Disusun oleh:
D3 TEKNIK KIMIA
2018/2019
BAB II
A. Tujuan Percobaan :
1. Mampu menentukan dan membandingkan kadar BOD dan COD pada influent dan
effluent air limbah dengan metode aerasi
B. Dasar Teori
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang
sehat dan baik. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri – ciri fisik, kimiawi, dan
biologis dari kotoran yang terdapat dari air limbah.
1. Ciri – ciri fisik
Ciri – ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan
suhunya. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang
terapung serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut
ditentukan dengan mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air
limbah. Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu – abu
muda sampai setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami
pembusukanatau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya
abu – abu tua atau hitam, air limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan
oleh bakteri dengan kondisi anaerobik.
Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai
kepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air
limbah. Senyawa utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa – senyawa lain
seperti indol skatol, cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan
menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau hidrogen sulfida.
Suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena adanya tambahan
air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke
musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.
2. Ciri – Ciri Kimia
Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah
yang bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik
dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah
sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian –
pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, ph serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji
dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan
berbagai proses pengolahan. (Linsley.K.R. 1995)
Hentikan percobaan
dengan cara
mematikan pompa air
limbah.
2. Prosedur Analisis COD
Lakukan tahap-tahap
yang sama untuk
blanko ,contoh diganti
aquades.
Lakukan langkah
yang sama untuk
influent,effluent,
dan blangko.
C. Data pengamatan
D. Analisa Data
Influent BOD
4,583 3,33 4,796 8,125
BOD 1 0,01
0,01
BOD 45361,8
Enfluent BOD
5,2083 3,9583 4,7916 8,125
BOD 1 0,01
0,01
BOD 45380,61
Blanko BOD
a N 8000
BO o
V N
2,3 0,025 8000
BO 0
100 4
mgO2
B0 0 4,791
liter
a N 8000
BO 5
V N
3,9 0,025 8000
BO 5
100 4
mgO2
B0 8,125
liter
H. Daftar pustaka
Boyd, C.E. 1979. Water quality in warmwater fish ponds. (4th printing, 1988).
Auburn University Agricultural Experiment Station, Auburn, Alabama. p 230.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.Oseana.
30(3): 21-26.
Anita, Agnes. 2005. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS, dan MPN Coliform Pada
Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan Di Rsud Nganjuk. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2(1): 97-110.
G.
Lampiran