Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Disusun Oleh :
1. Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt
2. Nurul Qamariah, M.Si

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2022
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Untuk menjaga keamanan :


1. Praktikan harus telah mengenakan jas lab saat memasuki laboratorium dan
bekerja dengan peralatan di laboratorium untuk menghindari kontaminasi dan
terkena khemikalia.
2. Dilarang keras makan, merokok dan minum di laboratorium.
3. Sebelum dan sesudah bekerja, meja praktikum wajib dibersihkan.
4. Praktikan berambut panjang harus mengikat rambutnya sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kerja dan menghindari dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
5. Membawa buku panduan/modul Praktek Farmakognosi I
6. Membawa kotak alat yang berisi antara lain lab flanel (warna kuning), pensil
dan penghapus, penjepit kayu/pinset, pipet tetes dan tabung rekasi
7. Mengambil bahna kimia menggunakan pipet tetes yang sudah disediakan
8. Laporkan segera jika terjadi kecelakaan seperti kebakaran, atau bahan kimia
tumpah kepada asisten
9. Sebelum meninggalkan laboratorium disarankan untuk mencuci tangan
dengan seksama.
10. Mengganti alat yang di rusak/dihilangkan/dipecahkan sesuai dangan alat
yang dirusak/dipecahkan atau dihilangkan.
Untuk kelancaran praktikum :
1. Praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium sebelum memasuki
laboratorium dan dilepas di luar laboratorium.
2. Praktikan wajib memakai sepatu pada saat praktikum.
3. Praktikan dilarang berbicara yang tidak perlu dan membuat gaduh.
4. Memakai pakaian seragam pada saat praktikum.
5. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 10 menit mengganti di akhir acara.
6. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 20 menit maka wajib inhal.
7. Kuis akan dilaksanakan pada awal acara sebelum memulai praktikum untuk
mengetahui sejauh mana kompetensi yang dicapai.
8. Praktikan akan dinilai keterampilannya selama praktikum.
9. Praktikan yang tidak mengikuti asistensi tanpa keterangan tidak mendapatkan
nilai pretest, tapi jika ada izin tertulis maka dapat mengikuti pretest susulan.
10. Laporan harus dibawa saat masuk pada praktikum sebagai syarat masuk.
11. Praktikan yang tidak membawa laporan karena tertinggal, tetap diizinkan
mengikuti praktikum tetapi harus mengambil laporan yang tertinggal pada hari
itu juga dan menyerahkkannya ke asisten.
12. Aturan-aturan / tata tertib yang belum tercantum akan diputuskan kemudian.
PRAKTIKUM I

PEMBUATAN HERBARIUM

Tujuan: Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat herbarium.

Pendahuluan:
Herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan. Herbarium
dapat dibuat dengan 2 macam cara yaitu cara kering dan cara basah sesuai dengan
namanya herbarium kering disimpan dalam keadaan kering, sedang herbarium
basah disimpan dalam keadaan basah dengan carian tertentu.
Tumbuhan yang akan dibuat herbarium sedapat mungkin harus lengkap,
artinya mempunyai akar, batang, buah, bunga dan sebagainya, bila bagian
tumbuhan tidak lengkap maka diambil bagian yang mewakili dari tumbuhan tersebut.
Herbarium mempunyai peranan penting dalam dunia ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang botani, yaitu dapat mengenal dan menyimpan berbagai
macam tanaman. Dengan lebih mengintensifkan penyelidikan dapat diketahui data
tumbuhan, guna, nama dan karakteristiknya.

Alat Dan Bahan


Alat Bahan :
1. Kertas merang atau kertas koran
1. Gunting
yang mempunyai daya serap air
2. Pinset
yang cukup
3. Silet
2. Karton yang tebal
4. Botol
3. Formalin
5. Beker glass
4. Alkohol
6. Erlenmeyer

Cara kerja:
a. Herbarium kering
1. Diambil materi tumbuhan lengkap dengan bagian-bagiannya dan dibersihkan
2. Materi tumbuhan diatur sebaik mungkin didalam lipatan kertas atau koran
jangan sampai ada yang rusak bagian daun atau bunganya
3. Daun diatur sedemikian rupa sehingga terlihat permukaan atas dan
permukaan bawah
4. Jika sudah rapi dalam penempatanya kemudian dioleskan formalin yang
berfungsi sebagai pengawet
5. Jika sudah semua tumbuhan terkumpul, kemudian dilakukan pengeringan.
pengeringan dapat dilakukan dibawah sinar matahari
6. Jika pengeringan telah selesai, herbarium dipindah pada karton yang tebal
kemudian diberi etiket.
b. Herbarium basah
1. Diambil materi tumbuhan lengkap dengan bagian-bagiannya dan dibersihkan
2. bagian-bagian tumbuhan dipiisahkan menjadi bagian tersendiri
3. bagian-bagian tumbuhan dimasukkan kedalam botol atau wadah yang sesuai
4. ditambahkan cairan formalin
5. ditempelkan etiket

Contoh Etiket

Kolektor
Nomor
Family
Genus
Species
Vern name
Island
Localty
Habitat
Frequency
Particular
Use
PRAKTIKUM II
MIKROSKOPIK
Tujuan: Mahasiswa mampu membuat preparat dan mengenal bagain-bagian sel
tumbuhan.

Pendahuluan:
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplsia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal mampun membujur atau berupa serbuk. Pada
uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini
akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal spesifik bagi masing-
masing simplisia.
Cara mikroskopik merupakan cara utama untuk mengenali siplisisa berbentuk
sayatan atau serbuk, yaitu dengan pengamatan di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10 kali atau lebih dengan pereaksi antara lain: air untuk melihat serbuk
amilum, amilum pada radix, semen dan fructus, kloralhidrat untuk melihat serbuk-
serbuk pada umumnya, dan reagen zat warna seperti aqua-Iod untuk melihat
amilum, NaOH/KOH untuk melihat lignum dan FeCl 3

Alat Dan Bahan

Alat Bahan
1. Silet 1. Aquadest
2. Kaca objek 2. Amylum (pati singkong, pati jagung,
3. Mikroskop pati beras, pati sagu, pati kentang,
4. Botol penyemprot pati gandum, pati terigu)
3. Tumbuhan segar

Cara Kerja:
Pembuatan preparat:
1. Bersihkan objek glas dan coverglass dengan lap flanel (bila perlu dicuci dengan
sabun/alkohol terlebih dahulu) untuk membebaskan lemak yang lengkat
2. Untuk amilum, ambil sedikit zat uji letakkan di tengah-tengah objek glass,
kemudian tetesi dengan aquades 2-3 tetes, ratakan dengan jarum preparat
3. Tutup dengan coverglas (caranya sentuhkan salah satu sisi coverglas ke
objekglas yang terdapat zat uji, kumdian dengan bantuan jarum preparat
turunkan perlahan-lahan hingga seluruh coverglas menyentuh zat uji)
4. Letakkan di atas meja preparat dari mikroskop, kemudian diamati dengan
pembesaran terkecil (mis 10x10)
5. Jika ingin melihat pembesaran lebih besar (10x40), maka fragmen yang ingin
dilihat diletakkan di tengah-tengah, kemudian memutar lensa objektif dari 10 ke
40 (jangan melewati lensa 100), lalu mengatur pengarah halus sampai
mendapatkan gambar yang jelas.
6. Untuk melihat amilum pada Simplisia rimpang/Rhizoma, maka caranya sama
seperti point 2-5
7. Untuk simplisia folium, flos, fructus, semen, cortex, herba, radix, setelah
simplisia diletakkan di tengah-tengah objekglass, lalu di tetesi dengan klorahidrat
2-3 tetes, kemudian fiksasi/panaskan diatas api spritus kira-kira 10-20 detik, jika
kering tetesi lagi dengan kloralhidrat, kemudian tutup dengan coverglass
8. Amati spesifik dari masing-masing preparat dan bandingkan satu dengan
lainnya, agar dapat mengidentifikasi preparat secara mikroskopik
9. Gambar sesuai dengan yang anda lihat dan beri keterangan gambar
PRAKTIKUM III
UJI ORGANOLEPTIS
Tujuan: Mahasiswa mampu mengidetentifikasi simplisa dari warna, bau dan rasa.

Pendahuluan:
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau
dan rasa simplisia yang di uji. Cara organoleptik dapat digunakan untuk uji
pendahuluan atau dugaan agar identifikasi dapat mengarah ke golongan fragmen
simplisia yaitu mengamati warna, rasa dan bau. Pengamatan warna misalnya hijau
coklat untuk folium, cortex, radix, semen dan fructus, putih untuk amilum dan kuning
untuk rhizoma dan lignum. Rasa dapat digunakan untuk mengenali beberapa
simplisia dengan rasa spesifik, misalnya Chinae cortex pahit, Liquiritae radix manis
atau Capsici fructus pedas. Bau digunakan hanya untuk simplisia yang memilki bau
khas, misalnya Piperis nigri fructus dan Caryophylii flos.
Alat Dan Bahan

Alat Bahan
1. Gunting Haksel dan serbuk simplisia
2. Silet
3. Pot

Cara Kerja:

Ambil contoh yang mewakili (representatif) simplisia tersebut, sebutkan


tanaman asal dan suku (familia), kemudian dideskripsikan wujudnya secara umum
kemudian ciri khas, gambarlah simplisia tersebut lakukan uji organoleptis (warna,
bau, rasa) jika perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk.
PRAKTIKUM IV
REAKSI KIMIA
Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan uji kimia pada simplisia untuk mengetahui
dan mengenal kandungan aktif yang berkhasiat

Pendahuluan:
Dalam menelusuri tumbuhan dan senyawa kandungan dari bahan yang
memiliki aktivitas biologi. Pada umumnya dilakukan dengan dua cara pendekatan
yaitu:
a. Pendekatan fitofarmakologi
Meliputi uji berbagai efek farmakologi ekstrak tumbuhan atau bagian
tumbuhan terhadap hewan percobaan. Seperti efek farmakologi terhadap susunan
saraf pusat atau organ tertentu lainnya.
b. Pendekatan skrining fitokimia
Sedangkan pendekatan skrining fitokimia meliputi: analisa kualitatif
kandungan zat kimia tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga,
buah, biji dan lain-lain), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif,
seperti alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin, tanin,
minyak atsiri, dan sebagainya. Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat tersebut akan
memberikan warna yang khas, sehingga mudah dideteksi.
Alat Dan Bahan
Alat

1. Tabung reaksi 7. Waterbath


2. Gelas beker 8. Pinset
3. Erlenmeyer 9. Penjepit kayu
4. Corong 10. Bunsen
5. Pipet tetes 11. Mikroskop
6. Cover glass 12. Objek glass

Bahan

1. Kertas saring 10. H2SO4


2. Aquadest 11. Larutan vanili 10%
3. HCl 1% 12. Amonia
4. Pereaksi Dragendroft 13. NaOH 4N
5. Pereaksi Meyer 14. HCl 2 N
6. I2 0,1 N 15. Kloroform
7. FeCl3 1 N 16. Eter
8. HCl 0,5 N 17. Pereaksi Liebermen-Burchard
9. NaCl 18. Florglusin
Cara Kerja:
a. Identifikasi Pati Dan Aleuron
Diambil serbuk ismplisia kemudian diletakkan diatas kaca objek, kemudian
ditambahkan larutan I2 0,1 N. Sampel dikeringkan diatas api agar melekat pada kaca
objek, kemudian dilihat dimikroskop. Jika selnya bewarna biru maka didalam sampel
terdapat pati, tetapi jika kuning kecoklatan maka di dalam sampel terdapat aleuron.
b. Identifikasi Tanin
Reaksi identifikasi tanin dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Sebuk simplisia ditambah H2O kemudian dipanaskan lalu disaring, diambil
filtratnya kemudian ditambahkan NaCl atau HCl 0,5 N, menghasilkan endapan.
2. Serbuk simplisia ditambah FeCl3 1N menghasilkan warna biru hitam
3. Serbuk simplisia ditambah H2SO4, menghasilkan endapan coklat kekuningan
c. Identifikais Katekol
Serbuk simplisia diletakkan pada objek glass dibasahi larutan vanili 10%,
diaati pada mikroskop. Jika terdapat katekol akan terlihat warna merah intensif.
d. Identifikasi Flavonoid
Serbuk simplisia dihaluskan, kemudian air dari serbuk yang telah halus
diteteskan di atas kertas saring kemudian diuapkan di atas amonia. Jika warna
tetesan dari serbuk simplisia berubah menjadi warna kuning intensif maka didalam
sampel terdapat flavanoid.
e. Identifikasi Alkaloid
2 gram serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dilarutkan
dengna H2O dan ditambah NaOH 4 N 2 ml dan 1 ml HCl 2N, setelah itu ditambahkan
20 ml kloroform sampai terbentuk 2 lapisan. Kemudian mengambil lapisan air, dan
dibagi menjadi tiga tabung reaksi.
1. Tabung 1 sebagai pembanding
2. Tabung 2 ditambahkan reagen Meyer, jika terdapat endapan kkeuningan maka
didalam sampel terdapat senyawa alkaloid
3. Tabung 3 ditambahkan reagen Dragendrof, jika terdapat endapan jingga maka
didalam sampel terdapat senyawa alkaloid
f. Identifikasi Saponin
Serbuk simplisia di masukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan H 2O dan
dikocok. Sampel yang mengandung saponin akan menghasilkan busa yang
bertahan selama 10 menit.
g. Identifikasi Steroid
Serbuk simplisia dihaluskan kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan etanol. Disaring dan diambil filtratnya, setelah itu diuapkan
hinga mengering. Suspensikan dengan dengan H 2O dan ditambahkan eter.
Pisahkan lapisan eternya, kemudian lapisan tersebut ditambahkan Liberman-
Burchard, menghasilkan warna hijau tua yang menunjukkan adanya steroid.
h. Identifikasi Lignin
Sebuk simplisia diletakkan pada objek glass dibasahi florglusin, ditambah HCl
2 tetes, diamati pada mikroskop. Jika terdapat lignin akan terlihat dinding sel warna
merah.
Referensi

Eliyanor, B. 2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi Makroskopik Dan


Mikroskopik. Bina Ilmu Mandiri. Jakarta.
Depkes R.I. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid I. Jakarta.
Fengel, D. 1995. Kayu. Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi. University Gadjah Mada
Press. Yogyakarta.
Robensonstrever. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai