Anda di halaman 1dari 27

KARBOHIDRAT (Cn(H2O)n)

Karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini
juga
mempunyai peranan
penting dalam
menentukan karakteristik
bahan makanan,
misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat
berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh
yang
berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme
lemak
dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat memiliki
sifat pereduksi
karena adanya gugus
karbonil. Senyawa ini juga
memiliki gugus hidroksil.
Karena
itu, karbohidrat
merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton atau
turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini
juga
mempunyai peranan
penting dalam
menentukan karakteristik
bahan makanan,
misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat
berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh
yang
berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme
lemak
dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat memiliki
sifat pereduksi
karena adanya gugus
karbonil. Senyawa ini juga
memiliki gugus hidroksil.
Karena
itu, karbohidrat
merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton atau
turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini
juga
mempunyai peranan
penting dalam
menentukan karakteristik
bahan makanan,
misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat
berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh
yang
berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme
lemak
dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat memiliki
sifat pereduksi
karena adanya gugus
karbonil. Senyawa ini juga
memiliki gugus hidroksil.
Karena
itu, karbohidrat
merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton atau
turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini
juga
mempunyai peranan
penting dalam
menentukan karakteristik
bahan makanan,
misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat
berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh
yang
berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme
lemak
dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat memiliki
sifat pereduksi
karena adanya gugus
karbonil. Senyawa ini juga
memiliki gugus hidroksil.
Karena
itu, karbohidrat
merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton atau
turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini
juga
mempunyai peranan
penting dalam
menentukan karakteristik
bahan makanan,
misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat
berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh
yang
berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme
lemak
dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat memiliki
sifat pereduksi
karena adanya gugus
karbonil. Senyawa ini juga
memiliki gugus hidroksil.
Karena
itu, karbohidrat
merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton atau
turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain
protein dan lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CH 2O)n
ini juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011). Karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena
adanya gugus karbonil. Senyawa ini juga memiliki gugus hidroksil. Karena
itu, karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
atau turunan senyawa-senyawa tersebut (Ngili 2009).
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski
terdapat persamaan persamaan dai sudut kimia dan fungsinya Semua
karbohidrat terdiri atas unsur- unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen
(O) yang pada umumnya mempunyai rumus kimia C n(H2O)n. Rumus
umum ini memberikan kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi),
sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan-
ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat ini berbentuk poli
alkohol. Dari sudut fungsi karbohidrat adalah penghasil utama energi
dalam makanan maupun di dalam tubuh (Sediaoctama, 2004).
Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula. Molekul dasar
dari karbohidrat disebut monosakarıda atau monosa. Dua monosakarida
yang saling terikat membentuk disakarida atau diosa dan tiga
monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida atau friosa.
Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa.
Polisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak begitu
banyak disebut oligosakarida (Sediaoctama, 2004).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih. Karbohidrat
mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut nonpolar tetapi mudah larut
dalam air. Kecuali polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum
dengan air dingin akan membentuk suspens. Bila amilum dipanaskan
akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila di dinginkan akan
membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin dan Najamuddin,
2011).

Penggolongan karbohidrat (Campbell, 2002).


Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai
dengan sifat- sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau
gula dibagi menjadi empat kelas pokok (Sastrohamidjodjo, 2005):
1. Gula yang sederhana atau monosakarida kebanyakan adalah
senyawa-senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon.
Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang
mengandung 5 karbon disebut pentosa Kebanyakan gula sederhana
adalah merupakan polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan
polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida dan
gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan
diperoleh disakarida bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya
ikatan penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula
sederhana yang dihubungkan dalam ikatan glikosida Polisakarida
meliputi pati sellulosa dan dekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan
mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan
gula oleh ikatan glikosida.

Subkelompo
Kelas (DP) * Komponen
k

Monosakarid
Glukosa, galaktosa, fruktosa, xilosa
a

Gula (1–2) Sukrosa, laktosa, maltosa, isomaltulosa, trehalo
Disakarida
sa

Poliol Sorbitol, manitol

Malto-
Maltodekstrin
oligosakarida
Oligosakarida (
3–9)
Oligosakarid
Rafinosa, stakiosa, frukto-oligosakarida
a lainnya

Pati Amilosa, amilopektin, pati termodifikasi


Polisakarida (>9
Polisakarida Glikogen, selulosa, hemiselulosa, pektin, hidrok
)
nonpati oloid

* DP = Derajat polimerisasi

Berdasarkan lokasi gugus-C-O, monosakarida digolongkan menjadi 2


yaitu:
1. Aldosa (berupa aldehid).
2. Ketosa (berupa keton).

Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan


menjadi:
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C).
2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C).
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C).
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C).
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C).
6. Oktosa (tersusun atas 3 atom C).

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber


energi utama dan sumber serat makanan. Berdasarkan nilai gizi dan
kemampuan saluran pencernaan manusia untuk mencernanya,
karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna
dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, yang dapat dicerna karena
dapat di uraikan oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan energi.
Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat
yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga
dikelompokkan sebagai serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah
oleh enzim a-amilase Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan
substansi pektat. Disamping sebagai sumber pemanis, fungsi penting
karbohidrat dalam proses pengolahan pangan adalah sebagai bahan
pengisi, pengental, penstabil emulsi, pengikat air, pembentuk flavor dan
aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam reaksi pencoklatan.
Komponen ini juga digunakan sebagai bahan baku proses fermentasi.
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang
tergolong sebagai katabolisme (reaksi pemecahan) maupun anabolisme
(reaksi pembentukan), yaitu glikolisis. oksidasi piruvat, siklus asam sitrat
(siklus Kreb's), glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis. Secara
ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka
glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer
glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot
sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan
glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi
jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi,
maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa
mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan
siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga
habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein
harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan
glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi
glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk
memperoleh energi.

Identifikasi Karbohidrat (Lehninger, 1997).

1. Percobaan Molisch
2. Reaksi Selliwanof 3. Percobaan lod
3. Hidrolisis Amilum
4. Reaksi Benedict
5. Reaksi Fenilhidrazin
6. Reaksi Tauber
7. Reaksi Hidrolisis Sukrosa
8. Reaksi Pengendapan
9. Reaksi Hidrolisis Gummi Arabikum

Korelasi Klinis (Lehninger, 1997).

Glukosa merupakan gula yang terdapat dalam darah dan cairan


tubuh yang lain Normalnya darah mengandung 60-90 mg glukosa dalam
setiap 100 ml, tapi dalam keadaan diabetes kadar gula darah bisa
mencapai 1000 mg%.
Hepar menggabungkan beberapa molekul menjadi glikogen.
Glikogen hati membantu menjaga kadar gula darah dengan memecahnya
lagi menjadi glukosa ketika absorbsi gula turun. Otot dan jaringan lain
memindahkan glukosa dari darah untuk membentuk glikogen, dengan
reaksi kompleks yang membutuhkan energi. Gula darah sebagai nutrisi
bagi jaringan otak. Glukosa dioksidasi oleh jaringan tubuh untuk
menghasilkan sejumlah energi. Lebih dari separuh energi yang dibutuhkan
tubuh berasal dari oksidasi glukosa. Kelebihan glukosa akan diubah
menjadi lemak. Sebagian besar dari reaksi kimia yang berlangsung dalam
tubuh melibatkan glukosa atau senyawa- senyawa turunannya.
Kadar gula darah yang tinggi pada kasus diabetes mellitus sebagian
besar disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin oleh sel-sel beta
pulau Langerhans. Factor herediter biasanya memainkan peranan besar
dalam menentukan pada siapa diabetes akan berkembang. Obesitas juga
memainkan peranan dalam perkembangan diabetes. Salah satu alasan
adalah bahwa obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam sel
target insulin diseluruh tubuh, sehingga membuat insulin yang tersedia
kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.

Monosakarida (Pigman, 1972).

Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena


molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon dan tidak dapat
diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil.
Secara kimiawi, monosakarida merupakan aldosa atau ketosa denngan
dua gugus hidroksil atau lebih. Rumus kimia dari monosakarida yang tidak
termodifikasi adalah (C•H2O)n, yang secara harfiah adalah "karbon hidrat".
Monosakarida merupakan molekul bahan bakar penting serta bahan
penyusun asam nukleat. Monosakarida terkecil, dengan n=3, adalah
dihidroksiaseton serta D- dan L-gliseraldehida.
Klasifikasi monosakarida (Pigman, 1972).
Monosakarida diklasifikasikan menurut tiga karakteristik:
penempatan gugus karbonilnya, jumlah atom karbon yang dikandungnya,
dan sifat kiral yang dimilikinya. Jika gugus karbonilnya berupa aldehida,
monosakarida tersebut digolongkan sebagai aldosa; jika gugus
karbonilnya berupa keton, monosakarida tersebut digolongkan
sebagai ketosa. Monosakarida dengan tiga atom karbon disebut triosa,
yang memiliki empat atom karbon disebut tetrosa, lima disebut pentosa,
enam disebut heksosa, dan seterusnya.[15] Kedua sistem klasifikasi ini
sering digabungkan. Misalnya, glukosa merupakan aldoheksosa (aldehida
enam karbon), ribosa merupakan aldopentosa (aldehida lima karbon),
dan fruktosa merupakan ketoheksosa (keton enam karbon).
Setiap atom karbon membawa gugus hidroksil (–OH) dan
bersifat asimetris, dengan pengecualian karbon pertama dan terakhir,
yang menjadikannya pusat stereo dengan dua kemungkinan konfigurasi
(R atau S). Karena asimetri ini, mungkin ada sejumlah isomer untuk rumus
monosakarida tertentu. Dengan aturan Le Bel-van't Hoff, aldoheksosa D-
glukosa, misalnya, memiliki rumus (C·H 2O)6, dengan empat dari enam
atom karbonnya bersifat stereogenik, yang menjadikan D-glukosa salah
satu dari 24=16 kemungkinan stereoisomer. Dalam
kasus gliseraldehida (sebuah aldotriosa), ada sepasang stereoisomer
yang mungkin, yaitu enansiomer dan epimer. Molekul 1, 3-
dihidroksiaseton, yaitu ketosa yang sesuai dengan gliseraldehida aldosa,
adalah molekul simetris tanpa pusat stereo. Penetapan D atau L dibuat
sesuai dengan orientasi karbon asimetris terjauh dari gugus karbonil:
dalam proyeksi Fischer standar, jika gugus hidroksil ada di sebelah kanan,
molekulnya disebut gula D, jika tidak, ia disebut gula L. Awalan "D-" dan
"L-" tidak boleh disamakan dengan "d-" atau "l-", yang menunjukkan arah
gula dalam memutari bidang cahaya terpolarisasi. Penggunaan "d-" dan
"l-" tidak lagi dipakai dalam kimia karbohidrat.

Klasifikasi disakarida, oligosakarida, dan polisakarida (  Matthews CE,


1999).

Dua monosakarida yang bergabung disebut disakarida dan kelompok


ini merupakan polisakarida yang paling sederhana. Contoh disakarida
yaitu sukrosa dan laktosa. Mereka terdiri dari dua unit monosakarida yang
diikat bersama oleh ikatan kovalen yang dikenal sebagai ikatan
glikosidik yang terbentuk melalui reaksi dehidrasi. Reaksi ini
mengakibatkan hilangnya atom hidrogen (H) dari satu monosakarida dan
gugus hidroksil (–OH) dari monosararida lainnya sehingga membentuk
dan melepaskan molekul air. Rumus disakarida yang tidak termodifikasi
adalah C12H22O11. Meskipun ada banyak jenis disakarida, hanya sedikit
disakarida yang dikenal secara umum. Contoh dari disakarida
adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa) , laktosa (gabungan
glukosa dan galaktosa), serta maltosa (gabungan dua molekul glukosa).
Sukrosa adalah disakarida yang paling melimpah dan paling banyak
ditemukan dalam tumbuhan. Disakarida ni terdiri dari satu molekul D-
glukosa dan satu molekul D-fruktosa. Nama sistematis untuk sukrosa, O-
α-D-glukopiranosil-(1→2)-D-fruktofuranosida, menunjukkan empat hal: (1)
monosakaridanya: glukosa dan fruktosa; (2) jenis cincinnya: glukosa
berupa piranosa dan fruktosa berupa furanosa; (3) cara mereka terhubung
bersama: oksigen pada karbon nomor 1 (C1) dari α-D-glukosa terkait
dengan C2 dari D-fruktosa; dan (4) akhiran -osida menunjukkan
bahwa karbon anomerik dari kedua monosakarida berpartisipasi dalam
ikatan glikosidik.
Laktosa, disakarida yang terdiri dari satu molekul D-galaktosa dan
satu molekul D-glukosa, terbentuk secara alami dalam susu mamalia.
Nama sistematis untuk laktosa adalah O-β-D-galaktopiranosil-(1→4)-D-
glukopiranosa. Disakarida penting lainnya yaitu maltosa (dua D-glukosa
yang terhubung pada α-1,4) dan selulobiosa (dua D-glukosa yang
terhubung pada β-1,4). Disakarida dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis: disakarida pereduksi dan nonpereduksi. Jika gugus fungsinya
berikatan dengan unit gula lain, disakarida ini disebut disakarida pereduksi
atau biosa.
Oligosakarida adalah sebutan bagi polimer monosakarida dengan
derajat polimerisasi 3 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air.
Oligosakarida adalah jenis gula yang tidak bisa sepenuhnya dicerna usus
halus. Hal tersebut menyebabkan jenis gula ini langsung menuju ke usus
besar dan diproses oleh bakteri. Sementara itu, polisakarida merupakan
karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya.
Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum. Polisakarida banyak ditemukan
pada jenis-jenis makanan seperti kentang, nasi dan gandum.
Peran Biologis (Campbell, 2002).
Fungsi karbohidrat yang utama adalah sebagai sumber energi.
Karbohidrat dapat dibentuk melalui proses fotosintesis. Proses ini
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di Bumi, baik
secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti
tumbuhan hijau, bakteri, dan alga mampu melakukan fotosintesis
sehingga dapat memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung.
Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk manusia,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan
makanan, karena mereka tidak memiliki klorofil.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh
makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa,
merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa
mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-
sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil energi yang
tersimpan di dalamnya melalui proses respirasi seluler. Selain itu,
kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk
menyintesis jenis molekul organik kecil lainnya, seperti asam
amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai
energi sekitar 4 kilokalori. Dalam menu makanan orang Asia
Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup
tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini
misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-
umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Namun, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-
macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–
98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%. Manusia
tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi
manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar
bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan
dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan
melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut
sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh
makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-
buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau
cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi
sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada
tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di
dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan menyintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan
bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang
disebut glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen
terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini
akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun,
glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk
jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam
waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi
makanan.
Metabolisme (Campbell, 2002).

Gambaran umum berbagai proses metabolik karbohidrat

Metabolisme karbohidrat menguraikan berbagai proses biokimia yang


bertanggung jawab dalam pembentukan, pemecahan, dan interkonversi
karbohidrat dalam organisme hidup. Karbohidrat terpenting
adalah glukosa, gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme oleh
hampir semua organisme. Glukosa dan karbohidrat lainnya merupakan
bagian dari berbagai jalur metabolisme lintas
spesies: tumbuhan menyintesis karbohidrat dari karbon dioksida dan air
melalui fotosintesis dan menyimpan energi tersebut secara internal, sering
kali dalam bentuk pati atau lipid. Komponen tumbuhan dikonsumsi oleh
hewan dan fungi, dan digunakan sebagai bahan bakar untuk respirasi sel.
Oksidasi satu gram karbohidrat menghasilkan kira-kira 16 kJ
(4 kkal) energi, sedangkan oksidasi satu gram lipid menghasilkan sekitar
38 kJ (9 kkal) energi. Tubuh manusia menyimpan antara 300 dan 500 g
karbohidrat tergantung pada berat badan, dan sebagian besar karbohidrat
tersebut disimpan di otot rangka. Energi yang diperoleh dari metabolisme
(misalnya oksidasi glukosa) biasanya disimpan sementara di dalam sel
dalam bentuk ATP. Organisme yang mampu melakukan respirasi, baik
secara aerob maupun anaerob, memetabolisme glukosa
dan oksigen (aerobik) untuk melepaskan energi, dengan
menghasilkan karbon dioksida dan air sebagai produk sampingan.
Katabolisme (Campbell, 2002).
Katabolisme adalah reaksi metabolik yang dialami sel untuk memecah
molekul yang lebih besar untuk mengekstraksi energi. Ada dua lintasan
metabolisme utama katabolisme monosakarida, yaitu glikolisis dan siklus
asam sitrat.
Dalam glikolisis, oligosakarida dan polisakarida pertama-tama dipecah
menjadi monosakarida yang lebih kecil oleh enzim yang disebut hidrolase
glikosida. Unit-unit monosakarida yang dihasilkan kemudian dapat masuk
ke dalam proses katabolisme monosakarida. Sebanyak dua molekul ATP
diperlukan pada langkah awal glikolisis untuk memfosforilasi glukosa
menjadi glukosa 6-fosfat (G6P) serta fruktosa 6-fosfat (F6P)
menjadi fruktosa 1,6-bifosfat (FBP) untuk mendorong reaksi ke depan
secara ireversibel. Dalam beberapa kasus, seperti pada manusia, tidak
semua jenis karbohidrat dapat dicerna atau dipecah karena enzim
pencernaan dan metabolisme yang diperlukan untuk hal ini tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitchell, L.G. (2002). Biologi (Di digitalisasi


oleh Google Buku). Diterjemahkan oleh R. Lestari dkk. (edisi ke-5.
Jilid 1). Jakarta: Erlangga. ISBN 9796884682. Diakses tanggal 30
Januari 2009.
Lehninger, A.L. (1997). Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Diterjemahkan oleh
M. Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga.
 Matthews CE, Van Holde KE, Ahern KG (1999). Biochemistry (edisi ke-
3rd). Benjamin Cummings. ISBN 978-0-8053-3066-3.
Ngili, Yohanis. (2009). Biokimia Struktur dan Fungi Biomolekul.
Yogvakarta: Graha Ilmu.
Pigman, Ward; Horton, D. (1972). "Chapter 1: Stereochemistry of the
Monosaccharides". Dalam Pigman and Horton. The Carbohydrates:
Chemistry and Biochemistry Vol 1A (edisi ke-2nd). San Diego:
Academic Press. hlm. 1–67. ISBN 9780323138338.
Risnoyatiningsih, Sri. (2011). Jurnal Teknik Kimia. Vol.5, No.2. Surabaya:
UPN.
Sastrohamidjojo, Hardjono. (2005). Kimia Organik Stereokimia,
Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U., (2011), Penuntun Praktikum Biokimia.
Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Suhardjo; Kusharto, Clara M. (1992). Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi.
Yogyakarta: Kanisius.
Sediaoetama, A.D. (2004). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
ke-1. Jakarta: PT. Dian Rakvat.

Karbohidrat merupakan
sumber kalori utama bagi
manusia selain protein dan
lemak. Karbohidrat yang
mempunyai rumus
empiris (CH2O)n ini
juga
mempunyai peranan
penting dalam
menentukan karakteristik
bahan makanan,
misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat
berguna untuk mencegah
timbulnya pemecahan-
pemecahan protein tubuh
yang
berlebihan, kehilangan
mineral dan berguna untuk
membantu metabolisme
lemak
dan protein
(Risnoyatiningsih, 2011).
Karbohidrat memiliki
sifat pereduksi
karena adanya gugus
karbonil. Senyawa ini juga
memiliki gugus hidroksil.
Karena
itu, karbohidrat
merupakan polihidroksi
aldehid atau polihidroksi
keton atau
turunan senyawa-senyawa
tersebut (Ngili, 2009).

Anda mungkin juga menyukai