Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM METABOLIT SEKUNDER


”IDENTIFIKASI SENYAWA PADA BIJI SRIKAYA (Annona
squamosa L.)”

OLEH :
KELOMPOK III
C 2022

ASISTEN : JUMAHIRA HERMAN S.Farm

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMARISAH MADANI
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia menggunakan bahan obat alamiah lebih banyak bersumber
dari tumbuhan. Ini digunakan untuk menyembuhkan dan menghilangkan
rasa sakit. Prinsip tersebut didasarkan pada metode trial and error dan
juga atas spekulasi dan takhayul. Meskipun demikian hal ini juga menjadi
dasar untuk penelitian pada masa-masa awal dalam menyusun prinsip
bagi para 'dokter' pada masa itu. Tanaman obat mengandung komponen
kimia yang digunakan untuk mengobati dan meredakan gejala yang ada
hubungannya dengan suatu penyakit (Ahmad, 2018).
Pada awalnya pengolahan bahan alam hanya bersumber dari bahan
segar yang dikumpulkan kemudian diolah secara sederhana untuk
selanjutnya langsung digunakan saat itu juga. Pengolahan dengan
metode ini memiliki kekurangan sebab dibutuhkan banyak ruang dalam
penyimpanan bahan bakunya. Masalah ini menjadikan sebuah alternatif
lain dalam penggunaannya berupa bahan alam dalam bentuk simplisia.
Namun simplisia masih tetap dianggap kurang efektif sehingga upaya
untuk mengubah bentuk bahan baku masih terus berlangsung dengan
bentuk serbuk. Sampai pada saat ini bahan baku dari produk alami lebih
banyak menggunakan bahan hasil ekstraksi berupa ekstrak bahan alam
(Ahmad, 2018).
Komponen kimia erat hubungannya dengan fungsi dan kegunaan
dari bahan alam tersebut dalam hal ini adalah tumbuhan. Salah satu
penggolongan komponen kimia yang lazim ditemui adalah berdasarkan
pada jenis metabolitnya. Metabolit yang dijumpai pada bahan alam terbagi
berdasarkan distribusi komponen yang secara umum yang hampir semua
ada pada tumbuhan atau pun yang sifatnya terdistribusi dalam jumlah
sedikit dan lebih bersifat terbatas (Ahmad, 2018).
I.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu dapat melakukan ekstraksi
dengan berbagai metode dan penguapan serta mengenai fraksinasi.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mampu melakukan ekstraksi,
penguapan serta fraksinasi dengan metode yang tersedia.
I.3 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu dapat mengetahui cara
melakukan ekstraksi, penguapan dan fraksinasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Ekstraksi
II.1.1 Definisi Ekstraksi
Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau senyawa-
senyawa (analit) dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu
yang sesuai (Maria, 2017).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Lama ekstraksi berpengaruh
terhadap hasil ekstraksi, terlalu lama atau terlalu singkat. Waktu ekstraksi
dapat mempengaruhi komponen bahan yang terekstrak, waktu ekstraksi
yang terlalu singkat menyebabkan tidak semua senyawa aktif yang
terdapat pada bahan terekstrak sedangkan waktu ekstrak yang terlalu
lama akan menyebabkan senyawa bioaktif menjadi teroksidasi (Yuliantari,
2017).
Untuk memperoleh suatu ekstrak pada dasarnya adalah sebuah
rangkaian yang panjang dan melibatkan banyak faktor. Pada
rangkaiannya ada tanaman segar yang dikeringkan, selanjutnya hasil
olahan diserbukkan dan disari. Penyaringan atau yang disebut ekstraksi
juga melibatkan larutan penyaring. Ekstrak yang dihasilkan berupa ekstrak
cair kemudian dipekatkan dengan cara menghilangkan atau mengurangi
cairan penyaring menjadi ekstrak kental atau bahkan menjadi ekstrak
kering (Ahmad, 2018).
Ekstrak yang telah dipekatkan pada secara umum mengandung
berbagai jenis komponen kimia yang secara umum terbagi atas dua
golongan utama. Golongan ini di dasarkan pada tingkat kepolaran,
sehingga golongan utama tersebut berupa komponen polar dan non polar.
Upaya untuk memisahkan kedua komponen ini disebut sebagai fraksinasi
dan hasilnya disebut sebagai fraksi yaitu fraksi polar dan non polar.
Meskipun telah terpisah tidak berarti kedua fraksi ini dengan mudah
diketahui jenis golongan komponen kimia apa saja yang terdapat di
dalamnya (Ahmad, 2018).
II.1.2 Metode Ekstraksi
Menurut Maria (2017) metode-metode ekstraksi, yaitu :
1. Sokhletasi
Sokhletasi merupakan salah satu jenis ekstraksi menggunakan
alat sokhlet. Pada ekstraksi ini pelarut dan sampel ditempatkan secara
terpisah. Prinsipnya adalah ekstraksi dilakukan secara terus menerus
menggunakan pelarut yang relatif lebih sedikit. Bila ekstraksi telah
selesai maka pelarut dapat diuapkan sehingga akan diperoleh ekstrak.
Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut-pelarut yang mudah
menguap atau memiliki titik didih yang rendah. Sokhletasi dilakukan
dengan cara pemisahan pelarut. Uap pelarut yang dihasilkan
mengalami pendinginan dalam kondensor dan secara kontiniu akan
membasahi sampel dan secara teratur pelarut tersebut dimasukkan
kembali ke dalam labu dengan membawa analit. Proses ini
berlangsung secara kontiniu. Pelarut yang digunakan dapat diuapkan
kembali dan dipisahkan dari analit.
2. Refluks
Ekstraksi refluks adalah proses ekstraksi padat-cair pada suhu
konstan dengan penguapan dan kondensasi pelarut berulang untuk
jangka waktu tertentu tanpa kehilangan pelarut.
3. Maserasi
Merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan secara
dingin atau dalam suhu ruang tanpa ada peningkatan suhu atau
pemanasan. Dengan demikian teknik maserasi membutuhkan bantuan
ekstraksi dengan cara pengocokan atau pengadukan yang berulang
agar dapat mempercepat waktu larutan penyari dalam mengekstraksi
sampel.
4. Infusa
Infusa merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada
waktu proses infusdasi berlangsung, temperatur pelarut air harus
mencapai suhu 90ºC selama 15 menit. Rasio berat bahan dan air
adalah 1:10, artinya jika berat bahan 100 gr maka volume air sebagai
pelarut adalah 1000 ml. Cara yang biasa dilakukan adalah serbuk
bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15
menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali-sekali diaduk.
Saring selagi panas melalui kertas saring, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume yang diinginkan.
Apabila bahan mengandung minyak atsiri, penyaringan dilakukan
setelah dingin.
5. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan jalan
melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam
suatu perkolator. Perkolasi bertujuan supaya zat berkhasiat tertarik
seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan
ataupun tidak tahan pemanasan. Cairan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.
Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,
kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi,
daya kapiler dan daya geseran (fraksi).
6. Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan analit dari
komponennya dengan menggunakan prinsip dasar perbedaan titik
didih. Destilasi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu destilasi air,
destilasi uap, dan destilasi uap-air. Proses destilasi biasanya
melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti dengan proses
pendinginan dan pengembunan.
II.1.3 Jenis-Jenis Ekstrak
Menurut Riana (2022) jenis-jenis ekstrak, yaitu :
1. Ekstrak kering adalah sediaan ekstrak yang diperoleh dengan
mengeringkan ekstrak kental dalam oven bersuhu rendah.
2. Ekstrak cair adalah hasil ekstraksi masih bisa dituang, biasanya kadar
airnya lebih dari 30%.
3. Ekstrak kental yaitu jika kadar airnya 5-30% dan ekstrak kering kadar
airnya kurang dari 5%.
II.2 Klasifikasi
Menurut I Dede (2015) klasifikasi srikaya (Annona squamosa L.) ,
yaitu:

Gambar 1. Tanaman Srikaya


Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Ranunculales
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L.
II.3 Fraksinasi
II.3.1 Definisi Fraksinasi
Fraksinasi merupakan teknik pemisahan dan pengelompokan
kandungan kimia ekstrak berdasarkan tingkat kepolaran suatu pelarut.
Proses fraksinasi menggunakan dua pelarut yang tidak tercampur dan
memiliki tingkat kepolaran berbeda sehingga senyawa dalam esktrak
akan terpisah berdasarkan kepolaran (Alan, 2022).
II.3.2 Macam-macam Fraksinasi
Macam-macam proses fraksinasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Proses Fraksinasi Kering Fraksinasi kering (Winterization) adalah
suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada berat molekul dan
komposisi dari suatu material. Proses ini lebih murah dibandingkan
dengan proses yang lain, namun hasil kemurnian fraksinasinya
rendah.
2) Fraksinasi basah (Wet Fractination) adalah suatu proses fraksinasi
dengan menggunakan zat pembasah (Wetting Agent) atau disebut
juga proses Hydrophilization atau detergent proses. Hasil fraksi dari
proses ini sama dengan proses fraksinasi kering.
3) Proses fraksinasi dengan menggunakan (pelarut) Solvent
Fractionation. Ini adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan
pelarut. Dimana pelarut yang digunakan adalah aseton. Proses
fraksinasi ini lebih mahal dibandingkan dengan proses fraksinasi
lainnya karena menggunakan bahan pelarut.
4) Proses fraksinasi dengan pengembunan. Proses fraksinasi dengan
pengembunan (Fractional Condentation) ini merupakan suatu proses
fraksinasi yang didasarkan pada titik didih dari suatu zat bahan
sehingga dihasilkan suatu produk dengan kemurnian yang tinggi
fraksinasi pengembunan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi
namun proses produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi.
II.3.3 Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal dengan ekstraksi solvent
merupakan proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan
kelarutan zat terlarut yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut
pengekstrak (solvent) (Agus, 2013).
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu
larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible)
dengan pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga
akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Hal
ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke
pelarut pengekstrak (solvent). Perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut
baru yang diberikan, disebabkan oleh adanya daya dorong (dirving force)
yang muncul akibat adanya beda potensial kimia antara kedua pelarut.
Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa
yang berlangsung secara difusional (Agus, 2013).
II.3.4 Ekstraksi Cair Padat
Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan zat yang
dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak
dapat larut (inert) dengan menggunakan pelarut cair (Agus, 2013).
Prinsip dari ekstraksi padat-cair adalah komponen yang terlarut dari
suatu padatan, yang mengandung matriks inert dan agent aktif, diekstraksi
dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi yang digunakan adalah
ekstraksi batch dengan pengadukan (Agus, 2013).
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilakukan pada bulan Oktober 2023 di
Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Almarisah Madani Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
Adapun alat yang yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat
sokhlet, aluminium foil, benang godam, cawan porselin, corong, gelas
beker, kertas saring, dan sendok tandu.
III.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, BJA, etanol 70%, es
batu, n-heksan dan simplisia biji srikaya.
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Ekstraksi Metode Sokletasi
1. Disiapkan simplisia biji srikaya sebanyak 200 gram.
2. Dibungkus dengan kertas saring.
3. Dirangkai alat sokletasi.
4. Dimasukkan simplisia ke dalam klongsong.
5. Diisi labu dengan pelarut etanol 70%.
6. Ditunggu sampai 3 siklus.
7. Dipekatkan.
III.3.2 Penguapan
1. Dimasukkan ekstrak cair ke dalam cawan porselin.
2. Dimasukkan cawan porselin yang berisi ekstrak ke atas waterbath.
3. Ditunggu hingga ekstrak mulai agak mengental.
4. Diambil dari atas waterbath kemudian di angin-anginkan hingga
terbentuk ekstrak kental.
III.3.3 Fraksinasi
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang ekstrak yang telah di uapkan sebanyak 5 g dan larutkan
dengan aquadest sebanyak 25 mL, homogenkan.
3. Dimasukkan ke dalam corong pisah dan tambahkan 25 mL n-heksan,
BJA yang sebelumnya sudah diukur menggunakan gelas ukur tidak
lupa juga untuk menutup keran corong.
4. Ditutup corong dan lakukan pengocokan satu arah lakukan sebanyak
3 kali dan sesekali buka kerannya sehingga gas nya keluar.
5. Didiamkan hingga membentuk 2 lapisan jangan lupa untuk membuka
penutup corong.
6. Dikeluarkan lapisan terbawah dan untuk lapisan teratas diuapkan.
7. Dimasukkan kembali fase air ke dalam corong pisah dan lakukan hal
yang sama kembali sebanyak 2 kali.
8. Didapatkan hasil fraksi n-heksan, BJA, dan sisa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Ekstraksi
Nama latin tumbuhan : Annona squamosa L.
Nama simplisia : Annona squamosa semen
Bobot simplisia yang diekstraksi : 200 gram
Metode ekstraksi : Sokhletasi
Alasan pemilihan metode ekstraksi : Karena pergantian pelarut secara
kontiniu otomatis sehingga
menghasilkan efisiensi ekstrak
yang tinggi, dan penggunaan
pelarut yang lebih sedikit. Selain
itu, metode ini memiliki beberapa
keunggulan seperti kontak
langsung dan berulang antara
sampel dan bagian segar dari
pelarut, tidak diperlukan filtrasi.
Jenis penyari : Etanol 70%
Volume penyari yang digunakan : 2000 ml
Nama latin ekstrak : Extractum semen
Volume ekstrak cair : 2000 ml
Berat ekstrak kental : 10,43 gram
Rendemen : 0,052 %
Tabel 1. Ekstraksi
Deskripsi Organoleptik Ekstrak Gambar Ekstrak
Bentuk : Kental
Bau : Bau khas ekstrak
Rasa :-
Warna : Coklat
Tabel 2. Deskripsi ekstrak
IV.1.2 Penguapan
Pengamatan Sampel
Metode penguapan Rotavapor
Konsistensi ekstrak Kental
Bobot ekstrak sebelum diuapkan 2000 ml
Bobot ekstrak setelah diuapkan 10,43 gram
Tabel 3. Penguapan
IV.1.3 Fraksinasi
Bobot ekstrak Fraksi hasil Bobot fraksi
Ekstrak
yang di partisi partisi (gram)
n-Heksan 0,99
Ekstrak kental
5 gram BJA 0,88
biji srikaya
Sisa 1,28
Tabel 4. Fraksinasi
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Ekstraksi
Simplisia biji srikaya (Annona squamosa L.) sebanyak 200 gram di
ekstraksi dalam 2000 mL etanol 70% sehingga dihasilkan ekstrak
sebanyak 2000 mL. Setelah itu dilakukan penguapan menggunakan
metode waterbath dan di angin-anginkan sehingga didapatkan ekstrak
kental sebanyak 10,43 gram.
IV.2.2 Fraksinasi
Digunakan metode ECC dikarenakan ekstrak sampel yang
digunakan larut pada aquadest. Metode ECC didapatkan 3 jenis fraksi,
yaitu fraksi n-heksan, fraksi BJA dan fraksi sisa dengan bobot berturut-
turut 0,99 gram, 0,88 gram, dan 1,28 gram. Setelah itu dilakukan
identifikasi dengan metode KLT. Pada metode ini digunakan fase gerak n-
heksan dan fase diam silika gel, sehingga didapatkan nilai Rf

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu ekstraksi dapat dilakukan
dengan berbagai macam metode yang sesuai dengan tiap percobaan
yang diinginkan. Ekstraksi metode sokhlet dipilih karena merupakan
metode yang paling mudah dan tidak membutuhkan filtrasi lagi setelah
mengekstraksi. Ekstrak dipekatkan dengan penguapan hingga diperoleh
ekstrak kental dengan berat 10,43 gram. Fraksinasi dilakukan dengan
metode ECC hingga menghasilkan fraksi n-heksan 0,99 gram, fraksi BJA
0,88 gram dan fraksi sisa 1,28 gram.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan agar dapat hadir dalam setiap praktikum dan
membimbing dalam melakukan percobaan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Diharapkan agar dapat selalu sabar dalam menghadapi praktikannya
dan lebih semangat dalam menjalani hari-hari.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan agar alat-alat yang rusak dapat diganti dan memperbaiki
alat-alat yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mirwan. 2013. KEBERLAKUAN MODEL HB-GFT SISTEM n-
HEKSANA–MEK–AIR PADA EKSTRAKSI CAIR-CAIR KOLOM
ISIAN. Konversi, Volume 2 No. 1
Ahmad Najib. 2018. Ekstraksi Senyawa Bahan Alam. Yogyakarta;
Deepublish Publisher.
Alan Krisna Ardiansyah. 2022. Uji Aktivitas Tabir Surya Ekstrak Dan Fraksi
Daun Kitolod (Isotoma longiflora L.). Cendekia Journal of
Pharmacy.
Amalia, A., Sari, I. and Nursanty, R. 2017. ‘Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil
Asetat Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC). Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Methicilin Resistant Staphylococcus aureus
(MRSA)’, J. P. Biotik, pp. 387–391.
Maria Alosia Uron Leba. 2017. "Ekstraksi dan Real Kromatografi".
Yogyakarta; Deepublish.
Mulyani, H et al. 2016. Tumbuhan Herbal Sebagai Jamu Pengobatan
Tradisional Terhadap Penyakit Dalam Serat Primbon Jampi Jawi
Jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora. 21 (2): 73-91.
Riana Anggraini, Jauhar Khabibi. 2022. Karakteristik Ekstrak Serbuk
Gergajian Kayu Tembesu (Fagraea Fragrans), Rengas (Gluta
Renghas) Dan Medang (Litsea Sp.) Sebagai Larvasida Lalat
Rumah (Musca domestica). Jurnal Tengkawang Vol. 12 (1): 86 –
93.
Yuliantari, N. W. A., I W. R. Widarta,. dan I. D. G. M. Permana. 2017.
Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kandungan
Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Daun Sirsak (Annona muricata
L.) Menggunakan Ultrasonik. Scientific Journal of Food
Technology. 4(1): 35-42.
LAMPIRAN
1. Skema Kerja

Disiapkan simplisia 200


gram

Dibungkus dengan kertas


saring

Dirangkai alat sokletasi

Dimasukkan simplisia ke
dalam klongsong

Diisi labu dengan pelarut

Ditunggu sampai 3 siklus

Dipekatkan
2. Dokumentasi
GAMBAR KETERANGAN

Simplisia 200 gram

Bungkus dengan kertas saring lalu


masukkan kedalam klongsong

Rangkai alat sokhlet dan siapkan

Isi labu dengan pelarut dan basahi


simplisia dalam klongsong
Panaskan pelarut dan tunggu
sampai 3 siklus

Anda mungkin juga menyukai