Anda di halaman 1dari 38

SIMPLISIA

Oleh: Mustaqimah, M.Si., Apt


Outline

– Definisi
– Tata nama Simplisia
– Sumber simplisia
– Penggolongan simplisia
Pengertian

– Simplisia merupakan bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata
simple, yang berarti satu atau sederhana.
– Istilah simplisia digunakan untuk menyebutkan bahan- bahan obat alam yang
masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.
– Jadi dengan kata lain simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat
dan belum mengalami perubahan proses apapun , kecuali dinyatakan lain.
– Umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibagi menjadi 3
golongan :
a. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya.
Misalnya :
Datura folium dan piperis nigri fructus.
Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu dengan sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat ini dapat berupa zat- zat atau bahan- bahan nabati
lainnya dengan cara tertentu dipisahkan / diisolasi dari tanamannya.
Lanjutan…

b. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa bahan kimia murni.
Misalnya :
Minyak ikan ( Oleum iecoris asselli) dan maddu ( sel Mel
depuratum)
Lanjutan…

c. Simplisia Pelikan atau Mineral


Simplisia pelican atau mineral adalah simplisia berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah
diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni.
Contoh :
Serbuk seng dan serbuk tembaga
Tata Nama Simplisia

Pemberian nama atau penyebutan simplisia


didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti
dengan nama bagian tanaman.
Contoh merica dengan nama spesies piperis albi
maka nama simplisianya disebut sebagai piperis albi
fructus.ructus menunjukan nama bagian tanaman
yang artinya buah
Contoh tata nama simplisia

Nama Tanaman Nama Bagian Tanaman

Piperis albi Fructus

Merica Buah
Contoh Penamaan Simplisia

 Calami Rhizome : Menunjukkan penyebutan nama berdasarkan pada


nama belakang dari spesies ( Acorus calamus ) yang diikuti
dengan nama bagian tanaman ( Rhizome = Rimpang)
 Brugmansia Folia : Nama genus dari Brugmansia candida diikuti Folia =
daun.
 Oleum Arachidis : Minyak kacang ( Aracbis hypogea) tanpa anama bagian
tanaman.
Nama Latin dari Bagian Tanamaan yang Digunakan Dalam
Tata Nama Simplisia

Nama Latin Bagian Tanaman


Radix Akar

Rhizome Rimpang

Bulbus Umbi lapis

Tubera Ubi

Flos Bunga

Fructus Buah

Semen Biji
Lanjutan…

Lignum Kayu

Cortex Kulit kayu

Caulis Batang

Folia Daun

Herba Seluruh tanaman

Amyllum Pati

Thallus Bagian dari tanaman rendah


Faktor- faktor yang mempengaruhi
kualitas simplisia

a. Bahan baku Simplisia

Tanaman • Banyak kendala dan variabilitaas yang tidak bias


liar dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan
tempat tumbuh

Budidaya
• Keseragaman umur, masa panen, dan galur ( asal usul
garis keturunan) tanaman dapat dipantau.
BUDIDAYA PASCA PANEN

KUALITAS
SIMPLISIA

KANDUNGAN PENAMPILAN EFEK


KIMIA FISIS TERAPI
Tanaman Budidaya

– Jenis tanaman diketahui dengan jelas


– Umur panen tanaman dapat ditetapkan
– Lingkungan dapat diatur
– Mutu simplisia dapat terjamin.
 Persediaan bisa tergantung kebutuhan.
 Mutu bisa seragam .
 Kandungan bioaktif bisa ditingkatkan.
 Penyakit tanaman bisa diawasi.
 Gen tanaman bisa dikontrol
b. Proses Pembuatan Simplisia

1) Pengumpulan bahan baku


2) Sortasi Basah
3) Pencucian
4) Pengubahan bentuk
5) Pengeringan
6) Sortasi kering
7) Pengepakan
8) penyimpanan
1.Pengumpulan Bahan Baku

Bagian Tanaman Pengambilan bahan baku


Biji Mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah

Buah Tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak ( misalnya piper
nigrum), setelah benar – benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna /bentuk dari buah yang
bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya)

Bunga menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup (seperti pada Jasminum sambac, melati) atau saat bunga sudah mulai
mekar (misalnya, Rosa sinensis, mawar)

Daun dan Herba saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat – saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai
masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua.

Kulit Batang Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal
musim kemarau

Umbi lapis Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan

Rimpang Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau

Akar Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup umur. Panen yang dilakukan
terhadap akar umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan
Contoh lain :

- Daun sambiloto dilakukan ketika tanaman sudah berbunga hampir 50%. ->
kandungan zat aktif terbaik dari pada sebelum berbunga.
- Jabe jawa -> bila buah sudah berwarna kemerahann sampai merah.
2. Sortasi basah

Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman


masih segar. Sortasi dilakukan terhadap :
a. Tanah dan kerikil
b. Rumput – rumputan
c. Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak
digunakan, dan
d. Bagian tanaman yag rusak (dimakan ulat dan sebagainya)
3. Pencucian

Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan


kotoran yang melekat, terutama bahan – bahan yang
berasal dari dalam tanah dan juga bahan – bahan yang
tercemar pestisida.
Lanjutan….
Pencucian bisa dilakukan dengan menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber sebgai
berikut :
a. Mata air
Pencucian yang dilakukan dengan mengunakan air yang berasal dari mata air harus
memperhatikan kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh adanya mikroba dan
pestisida
b. Sumur
Pencucian mengunakan air sumur perlu memperhatikan pencemar yang mungkin timbul
akibat mikroba dan air limbah buangan rumah tangga
c. PAM
Pencucian mengunakan fasilitas air PAM (Ledeng) sering tercemar oleh kapur khlor
4. Perubahan Bentuk

Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas


permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin
cepat kering. Proses pengubahan bentuk ini meliputi beberapa perlakuan berikut.
a. Perajangan untuk rimpang, daun, dan herba
b. Pengupasan untuk buah, kayu kulit kayu, dan biji – bijian yang ukurannya besar.
c. Pemipliran khusus untuk jagung, yaitu biji dipisahkan dengan bonggolnya
d. Pemotongan untuk akar, batang, kayu, kulit kayu, dan ranting
e. Penyerutan untuk kayu
5. pengeringan

Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut :


a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah
ditumbuhi kapang dan bakteri
b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih
lanjut kandungan zat aktif
c. Memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya ( ringkas,
mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya)
Berikut ini faktor yang
mempengaruhi pengeringan

– Waktu pengeringan, semakin lama dikeringkan akan semakin kering bahan


tersebut
– Suhu pengeringan, semakin tinggi suhunya semakin cepat kering, tetapi harus
dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif di dalam sel yang kebanyakan
tidak tahan panas.
– Kelembapan udara di sekitarnya dan kelembapan bahan atau kandungan air dari
bahan
– Ketebalan bahan yang dikeringkan
– Sirkulasi udara
– Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan bahan semakin mudah kering.
Cara pengeringan bahan – bahan
tertentu dijelaskan sebagai berikut :

– Untuk tanaman rendah, misalnya lumut, jamur, thallus, agar –


agar dan rerumputan laut, dikeringkan dengan cara dijemur
dibawah sinar matahari. Setelah kering, disimpan dalam
kantung kedap udara.
– Untuk bahan berupa akar, pengeringan dilakukan dengan cara
dirajang atau dipotong – potong pendek, kemudian dijemur
langsung dibawah sinar matahari. Oleh karena akar termasuk
bahan keras maka sebaiknya dijemur dibawah matahari
langsung atau tanpa pelindung
Lanjutan….

– Untuk bahan berupa buah seperti jeruk bisa dibelah terlebih


dahulu, baru dijemur. Dapat pula buah diperam (misalnya
asam), baru dijemur. Sementara untuk buah pala (Myristica
frsgrans )
– Untuk bahan berupa bunga hanya diangin - anginkan di
tempat yang teduh atau jika menggunakan oven maka suhu
diatur rendah sekitar 25 – 35 0 C
Lanjutan…

– Untuk bahan berupa kulit batang umumnya dibelah terlebih


dahulu, diserut, atau dipecah, kemudian langsung dijemur
dibawah matahari langsung
– Untuk bahan beru;a rimpang harus dirajang terlebij dahulu
untuk memperluas permukaan, kemudian dijemur di bawah
matahari tidak langsung (ditutup kain hitam). Tujuannya untuk
menghindari penguapan yang terlalu cepat yang dapat
berakibat menurunkan mutu minyak atsiri dalam bahan.
Penjemuran tidak langsung dengan pancaran gelombang ultra
violet
Lanjutan…

– Bahan – bahan eksudat seperti getah (opium dan


sebagainya), daging daun lidah buaya, dan biji jarak
(Ricinus communis) yang akan diambil minyak lemaknya
tidak perlu dilakukan proses pengeringan
– Untuk bahan berupa daun atau bunga yang akan diambil
minyak atsirinya maka cara pengeringan yang dianjurkan
adalah menghindari penguapan terlalu cepat dan proses
oksidasi udara
6) Sortasi Kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah


mengalami proses pengeringan. Pemilihan
dilakukan terhadap bahan – bahan yang terlalu
gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda
kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan raya ),
atau dibersihkan dari kotoran hewan
7) pengepakan dan penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai


makan simplisia perlu ditempatkan dalam suatu
wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
simplisia satu dengan lainnya. Selanjurnya, wadah –
wadah yang berisi simplisia disimpan dalam rak pada
gudang penyimpanan
Parameter standar mutu simplisia
– TUJUAN : simplisia memenuhi syarat sesuai Farmakope Herbal Indonesia, Materia
medika Indonesia, Farmakope Indonesia dan United state pharmacopeia dan buku
resmi yang disetujui pemerintah.

– MAKSUD : keseragaman komponen aktif, keamanan, kegunaan / khasiat agar


sediaan obat selalu tetap bermutu dan berkhasiat

– SEDIAKAN contoh-contoh simplisia pembanding


Parameter standar mutu simplisia
1. Organoleptik
2. Makroskopik
3. Mikroskopik
4. Uji
histokimia
5. Parameter non spesifik
- Kadar air
- Kadar abu total
- Kadar abu tak larut asam
- Cemaran residu pestisida
- Cemaran logam berat
- Cemaran mikroba
6. Parameter spesifik
- Kadar sari larut air dan Kadar sari larut alkohol
- Kadar zat aktif/zat identitas/ profil kromatografi
Organoleptik
– Pengamatan dilakukan dengan mempergunakan organ-
organ termasuk perasa, bau, peraba.
– Pemeriksaan meliputi :
– Bentuk dan ukuran
– Warna luar dan bentuk permukaan
– Warna dalam
– Bau dan rasa.

– Cara ini terutama di lakukan terhadap organ tumbuh-


tumbuhan misal : Folia, Cortex, Lignum
MAKROSKOPIK :

Menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk mencari


kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.

Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan


persyaratan dalam monografi materia medika Indonesia atau
farmakope herbal Indonesia.
Mikroskopis
Dilakukan pemeriksaan : - irisan
- serbuk
Guna : - penyusun / komposisi fragmen
- karakteristik
Informasi : - kebenaran simplisia
- adanya pengotoran fragmen
- penggantian / pemalsuan
Pengamatan : Di bawah mikroskop dengan pembesaran dengan
pembesaran 10 kali atau lebih.
Pereaksi yang digunakan :
- Air untuk melihat serbuk amilum pada radix, semen dan fructus.
- Kloral hidrat : untuk melihat serbuk-serbuk pada umumnya.
- Aqua-iod : untuk melihat amilum, NaoH/KOH untuk melihat lignum dan
FeCl3 untuk melihat tanin.
Uji Histokimia
untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang
terdapat dalam jaringan tanaman.

Dengan pereaksi yang spesifik, zat-zat kandungan tersebut


akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga mudah
dideteksi.

Pengujian ini biasanya dilakukan pada sayatan melintang


simplisia, tetapi dapat pula dilakukan pada serbuk.

Anda mungkin juga menyukai