ABSTRACT
The column and beam structure are the most important structure to support the establishment of a multistorey
building properly. With the installation of columns and beams that are in accordance with and follow the SNI
2847-2019 regulations and structural analysis carried out with the SAP 2000 program so that they can be
studied and understood for the next stage of development. So the purpose of this research is to analyze and
obtain the results of structural analysis on columns and beams using the SAP 2000 program based on the SNI
2847 - 2019 method. Based on the results of analysis and calculation with SNI 2847-2019, the design of beam
reinforcement dimension 300 mm x 500 mm is obtained with As= 5D-25 = 2453.12mm2 and A's = 3D-25 =
1471, 87 mm2 and shear reinforcement at the beam pedestal 2ø 13-100 mm and in the field 2ø13-200 mm, and
the design of column reinforcement dimension 500 mm x 700 mm is 12 D-25 = 5250 mm2.
ABSTRAK
Struktur kolom dan balok merupakan struktur yang paling penting untuk mendukung berdirinya suatu bangunan
bertingkat dengan baik. Dengan adanya pemasangan kolom dan balok yang sesuai dan mengikuti peraturan SNI
2847-2019 serta analisa struktur yang dilakukan dengan program SAP 2000 sehingga dapat diteliti dan dipahami
untuk tahap pembangunan selanjutnya. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
memperoleh hasil analisa struktur pada kolom dan balok menggunakan program SAP 2000 dengan berdasarkan
metode SNI 2847-2019. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan dengan SNI 2847-2019 diperoleh desain
tulangan balok dimensi 300 mm x 500 mm dengan As = 5D-25 = 2453,12 mm2 dan A’s= 3D-25 = 1471,87 mm2
dan tulangan geser pada tumpuan balok 2ø13-100 mm dan pada lapangan 2ø13-200 mm, serta desain tulangan
kolom dimensi 500 mm x 700 mm yaitu 12D -25 = 5250 mm2.
2. TINJAUAN PUSAKA
Struktur balok dan kolom merupakan struktur
utama setelah pondasi yang sangat besar
pengaruhnya dalam pembangunan gedung bertingkat.
Dilihat dari ukuran dan tinggi bangunan, semakin
besar dan tinggi bangunan maka desain ukuran dan
struktur pondasi, balok dan kolom juga akan
menentukan umur bangunan tersebut.
Pada pembangunan gedung campuran
perbandingan beton cor juga diperhatikan pada
kebutuhan dalam mengikat tulangan dan agregat C. Analisis Struktur
beserta semen yang membentuk struktur pondasi, Pada tahap ini penulis menganalisis beban-
balok dan kolom sehingga dapat menghasilkan beban yang bekerja pada struktur utama gedung.
cetakan Struktur yang sesuai dan tidak memiliki Beban-beban tersebut meliputi beban vertikal dan
kecacatan struktur sehingga tidak terjadi keruntuhan beban horizontal yang mengacu pada SNI 1727-2020
dan kerugian besar pada pembangunan. Maka Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan
diberikan juga perhatian dan dilakukannya uji kuat Gedung dan Struktur Lain. Adapun beban vertiklal
tekan beton pada struktur sebagai contoh untuk meliputi (Beban Mati, Beban Hidup, dan Beban Mati
melanjutkan pembentukan struktur kolom dan balok.
Tambahan), sedangkan untuk beban horizontal Table 2. Gaya dalam maksimum kolom K1
meliputi (Beban Gempa). Selanjutnya adalah Gaya Aksial Momen
Kombinasi Pembebanan untuk desain kekuatan.
P (KN) Mu (KNm)
1. 1,4 D + 1,4 SD 1155,99 341,55
2. 1,2 D + 1,2 SD + 1,6 L
3. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L + 1,0 EX + 0,3 EY 3. Hasil Perhitungan Stuktur Balok
4. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L + 1,0 EX – 0,3 EY Hasil Perhitungan Struktur Balok B6 (300x500)
5. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L – 1,0 EX + 0,3 EY dicantumkan dalam tabel dibawah ini.
6. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L – 1,0 EX – 0,3 EY Table 3. Hasil perhitungan struktur balok
7. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L + 0,3 EX + 1,0 EY
Struktur Balok B6 (300 x 500) mm
8. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L + 0,3 EX – 1,0 EY
9. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L – 0,3 EX + 1,0 EY Kuat Lentur Balok
10. 1,2 D + 1,2 SD + 1,0 L – 0,3 EX – 1,0 EY Momen Ultimate (Mu) 153,517 KNm
Keterangan: Jumlah Tulangan 5
D = Beban Mati Tekan
L = Beban Hidup
Jumlah Tulangan 3
SD = Beban Mati tambahan
EX = Beban Gempa Arah X Tarik
EY = Beban gempa Arah Y Diameter Tulangan 25 mm
D. Penulangan Balok As 2453,12 mm2
Gaya – gaya dalam yang didapat dari tahap A’s 1471,87 mm2
sebelumnya akan digunakan untuk mendesain
penulangan. Perhitungan penulangan balok dilakukan
Kuat Nominal dan 441.353 KNm
untuk mendesain penulangan pada balok. Penulangan
pada balok bermaksut untuk menentukan jumlah Cek Kapasitas ≥153,5176 KNm
tulangan lentur, tulangan geser, dan tulangan torsi Balok (Memenuhi Syarat)
balok. Jumlah kebutuhan tulangan untuk setiap Kuat Geser Balok
elemen balok dihitung secara manual. Desain Geser Ultimate (Vu) 179.209 N
tulangan akan disesuaikan dengan Sistem Rangka Syarat Menerima 117.561 N ≤ 408.982
Pemikul Momen Khusus. Desain penulangan balok Beban Geser N
mengacu pada SNI 2847: 2019 pasal 18.6 mengenai
Balok Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus. Klasifikasi Nilai Vu 114.318 N ≤ 117.561 N
E. Penulangan Kolom atau (Daerah ≤ 248.017 N
Gaya – gaya dalam yang didapat dari tahap Tumpuan) (Memenuhi Syarat)
analisis struktur digunakan untuk mendesain (Cek Kategori 4)
tulangan, salah satunya penulangan kolom. Jumlah
kebutuhan tulangan pada kolom dihitung secara Klasifikasi Nilai Vu 83.767 N ≤ 89.604 N
manual. Desain penulangan kolom berdasar pada (Daerah Lapangan) ≤ 114.3118 N
SNI 2847: 2019 pasal 18.7 mengenai kolom struktur (Memenuhi Syarat)
Rangka Pemikul Momen Khusus. (Cek Kategori 3)
balok yang ditinjau yaitu Balok B6 memiliki hasil Badan Standardisasi Nasional. 2002. Standar
yang sama dengan data lapangan yaitu Untuk desain Nasional Indonesia : Tata Cara Perhitungan
penulangan balok (B6) diperoleh hasil untuk Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI
tulangan tarik aktual As = 5 buah tulangan yang 03-2847-2002. Bandung : BSN.
memiliki As = 2453,12 mm2 serta untuk tulangan Badan Standardisasi Nasional. 2012. Standar
tekan aktual A’s = 3 buah tulangan, memiliki A’s Nasional Indonesia : Tata Cara Perencanaan
sebesar = 1471,83 mm2. Hasil perhitungan struktur Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
kolom yang ditinjau yaitu kolom K1 memiliki hasil Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726-2010.
yang sama dengan data di lapangan. Adapun Hasil Bandung : BSN.
yang diperoleh untuk desain penulangan kolom (K1) SNI 1726 – 2013. (2013). Beban Minimum Untuk
adalah 12D-25 yang memiliki As sebesar = 5250 Perencanaan Bangunan Gedung Dan
mm2 dan hasil data di lapangan untuk desain Struktur lain. Jakarta
penulangan kolom (K1) adalah 12D-25 mm. SNI-1726. (2019). Standar Desain Ketahanan
Gempa Untuk Standar Gedung dan Non-
5. KESIMPULAN Gedung. Badan Standarisasi Nasional,
Berdasarkan hasil output analisis Program SAP Jakarta.
2000 dengan metode perhitungan berdasarkan SNI SNI 2052. (2017). Baja Tulangan. Badan
2847-2019 diperoleh momen maksimum balok, Mu Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta.
= 153,517 KNm dan gaya geser, Vu = 179,209 KN SNI 2847. (2019). Persyaratan Beton Struktural
serta momen maksimum kolom, Mu = 341,55 KNm Untuk Gedung. Badan Standarisasi Nasional.
dan gaya aksial, P = 1155,99 KN. Sehingga Jakarta.
diperoleh desain tulangan balok dengan As = 5D-25 Yudha Lesmana, 2020. Desain Struktur Beton
= 2453,12 mm2 dan A’s = 3D-25 = 1471,87 mm2 Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2019.
dan tulangan geser pada tumpuan balok 2ø 13-100 Makassar.
mm dan pada lapangan 2ø13-200 mm, serta desain
tulangan kolom yaitu 12D-25 = 5250 mm2
7. DAFTAR PUSTAKA
Antonius. (2021). Perilaku Dasar Dan Desain Beton
Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2019. In
Unissula Press.
Anonim. 2006. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 29/PRT/M/2006. Pedoman Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung. Jakarta: Menteri
Pekerjaan Umum.
Badan Standarisasi Nasional. 2019. Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2019. Jakarta: Standar
Nasional Indonesia
Badan Standarisasi Nasional. 2019. Peraturan
Pembebanan Minimum Untuk Bangunan
Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727-2019.
Jakarta: Standar Nasional Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional, 2019. Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan, SNI 03-1726-2019. Jakarta:
Standar Nasional Indonesia