Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FITOKIMIA
METODE EKSTRAKSI MASERASI

NAMA KELOMPOK 3 :
1.Aulia Putriandri 2100057
2.Khairun Nisa 2100069
3.Marsya Arirda 2100074
4.Shaffana Tasbitha 2100091

DOSEN PENGAMPU :
Apt.Haiyul Fadhli,M.Si

ASISTEN DOSEN :
1.Arif Lukman Hakim
2.Arif Rahman
3.Alham Arrahman
4.Venny Fajriati

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
PEKANBARU
2023
METODE EKSTRAKSI MASERASI

I.PRINSIP PERCOBAAN
Ektrasi berdasarkan pemisahan suatu campuran dari bahan padat maupun
cairyang tidak dapat saling melarutkan dengan abnduan pelarut.

II.TUJUAN PERCOBAAN
1.Mahasiswa mampu memahami penyaringan simplisia dengan cara maserasi
serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia dengan cara
maserasi
2.Mahasiswa mampu memasang alat maserasi dan bagian-bagiannya.
3.Mahasiswa mampu membuat ekstrak kental dengan cara maserasi.

III.TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, ekstrak adalah sediaan kering,
kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara
yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak adalah sediaan
kering. kental atau cair dibuat dengan penyari simplisia menurut cara yang cocok,
di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering arus mudah digerus
menjadi serbuk (Depkes RI, 2008, disitasi oleh Anggraini, 2017). Berdasarkan
literatur lain, ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
terisi diperlakukan sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Istiqomah.
2013)
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan sifat
tertentu, terutama kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang
berbeda. Pada umumnya ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang
didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Bahan yang akan diekstrak
biasanya berupa bahan kering yang telah dihancurkan, biasanya berbentuk bubuk
atau simplisia (Sembiring. 2007).
Menurut Harmita (2008), maserasi merupakan cara sederhana yang dapat
dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam pelarut. Maserasi adalah
proses pengestrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan (kamar) (Istiqomah,
2013).
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut diam
atau dengan adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan. Metoda ini
dapat dilakukan dengan cara merendam bahan dengan sekali-sekali dilakukan
pengadukan. Pada umumnya perendaman dilakukan selama 24 jam, kemudian
pelarut diganti dengan pelarut baru. Maserasi juga dapat dilakukan dengan
pengadukan secara sinambung (maserasi kinetik). Kelebihan dari metode ini yaitu
efektif untuk senyawa yang tidak tahan panas (terdegradasi karena panas),
peralatan yang digunakan relatif sederhana, murah. dan mudah didapat. Namun
metode ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu waktu ekstraksi yang lama,
membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak, dan adanya kemungkinan
bahwa senyawa tertentu tidak dapat diekstrak karena kelarutannya yang rendah
pada suhu ruang (Sarker, S.D., et al, 2006).
Kelemahan dari maserasi adalah prosesnya membutuhkan waktu yang
cukup lama. Ekstraksi secara menyeluruh juga dapat menghabiskan sejumlah
besar volume pelarut yang dapat berpotensi hilangnya metabolit. Beberapa
senyawa juga tidak terekstraksi secara efisien jika kurang terlarut pada suhu
kamar (27°C). Ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu kamar (27°C),
sehingga tidak menyebabkan degradasi metabolit yang tidak tahan panas
(Fadhilaturrahmi, 2015).
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dengan karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut
organik pada suhu ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi
senyawa bahan alam karena melalui perendaman sampel tumbuhan akan terjadi
pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam
dan di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan
terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat
diatur lama perendaruan vang dilakukan. Pemilihan pengekstrak untuk proses
maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi melalui cara memerhatikan
kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut (Darwis, 2000).
Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan melalui
perendaman serbuk bahan dalam larutan pengekstrak. Metode ini digunakan untuk
mengekstrak zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstrak, tidak
mengembang dalam pengekstrak, serta tidak mengandung benzoin. Keuntungan
dari metode ini adalah peralatannya mudah ditemukan dan pengerjaannya
sederhana (Hargono dkk.. 1986).

IV.ALAT DAN BAHAN


4.1 ALAT
- Botol gelap besar
- aluminum foil
4.2 BAHAN
- Sampel tanaman
- Metanol

V.CARA KERJA
1.Siapkan alat dan bahan
2.Timbang botol (1238 gram )
3.Masukkan sampel yang sudah dihaluskan kedalam botol (64 gram )
4.Timbang botol yang berisi sampel (1302 gram )
5.Tambahkan pelarut methanol 3 cm lebih tinggi dari sampel
6.Tutup botol,jika botol bening lapisi dengan aluminum foil
7.Diamkan beberapa hari dan aduk sesekali sampai tanaman dapat larut dalam
pelarut
8.Setelah didiamkan kemudian disaring dan ampas yang diperoleh dipres untuk
memperoleh bagian airnya saja
9.Cairan yang diperoleh dijernihkan dengan cara penyaringan

VI.HASIL PERCOBAAN
Didapatkan hasil ekstrak cair bercampur metanol yang sudah menegendap
bewarna kuning kehijauan.
Dik :
-berat botol kosong = 1.238 gram
-berat sampel = 64 gram
-berat botol+sampel = 1302 gram
berat akhir 1.302 gram
% Rendemen = x 100% = x 100% = 2.034,375%
berat awal 64 gram

VII.PEMBAHASAN
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia
dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari
tertentu. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian, hingga memenuhi baku yang ditetapkan.
Pada praktikum ini metode ekstraksi yang akan dilakukan adalah
maserasi. Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut
diam atau dengan adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara merendam bahan dengan sekali-sekali
dilakukan pengadukan. Pada umumnya perendaman dilakukan selama 24 jam,
kemudian pelarut diganti dengan pelarut baru. Maserasi juga dapat dilakukan
dengan pengadukan secara sinambung (maserasi kinetic)
Pada praktikum ini, dilakukan ekstraksi simplisia herba Putri Malu yang
telah diserbukkan sebanyak 100 gram dengan menggunakan metode maserasi.
Metode ini dipilih karena zat aktif yang terdapat pada simplisia tidak tahan
dengan adanya pemanasan oleh karena itu maserasi merupakan metode yang baik
karena tidak melibatkan pemanasan dalam prosesnya dan juga metode ini sangat
sederhana.
Adapun pelarut atau cairan penyari yang digunakan adalah metanol karena
banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat
melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder dan mempunyai titik didih
rendah (67,5°c) sehingga mudah untuk diuapkan dan juga ekonomis.
Dari hasil ekstraksi dapat diperoleh ekstrak kental sebanyak 2,71 gram.
Hasil yang diperoleh terbilang sedikit, hal ini kemungkinan disebabkan karena
hal-hal berikut:
a. Jumlah sampel yang diekstraksi sedikit
b. Waktu maserasi yang singkat sehingga pelarut belum dapat menarik
senyawa-senyawa yang terdapat pada sampel sehingga belum mencapai
titik keseimbangan.
c. Tidak dilakukan proses remaserasi.

VIII.KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh ekstrak kental dari tanaman bunga kecombrang
sebanyak 2,71 gram yang dilakukan dengan metode ekstraksi dingin yaitu metode
perkolasi dengan menggunakan pelarut metanol.

IX.DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Departemen Kesehatan
RI,Jakarta
Harmita, dan Radji, M. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3, pp.
125-9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Istiqomah, 2013, Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi
Terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus).
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Sarker S.D., Latif Z., dan Gray A.I., 2006, Nat-ural products isolation. In:
Sarker SD, Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed.
Totowa (New Jersey). Humana Press Inc

X.LAMPIRAN

Timbang botol timbang sampel tambah metanol


Masukkan sampel didiamkan selama
Ke botol 24 jam

Anda mungkin juga menyukai