CINTA
DASAR TEORI
PEMBAHASAN
Ekstraksi padat cair secara umum terdiri dari maserasi, refluktasi, sokhletasi,
dan perkolasi. Metoda yang digunakan tergantung dengan jenis senyawa yang
kita gunakan. Jika senyawa yang kita ingin sari rentan terhadap pemanasan maka
metoda maserasi dan perkolasi yang kita pilih, jika tahan terhadap pemanasan
maka metoda refluktasi dan sokletasi yang digunakan. (Ichwan, R., 2014)
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya
merendam). Cara ini merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair
yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam
menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya
etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku
resmi kefarmasian.
Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa
pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini
pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi
merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak
tahan panas ataupun tahan panas. Maserasi merupakan cara penyarian yang
sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari. (Parwanto, M. 2016)
Maserat tersebut dimasukkan ke tomples dan ditutup menggunakan aluminium
hal ini dilakukan agar terlindung dari cahaya. Penggunaan aluminium tersebut juga
karena agar sampel tersebut terlindung dari cahaya dan debu yang masuk. Untuk sampel
yang sudah dituangkan ke toples dan dijemur lalu digunakan kain hitam ini bergunaagar
terlindungi dari cahaya karena terdapat baanyak senyawa tumbuhan termasuk atau
komponen aktif dalam sampel ini sensitive terhadap cahaya, oleh karena itu dihindari
cahaya yang masuk dengan menggunakan kain hitam. Penutupan dengan aluminium dan
penjemuran dengan kain hitam juga bertujuan untuk melindungi sampel dari paparan
cahaya yang dapat mengakibatkan degradasi atau perubahan kimia yang tidak diinginkan.
Dalam beberapa kasus, proses maserasi mungkin memerlukan suhu yang lebih tinggi
untuk meningkatkan ekstraksi senyawa tertentu. Penjemuran di bawah sinar matahari juga
dapat berkontribusi pada pemanasan sampel, yang dapat meningkatkan efisiensi
ekstraksi . (NMP Susanti. 2014)
Terdapat alat tambahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu rotary
evaporator ,water bath dan oven ketiga alat ini berfungsi untuk pemanasan dan kontrol
suhu ni memungkinkan pengguna untuk menjaga suhu ekstraksi dalam rentang yang
diinginkan. Suhu yang konstan dan terkendali penting dalam banyak proses ekstraksi,
karena suhu dapat memengaruhi laju reaksi dan kualitas ekstraksi, terdapat juga
Stabilitas, stabilitas ini penting untuk menjaga kondisi reaksi yang konsisten selama
proses ekstraksi. (Mariyatul Q, 2019)
Water bath shaker juga dilengkapi dengan mekanisme agitasi yang menggoyangkan
sampel di dalam air mandi. Goyangan ini membantu dalam pencampuran sampel dengan
pelarut atau reagen ekstraksi, memastikan bahwa ekstraksi senyawa yang diinginkan
terjadi secara efisien. Agitasi juga dapat membantu dalam memecah sampel atau material
yang diekstraksi untuk meningkatkan luas permukaan kontak dengan pelarut. Dengan
mengatur suhu dan kecepatan goyangan, water bath shaker memungkinkan pengguna
untuk mengendalikan waktu ekstraksi secara akurat. Hal ini berguna dalam
mengoptimalkan ekstraksi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan water
bath shaker membantu menjaga reproduksibilitas dalam proses ekstraksi. Dengan kondisi
yang konsisten, eksperimen yang berulang dapat menghasilkan hasil yang serupa, yang
penting dalam penelitian ilmiah atau pengujian laboratorium. (Mariyatul Q, 2019)
Parwanto, M.L.E., Mahyunis., Senjaya, H., Edy, H.J., Syamsurizal. 2016. Fractionation and
Characterization of Proteins in Lumbricus rubellus Powders. International Journal of Pharmceutical and
Clinical Reserch 8 (1): 15-21