Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI EKSTRAKSI DAUN

PEPAYA (CARICA PAPAYA FOLIUM) MENGGUNAKAN METODE


MASERASI

GURU PENGAMPU SIELVIANA SHOLIKA S.Farm

NAMA KELOMPOK :

1. Astryani Puji Astuti XII Farmasi I (05)


2. Della Era Susantini XII Farmasi I (06)
3. Ellysa Ika Yuliana XII Farmasi I (07)
4. Elsa Veronika Aulia XII Farmasi I (08)
5. Ika Putri Widya Ningtyas XII Farmasi I (09)
6. Kayla Nasyara XII Farmasi I (12)
7. Patricia Kaena Indah Meylani XII Farmasi I (20)
8. Septi Nurhidayah XII Farmasi I (22)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI FARMASI


SMKS TUNAS HARAPAN PLUPUH
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Landasan Teori
Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan suatu zat yang didasarkan pada
perbedaan kelarutan terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,yang
bertujuan menarik zat aktif dalam sampel, biasanya seperti air dan lainya
berupa pelarut organik. Sampel yang akan diekstraksi dapat berbentuk sampel
segar ataupun sampel yang telah dikeringkan seperti pada menggunakan
simplisia kering. Ektraksi memiliki beberapa metode yang dapat digunakan,
salah satunya yaitu Maserasi.
Maserasi berasal dari bahasa latin ‘macere’ yang artinya merendam. Jadi
maserasi dapatt diartikan sebagai proses dimana sampel yang sudah
dihaluskan direndeam dalam pelarut yang sesuai sampai meresap dan
melunakan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode ekstraski :
1. Bentuk atau tekstur bahan yang digunakan
2. Kandungan air yang terkandung didalamnya
3. Jenis senyawa yang dapat diekstraksi
4. Sifat senyawa yang dapat diekstraski

Sedangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil metode maserasi antara


lain:

1. Suhu yang digunakan untuk proses ekstraksi è Suhu yang tinggi dapat
meningkatkan rendeman dan kecepatan ekstraksi
2. Lamanya waktu ekstraski è Waktu yang lama dapat memaksimalkan
pelarutan zat aktif dalam pelarut
3. Jenis dan sirkulasi pelarut è Pelarut yang dapat memaksimalkan zat
pelarutan zat aktif meningkatkan efisiensi ekstraski. Sirkulasi pelarut
dapat mempercepat perpindahan massa
4. Bagian dan luas permukaan simplisia è Bagian simplisia yang
mengandung zat aktif lebih banyak dapat memberikan rendemen lebih
tinggi. Luas permukaan simplisia yang besar dapat memperluas area
kontak dengan pelarut
5. Viskositas atau kekentalan pelarut dan perbedaan konsentrasi è
Viskositas pelarut yang rendah dapat mempermudah pergerakan
molekul pelarut dan zat aktif. Perbedaan konsentrasi yang besar dapat
mempercepat difusi (perrpindahan atau mengalirnya zat aktif turun
kebawah).

Maserasi dapat terjadi karena pelarut yang memiliki konsentrasi yang


tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasu
rendah (proses difusi). Pelarut akan menembus dinding sel dari sampel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dengan yang diluar sel, maka larutan yang pekat atau kental akan terdesak
keluar akibat perbedaan konsentrasi tadi.

Syarat sampel yang dapat dilakukan metode Maserasi

1. Kering è Sampel yang bagus untuk digunakan sebagai percobaan


metode Maserasi adalah yang kering, karena kualitas sampel yang
kering lebih terjamin dari pada yang masih basah ataupun lembab,
contohnya simplisia kering. Selain itu juga menghindari resiko
cepatnya busuk saat dilakukan proses Maserasi
2. Zat aktif yang masih terjaga è Dapat menggunakan sampel dari
simplisia kering, dikarenakan proses pengeringannya tidak langsung
terkena sinar matahari langsung, sehingga zat aktifnya masih terjaga
3. Tekstur yang tidak lembek è sampel yang memiliki tekstur lembek
cenderung memilki resiko busuk saat dilakukan proses Maserasi
4. Pemilihan pelarut yang sesuai è Pelarut yang digunakan haruslah
sesuai dengan kelarutan dari sampel atau bahan yang digunakan untuk
percobaan.
Selama proses Maserasi yang disimpan selama 3-4 hari, dilakukan
pengocokan atau pengadukan secara rutin setiap harinya. Pengadukan
memungkinkan pelarut segar mengalir berulang ulang masuk ke seluruh
permukaan simplisia yang sudah halus. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dengan cara disaring menggunaka kain flanel atauapun saringan. Maserasi
biasanya dilakukan pada temperatur 15-20 derajat C dalam kurun waktu 3-4
hari sampai bahan benar-benar larut.

Tujuan dilakukannya praktikum ekstraksi metode Maserasi :

1. Guna mendapat ekstrak sari murni dari sampel yang diuji (Carica
Papaya Folium).
2. Siswa dapat mengetahui serangkaian proses pengambilan ekstrak
menggunakan metode Maserasi.
3. Mengetahui hasil dari perbedaan pengaruh cahaya terhadap percobaan
yang dilakuka (Maserasi).
4. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendaptkan
ekstrak murni dari sampel yang diuji.

Maserasi harus disimpan jauh dari jangkauan sinar matahari langsung guna
menghindari hilangnya atau rusaknya zat aktif yang terkandung dalam
sampel, terjadinya oksidasi atau perubahan warna, serta resiko yang
menyebabkan pelarut dan sampel tidak menyatu atau terjadinya pemisahan,
sehingga proses pengambilan ekstrasksi gagal.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a) 2 toples kaca
b) Plastik hitam atau kertas berwarna gelap
c) Lakban
d) Gunting
e) Sendok
f) Saringan atau kain flanel
g) Blender
h) Pisau
i) Timbangan
j) Gelas ukur
2. Bahan
a) Simplisia kering daun pepaya (Carica Papaya Folium)
b) Etanol 96%
c) Aquadest

C. Prosedur
1. Pembuatan simplisia kering daun pepaya
a) Diambil daun pepaya yang sudah tua , lalu dicuci bersih
b) Diptong kecil lalu di wadah yang lebar
c) Dikeringkan disuhu ruangan (kamar), atau dapat
dikeringkan dibawah sinar matahari namun harus dialasi
atau ditutupi atasnya dengan kain berwarna hitam
d) Dijemur hingga kering lalu dihaluskan dan diayak
2. Prosedur praktikum metode Maserasi
a) Disiapkan alata dan bahan yang akan digunakan.
b) Dilapisi satu toples atau wadah Maserasi dengan
menggunakan plastik hitam atau kertas berwarna gelap,
sedangkan toples lainya tidak.
c) Dilakukan perhitungan perbandingan antara sampel dan
pelarut yaitu 1:10.
d) Ditimbang 2 sesi simplisia kering daun pepaya masing-
masing 10 gram.
e) Diambil pelarut etanol 96% 2 sesi masing-masing 100 ml
f) Dimasukan simplisia kering daun pepaya ke dalam toples
yang dilapisi plastik hitam, ditambahkan etanol 96% ke
dalam toples lalu tutup rapat.
g) Dimasukan simplisia kering daun pepaya ke dalam toples
yang tidak dilapisi plastik hitam, ditambahkan etanol 96%
lalu ditutup rapat.
h) Disimpan toples yang dilapisi plastik hitam jauh dari
jangkauan sinar matahari, sedangkan yang tidak dilapisi
plastik hitam di tempat yang terrkena sinar matahari.
i) Disimpan percobaan selama 3-4 hari dengan catatan harus
diaduk setiap hari.
j) Jika sudah 3-4 hari, hasil rendemen di saring menggunakan
kain flanel, ampasnya di buang.
k) Hsil rendemen yang telah disaring didiamkan sesaat hingga
mengendap, pelarut yang terpisah dibuang, lalu endapan
dibilas atau ditambahkan pelarut etanol 96% lagi.
l) Hasil endapan yang ditambahkan pelarut didiamkan sesaat
hingga mengendap, lalu pelarut yang terpisah dibuang,
hasil endapan di ambil dan diteliti, apakah ada perbedaan di
antara kedua percobaan tersebut.
m) Endapan tadi yang di sebut ekstrak murni dari sampel yang
diuji.

Anda mungkin juga menyukai