Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


EKSTRAKSI PADAT CAIR

OLEH

FIRMAN GORA SASMITA 1731410018


INTAN NASUKHA 1731410086
MARETTA DWI C.P. 1731410151

POLITEKNIK NEGERI MALANG


TEKNIK KIMIA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan percobaan
1. Mampu melakukan ekstraksi untuk pemisahan dan pemurnian zat padat organik
dengan metode soxhlet.

BAB II

DASAR TEORI

A. Buah Bit
Ubi bit merah (bahasa Inggris: beetroot) dimasukkan ke dalam kelas Beta
vulgaris dan subspecies group vulgaris Conditiva. Karena warnanya yang merah
keunguan yang kuat, selain untuk makanan, juga digunakan sebagai pewarna makanan
dan pengobatan.
Bit merupakan tanaman yang memiliki banyak sekali manfaat terutama untuk
pengobatan. Bit bisa digunakan untuk mengobati penyakit jantung, hati, kanker ,
pencernaan dan diabetes. Selain itu , buat bit ini bisa digunakan sebagai bahan pewarna.
Bit mengandung kalium, magnesium, zat besi, vitamin A, vitamin B6, vitamin C,
karbohidrat, protein, antioksidan, serat larut, dan terutama sekali folat atau vitamin B9.
Bahkan, mengonsumsi setengah cangkir bit yang sudah dimasak sudah mampu
memenuhi 17 persen dari total 400-600 mikrogram asupan folat harian yang
direkomendasikan. Selain itu, bit juga tidak mengandung lemak jenuh atau kolestrol.
Buat bit dimanfaatkan dengan cara dikukus di panggang atau dengan di ekstraksi.
B. Ekstraksi padat cair
Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses pemisahan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan
(solven) sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan dipisahkan (solute)
berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan pelindihan atau leaching. (
Maulida dewi, 2010 ).

Ekstraksi padat–cair atau Leaching adalah transfer difusi komponen terlarut


dalam dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan
yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan
diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga
digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya (Lucas, 1949).

Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam suatu


matriks yang kompleks dari suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut tertentu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi
antara lain: senyawa dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang singkat, pelarut
harus selektif melarutkan senyawa yang dikehendaki, senyawa analit memiliki
konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia metode memisahkan
kembali senyawa analit dari pelarut pengekstraksi (Fajriati dkk, 2011).

Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel
padat dengan cara penyarian berulang-berulang dengan pelarut yang sama sehingga
semua komponen yang digunkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang
digunakan ada 2 jenis yaitu heksana (C6H14) untuk sampeel kering dan metanol
(CH3OH) untuk sampel basah. Nama lain yang digunakan sebagai pengganti sokletasi
adalah pengenstraksi berulang-ulang dari sampel pelarut (Rahman.2012).
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut
1. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol yang dipasaran lebih dikenal sebagai alkohol. Dalam
kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna.
Etanol memiliki titik didih sebesar 78,37 oC.
2. n-heksana
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur (immiscible)
menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana
tujuan primernya bukanlah analitis namun preparatif, ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu
langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium
organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan pelarut yang rumit,
namun seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah. Titik didih dari n-heksana adalah 69 o C
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

II. 1. Alat dan bahan

Alat :

1. Soxhlet lengkap 1 set


2. Gelas kimia 100 ml 1 buah
3. Botol semprot 1 buah
4. Erlenmeyer asa 1 buah

Bahan :

1. Pelarut etanol
2. Buah bit ± 10 gram

II.2. prosedur kerja

1. Menimbang kertas saring yang kosong dan bersih


2. Membungkus bahan yang akan di ekstrak dengan kertas saring dan ikat dengan
benang, jumlah secukupnya asal mudah dimasukkan ke dalam tabung soxhlet.
Menimbang kertas saring yang telah berisi bahan yang di ekstraksi.
3. Melakukan ekstraksi soxhlet
4. Memperhatikan aliran air pendingin harus lancar dan tidak terlalu besar.
5. Setelah selesai , memisahkan ekstrak cair lalu uapkan.
6. Menimbang ekstrak padat yang diperoleh dan menyimpan untuk percobaan
kromatografi.
BAB IV

DATA PENGAMATAN

Massa kertas saring kosong : 1,0874 gram

Massa (kertas saring + bahan) : 10,9816 gram

Massa bahan : 9,8942 gram

Massa ekstrak padat :6,8925 gram

Randemen hasil : massa ekstrak padat (g)/ massa bahan (g) x 100 %

: 6,8925/ 9,8942 x 100%

: 69,66 %
BAB V

PEMBAHASAN

Intan nasukha/11

Pada praktikum kali ini kita membahas tentang ekstraksi padat cair. Pada ekstraksi padat
cair ini kami sekelompok memilih untuk mengekstraksi buah bit dikarenakan manfaat dari buah
bit yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit hati dan kandungan dalam buah bit yang
sangat bermanfaat untuk tubuh. Buah bit memiliki warna merah dan saat di eksstraksi
menghasilkan warna oren kemerah-merahan.

Pada percobaan kali ini kita menggunakan metode soxhlet yaitu metode atau proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-
ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan
terisolasi. Zat padat yang kita ekstrak adalah buah bit yang sudah dikeringkan seberat 9,8942
gram. Lalu dibungkus dengan menggunakan kertas saring dan di ikat dengan menggunakan
benang.

Pada ekstraksi kali ini kita menggunakan pelarut organik yaitu etanol karena sifat etanol
yang selektif sesuai polaritas senyawa yang akan disari sehingga mendapat ekstrak yang lebih
murni. Etanol memiliki didih 78,37oC. namun saat mengukur etanol dan menuangnya harus
segera ditutup dengan rapat karna sifat etanol yang mudah menguap sehingga jika menguapa
akan merubah konsentrasi dari etanol itu sendiri.

Ekstraksi kali ini kita melakukan sebayak 4 fase dimana masing-masing fase memiliki
waktu proses yang berbeda. Pada fase satu , ekstraksi terjadi selama 30 menit. Lalu fase kedua
terjadi selama 24 menit setelah fase pertama dan fase ketiga serta ke empat sama-sama terjadi
selama 23 menit.

Pada bahan padat buah bit yang sudah kami gunakan lalu di keringkan didalam oven dan
di timbang untuk mengetahui seberapa banyak serbuk bauh bit yang tersisa dalam kertas saring
dan dihasilkan massa bahan dan kertas saring yang telah digunakan sebanyak 6,8925 gram.
Kesimpulan

Dapat melakukan ekstraksi untuk melakukan pemurnian zat padat organik dengan metode
ekstraksi padat cair menggunakan alat soxhlet.
Pembahasan (Maretta Dwi C. P 1A/D3)

Pada ekstraksi ini bertujuan untuk mempelajari pemisahan senyawa padatan dengan dengan cara
ekstraksi. Kali ini menggunakan buah bit sebagai bahan yang di ekstraksi. Buah bit adalah tanaman umbi-
umbian yang banyak digunakan untuk pengobatan alami yang mengandung asam folat, kalium, serat,
vitamin c, magnesium, triptofan, dll.

Buah bit yang akan diekstrak sudah dalam bentuk potongan kecil-kecil kering dengan berat
9,8942 gram untuk memudahkan dalam proses ekstraksi karena luas permukaan yang dimiliki buah bit
akan lebih besar, lalu memasukkannya dalam selongsong dan ditali dengan rapat. Kemudian selongsong
tadi dimasukkan dalam soxhlet namun tidak menutupi pipa sifon (pipa siklus) agar sirkulasi selama
ekstraksi tidak terhambat. Menggunakan pelarut etanol dan ekstraksi dengan kurun waktu +-2 jam ,
dengan proses yang cukup lama bertujuan untuk menyempurnakan ekstraksi.

Penggunaan batu didih selama proses ekstraksi adalah agar panas yang dihasilkan tersebut bisa rata dan
stabil. Larutan sari terkumpul dalam timbel dan setelah volume mencukupi sari tersebut dialirkan lewat
sifon menuju Erlenmeyer.

Proses ini terjadi refluks yaitu pengembunan hingga pengaliran. Mengalami 4 siklus. Siklus 1 : pada jam
08.29 ; siklus 2 : pada menit ke 24 ; siklus 3 : pada menit ke 23 ; siklus 4 : pada menit ke 23.
Hasil ekstraksi disimpan untuk dilakukan destilasi

dan ampasnya dikeringnya serta ditimbang dihasilnya berat ampas+kertas saring+tali adalah 6,8925.
Massa berkurang karena kandungan sari dalam buah bit sudah terambil saat proses ekstraksi.

Kesimpulan

1. Dapat melakukan ekstraksi pemisahan dan pemurnian zat padat organic dengan metode Soxhlet.
Pembahasan – Firman Gora Sasmita

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan judul ekstraksi padat-cair.
Percobaan ini dipilih bahan alam berwarna berupa buah bit dan menggunakan pelarut etanol
70%. Ekstraksi padat – cair dilakukan menggunakan alat sokhlet untuk mengekstrak buah bit
dengan pelarut etanol 70%. Etanol dipilih sebagai pelarut karena mudah melarutkan bahan yang
di ekstrak, kemudian tidak mudah bercampur dengan cairan yang di ekstrak, mudah di pisahkan
dengan zat terlarut dan tidak breaksi dengan zat terlarut.

Proses ekstraksi dilakukan dengan cara memanaskan pelarut yang terdapat pada
serangkaian alat soxhlet. Kemudian pelarut akan menguap dan terkondensasi pada pendingin
sehingga akan merusak ekstraktor. Satu kali siklus dalam ekstraksi di dapatkan ketika pelarut
mengikat buah tin dan lama kelamaan akan terjatuh kembali kedalam elmeyer. Dalam pecobaan
ini dilakukan siklus sebanyak 4 kali. Semakin banyak siklus yang di lakukan maka akan
didapatkan hasil ekstraksi yang semakin baik.

Kesimpulan

Dapat melakukan ekstraksi untuk melakukan pemurnian zat padat organik berupa buah bit
dengan metode ekstraksi padat cair menggunakan alat soxhlet.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A dan A. L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga, 2001


Ekstraksi soxhlet,Wikipedia ensiklopedia bebas,2012
Alimin dkk,kimia analitik.makassar:Alauddin press,2007
Ariestya,dkk. 2010. Pengaruh Temperatur dan Ukuran Biji Terhadap Perolehan Minyak Kemiri
Pada Ekstraksi Biji Kemiri Dengan Penekanan Mekanis. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung
LAMPIRAN

Dengan menggunakan bahan buah bit.

Anda mungkin juga menyukai