Anda di halaman 1dari 73

PENUNTUN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI

LABORATORIUM BOTANI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
STIKES MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
PENUNTUN PRAKTIKUM
BOTANI FARMASI

STIKES MEDIKA NURUL ISLAM


SIGLI
PERATURAN DAN TATA TERTIB LABORATORIUM

1. Mahasiswa yang diperkenankan menggunakan laboratorium dan melakukan praktikum


adalah mahasiswa yang terdaftar secara akademik (Praktikan).
2. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan lebih dari 20
menit sejak praktikum dimulai, praktikan harus melapor kepada dosen pembimbing atau
dianggap tidak hadir.
3. Tidak ada remedial praktikum, Jika berhalangan hadir praktikan harus dapat memberikan
keterangan tertulis terkait dengan alasan ketidakhadirannya kepada dosen pembimbing.
4. Bagi praktikan laki-laki diharapkan tidak berambut panjang agar tidak mengganggu
pelaksanaan praktikum.
5. Bagi praktikan perempuan yang berjilbab, ujung-ujung jilbab harus diatur agar tidak
mengganggu pelaksaan praktikum.
6. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah mengenakan jas praktikum.
7. Praktikan diharapkan mempelajari materi praktikum dan wajib membawa lembar kerja
praktikum, serbet dan masker.
8. Sebelum praktikum akan diadakan pretest tiap-tiap judul praktikum
9. Praktikan mengisi daftar absensi dengan menunjukkan segala sesuatu yang wajib dibawa
10. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum atau merokok didalam laboratorium selama
praktikum berlangsung.
11. Praktikan tidak diperbolehkan bersenda gurau yang mengakibatkan terganggunya kelancaran
praktikum.
12. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja masing-
masing serta lantai disekitarnya, apabila ada alat yang rusak segera diberitahu kepada
laboran.
13. Setelah menggunakan reagen, praktikan wajib meletakkan kembali pada tempatnya semula.
14. Praktikan dilarang menghambur-hamburkan reagen praktikum dan membuang sisa bahan
praktikum dengan memperhatikan kebersihan dan keamanan.
15. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin kepada dosen
atau asisten jaga.
16. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.
Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.


2. Sediakanlah alat-alat yang akan digunakan diatas meja dan simpan yang tidak digunakan
didalam lemari.
3. Gunakan peralatan kerja seperti masker, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan
sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
4. Zat yang akan dianalisis disimpan dalam tempat tertutup agar tidak terkena kotoran yang
mempersulit analisis
5. Dilarang menggunakan perhiasan yang dapat rusak karna bahan kimia.
6. Dilarang menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
8. Hindari menghisap langsung uap bahan kimia, tetapi kipaslah uap tersebut dengan tangan ke
muka anda.
9. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
10. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.
11. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, jangan menggunakan bahan kimia secara
berlebihan.
12. Jangan mengembalikan bahan kimia kedalam botol semula agar terhindar dari kontaminasi.
13. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama setelah melalukan
praktikum.
14. Apabila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk agar tidak menyebar.
15. Hindarkan dari api bahan-bahan yang mudah terbakar seperti eter, kloroform, dan
sebagainya.
16. Hati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang dapat menimbulkan luka bakar seperti
asam-asam pekat, basa-basa kuat dan oksidator kuat.
17. Percobaan dengan penguapan menggunakan asam-asam kuat dan menghasilkan gas-gas
beracun dilakukan dalam lemari asam.
18. Dilarang memanaskan zat dalam gelas ukur/labu ukur.
19. Apabila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera kepada
dosen atau asisten jaga.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................................ iii

Pengamatan Morfologi Daun Tumbuhan Monokotil Dab Dikotil ......................................... 1

Pengamatan Morfologi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ........................................ 6

Pengamatan Morfologi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ......................................... 11

Pengamatan Morfologi Buah, Biji Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ................................... 16

4.1 Buah........................................................................................................................ 16

4.2 Biji .......................................................................................................................... 17

Pengamatan Morfologi Akar, Unbi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil Serta Rimpang.......... 25

5.1 Akar ....................................................................................................................... 25

5.2 Umbi dan Rimpang ................................................................................................ 26

Pengamatan Anatomi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ............................................... 36

Pengamatan Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ............................................. 42

Pengamatan Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil ................................................. 48

Pembuatan Herbarium ................................................................................................................ 53

9.1 Herbarium Kering .................................................................................................... 53

9.2 Herbarium Basah ....................................................................................................... 58

Glikolisis Anaerob ....................................................................................................................... 62

Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 67


MODUL I

Pengamatan Morfologi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

 Mempelajari struktur morfologi daun tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori

Pada tumbuhan monokotil, bentuk daunnya umumnya memanjang dengan tulang daun yang
sejajar. Namun pada tumbuhan dikotil, bentuk daunnya umumnya melebar dengan tulang daun
yang menjari atau menyirip. Beberapa jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam tumbuhan
monokotil antara lain Graminae (suku rumput-rumputan). Contoh dari jenis tumbuhan monokotil
ini adalah bambu, jagung, gandum, tebu, padi, dan juga rumput. Lalu, Palmae (suku pinang-
pinangan), contohnya adalah salak, kelapa, rotan, aren, dan juga kelapa sawit. Zingiberaceae
(suku jahe-jahean), contohnya kunyit, jahe, dan juga lengkuas.

Gambar 1. Contoh daun dikotil dan monokotil

Tumbuhan dikotil setiap anggota tumbuhan berbunga, memiliki sepasang daun, dan
dalam embrio benih. Ada sekitar 175.000 spesies tumbuhan dikotil yang dikenal dan tersebar.
Sebagian besar tanaman kebun, semak dan pohon, dan tanaman berbunga berdaun lebar seperti
magnolia, mawar, geranium, dan hollyhock adalah dikotil.
Alat

1. Pensil
2. Karet penghapus
3. Pensil warna
4. Kain lap

Bahan

A B C
Daun Teratai Daun saga Daun mangga
Daun kembang merak Daun sirsak Daun biduri
Daun waru Daun cabai merah Daun flamboyan
Daun pandan wangi Daun jagung Daun nenas
Daun bayam duri Daun oleander Daun jarak pagar

Cara Kerja:

1. Ambil daun tumbuhan monokotil dan dikotil


2. Amati keadaan morfologinya meliputi:
 Daun lengkap dan tidak lengkap
 Bentuk daun
 Bentuk ujung daun
 Bentuk susunan tulang daun
 Permukaan daun
 Daun tunggal dan majemuk
3. Gambar daun tumbuhan monokotil dan dikotil
4. Deskripsi keadaan morfologinya.
Lembar Kerja

A. Pengamatan Morfologi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk daun
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk daun
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan
C. Kesimpulan
MODUL II

Pengamatan Morfologi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

 Mempelajari struktur morfologi batang tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori

Batang merupakan bagian utama dari tumbuhan, selain akar dan daun. Batang memiliki peran
penting untuk menopang tumbuhan agar tetap tegak. Batang tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi batang basah, batang rumput dan batang kayu. Batang basah memiliki ciri utama lunak,
berair, dan pendek. Karena sifatnya yang lunak, maka batangnya tidak keras dan mudah
dipotong. Contoh tumbuhan yang berbatang lunak, antara lain pohon pisang, bayam, pacar air,
selada air, dan kangkung.

Batang rumput tidak berkayu, memiliki ruas-ruas yang nyata, dan berongga, serta
umumnya pendek. Contoh tumbuhan yang memiliki batang rumput adalah rumput, padi, jagung,
tebu, dan gelagah. Batang berkayu pada umumnya memiliki tekstur yang keras. Batang berkayu
memiliki kambium, arah pertumbuhan yang keluar akan membentuk kulit dan arah tumbuh yang
ke dalam akan membentuk kayu. Batang berkayu dapat bertambah besar karena adanya aktivitas
kambium yang selalu melakukan pembelahan sekunder.

Penyebab salah satu ciri ciri tumbuhan monokotil memiliki batang yang beruas-ruas
adalah karena batangnya yang tidak memiliki kambium. Jika kamu membelah tumbuhan
monokotil secara horizontal, maka kamu akan melihat pembuluh xylem dan floem disebabkan
karena batangnya yang tidak berkambium. Kamu bisa melihat contohnya pada pohon kelapa
yang ditebang.

Batang berkambium hanya dimiliki oleh tumbuhan dikotil, contoh tumbuhan dikotil yaitu
jambu biji, mangga, jeruk, dan kuini. Sementara itu, tumbuhan monokotil tidak memiliki
kambium, contohnya padi, jagung dan kelapa.
Alat

1. Pensil
2. Karet penghapus
3. Pensil warna
4. Kain lap

Bahan

A B C
Batang kejibeling Batang sidaguri Kaktus
Batang bambu Batang ubi jalar Sereh
Batang kembang telang Batang kacang tanah Batang sirih
Batang padi Batang teki Batang kumis kucing
Batang meniran Batang mawar Batang kacang panjang

Cara Kerja:

1. Ambil batang tumbuhan monokotil dan dikotil


2. Amati keadaan morfologinya meliputi:
 Tumbuhan yang jelas berbatang
 Bentuk batang
 Arah tumbuh batang
 Permukaan batang
3. Gambar batang tumbuhan monokotil dan dikotil
4. Deskripsi keadaan morfologinya.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
batang
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk
batang
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul III

Pengamatan Morfologi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

 Mempelajari struktur morfologi bunga tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Bunga (flos) adalah salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda
menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian
tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah
diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk,
warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini
dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat
yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat
menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada
dan tidaknya madu ataupun zat lain.

Gambar 2. Bagian-bagian penting bunga


Alat

1. Pensil
2. Karet penghapus
3. Pensil warna
4. Kain lap

Bahan

A B C
Bunga Melati Bunga kembang sepatu Bunga tapak dara
Bunga sedap malam Bunga kelapa Bunga kemangi
Bunga kembang merak Bunga air mata pengantin Bunga cuplukan
Bunga kamboja Bunga soka Bunga pepaya
Bunga datura Bunga pukul empat Bunga enceng gondok

Cara Kerja:

1. Ambil bunga tumbuhan monokotil dan dikotil


2. Amati keadaan morfologinya meliputi:
 Bagian-bagian bunga
 Bunga lengkap atau tidak lengkap
 Tajuk bunga (Mahkota bunga)
 Jumlah kelopak bunga
 Bunga tunggal atau bunga majemuk
3. Gambar bunga tumbuhan monokotil dan dikotil
4. Deskripsi keadaan morfologinya.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Bunga Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
bunga
tumbuhan
monokotil
c. Bentuk
bunga
tumbuhan
dikotil
D. Pembahasan

E. Kesimpulan
Modul IV

Pengamatan Morfologi Buah, Biji tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

 Mempelajari struktur morfologi buah tumbuhan monokotil dan dikotil


 Mempelajari struktur morfologi biji tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Buah merupakan bagian tumbuhan yang berasal dari bunga. Buah dapat dihasilkan dari
penyerbukan antara putik dengan benang sari. Didalam buah sendiri terdapat biji yang
merupakan bagian sangat penting dalam tumbuhan sebagai alat perkembangbiakan secara
generatif. Hal ini terjadi karena pada biji yang ditanam nantinya akan tumbuh dan berkembang
menjadi suatu individu baru dengan sifat menyerupai kedua induknya.
Pada umunya buah dapat menghasilkan biji, akan tetapi ada juga buah yang dibuat
menggunakan rekayasa genetik supaya buah tidak memiliki biji, contohnya seperti buah
semangka non biji.

Gambar 3. Struktur buah mangga


Suatu tanaman memiliki bagian penting yang menjadi organ penyusunnya. Biji
merupakan salah satu organ penting apda tanaman yang berkaitan dengan alat
perkembangbiakan tanaman. Kata biji berasal dari bahasa Sanskerta yang berkaitan dengan
perbanyakan tanaman. Suatu tanaman memiliki bagian penting yang menjadi organ
penyusunnya. Biji merupakan salah satu organ penting apda tanaman yang berkaitan dengan alat
perkembangbiakan tanaman. Kata biji berasal dari bahasa Sanskerta yang berkaitan dengan
perbanyakan tanaman.
Tumbuhan berbiji terbuka atau biasa disebut dengan Gymnospermae merupakan
tumbuhan yang bijinya tidak tertutup oleh bakal buah. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki organ
tanaman berupa akar, batang, daun, pembuluh, dan strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka
mempunyai sistem perakaran tunggang dengan jenis batang bercabang-cabang dengan ukuran
daunyang sempit, tebal, dan kaku. Bakal bijinya terbuka dan terletak di bagian permukaan bakal
buahnya, bakal tersebut tumbuh diluar megasporofil.
Tumbuhan berbiji tertutup atau Angiospermae memiliki suatu ciri khas semua yang mana
semua tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan berbiji tertutup memiliki bunga. Tumbuhan
yang tergabung dalam tumbuhan berbiji tertutup ini sangat beragam, bisa berupa tumbuhan
pemanjat hingga tumbuhan yang menjulang tinggi.Tumbuhan berbiji tertutup ini dapat dibagi
menjadi 2 kelas, yaitu tumbuhan berbiji tertutup dikotil dan monokotil.

Gambar 4. Bagian-bagian biji


Alat

1. Pensil
2. Karet penghapus
3. Pensil warna
4. Kain lap
5. Pisau silet tajam
6. Loupe

Bahan

A B C
Buah pinang Buah durian Buah mangga
Buah jambu monyet Buah sirsak Buah manggis
Biji durian Buah salak Kacang tanah
Biji kapok Biji rambutan Biji pala
Biji kacang panjang Biji melinjo Biji jagung

Cara Kerja:

1. Ambil buah, biji tumbuhan monokotil dan dikotil


2. Amati keadaan morfologinya meliputi:
 Bagian-bagian buah
 Buah semu atau buah sungguhan
3. Amati keadaan morfologi biji dengan membelah bijinya
4. Gambar buah, biji tumbuhan monokotil dan dikotil
5. Deskripsi bagian-bagiannya.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Buah Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk buah
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk buah
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Biji Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk biji
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk biji
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul V

Pengamatan Morfologi Akar, Umbi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil Serta Rimpang

Tujuan

 Mempelajari struktur morfologi akar tumbuhan monokotil dan dikotil


 Mempelajari struktur morfologi umbi tumbuhan monokotil dan dikotil serta rimpang

Teori

Akar merupakan bagian dari tumbuhan yang ada di dalam tanah sebagai tempat masuknya air
dan mineral dari tanah menuju seluruh bagian tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk melekatkan
dan menopang tubuh agar kokoh. Pada beberapa tumbuhan, akar juga menjadi tempat
menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ketela pohon.
Pada tumbuhan tingkat tinggi sistem perakaran dapat dibedakan menjadi dua, yakni akar
serabut dan akar tunggang. Sistem akar serabut terdapat pada golongan tumbuhan tanaman
monokotil, seperti padi, jagung dan bambu. Sistem akar tunggang terdapat pada kelompok
tumbuhan dikotil, seperti mangga, jambu dan pepaya. Akar berasal dari calon akar yang terdapat
pada embrio atau lembaga dari biji. Calon akar yang tumbuh menjadi akar disebut akar primer,
sedangkan pertumbuhan akar akibat aktifitas kambium akan mebentuk akar sekunder.

Gambar 5. Bagian-bagian akar (Sumber: Passinggrade.co.id)


Umbi atau tuber vegetables merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi
dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ
yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah
pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya
terbentuk tepat dibawah permukaan tanah.
Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ dasar yang dimodifikasi.
a. Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang
tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh famili Alliaceae, amaryllidaceae, dan Liliaceae.
b. Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang mampu
memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan
vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah, membesar, dan
mengandung banyak pati disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies
Solanaceae dan Asteraceae.
c. Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar. Ketela
pohon adalah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan
perbanyakan. Beberapa organ yang tumbuh di bawah permukaan tanah juga kadang-kadang
disebut umbi, seperti rimpang dan geragih.

Gambar 6. Struktur umbi lapis bawang merah

(Sumber : http://belajar-di-rumah.blogspot.com)
Rimpang (rhizoma) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah,
bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di
atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang selain sebagai alat
perkembangbiakan, juga merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Misalnya
pada Tasbih (Canna edulis Ker.)

Gambar 7. Rimpang lengkuas


(sumber: http://belajar-di-rumah.blogspot.com/2015/03/rimpang-rhizoma)

Alat

1. Pensil
2. Karet penghapus
3. Pensil warna
4. Kain lap

Bahan

A B C
Anggrek Lidah buaya Tomat
Daun bawang Pandan wangi Kencur
Jahe Kunyit Ubi jalar
Lengkuas Temulawak Bawang merah
Kentang Wortel Bengkuang
Cara Kerja:

1. Ambil akar, umbi tumbuhan monokotil dan dikotil serta rimpang


2. Amati keadaan morfologinya meliputi:
 Bagian-bagian akar
 Sistem perakaran
 Bentuk perakaran
3. Amati keadaan morfologi umbi dan rimpang meliputi:
 Permukaan tumbuhan
 Tentukan jenis tumbuhan
4. Gambar akar, umbi tumbuhan monokotil dan dikotil serta rimpang
5. Deskripsi keadaan morfologinya.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk akar
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk akar
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Umbi Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
umbi
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk
umbi
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Lembar Kerja
A. Pengamatan Morfologi Rimpang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
rimpang
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk
rimpang
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul VI

Pengamatan Anatomi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

 Melihat dan mempelajari struktur anatomi daun tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Terdapat 3 struktur jaringan penyusun dari daun, diantaranya jaringan epidermis, jaringan
mesofil, dan jaringan pengangkut.
a. Jaringan epidermis
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin
(kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang
diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya
pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan
bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah).
Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat
tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut).
b. Jaringan mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan
epidermis bawah dan diantara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim
yang relative homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade dan parenkim
spons. Sesuai dengan fungsinya, parenkim mesofil merupakan daerah fotosintesis utama
karena mengandung kloroplas
c. Jaringan pengangkut
Berkas pengangkut ini biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan floem. Sel
berkas pengangkut ini berdinding tipis untuk memudahkan terjadinya transpor antar sel,
mungkin memiliki kloroplas seperti mesofil. Sering kali terdapat kristal. Kebanyakan
daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke arah epidermis pada satu atau
kedua sisi daun. Sel yang mencapai arah epidermis ini berfungsi dalam pengangkutan
pada daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang memiliki berkas pengangkut akan
tetapi berkas pengangkut juga terdapat dalam daun Monokotil

Gambar 8. Struktur jaringan anatomi daun


(sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/anatomi-daun/)

Alat

1. Mikroskop 4. Alat tulis gambar


2. Object glass 5. Pisau silet tajam
3. Deg glass

Bahan

1. Daun kacang tanah


2. Daun jagung
3. Air

Cara Kerja

1. Ambil sayatan tipis penampang melintang daun tumbuhan monokotil dan dikotil
2. Letakkan pada object glass
3. Beri 1-2 tetes air, tutup dengan deg glass
4. Lihatdibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
5. Amati jaringan-jaringan yang terdapat di dalamnya
6. Gambar hasil pengamatan.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Anatomi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
anatomi
daun
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk
anatomi
daun
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul VII
Pengamatan Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan
 Melihat dan mempelajari struktur anatomi batang tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori

Jika berdasarkan anatomi batang, struktur batang ada tiga jaringan. Yaitu epidermis, korteks, dan
stele.

a. Epidermis
Epidermis adalah batang yang tersusun dari sebuah sel yang tersusun rapat tanpa ruang
antar sel berkutikula. Sel-sel yang menjadi penyusun epidermis selalu aktif membelah
utnuk mengimbangi pertumbuhan batang. Fungsi utama epidermis adalah sebagai lapisan
pelindung dari bahaya kekeringan. Pada tumbuhan dikotil mempunyai lapisan epidermis
berupa kulit kayu yang terbentuk dari jaringan gabus.
b. Korteks
Korteks adalah yang tersusun dari jaringan parenkin yang berkloroplas. Sel-selnya
berdinding tipis dan tersusun tidak beraturan dengan ruang antarsel yang lebar. Beberapa
jenis tumbuhan rumput-rumputan mempunyai jaringan sklerenkim sebagai penguat pada
korteks batang.
c. Endodermis
Endodermis adalah lapisan korteks yang paling dalam dan berbatasan dengan silinder
pusat, memiliki sel-sel yang bentuk dan susunannya khas. Lapisan sel yang menjadi batas
antara korteks dan silinder pusat pada akar inilah yang dinamakan endodermis.
d. Silinder Pusat (Stele)
Stele adalah tersusun atas beberapa jaringan yaitu berkas pengangkut, empulur dan
perikambiun. Perikambium adalah lapisan sel yang paling tepi dari silinder pusat.
Disebelah dalam terdapat jaringan parenkim dengan berkas-berkas pembuluh
pengangkut. Berkas pengangkut ini terdiri atas xilem dan floem yang merupakan
kelanjutan dari dari xilem dan floem pada akar.
Gambar 9. Struktur anatomi batang monokotil dan dikotil
(sumber: https://www.materitugastugas.com/2019/09/)

Alat

1. Mikroskop
2. Object glass
3. Deg glass
4. Alat tulis gambar
5. Pisau silet tajam
6. Kain flanel

Bahan

1. Batang kacang tanah


2. Batang jagung
3. Air

Cara Kerja

1. Ambil sayatan tipis penampang melintang batang tumbuhan monokotil dan dikotil
2. Letakkan pada object glass
3. Beri 1-2 tetes air, tutup dengan deg glass
4. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
5. Amati jaringan-jaringan yang terdapat di dalamnya
6. Gambar hasil pengamatan.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
anatomi
batang
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk
anatomi
batang
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul VIII

Pengamatan Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tujuan

 Melihat dan mempelajari struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil

Teori
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar
berupa korteks, endodermis dan empulur serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas
pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar
tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel, floem, floem
intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi akarnya mengikuti garis dan
membentuk dengan floem intrasirkular. Sel gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan
saja tidak mendalam tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal.
Kortexnye sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya seperti papan, berwarna
putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya termasuk sel batu.

Gambar 10. Struktur jaringan akar tumbuhan monokotil dan dikotil


(sumber: https://2.bp.blogspot.com/-zXmSB-CafPo/)
Alat

1. Mikroskop
2. Object glass
3. Deg glass
4. Alat tulis gambar
5. Pisau silet tajam
6. Kain flanel

Bahan

1. Akar kacang tanah


2. Akar jagung
3. Air

Cara Kerja

1. Ambil sayatan tipis penampang melintang akar tumbuhan monokotil dan dikotil
2. Letakkan pada object glass
3. Beri 1-2 tetes air, tutup dengan deg glass
4. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan kuat
5. Amati jaringan-jaringan yang terdapat di dalamnya
6. Gambar hasil pengamatan.
Lembar Kerja
A. Pengamatan Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

a. Bentuk
anatomi
akar
tumbuhan
monokotil
b. Bentuk
anatomi
akar
tumbuhan
dikotil
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul IX
Pembuatan Herbarium

Tujuan
 Pembuatan Herbarium kering

Teori

Herbarium adalah suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan dan data terkait yang
digunakan untuk penelitian ilmiah.Istilah ini dapat juga merujuk pada bangunan atau ruangan di
mana spesimen-spesimen tersebut disimpan, atau pada lembaga ilmiah yang tidak hanya
menyimpan namun menggunakannya untuk penelitian.

Spesimen-spesimen tersebut bisa berupa tumbuhan utuh atau bagian tumbuhan; biasanya
tumbuhan ini dalam bentuk kering yang dilekatkan pada selembar kertas, namun tergantung pada
bahannya, dapat juga disimpan dalam kotak atau disimpan dalam alkohol atau bahan pengawet
lainnya. Spesimen-spesimen dalam sebuah herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi
dalam menjelaskan takson tumbuhan, beberapa spesimen mungkin merupakan tipe.

Gambar 11. Contoh herbarium kering


(Sumber: https://sinauternak.com/mengenal-herbarium/)
Alat

1. Alat Penggali (sekop, dll) 7. Kantong kertas


2. Alat pemotong (gunting taman/pisau) 8. Koran
3. Buku catatan 9. Pengepres
4. Label 10. Tali pengikat
5. Pensil 11. Plastik lembaran
6. Karton

Bahan

1. Tanaman Lengkap
2. Alkohol 70%

Cara Kerja

1. Kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan
berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap. Tumbuhan berukuran
besarcukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun dan jika ada bunganya.
2. Semprotkan dengan alohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur
3. Sediakan beberapa kertas koran ukuran misalnya 32 X 48 cm
4. Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas koran. Daun hendaknya menghadap ke atas
dan sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas koran tersebut. Atur posisinya baik,
dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yangdijahitkan ke atas
membentuk ikatan.
5. Tutup lagi dengan koran
6. Jepit kuat-kuat dengan alat pengepresan, ikat dengan tali. Hasil ini disebut dengan
spesimen. Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.
7. Sesudah kering setiap spesimen diidentifikasi untuk kemudian dilekatkan di lembar
herbarium
8. Beri label keterangan tentang spesimen di tepi kanan bawah lembaran herbarium
9. Sebagai pelindung gunakan plastik lembaran untuk menutupi spesimen
Contoh label untuk herbarium kering

Herbarium Farmasi STIKES Medika Nurul Islam


Nomor :
Nama ilimiah :
Nama lokal :
Kolektor :
Habitat :
Family :
Habit :

Catatan :

User :

Determined by :
Lembar Kerja
A. Identifikasi bahan
1. Nama tanaman
a. Nama latin :
b. Nama lokal :
2. Klasifikasi tanaman Foto/gambar tanaman

3. Deskripsi tanaman
a. Habitus :
b. batang :
c. daun :
d. bunga :
e. buah :
f. akar :
4. Bagian yang dimanfaatkan :
untuk obat
5. Fitokimia :
6. Khasiat :
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
1.2 Herbarium Basah
Tujuan
 Pembuatan herbarium basah

Teori

Awetan basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau hewan baik dalam bentuk utuh
atau pun bagian-bagiannya dalam larutan pengawet. Larutan pengawet tersebut umumnya berupa
alcohol dengan konsentrasi 50% - 70%, campuran formalin, asam asetat dan alcohol (larutan
FAA) atau larutan formalin 4%. Larutan alcohol biasanya digunakan untuk mengawetkan
binatang rendah dari Phylum Arthropoda.

Gambar 12. Contoh herbarium basah


(Sumber: http://catatansena.blogspot.com/2012/04/herbarium.html)

Alat
1. Alat penggali (sekop, dll)
2. Alat pemotong (gunting taman/pisau)
3. Buku catatan
4. Label
5. Pensil
6. Botol kaca transparan
Bahan

1. Tanaman bunga, buah dan biji


2. Alkohol 70% atau formalin 4% atau fenol atau kloroform 7%

Cara Kerja

1. Kumpulkan organ tanaman bunga, buah atau biji


2. Siapkan larutan yang digunakan untuk pengawet
3. Masukkan tanaman kedalam botol kaca transparan kemudian isi dengan larutan sampai
tanaman terendam
4. Tutup botol dengan rapat agar larutan tidak menguap
5. Beri label dan tempelkan pada botol

Contoh label untuk herbarium basah


Filum/divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Kolektor :
Asal kolektor :
Tanggal koleksi :
Lembar Kerja
D. Identifikasi bahan
1. Nama tanaman
a. Nama latin :
b. Nama lokal :
2. Klasifikasi tanaman Foto/gambar tanaman

3. Deskripsi tanaman
a. Habitus :
b. batang :
c. daun :
d. bunga :
e. buah :
f. akar :
4. Bagian yang dimanfaatkan :
untuk obat
5. Fitokimia :
6. Khasiat :
B. Pembahasan

C. Kesimpulan
Modul X

Glikolisis Anaerob

Tujuan
 Untuk mengetahui hasil reaksi berupa CO2 dan etanol dalam keadaan anaerob

Teori
Glikolisis adalah proses pertama dari pemecahan glukosa menjadi energi yang dibutuhkan dalam
metabolisme seluler. Proses glikolisis terdiri atas fase yang membutuhkan energi, kemudian
diikuti dengan fase yang melepas energi itu sendiri.
Glikolisis aerob dan anaerob sekarang menjadi istilah yang populer. Mereka penting
dalam menjelaskan bagaimana tubuh menguraikan makanan dan mengubahnya menjadi energi.
Secara ilmiah, glikolisis melibatkan sepuluh tahap di mana monosakarida seperti galaktosa,
fruktosa, dan glukosa menjadi perantara dalam persiapan glikolisis aerob atau anaerob.

Para peneliti membagi proses glikolisis ke dalam tiga tahapan utama, yaitu:

1. Konversi glukosa menjadi fruktosa (C6H12O6)


Proses ini dilalui dengan tiga langkah, yakni fosforilasi, isomerasi, dan fosforilasi kedua. Prinsip
kerja tahapan pertama ini ialah memerangkap glukosa pada sel dan mengubahnya menjadi atom
karbon yang siap disederhanakan kembali menjadi atom tiga-karbon terfosforilasi atau molekul
piruvat.

2. Pembelahan fruktosa
Dalam proses ini, fruktosa dibelah menjadi molekul piruvat yang masing-masing memiliki tiga
atom karbon (C3H3O3). Ini merupakan hasil akhir dari proses glikolisis yang menghasilkan
energi bagi metabolisme selular.

3. Panen ATP
Ketika proses glikolisis yang dilakukan tanpa oksigen (anaerob) juga mengalami proses oksidasi,
maka akan terbentuk energi konversi dalam bentuk senyawa kimia lain yang dinamakan
adenosine triphosphate (ATP). ATP ini merupakan pasokan energi untuk tubuh, misalnya saat
melakukan kontraksi sel-sel otot.Pada akhirnya, proses glikolisis akan menghasilkan molekul
ATP dan nicotinamide adenine dinucleotide plus hydrogen alias NADH dengan satu NADH
menghasilkan tiga ATP. Dalam satu kali proses glikolisis, sebanyak delapan ATP akan terbentuk
dengan perincian empat molekul ATP ditambah dua NADH (enam ATP) dikurangi dua ATP
(energi yang dibutuhkan dalam menjalankan proses glikolisis).

Alat
1. Tabung reaksi
2. Tabung peragian
3. Beaker glass
4. Pipet volume
5. Neraca timbangan
6. Perkamen
7. Pencatat waktu (stopwatch)
8. Penggaris

Bahan

1. Ragi roti sebanyak 3 g


2. Larutan glukosa 2% sebanyak 4 ml
3. Larutan laktosa 2% sebanyak 4 ml
4. Larutan galaktosa 2% sebanyak 4 ml
5. NaOH encer sebanyak 6 ml
6. Aquades sebanyak 84 ml

Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan


2. Siapkan 3 tabung peragian lalu beri tanda dengan uji 1 (glukosa), uji 2 (laktosa), uji 3
(galaktosa) pada masing-masing tabung peragian
3. Ditimbang 3 g ragi roti, masing-masing 1 g di atas kertas perkamen
4. 3 g ragi roti tersebut lalu dimasukkan ke dalam beaker glass (masing-masing 1 g), diberi
tanda tabung 1, tabung 2, tabung 3.
5. Dihancurkan padatan ragi roti tersebut hingga agak halus sampai halus
6. Ditambahkan 14 ml aquades pada masing-masing beaker glass
7. Pada masing-masing beaker glass yang terdapat ragi roti dgerus menggunakan
dasartabung reaksi sehingga terbentuk suspensi lalu segera dimasukkan ke dalam tabung
peragian yang telah diberi tanda
8. Pada tabung 1 (uji 1 glukosa) ditambahkan 2 ml glukosa 2%, pada tabung 2 (uji 2
laktosa) ditambahkan 2 ml laktosa 2%, pada tabung 3 (uji 3 galaktosa) ditambah 2 ml
galaktosa 2%
9. Masing-masing tabung peragian ditutup kemudian di kocok bolak-balik mengenai ujung
tabung peragian sebanyak 3x
10. Didiamkan selama 15 menit
11. Diukur kolom udara pada masing-masing tabung peragian
12. Pada masing-masing tabung peragian ditambah 1 ml NaOH kemudian ditutup dengan ibu
jari
13. Dilihat hasilnya pada ibu jari terdapat hisapan atau tidak dan dicium bau yang timbul
(bau etanol) pada masing-masing tabung peragian.
Lembar Kerja

A. Uraian Kerja
a. Alat

b. Bahan

c. Gambar cara
kerja
B. Pengamatan

C. Pembahasan

D. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Belajarbiologi.com/2014/07/jaringan-tumbuhan-dan-macam-macam-jaringan-tumbuhan.html

Biologiunnes.blogspot.co.id/2013/10/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan.html

Nugroho, Hartanto, dkk. 2006. Struktur dan perkembangan tumbuhan. Penebar swadaya. Jakarta

Ulty, https://lancangkuning.com/post/16313/struktur-dan-fungsi-jaringan-tumbuhan.html

www.biologipedia.com/jaringan-parenkim-pada-tumbuhan.html

www.biologipedia.com/jaringan-penguat-pada-tumbuhan-kolenkim-sklerenkim.html

www.softilmu.com/search?q=jaringan+tumbuhan&x=19&y=19

www.zonasiswa.com/2015/03/jaringan-tumbuhan-dan-keterangannya.html

www.artikelsiana.com/2015/05/fungsi-macam-jaringan-tumbuhan-fungsi.html

Anda mungkin juga menyukai