Anda di halaman 1dari 5

PENGAWETAN

Pengawetan merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan
yang susah ditemukan atau hanya diperoleh dari tempat-tempat tertentu atau juga dalam
kebutuhan penelitian, misalnya dari sampel dari laut maupun pegunungan. Dengan
diawetkannya sampel-sampel tersebut, maka kita dapat menggunakan spesimen untuk waktu
yang lama. Pada dasarnya awetan dibagi menjadi dua, ada awetan basah dan awetan kering,
tergantung dengan tujuannya.
a. Awetan Basah
Awetan basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau hewan baik dalam
bentuk utuh atau pun bagian-bagiannya dalam larutan pengawet. Larutan pengawet tersebut
umumnya berupa alcohol dengan konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam asetat
dan alcohol (larutan FAA) atau larutan formalin 4%. Larutan alcohol biasanya digunakan
untuk mengawetkan binatang rendah dari Phylum Arthropoda. Pengawet FAA banyak
digunakan untuk mengawetkan specimen tumbuh-tumbuhan. Untuk tumbuhan tingkat rendah
seperti alga biasanya digunakan FAA konsentrasi rendah, sedangkan untuk tumbuhan
berkayu menggunakan FAA dengan konsentrasi tinggi. Larutan formalin 4% digunakan untuk
mengawetkan binatang atau bagian tubuh binatang dengan cara merendamkannya. Hal yang
perlu diperhatikan pada media awetan basah adalah tempat yang digunakan untuk
menyimpan awetan basah tersebut harus tertutup rapat dan specimen yang ada di dalamnya
harus terendam, oleh karena itu volume larutan pengawetnya harus dijaga. Hal lainnya yang
harus diperhatikan adalah ketika digunakan, larutan pengawet jangan sampai tertelan karena
bersifat racun. Penyimpanan awetan harus di tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung, sebab warna akan cepat luntur.
Langkah-langkah dalam pembuatan awetan basah yaitu sebagai berikut :
1. Siapkan spesimen yang akan diawetkan.
2. Sediakan larutan pengawet yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
3. Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah
diencerkan.
4. Tutup rapat botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan
familinya.
5. Ganti cairan dalam botol secara berkala, maksimal 3 bulan sekali.
b. Awetan Kering

Awetan kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuh-tumbuhan, binatang atau bagianbagiannya baik dengan atau tanpa bahan pengawet. Contoh yang paling populer adalah
herbarium yang diawetkan dengan sublimat. Contoh media awetan kering lainnya adalah
rangka hewan yang dipasang sesuai dengan struktur aslinya dan taksidermi.
Sebagai contoh adalah pembuatan herbarium lamun dan mangrove, berikut langkah-langkah
pembuatan herbarium :
1. Langkah pertama Catat semua informasi yang bisa didapatkan, seperti : Koordinat
lokasi, Habitat dan ekologi ttumbuhan yang akan di sampling, Morfologi (Daun,
Batang, Akar, Buah) dan nama ilmiah/nama lokal.
2. Kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan
berukuran kecil(lamun) dapat diambil seluruhnya secara lengkap. Tumbuhan
berukuran besar(mangrove) cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun, dan
jika ada, bunganya.
3. Semprotlah dengan alcohol 70% atau spirtus untuk mencegah pembusukan oleh
bakteri dan jamur.
4. Sediakan beberapa kertas Koran.
5. Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas Koran. Daun hendaknya menghadap ke
atas dan sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas Koran tersebut, perhatikan
jangan sampai terlipat helain daun. Agar posisinya baik,dapat dibantu dengan
mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke kertas membentuk ikatan.
6. Tutup lagi dengan Koran. Demikian seterusnya hingga dapat membuat beberapa
lembar.
7. Terakhir tutup lagi dengan Koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu/bamboo(sasak),
ikat dengan tali. Hasil ini disebut specimen.
8. Keringkan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab atau keringkan
dengan menggunakan oven, sampai sampel benar-benar kering.
Tahap Akhir setelah tumbuhan kering :
1. Rapihkan spesiemen herbarium yang telah dikeringkan
2. Taruh pada kertas A3 yang telah di siapkan, lem bagian daun (terdapat perwakilan
bagian atas dan bagian bawah dan jahit bagian batang.
3. Pisahkan bagian bunga yang gugur pada amplop.
4. Pasang Label dan Pasang amplop bunga.
Alat dan Bahan yang Diperlukan dalam Pembuatan Awetan
Alat
1. Kunci Identifikasi

2. Botol jar/Botol Sampel


3. Kertas Koran
4. Gunting
5. Lem Kertas atau selotip bening
6. Kertas A3 (Karton Putih)
7. Benang
8. Jarum Jahit
9. Label Herbarium yang telah disepakati
10. Amplop untuk bunga
11. Sasak
12. Kamera / Underwater camera
Bahan
1.
2.
3.
4.

Sampel yang akan di awetkan


Formalin
Alkohol
Spirtus

Dokumentasi Sampel
Dalam mendokumentasikan sampel yang akan diawetkan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti :
1. Jika sampel langsung difoto didalam air pastikan tidak lupa mempergunakan
pembanding ukuran (Alat ukur atau alat tulis). Sedangkan jika sampel tersebut di
angkat tidak di foto di habitat asalnya, persiapkan alas berwarna kontras dengan
sampel dan tetao mempergunakan pembanding.
2. Dalam memotret sampel tumbuhan, harus difoto secara utuh dan setiap bagiannya
(Akar, Batang, Daun, Buah dan Bunga).

Lampiran

Contoh Spesimen Herbarium

Tahap Pengeleman

Tahap Pengeleman pada kertas

Tahap Penjahitan pada kertas

Anda mungkin juga menyukai