Disusun Oleh :
1. Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt
2. Nurul Qamariah, M.Si
2022
TATA TERTIB PRAKTIKUM
PEMBUATAN HERBARIUM
Pendahuluan:
Herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan. Herbarium
dapat dibuat dengan 2 macam cara yaitu cara kering dan cara basah sesuai dengan
namanya herbarium kering disimpan dalam keadaan kering, sedang herbarium
basah disimpan dalam keadaan basah dengan carian tertentu.
Tumbuhan yang akan dibuat herbarium sedapat mungkin harus lengkap,
artinya mempunyai akar, batang, buah, bunga dan sebagainya, bila bagian
tumbuhan tidak lengkap maka diambil bagian yang mewakili dari tumbuhan tersebut.
Herbarium mempunyai peranan penting dalam dunia ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang botani, yaitu dapat mengenal dan menyimpan berbagai
macam tanaman. Dengan lebih mengintensifkan penyelidikan dapat diketahui data
tumbuhan, guna, nama dan karakteristiknya.
Cara kerja:
a. Herbarium kering
1. Diambil materi tumbuhan lengkap dengan bagian-bagiannya dan dibersihkan
2. Materi tumbuhan diatur sebaik mungkin didalam lipatan kertas atau koran
jangan sampai ada yang rusak bagian daun atau bunganya
3. Daun diatur sedemikian rupa sehingga terlihat permukaan atas dan
permukaan bawah
4. Jika sudah rapi dalam penempatanya kemudian dioleskan formalin yang
berfungsi sebagai pengawet
5. Jika sudah semua tumbuhan terkumpul, kemudian dilakukan pengeringan.
pengeringan dapat dilakukan dibawah sinar matahari
6. Jika pengeringan telah selesai, herbarium dipindah pada karton yang tebal
kemudian diberi etiket.
b. Herbarium basah
1. Diambil materi tumbuhan lengkap dengan bagian-bagiannya dan dibersihkan
2. bagian-bagian tumbuhan dipiisahkan menjadi bagian tersendiri
3. bagian-bagian tumbuhan dimasukkan kedalam botol atau wadah yang sesuai
4. ditambahkan cairan formalin
5. ditempelkan etiket
Contoh Etiket
Kolektor
Nomor
Family
Genus
Species
Vern name
Island
Localty
Habitat
Frequency
Particular
Use
PRAKTIKUM II
MIKROSKOPIK
Tujuan: Mahasiswa mampu membuat preparat dan mengenal bagain-bagian sel
tumbuhan.
Pendahuluan:
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplsia yang diuji dapat berupa
sayatan melintang, radial, paradermal mampun membujur atau berupa serbuk. Pada
uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini
akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal spesifik bagi masing-
masing simplisia.
Cara mikroskopik merupakan cara utama untuk mengenali siplisisa berbentuk
sayatan atau serbuk, yaitu dengan pengamatan di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10 kali atau lebih dengan pereaksi antara lain: air untuk melihat serbuk
amilum, amilum pada radix, semen dan fructus, kloralhidrat untuk melihat serbuk-
serbuk pada umumnya, dan reagen zat warna seperti aqua-Iod untuk melihat
amilum, NaOH/KOH untuk melihat lignum dan FeCl 3
Alat Bahan
1. Silet 1. Aquadest
2. Kaca objek 2. Amylum (pati singkong, pati jagung,
3. Mikroskop pati beras, pati sagu, pati kentang,
4. Botol penyemprot pati gandum, pati terigu)
3. Tumbuhan segar
Cara Kerja:
Pembuatan preparat:
1. Bersihkan objek glas dan coverglass dengan lap flanel (bila perlu dicuci dengan
sabun/alkohol terlebih dahulu) untuk membebaskan lemak yang lengkat
2. Untuk amilum, ambil sedikit zat uji letakkan di tengah-tengah objek glass,
kemudian tetesi dengan aquades 2-3 tetes, ratakan dengan jarum preparat
3. Tutup dengan coverglas (caranya sentuhkan salah satu sisi coverglas ke
objekglas yang terdapat zat uji, kumdian dengan bantuan jarum preparat
turunkan perlahan-lahan hingga seluruh coverglas menyentuh zat uji)
4. Letakkan di atas meja preparat dari mikroskop, kemudian diamati dengan
pembesaran terkecil (mis 10x10)
5. Jika ingin melihat pembesaran lebih besar (10x40), maka fragmen yang ingin
dilihat diletakkan di tengah-tengah, kemudian memutar lensa objektif dari 10 ke
40 (jangan melewati lensa 100), lalu mengatur pengarah halus sampai
mendapatkan gambar yang jelas.
6. Untuk melihat amilum pada Simplisia rimpang/Rhizoma, maka caranya sama
seperti point 2-5
7. Untuk simplisia folium, flos, fructus, semen, cortex, herba, radix, setelah
simplisia diletakkan di tengah-tengah objekglass, lalu di tetesi dengan klorahidrat
2-3 tetes, kemudian fiksasi/panaskan diatas api spritus kira-kira 10-20 detik, jika
kering tetesi lagi dengan kloralhidrat, kemudian tutup dengan coverglass
8. Amati spesifik dari masing-masing preparat dan bandingkan satu dengan
lainnya, agar dapat mengidentifikasi preparat secara mikroskopik
9. Gambar sesuai dengan yang anda lihat dan beri keterangan gambar
PRAKTIKUM III
UJI ORGANOLEPTIS
Tujuan: Mahasiswa mampu mengidetentifikasi simplisa dari warna, bau dan rasa.
Pendahuluan:
Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau
dan rasa simplisia yang di uji. Cara organoleptik dapat digunakan untuk uji
pendahuluan atau dugaan agar identifikasi dapat mengarah ke golongan fragmen
simplisia yaitu mengamati warna, rasa dan bau. Pengamatan warna misalnya hijau
coklat untuk folium, cortex, radix, semen dan fructus, putih untuk amilum dan kuning
untuk rhizoma dan lignum. Rasa dapat digunakan untuk mengenali beberapa
simplisia dengan rasa spesifik, misalnya Chinae cortex pahit, Liquiritae radix manis
atau Capsici fructus pedas. Bau digunakan hanya untuk simplisia yang memilki bau
khas, misalnya Piperis nigri fructus dan Caryophylii flos.
Alat Dan Bahan
Alat Bahan
1. Gunting Haksel dan serbuk simplisia
2. Silet
3. Pot
Cara Kerja:
Pendahuluan:
Dalam menelusuri tumbuhan dan senyawa kandungan dari bahan yang
memiliki aktivitas biologi. Pada umumnya dilakukan dengan dua cara pendekatan
yaitu:
a. Pendekatan fitofarmakologi
Meliputi uji berbagai efek farmakologi ekstrak tumbuhan atau bagian
tumbuhan terhadap hewan percobaan. Seperti efek farmakologi terhadap susunan
saraf pusat atau organ tertentu lainnya.
b. Pendekatan skrining fitokimia
Sedangkan pendekatan skrining fitokimia meliputi: analisa kualitatif
kandungan zat kimia tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga,
buah, biji dan lain-lain), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif,
seperti alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin, tanin,
minyak atsiri, dan sebagainya. Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat tersebut akan
memberikan warna yang khas, sehingga mudah dideteksi.
Alat Dan Bahan
Alat
Bahan