Anda di halaman 1dari 28

R. Herni Kusriani, M.Si., Apt.

 Obat Tradisional merupakan bahan/ramuan


bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewani, bahan mineral, sediaan
sarian/galenik, atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman
 Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat tradisional dan
belum mengalami pengolahan apapun juga
kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang
dikeringkan
 Bahan baku OT adalah simplisia, sediaan
galenik, bahan tambahan atau bahan lainnya,
baik yang berkhasiat maupun yang tidak
berkhasiat.
 Perlu dilakukan langkah2 agar Obat
Tradisional yang dihasilkan AMAN (SAFETY),
BERMANFAAT (EFFICACY)& BERMUTU
(QUALITY)
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya
memenuhi 3 parameter mutu suatu bahan (material),
yaitu kebenaran jenis (identitas), kemurnian (bebas dari
kontaminasi kimia dan biologis) serta aturan penstabilan
(wadah, penyimpanan dan transportasi)
2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi
manusia sebagai obat tetap diupayakan memenuhi 3
paradigma seperti produk kefarmasian lainnya : Quality-
Safety-Efficacy (Mutu-Aman-Manfaat)
3. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia
yang bertanggung jawab terhadap respon biologis harus
memiliki spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi
(jenis dan kadar) senyawa kandungan
 Radix : akar (root), sering tidak sama dengan konsep
botani. Namanya radix ternyata merupakan rhizomes
(akar tinggal). c/ Rhei radix
 Rhizoma : akar tinggal (rhizome), batang di dalam
tanah. c/ Curcuma rhizoma
 Tuber : bagian di dalam tanah yang mengandung nutrisi,
yang secara botani merupakan akar/rhizoma. Tuber
adalah bagian tumbuhan yang menebal, utamanya
terdiri dari parenkim tempat menyimpan makanan
(biasanya pati/amilum) dan dengan sedikit bagian yang
berkayu.
 Bulbus : onion, umbi Lapis. Secara botani
umbi Lapis adalah batang, yang diselimuti
dengan daun bernutrisi yang biasanya
hanya sedikit mengandung klorofil.
 Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah
bagian xilem yang berkayu. Namun sering
keliru, misalnya Quassiae Iignum juga
mengandung kulit batang yang tebal,
walaupun hanya sebagian kecil. c/ Sappan
lignum
 Cortex : bark, kulit kayu. Berupa
seluruh jaringan di luar kambium. Dapat
berasal dan akar, batang, dan cabang. c/
Chinconea cotex
 Folium : leaf, daun terdiri dari daun
tengah pada tumbuhan. c/ Abri folium
 Flos : flower, bunga yang terdiri dari
bunga tunggal atau seluruh karangan
bunga. c/ Jasmine flos
 Fructus : fruit, buah yang berupa buah
yang belum masak, sudah tua belum masak,
sudah masak. c/ Cubebae fructus
 Pericarpium : fruit peel, kulit buah.
 Semen : seed, biji terdiri dan seluruh biji
atau biji tanpa kulit. c/ Coffeae semen
 Herba : herb, Bagian tumbuhan di atas
tanah (aerial parts) terdiri dari batang,
daun, bunga, dan buah. c/ Andrographis
herba
 Aetheroleum : essential oil, volatile oil.
Minyak atsiri (minyak menguap, minyak
terbang) adalah produk yang berasal
dari tumbuhan atau bagiannya yang
berbau khas yang terdiri banyak
komponen yang komplek dan bersifat
menguap.
 Oleum : oil, minyak lemak (fixed oil)
yang berasal dari tumbuhan yang
dipisahkan dengan pengepresan.
 Pyroleum : tar, dibuat dengan destilasi
kering bahan tumbuhan.
 Resina : resin, yaitu produk dan sekret
tumbuhan tertentu atau hasil destilasi
balsam, yaitu residu penyulingan balsam.
 Balsamum : balsam, Larutan resin dalam
minyak atsiri yang dihasilkan oleh
tumbuhan tertentu.
a. Bahan baku Simplisia
b. Proses Pembuatan Simplisia
c. Cara pengepakan/pengemasan dan
penyimpanan simplisia
 Waktu pemanenan kadar bahan kimia
yang optimal
 Kandungan kimia akan mencapai kadar
optimum pada waktu tertentu
 Biji (semen) dipanen pada saat sudah tua
atau buah sudah mengering
 Buah (fructus) dikumpulkan pada saat buah
sudah masak atau sudah tua, tetapi belum
terlalu masak.
 Daun (folia) dikumpulkan pada saat tumbuhan
menjelang berbunga/ sedang berbunga tapi
belum berbuah
 Bunga (flores/flos) dipanen pada saat masih
kuncup (misal bunga cengkeh, melati), atau
tepat mekar (Mawar)
 Kulit batang (cortex) diambil dari tumbuhan
yang telah tua atau umur yang tepat, sebaiknya
pada musim kemarau sehingga kulit kayu
mudah dikelupas
 Umbi lapis (bulbus) dipanen pada waktu umbi
mencapai besar optimum, yaitu pada waktu
bagian atas tumbuhan sudah mulai
mengering
 Rimpang atau “empon-empon” dipanen pada
waktu pertumbuhan maksimal dan bagian
diatas tanah sudah mulai mengering, yaitu
pada permulaan musim kemarau
1. Sortasi basah
2. Pencucian
3. Perajangan
4. Pengeringan
5. Sortasi Kering
6. Pengepakan dan Penyimpanan
Tujuan:
1. Menyiapkan bahan baku simplisia dan
memastikan bahan tersebut benar dan murni,
artinya simplisia yang dimaksud berasal dari
tumbuhan yang benar
2. Memisahkan/membuang bahan organik asing
tumbuhan/bagian tumbuhan lain yang terambil
3. Memisahkan dari pengotor seperti tanah,
kerikil, atau pengotor lainnya (seperti serangga,
dll)
Hal yang harus diperhatikan :
1. Jangan menggunakan air sungai, karena
mengandung cemaran logam berat
2. Sebaiknya menggunakan air dari mata air,
sumur, atau air ledeng (PAM)
3. Setelah simplisia dicuci, lau ditiriskan agar
kelebihan air cucian mengalir
4. Kedalam air untuk mencuci rimpang, bisa
ditambahkan kalium permanganat untuk
menekan angka kuman
 Tujuan perajangan adalah agar proses
pengeringan berlangsung lebih cepat.
 Perajangan dapat dilakukan secara “manual”
atau dengan mesin perajang
 Perlu diperhatikan:
“Jika terlalu tebal maka proses pengeringan
akan terlalu lama dan kemungkinan dapat
membusuk/berjamur”
“Jika terlalu tipis, akan berakibat rusaknya
kandungan kimia karena oksidasi/reduksi”
 Pengeringan merupakan proses pengawetan
simplisia sehingga simplisia tahan lama
dalam penyimpanan
 Menghindari terurainya kandungan kimia
karena pengaruh enzim
 Pengeringan yang cukup akan mencegah
pertumbuhan mikroorganisme dan kapang,
serta jamur
 Contoh: Jamur Aspergilus flavus akan
menghasilkan aflatoksin yang sangat beracun
dan dapat menyebabkan kanker hati
 Menurut persyaratan OTangka khamir/kapang
tidak lebih dari 104.
 Miroba patogen harus negatif dan kandungan
aflatoksin tidak lebih dari 30 bpj
 Tanda simplisia sudah kering adalah mudah
meremah bila diremas/mudah patah
 Menurut persyaratan OT pengeringan dilakukan
sampai kadar air tidak lebih dari 10%
 Simplisia yang sudah kering masih dilakukan
sortasi untuk memisahkan kotoran, bahan
organik asing, dan simplisia yang rusak akibat
proses sebelumnya
 Bahan pengemas harus sesuai dengan simplisia
yang dipak. Misalkan simplisia yang
mengandung minyak atsiri jangan dikemas
dalam wadah plastik karena akan menyerap
bau. Sebaiknya menggunakan karung goni.
 Penyimpanan harus teratur, rapi, untuk
mencegah resiko tercemar atau saling
mencemari satu sama lain, memudahkan
pengambilan, pemeriksaan dan
pemeliharaannya.
 Diberi label yang mencantumkan identitas,
kondisi, jumlah, mutu dan cara penyimpanan
 Gudang penyimpanan harus memenuhi
persyaratan antara lain:
1. bersih
2. tertutup
3. sirkulasi udara baik
4. tidak lembab
5. cukup cahaya matahari dan penerangan
6. konstruksi baik sehingga serangga/tikus
tidak leluasa masuk, tidak mudah kebanjiran,
dan dialasi kayu yang baik.
 Dilakukan secara periodik
 Buku pegangan yang digunakan sebagai
pedoman adalah Materia Medika Indonesia
atau Farmakope Indonesia
1. Mikroskopik
mencakup pengamatan terhadap penampang
melintang simplisia atau bagian simplisia dan
terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia
2. Organoleptis
meliputi pengamatan wujud, rupa, warna, bau dan
rasa
3. Penetapan Kadar senyawa tertentu dalam simplisia
4. Uji Identifikasi
Untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa
mempunyai identitas yang sesuai dengan yang
tertera pada etiket
 FI IV
1. Bahan organik asing
2. Penetapan kadar abu
3. Penetapan kadar abu yang larut dalam
asam
4. Penetapan serat kasar
5. Penetapan kadar minyak atsiri
6. Penetapan kadar air
 MMI
1. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
2. Penetapan Kadar Abu
3. Penetapan Kadar Abu Larut Air
4. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
5. Penetapan Susut Pengeringan
6. Penetapan Kadar Air
7. Penetapan Kadar Sari Larut Air
8. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
9. Penetapan Bahan Organik Asing
10. Penetapan Kadar Tanin

Anda mungkin juga menyukai