Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

KONTRUKSI BAJA TIGA LANTAI

Disusun Oleh :
Sona Ndari 19.51.020946
Siti Wardah 19.51.020965

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan
ini kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar analisis struktur
bangunan gedung kontruksi baja 3 lantai.

Penyusunan analisis struktur bangunan gedung kontruksi baja tiga lantai dilakukan
mengikuti Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Untuk mekanis
baja menggunakan, Tabel sifat mekanisme baja sumber : SNI 03-1729-2002.

Proses penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan lancar dan baik tentunya tidak
lepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan laporan ini

Selanjutnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat para pembaca sebagai
bahan penunjang dalam kelancaran pekerjaan nantinya. untuk itu apabila masih terdapat
kekurangan atau kekeliruan dalam tulisan ini pintu koreksi selalu terbuka. Wassalam

Palangkaraya, Desember 2021


Penyusun,

Penulis
ANALISIS STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
PEMBANGUNAN GEDUNG KONTRUKSI BAJA TIGA LANTAI

1. GENERAL
1.1. Scope
Tujuan dari Tugas Besar ini adalah membuat mahasiswa lebih memahami tentang
struktur banguan gedung yang diperuntukkan sebagai bangunan kantor. Adapun tujuan
lain adalah melatih skill mahasiswa dalam menggunakan sofware Saap200, sehingga
mahasiswa nantinya mampu bersaing dalam dunia kerja di bidang kontruksi.

1.2 Codes, Standards, and Specs


Perhitungan berdasarkan tabel sifat mekanisme baja yang berlaku, antara lain :
1. Tabel sifat mekanisme baja sumber : SNI 03-1729-2002.
2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indanesia, 1984.
4. Katalog Bahan Bangunan Indanesia, 1993.
5. Peraturan lain yang relevan

2. MAJOR MATERIAL PROPERTY


2.1. Concrete
2.1. Elasticity Modulus.
1. Untuk Perencanaan Struktur Baja menggunakan BJ-41. dengan dengan
Spesifikasi adalah sebagai berikut :
Tegangan Leleh Minimum, fy = 250 Mpa / 25.000ton/m2
Tegangan Tarik Minimum, fu = 410 MPa / 41.000 ton /m2
Tegangan Hasil Efektif, fye = 1.1 × 250 = 275 MPa
= 27.500 ton/m2
Tegangan Tarik Efektif, fue =1.1 × 451 MPa
= 45.100 ton /m2
Modulus Elastisita (EC), Satuan MPa digunakan Ec = 200.000
2.2. Reinforcing Bar
Main Reinforcement (Axial/Flextural/Torsional) BJ-41, fy = 250 Mpa :
- Untuk plat lantai = 2,0 cm
- Untuk balok = 3,0 cm
- Untuk kolom = 3,0 cm
- Untuk pondasi plat = 3,0 cm

2.3. Dimensi Rencana


Dimensi dan penulangan penampang dibuat dalam lampiran pada Laporan ini
secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

3. DESIGN LOADS, COMBINATION AND EXTERNAL FORCES


Beban design dihitung dari Berat sendiri konstruksi dan beban mati (DL), Beban
hidup (LL) akibat fungsi penggunaan Bangunan. Untuk Struktur rangka Atap terdapat
Beban hidup dan beban mati.

Untuk kombinasi pembebanan Analisis struktur portal beton digunakan kombinasi


menurut SNI Beton 2002 pasal 11.2 yaitu:
1,4 (DL)
1,2 (DL) + 1,6 (LL)

Sedangkan kombinasi untuk pembebanan Analisis struktur rangka atap digunakan


beberapa kombinasi menurut SNI 03-1729-2002 yaitu:
1,4 DL
1,2 (DL) + 1,6 (LL)

Untuk perhitungan pebebanan sesuai dengan penggunaan fungsi dari bangunan


menurut peraturan pembebanan indonesia (tahun 1984) digunakan beban sebagai
berikut:
l. Beban hidup diambil sebesar 250 kg/m2 untuk seluruh lantai bangunan.
2. Beban merata dinding ½ bata 250 Kg/m.
3. Beban mati lantai diambil dari berat sendiri plat dengan tebal 10 cm.
4. Untuk berat sendiri konstruksi portal dan berat sendiri konstruksi rangka atap
dihitung langsung oleh aplikasi sap 2000
Adapun denah serta struktur portal akan dimuat pada lengkap dimuat dalam
gambar bestek dengan ukuran dan dimensi masing-masing konstruksi, Untuk
perhitungan beban yang bekerja lengkapnya dimuat pada lampiran.

4. STRUCTURAL MODELLING AND ANALYSIS


4.1. General
Pemodelan dan analisis struktur dikerjakan dengan bantuan program komputer
yaitu Sap 2000
4.2. Assumptions Permodelan struktur :
1. Balok clan kolom bertemu pada garis sumbu utamanya masing-masing.
2. Plat lantai dianggap sebagai diafragma lantai kaku tak terhingga pada
bidangnya.
3. Permodelan struktur secara 3 Dimensi. Dan di desain seperti bangunan yang
akan direncanakan

5. STRUCTURAL MODEL SELECTION


Untuk proyek ini akan digunakan model gedung 3 dimensi dengan model lantai
kaku dan analisis statik dih.

6. METHODE ANALYSIS STRUKTUR


Untuk perhitungan bangunan gedung struktur Baja menggunakan aplikasi Program
komputer yang digunakan adalah program SAP2000 Non Liniear. Sedangkan untuk
analisa struktur pondasi menggunakan perhitungan manual sesuai dengan standart
kaidah-kadah perencanaan pondasi yang telah ditetapkan dalam peraturan yang
berlaku
SAP (Structural Analysis Program) adalah program aplikasi komputer yang
digunakan untuk menganalisis dan merancang status struktur terutama pada bidang
teknik sipil. Dari analisis program SAP 2000 ini dapat diketahui gaya geser, momen
lentur, momen torsi dan simpangan (manual SAP 2000). Pemodelan struktur
diusahakan mendekati kondisi struktur yang dianalisis atau mewakili perilaku
struktur yang sebenarnya, agar didapat hasil analisis yang valid. Pemodelan statu
struktur meliputi :
1. Penentuan koordinat joint sebagai batas eleven
2. Penentuan orientasi elemen dalam koordinat struktur
3. Penentuan sifat penampang elemen dan elastisitas
4. Penentuan pembebanan struktur (gaya yang bekerja pada struktur)
5. Penentuan jenis analisis yang digunakan.
Prosedur input data pada program SAP 2000 adalah sebagai berikut :
1. Pengidentifikasian joint, frame, restraint dan constraint.
2. Pendefinisian karakteristik material dan frame section.
3. Pendefenisian beban (load), yaitu beban mati (WD), beban hidup (WL), beban
gempa (E) dan kombinasi (combo).
4. Pendefenisian masses, yaitu massa translasi (mt), massa rotasi (mr) dan pusat
massa nya tiap lantai.
5. Analisis struktur dengan cara di RUN.
Proses pengoperasian input data pada program SAP 2000 adalah sebagai berikut :
1. Blok data TITLE LINE atau baris judul. Ini adalah langkah pertama yang harus kita
tuliskan pada input, baris judul ini akan digunakan sebagai label output dari hasil
program. Baris judul akan selalu dicetak pada setiap halaman dari yang dihasilkan
program.
2. Langkah selanjutnya penulisan blok data SYSTEM.
3. Selanjutnya di tulis JOINT, blok data JOINT ini berfungsi untuk mendefenisikan
kedudukan dari join – join struktur yang sesuai dengan koordinatnya.
4. Blok data RESTRAINTS.
Data RESTRAINTS dari suatu joint terdiri dari enam konstanta.
Untuk : - Sendi R = 1,1,1,1,1,0
- Jepit R = 1,1,1,1,1,1
- Rol R = 0,1,1,1,1,0
- Bebas R = 0,0,1,1,1,0
5. Blok data FRAME
Blok data FRAME mendefenisikan sifat – sifat elemen struktur dan pembebanannya.
Pada langkah ini disebutkan jumlah jenis elemen dan jumlah jenis beban yang bekerja,
kemudian mendefenisikan jenis material pada masing – masing elemen.
6. Blok data LOAD
Beban merata atau beban titik dapat diberlakukan pada setiap join dalam portal. Blok
data LOAD mendefenisikan beban join sesuai dengan jumlah kondisi pembebanan.
7. Blok data COMBO digunakan untuk mendefenisikan kombinasi pembebanan yang
bekerja pada struktur. Jika blok data COMBO ini tidak didefenisikan, maka hasil
keluaran program yang berhubungan dengan kondisi beban – beban yang ada akan
diperoleh tanpa ada kombinasi. Dari hasil output SAP 2000 didapatkan gaya – gaya
dalam akibat kombinasi beban (kombinasi 3) yaitu gaya normal (P), gaya geser (H)
dan momen (M) yang bekerja pada tiap – tiap kolom dasar yang akan dipakai sebagai
beban rencana pada analisis kapasitas dukung fondasi tiang pancang.

7. ANALISIS APLIKASI SAP 2000


Untuk berat sendiri konstruksi dihitung langsung oleh aplikasi komputer
Adapun denah struktur portal konstruksi sesuai dengan gambar dan dimensi secara
lengkap dimuat dalam gambar bestek, untuk sketsa portal adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Denah Titik Penempatan Pondasi (SAP 2000)


Gambar 3. Denah Balok Lantai – I (Elevasi 4.50 m, SAP 2000)

Gambar 3. Denah Balok Lantai – II (Elevasi 4.50 m, SAP 2000)


Gambar 2. Denah Rencana Balok lantai - I (SAP 2000)

Gambar 3. Denah Rencana Balok lantai - II (SAP 2000)


Gambar 4. Denah Ring Balok I (Elevasi 14 m, SAP 2000)

Gambar 5. Denah Ring Balok II (Elevasi 16 m, SAP 2000)


Gambar 6. Struktur Portal - 3 D (SAP 2000)

7.1 Perhitungan Pembebanan


Untuk distribusi pembebanan lantai, dinding dan beban hidup dan beban
lainnya yang bekerja pada struktur portal seluruhnya didistribusikan pada balok
kemudian didistribusikan ke kolom hingga sampai pada konstruksi pondasi.
Analisa besarnya distribusi pembebanan untuk beban mati lantai dan beban
hidup lantai disistibusikan pada balok dengan sketsa distribusi adalah sebagai
berikut:

Gambar 7. Sketsa Pembebanan lantai

Hasil Analisa perhitungan pembebanan yang bekerja pada struktur selanjutnya di


plot ke aplikasi komputer program SAP 2000. Sehingga perhitungan selanjutnya
di analisa menggunakan Program komputer tersebut
7.2 Sketsa Pembebanan pada struktur portal

Gambar 8. Pembebanan Arah - x

Gambar 9. Pembebanan Arah - x


Gambar 10. Pembebanan Arah - y

Gambar 10. Pembebanan keseluruhan (3-D)


8. Hitungan manual

9. Hasil Perhitungan dan desain


Analisa Kapasitas Daya Dukung Minipile Tunggal
Kapasitas dukung Minipile terdiri dari kapasitas dukung ujung tiang (Qp) dan
kapasitas dukung selimut tiang (Qs), yang dapat dilihat pada Gambar beriku:

Gambar 12. Sketsa Kapasitas Daya Dukung Minipile Perhitungan


menggunakan Metode Meyerhof

Adapun hasil analisis daya dukung Minipile dengan ukuran 25x25 cm dengan
kedalaman 25 meter dari dasar poer (footing)/Poerploat dengan pondasi type–I
memerlukan 6 buah minipile dan type – II memerlukan 5 buah minipile maka
diperoleh hasil daya dukung pondasi yang direncanakan mampu memikul beban
maksimum yang bekerja pada struktur bangunan. adapun perhitungan analisis
stabilitas dan daya dukung pondasi adalah sebagai berikut:
8.3 Analisa Struktur Atas (struktur Portal)
Dari hasil analisa aplikasi SAP maka diperoleh analisa struktur dan desain
adalah sebagai berikut :

Gambar 13. Gaya Moment Arah - x

Gambar 14. Gaya Moment Arah - y


Gambar 15. Gaya Lintang Arah - x

Gambar 16. Gaya Lintang Arah - y


Gambar 17. Gaya Normal Arah - x

Gambar 18. Gaya Normal arah - y


Gambar 19.Cek Keamanan struktur arah - x

Gambar 20. Cek Keamanan struktur arah - y


Gambar 21. Cek Keamanan struktur Keseluruhan (3D)

8. Analisis penulangan lantai


Penulangan lantai didesain dua arah penulangan dengan tebal rencana plat
lantai 10 cm memikul berat sendiri plat lantai, spesi, keramik lantai, rangka plafond
dan plafond serta memikul beban hidup dari fungsi bangunan yaitu dalam hal ini
sebagai ruang kelas dalam proses belajar dan mengajar. Sedangkan untuk dak atap
teras dan ruang tangga tebalnya adalah 10 cm
Adapun data-data analisis desain plat lantai adalah sebagi berikut:

9. Perhitungan Tulangan Plat lantai beton 2 arah

1 Tebal Pelat di tentukan h = 0.1


2 Pembebanan
beban mati total 369 0.369 t/m2
Beban hidup q1 0.25 t/m2
beban tervaktor qu 0.8428 t/m2

3 di tinjau pias sebelah 1 meter, jadi qu = 0.8428 t/m2


dengan menggunakan tabel 2.1, untuk Ly/Lx = 0.888889
kasus 1 tumpuan bebas dapat momen dari tabel 2.2 sbb
Mlx = 25 0.025 0.426668
Mly = 25 0.025 0.426668 y Ly = 4
Mtix = 51 0.051 0.870402
Mtiy = 51 0.051 0.870402 Lx = 4,5

x
4 Hitungan tulangan

Tebal pelat h = 100 mm


Penutup P = 20 mm pasal 1.3
Ditentukan Diameter tulangan d = 10 mm
Tinggi efektif : dx = h-p-1/2d
= 75 mm
dy= h-p-d-1/2d
65 mm

fc' = 25 Mpa Beta1 0.85


fy' = 250 Mpa
Pb = 0,85B1 Fc' 600
250 600+fy
= 18.0625 600 = 0.051
250 850
Pmax = 0.03825
Pmin = 0.0025 (berlaku untuk pelat)

a. Tulangan pada lapangan arah x


b = 1000 mm d = 75
Mu = 0.426668 tm = 4266675
Mn = Mu = 4266675 = 5333343.75
tahanan 0.8
Rn = Mn = 5333344 = 0.94815
bd^2 1000xd^2
m = 250 = 250 = 11.765
0,85 fc' 21.25

P = 0.0039

Pperlu < Pmax -> diperlukan Tulangan tunggal


Pperlu > Pmax -> dipakai P = 0.0039
As = P.b.d = 0.004 1000 75 = 300
Diperlukan Tulangan tahanan P 10-250 = 314 mm2> 300

b. Tulangan pada lapangan arah y


b = 1000 mm d = 65
Mu = 0.426668 tm = 4266675
Mn = Mu = 4266675 = 5333343.75
tahanan 0.8
Rn = Mn = 5333344 = 1.262329882
bd^2 1000xd^2
m = 250 = 250 = 11.765
0,85 fc' 21.25
P = 0.0052

Pperlu < Pmax -> diperlukan Tulangan tunggal


Pperlu > Pmax -> dipakai P = 0.00521
As = P.b.d = 0.0052 1000 65 = 339
Diperlukan Tulangan tahanan P 10-250 = 392.50 mm2> 339

c. Tulangan Tumpuan x
b = 1000 mm d = 65
Mu = 0.870402 tm = 8704017
P = 0.0110
Pperlu < Pmax -> diperlukan Tulangan tunggal
Pperlu > Pmax -> dipakai P = 0.01101
As = P.b.d = 0.0110 1000 65 = 716
Diperlukan Tulangan tahanan P 10-250 = 785 mm2> 716

d. Tulangan Tumpuan x
ml 1000 mm d = 65
Mu = 0.870402 tm = 8704017
Mn = Mu = 8704017 = 10880021.25
tahanan 0.8
Rn = Mn = 10880021 = 2.575152959
bd^2 1000xd^2
m = 250 = 250 = 11.765
0,85 fc' 21.25
P = 0.0110

Pperlu < Pmax -> diperlukan Tulangan tunggal


Pperlu > Pmax -> dipakai P = 0.01101
As = P.b.d = 0.0110 1000 65 = 716
Diperlukan Tulangan tahanan P 10-250 = 785 mm2> 716
LAMPIRAN HITUNGAN MANUAL

Anda mungkin juga menyukai