D19

d = h- ( s + Ds + Dp/2 )
d = 600 - ( 25 + 10 + 19/2 )
d = 555,5 mm

Mu = -385,41 KNm (negative) (hasil dari sap combo 8 )

As =

Digunakan D22 jumlah = 8 ; As pakai = 3039,52 mm2

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :


Cek momen nominal aktual :

………ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

Ok, syarat tulangan minimum terpenuhi.

 Cek ratio tulangan

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton adalah


……ok!, syarat tulangan maksimum terpenuhi

 Cek apakah penampang tension-controlled


de = d = h-( s + Ds + Dp/2 )
d = 600 - ( 25 + 10 + 22/2 )
d = 554 mm

mm

Ok, < . desain tulangan under reinforced

Mu = 299,18 KNm (positif) (hasil dari sap combo 8 )

As =

Digunakan D22 jumlah = 6 ; As pakai = 2279,64 mm2

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :

Cek momen nominal aktual :


………ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

 Cek ratio tulangan

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton adalah

……ok!

Jika ditabelkan
Mu As perlu As terpasang Ø Mn a
lokasi
(KNm) (mm2) (mm2) (KNm)
158.929
neg 385.41 2550.762429 3039.52 388.5610485 2
ext neg
119.196
pos 299.18 1985.426842 2279.64 314.1114065 9
119.196
ext.positif pos 83.33 552.9969208 2279.64 87.48881443 9

Jadi tulangan balok di daerah tumpuan adalah atas 8D22 (As = 3039,52 mm2) ,

bawah 6D22(As =2279,64 mm2).

Untuk daerah lapangan 6D22 atas dan 6D22 bawah (As = 2279,64 mm2)

 Tinjau balok B3 kanan joint yang ditinjau ( 300 x 600 ) mm element frame

(869)

Dengan :

h = 600 mm b = 300 mm

fc’ = 30 MPa = 0,85

fy = 400 MPa s = 25 mm

Dp = 22 mm ( diameter tulangan longitudinal)

Ds = 10 mm ( diameter tulangan sengkang)

Menurut

4. Beban aksial balok Pu < (0,1.Ag.fc’)

0,1.Ag.fc’ = 0,1.250.500.30 = 375000 N = 375 KN

5. Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi

efektifnya.
de = d = h-( s + Ds + Dp/2 ) = 600 – ( 25 + 10 + 22/2) = 554 mm

ln = 5700 /de = 5700/554 = 10,29 …..ok!

6. Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3

Ratio bw/h = 300/600 = 0,5 > 0,3 ……ok!

 Keperluan baja tulangan lentur

Digunakan awal diameter D22

d = h- ( s + Ds + Dp/2 )
d = 600 - ( 25 + 10 + 22/2 )
d = 554 mm

Mu = -276,16 KNm (hasil dari sap combo 8 )

As =

Digunakan D22 jumlah = 8 ; As pakai = 3039,52 mm2

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :

Cek momen nominal aktual :


………ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

 Cek ratio tulangan

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton

……ok!

Jika ditabelkan
As
lokasi Mu As perlu terpasang Ø Mn a
(KNm) (mm2) (mm2) (KNm)
1832.6608 158.929
neg 276.16 6 3039.52 278.292 2
ext neg
921.37396 145.76919 119.196
pos 138.84 5 2279.64 5 9
477.54300 75.551363 119.196
ext.positif pos 71.96 3 2279.64 1 9

Jadi tulangan balok di daerah tumpuan adalah atas 6D22 (As = 3039,52 mm2) ,

bawah 6D22(As =2279,64 mm2).

Untuk daerah lapangan 6D22 atas dan 6D22 bawah (As = 2279,64 mm2)

Cek terhadap hasil penulangan di sap


Dalam sap dihasilkan luas tulangan balok sebesar 29,76 cm2 untuk tulangan atas dan

13,34 cm2 untuk tulangan bawah.

Dipakai tulangan diameter 22, As = 3,79 cm2

Jadi penulangan balok daerah tump = 29,76/3,79 = 7,8 buah atas, dipakai 8D22

13,34/3,79 = 4 buah bawah, dipakai 6D22

Untuk daerah lapangan = 20,78/3,79 = 6 buah atas, dipakai 6 D22

20,35/3,79 = 3 buah bawah, dipakai 6 D22.

 Menghitung Kapasitas Minimum Momen Positif Dan Momen Negatif

Kuat momen negatif positif terbasar pada bentang = 385,41 KNm


¼ Kuat momen negatif positif terbasar pada bentang = 96,35 KNm
2. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur.

Sebagai trial awal digunakan D22 :

d = h- ( s + Ds + Dp/2 )

d = 600 - ( 25 + 10 + 22/2 )

d = 554 mm

asumsi awal :

j = 0,85 ( koefisien lengan momen ) ; (faktor reduksi momen )

As =

Tinggi blok tegangan tekan ekivalen yang actual adalah :

Cek momen nominal aktual :


…..ok!

 Cek As minimum

As min =

Tidak boleh kurang dari

 Cek ratio tulangan

Baja tulangan maksimum berdasarkan SNI

dan ….ok!

 Menghitung Probable Momen Capacities (Mpr)

SNI pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan bahwa :


Geser rencana akibat gempa pada balok dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis

terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan tulangan lentur balok mencapai 1,25

fy dan faktor reduksi kuat lentur = 1.

2. Kapasitas momen ujung-ujung balok


 Kondisi 1

 Kondisi 2

 Kondisi 3
 Kondisi 4

 Diagram gaya geser

Reaksi geser di ujung kanan dan kiri balok akibat gaya gravitasi yang bekerja pada

struktur.

c. Struktur bergoyang ke kanan.


Total reaksi geser di ujung kiri balok = 191,94 -168,48 =23,46 KN

d. Struktur bergoyang ke kiri.

Total reaksi geser di ujung kanan balok = 151,82 + = 320,3 KN

2. Sengkang untuk gaya geser

, gaya geser maksimum

Maksimum

Coba diameter tulangan sengkang D10 dengan 2 kaki ( Av =157 mm2)

(ok)

SNI pasal 23.3.3(4) : spasi maksimum tulangan geser di sepnjang balok SRPMK

adalah de/2

Smax = de/2 = 554/2=277 mm, tidak melebihi s max.


Untuk bentang balok digunakan sengkang 2 kaki D10 dengan spasi 100 mm

 Perencanaan Kolom (600 x 600), nomor elemen 1239 :


h = 600 mm b = 600 mm
fc’ = 30 MPa fy = 400 MPa
s = 25 mm
Dp = 25 mm Ds = 10 mm
Lu = 4160 mm
 Perhitungan Tulangan Longitudinal Kolom
4. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom yang

didesain melebihi Ag.fc’/10

…..ok!
5. Sisi terpendek kolom tidak kurang dari 300 mm….d = 600 ..ok!
6. Ratio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4
Ratio antara b dan d = 600/600 = 1,0 > 0,4 …ok!
 Check konfigurasi penulangan
Dari hasil desain berdasarkan gaya dalam , dimensi kolom yang digunakan adalah

600 x 600 dengan tulangan 24 D 25.


As = 11775 mm2

0,01 < <0,06 ……ok!


 Kuat Kolom
Kuat kolom harus memenuhi ….
jumlah Mn dua kolom yang bertemu di joint.
jumlah Mn dua balok yang bertemu di joint.
388,56+ 278,292)

Kolom lantai atas (2nd floor )


gaya aksial terfaktor di kolom atas = 1465 KN.

Dari diagram interaksi kolom, bersesuaian dengan =

453,68 KNm

Kolom lantai bawah (1st floor )


gaya aksial terfaktor di kolom bawah = 1687 KN.
Dari diagram interaksi kolom, bersesuaian dengan =

583,33 KNm

….ok

 Desain Confinement Reinforcement


Total luas penampang hoops tidak kurang dari salah satu yang terbesar antara :

Coba tulangan baja D10


hc = cross section dimensi inti.

Jadi diambil yang terbesar yaitu

Menurut SNI
Spasi maksimum adalah yang terkecil di antara :
4. ¼ cross section dimensi kolom = 600/4 = 150 mm
5. 6 kali diameter tulangan longitudinal =6*25 = 150 mm
6. Sx menurut persamaan :
hx = 2/3 hc

Hx =

digunakan spasi 100

mm

Jadi digunakan 4 leg baja D12 dengan luas penampang = 452 mm 2> 340

mm2….ok
 Desain Shear Reinforcement
tidak perlu lebih besar dari :

faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang

didesain. Batasan ini merefleksikanfilosofi kolom kuat-balok lemah, yang

membuat balok lebih lemah dari kolom.


Karena kolom di lantai atas dan lantai bawah mempunyai kekakuan yang sama,

maka

dan
……ok!

dan

Ternyata suku kiri < suku kanan, sehingga tulangan yang diperlukan adalah

tulangan geser minimum.

Sebelumnya telah terpasang 4 leg D13 dengan spasi 100 mm. Berarti

…..ok!
, persyaratan kekuatan geser terpenuhi

24 D25

4 D12
COVER 25 mm

 Desain Joint (Hubungan Balok-kolom) SRPMK


4. Dimensi Joint 600 mm
Luas efektif hubungan balok-kolom, dinyatakan dalam Aj adalah

Panjang joint yang diukur parallel terhadap tulangan lentur balok yang

menyebabkan geser joint sedikitnya 20 db

Panjang joint = 20 *25 = 500 mm (ok)

5. Penulangan Transversal Untuk Confinement


Dari langkah desain kolom sebelumnya diperoleh bahwa :

Spasi vertikal hoop diijinkan untuk diperbesar hingga 150 mm.

Area tulangan hoop yang dibutuhkan = 150 *1,8 =270 mm2


Coba gunakan baja tulangan diameter 13 mm 3 leg.

6. Shear di joint, dan Check Shear Strength

DF = 0,5, untuk setiap setiap kolom

Geser pada kolom atas Vsway= /4,16 =

297,49 KN

Di bagian lapis atas balok, baja tulangan yang dipakai adalah 24D25 ,As =

11775mm2

Gaya yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kiri adalah =

Gaya tekan yang bekerja pada baja balok di bagian kiri adalah =

Gaya yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kanan adalah =

Gaya tekan yang bekerja pada baja balok di bagian kanan adalah =
Kuat geser nominal joint yang dikekang di keempat sisinya adalah :

Dengan demikian joint mempunyai kuat geser yang memadai.


Denpasar , 30 Mei 2017

Ir. Ketut Ardhana, MT, IP- Md


No reg: 1.2.201.2.025.09.1078421

Anda mungkin juga menyukai