Anda di halaman 1dari 6

KARBOHIDRAT/CARBOHYDRATES

A. PENGERTIAN KARBOHIDRAT
Carbohydrates are polyhydroxyaldehydesorketones,
orsubstancesthatproducethesecompoundswhenhydrolyzed. They are constructedfromcarbon,
oxygen, andhydrogenatomsthatoccur in a proportionthatapprocimatesthatof a
“hydrateofcarbon”, CH2O, accountingfor term carbohydrate. Secara kimia, karbohidrat dapat
didefinisikan sebagai turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidrik, atau senyawa yang
menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis.
B. Susunan karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari atom karbon, atom hidrogen, dan atom oksigen dan memiliki rumus molekul
Cn(H2O)m. Contohnya adalah glukosa (C6H12O6), sukrosa (C12H22O11), dan selulosa (C6H10O5).
Oleh karena komposisi demikian, kelompok senyawa ini pernah di sangka sebagai hidrat karbon
sehingga diberi nama karbohidrat. Akan tetapi, sejak tahun 1880-an disadari bahwa senyawa tersebut
bukanlah hidrat dari karbon. Nama lain karbohidrat adalah sakarida. Kata sakarida berasal dari Arab
“sakkar” yang artinya manis. Karbohidrat yang dibangun oleh polihdroksi dan gugus aldehid disebut
dengan aldosa, sedangkan yang disusun oleh polihidroksi dan gugus keton dikenal dengan ketosa.
Molekul karbohidrat yang paling sederhana adalah polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton yang
mempunyai tiga hingga enam atom karbon. Atom C memiliki kerangka tetrahedral yang membentuk
sudut 105,9 oC menyebabkan molekul karbohidrat cukup sulit berbentuk rantai lurus. Berdasarkan
kerangka tetrahedral inilah, molekul polihidroksi ini lebih stabil dalam struktur siklik.
Karbohidrat sederhana dibangun oleh lima atom C disebut dengan pentosa. Sedangkan yang dibangun
oleh enam atom C dikenal dengan heksosa. Selain dibentuk oleh sejumlah atom C yang mengandung
gugus polihidroksi, strukturnya karbohidrat semakin kompleks dengan adanya atom karbon simetri,
yaitu atom karbon yang mengikat empat atom atau molekul yang berbeda pada struktur
tetrahedralnya. Kehadiran C asimetri menyebabkan molekul karbohidrat bersifat optik aktif, yaitu
mampu memutar bidang cahaya terpolarisasi. Pada karbohidrat juga dijumpai keisomeran optik,
molekul-molekul yang komposisinya identik tetapi berbeda orientasinya dalam ruang dan keaktifan
optiknya. Karbohidrat yang paling sederhana ditemukan di alam mengandung tiga atom C disebut
triosa. Jika dengan gugus aldehida dinamakan aldotriosa (HOCH2-CHOH-CHO) dan dengan gugus
keton disebut dengan ketotriosa (HOCH2-CO-CH2OH).
C. KLASIFIKASI KARBOHIDRAT

 Karbohidrat Sederhana /SimpleCarbohydrates

1. MONOSAKARIDA (1 Unit Gula)


Monosakarida secara struktural merupakan bentuk karbohidrat paling sederhana
karena tidak dapat dikurangi ukurannya menjadi satuan karbohidrat yang lebih
kecil dengan hidrolisis.
a. Glukosa (dekstrosa / gula anggur / gula darah)
Satuan dasar polisakarida. Kalau polisakarida dihidrolisis total, akan
terurai menjadi molekul-molekul glukosa.
b. Fruktosa
Yang paling manis, dan tingkat kemanisannya adalah 1,2.
c. Galaktosa
Merupakan komponen yang karakteristik bagi gula hewani pada laktosa,
yang terdapat di dalam air susu.

2. DISAKARIDA (2 Unit Gula)


Disakarida terdiri dari dua unit monosakarida yang bergabung dengan ikatan
kovalen.
a. Maltosa
terdiri dari dua unit glukosa yang dihubungkan melalui ikatan glikosidik.
Banyak terdapat dalam biji-bijian (serealia) yang dikecambahkan,
misalnya malt.

b. Laktosa(gula susu)
terdiri dari galaktosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik dengan
glukosa. Hanya dijumpai pada hewani dalam air susu.

c. Sukrosa (gula bit / gula tebu)


terdiri dari glukosa dan fruktosa. Merupakan pemanis alami yang paling
umum digunakan

d. Trehalosa
Adalah hubungandari dua molekul D-glukosa, ditemukan secara alami
dalam jamur dan makanan lain dari tanaman raja.

 Karbohidrat Kompleks / ComplexCarbohydrates

1. OLIGOSAKARIDA (3-10 Unit Gula)


Merupakan unit monosakarida yang juga bergabung dengan ikatan kovalen.
Jumlah unit ditunjuk oleh awalan (tri-, tetra-, penta-, dan sebagainya), diikuti oleh
kata sakarida. Contoh:
a. Raffinosa (trisakarida)
b. Stachynosa (tetrasakarida)
c. Verbacosa (pentasakarida)

2. POLISAKARIDA (>10 Unit Gula)


Polisakarida adalah rantai panjang unit monosakarida yang dapat berubah dari
beberapa menjadi ratusan atau bahkan ribuan. Polisakarida utama yang diminati
dalam nutrisi adalah glikogen, ditemukan pada jaringan hewan tertentu, dan pati
serta selulosa, keduanya berasal dari tumbuhan.
a. Dapat dicerna oleh enzim pencernaan, contohnya: pati, dekstrin, dan
glikogen.
b. Tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, contohnya: selulosa,
hemiselulosa, gum, dan pektin.

D. Fungsi Karbohidrat
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
seperti rasa, warna dan tekstur.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk
aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa
jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari
karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan tubuh akan energi
merupakan prioritas pertama, bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan
energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang
disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil
energi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein (KEP)
tidak dapat dihindari lagi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan
pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi
membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam
nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary
fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.

E . SUMBER MAKANAN KARBOHIDRAT

Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan sedikit di
hewan. Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan makanan pokok.
 Karbohidrat nabati: berasal dari tumbuhan, terutama berasal dari timbunan, yaitu biji,
batang, dan akar.Sumber karbohidrat nabati antara lain beras (serealia), akar, umbi,
ekstrak tepung seperti sagu, kacang-kacangan, buah-buahan seperti pisang, nangka,
durian, dan sawo, daun sayur-sayuran, dan lain-lain.
 Karbohidrat hewani: berasal dari hewan, berbentuk glikogen, terutama terdapat di
dalam otot (daging) dan hati.

F. Akibat Kekurangan dan Kelebihan karbohidrat


Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh tidak
membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan
menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk
mencegah terjadinya ketosis. Secara keseluruhan tubuh harus mempertahankan keseimbangan tertentu
dalam utilisasi karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi. Jika asupan karbohidrat
ditiadakan, maka cadangan lemak dalam jaringan adiposa akan dimobilisasi sedemikian cepatnya,
sehingga tubuh tidak dapat mengoksidasi karbohidrat seluruhnya menjadi CO2 dan H2O. Sebagian
dari hasil pemecahan lemak itu akan diubah menjadi substansi yang disebut dengan keton bodies.
Walaupun tubuh dapat menggunakan keton bodies ini sebagai penghasil energi dan dieksresikan
melalui urine, produksi dalam jumlah besar akan terjadi penumpukan keton bodies di dalam darah dan
mengakibatkan terjadinya ketosis. Hal ini sangat berbahaya dan dapat terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus yang tidak terkontrol. Jumlah asupan karbohidrat juga mempengaruhi penggunaan protein
sebagai penghasil enersi. Jika asupan karbohidrat rendah, tubuh akan memecah asam amino untuk
menghasilkan energi dan mensintesa glukosa tubuh, sehingga jaringan yang membutuhkan gula ini
akan mampu menjalankan fungsinya. Oleh karena sebagian protein tubuh digunakan untuk tujuan ini,
maka sedikit karbohidrat dapat menyebabkan pemecahan dari jaringan otot untuk menghasilkan
energi. Gejala yang timbul akibat asupan karbohidrat yang rendah adalah fatique, dehidrasi, mual,
nafsu makan berkurang, dan tekanan darah kadang-kadang turun dengan mendadak sewaktu bangkit
dari posisi berbaring (hipotensi ortostatik). Asupan karbohidrat yang adekwat, penting untuk
mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka panjang. Peningkatan
glikogen otot dengan adanya proses penumpukan karbohidrat akan menambah stamina 30-60 menit
lebih lama.

- Penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat

1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)


Penyakit ini terutama menyerang pada anak-anak yang sedang tumbuh pesat, terutama yang
berumur 2-4 tahun. Penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa dengan gejala klinis honger
oedema (busung lapar), atau lebih tepatnya disebut penyakit kurang makan atau penyakit
kelaparan. Gambaran klinik penyakit ini pada orang dewasa adalah orang yang sangat kurus,
dan sering menunjukkan adanya oedema terutama daerah kaki.
2. Penyakit Kegemukan
Kegemukan ini merupakan dampak dari ketidakseimbangan energi yaitu asupan energi jauh
melampaui keluaran energi dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar kegemukan ini
disebabkan karena terlalu banyak makan dan terlalu sedikit bergerak. Kelebihan energi di dalam
tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Berkurangnya pergerakan fisik didorong oleh kemanjaan akibat kemajuan teknologi, mulai dari
dalam rumah hingga ke tempat kerja atau tempat rekreasi. Di rumah, biasanyasudah tersedia mesin
cuci sehingga orang tidak perlu lagi mencuci
pakaian kotor. Di kantor, untuk berpindah dari belakang meja tulis ke meja komputer, yang
jaraknya sangat dekat, orang sudah terbiasa menggunakan kursi beroda. Di samping itu
penggunaan robot dalam industri telah membawa manusia untuk tidak mau bersusah payah.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa prevalensi kegemukan dan nilai indeks massa tubuh
(IMT) dapat dikurangi dengan menggiatkan olahraga (French SA et al, 1994). Jaringan lemak
subkutan di daerah dinding perut bagian depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang
menderita obesitas. Seorang baru dikatakan obesitas, bila berat badannya pada laki-laki
melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat bdan ideal menurut umurnya. Pada orang
yang menderita obesitas, organ-organ tubuh dipaksa harus bekerja lebih berat, karena harus
membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung. Karena itu
mereka merasa lebih cepat gerah (merasa panas) dan lebih cepat berkeringat untuk
menghilangkan kelebihan panas badan tersebut. Penderita obesitas mempunyai kecendrungan
untuk lebih mudah membuat kekeliruan dalam bekerja dan cenderung lebih mudah mendapat
kecelakaan (Sediaoetama, 2008)

3. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh interaksi berbagai faktor
yaitu genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Pada umumnya disetujui oleh para
ilmuwan dan para peneliti bahwa dasar dari penyakit ini adalah defisiensi hormon insulin.
Hormon yang dihasilkan oleh sel-sel beta di dalam pulau Langerhans di dalam kelenjar
pankreas ini mengaur metabolisme glukosa (Sediaoetama, 2008). Insulin bekerja mengubah
glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hati maupun otot, ini terjadi bila kadar glukosa di
dalam darah meninggi. Sebaliknya bila glukosa darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan
sehingga menaikkan kembali konsentrasi glukosa di dalam aliran darah. Insulin juga
merangsang glukoneogenesis, yaitu mengubah beberapa metabolit menjadi glukosa khususnya
metabolit hasil pemecahan lemak dan protein. Pada defisiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk
ke dalam sel-sel, sehingga konsentrasinya meninggi di luar sel, termasuk di dalam cairan
darah, namun timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
untuk keperluan sel-sel yang membutuhkannya. Glukosa yang bertumpuk di dalam aliran darah
tersebut kemudian dibuangmelalui ginjal ke dalam urine, sehingga terjadi glukosuria. Karena
glukosa tidak dapat dipergunakan untuk menghasilkan energi, maka lemak dan protein lebih
banyak dipecah untuk menghasilkakn energi yang diperlukan, sehingga terjadi peningkatan
glukoneogenesis. Peningkatan pemecahan asam lemak menghasilkan asam-asam keton atau
benda-benda keton, yang berakibat menurunnya pH cairan darah, sehingga terjadi asidosis.
Penyebab di sini karena tertimbunnya benda-benda keton sehingga disebut ketosis ((Sediaoetama,
2008).
4. Lantose Intolerance
Penyakit ini merupakan gangguan metabolik yang mengenai disakarida laktosa. Laktosa di
dalam saluran gastrointestinal dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
Pada penderita penyakit laktose intolerance terdapat defisiensi enzim laktase, karena sintesanya
mengurang atau tidak disintesa sama sekali. Akibat laktosa tidak dapat dicerna dan kadar laktosa
yang cukup tinggi di dalam saluran pencernaan bekerja sebagai laxans, menyebakan diare. Gejala
yang terjadi bahwa penderita penyakit ini akan menderita diare bila mendapat air susu atau produk
susu, baik air susus ibu (ASI) maupun air susu sapi atau hewan lainnya. Terapi dan prevalensinya
ialah dengan pemberian air susu rendah laktosa atau dengan menggantikan susu dengan susu
kedelai yang tidak mengandung laktosa.

Referensi

“Karbohidrat” dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3561/gizi-halomoan.pdf?


sequence=1 diunduh, 24 Januari 2020.

“Karbohidrat” dalam https://www.academia.edu/11460540/karbohidrat diunduh, 24 Januari 2020.

Siregar, Sari Nurhamida. (2014, Juli-Desember). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan


Vol. 13(2), 38-44 Retrieved from
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JIK/article/view/6094/5399

Gropper, SS and Smith, 2013, AdvancedNutritionand Human Metabolism, Yolanda


Cossio, USA.
Jauhari, Ahmad. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu.
Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai