1Terminologi
2Struktur
3Klasifikasi
o 3.1Monosakarida
3.1.1Klasifikasi monosakarida
3.1.2Isomerisme rantai
3.1.3Penggunaan dalam organisme hidup
o 3.2Disakarida, oligosakarida, dan polisakarida
4Metode analisis
5Peran biologis
o 5.1Dalam nutrisi: sumber energi
o 5.2Dalam struktur tubuh: materi pembangun
o 5.3Penentu tingkat kegemukan
o 5.4Mempertahankan kesehatan manusia
6Metabolisme
o 6.1Katabolisme
7Peran praktis
o 7.1Pakan ternak rumansia
8Referensi
o 8.1Daftar pustaka
9Pranala luar
Terminologi[sunting | sunting sumber]
Dalam literatur ilmiah, istilah "karbohidrat" memiliki banyak sinonim, seperti "gula"
(dalam arti luas), "sakarida", "osa",[8] "glusida",[9] "hidrat karbon", atau
"senyawa polihidroksi dengan aldehida atau keton". Beberapa istilah ini, khususnya
"karbohidrat" dan "gula", juga digunakan dengan arti lain.
Dalam ilmu pangan dan dalam banyak konteks informal, istilah "karbohidrat" sering kali
berarti makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks berupa pati (seperti sereal, roti,
dan pasta) atau karbohidrat sederhana, seperti gula (terdapat dalam permen, selai, dan
makanan penutup). Sering kali dalam daftar informasi nutrisi, seperti Basis Data Nutrisi
Nasional USDA, istilah "karbohidrat" digunakan untuk semua hal selain air, protein,
lemak, abu, dan etanol.[10] Terkadang pula termasuk senyawa kimia seperti asam
asetat atau asam laktat, yang biasanya tidak dianggap sebagai karbohidrat. Dalam
label nutrisi, karbohidrat juga termasuk serat makanan yang memang merupakan
karbohidrat tetapi tidak menyumbang banyak energi makanan (kilokalori), meskipun
sering dimasukkan dalam penghitungan total energi makanan seolah-olah serat ini
adalah gula. Dalam arti sempit, "gula" diterapkan untuk karbohidrat manis dan larut,
yang banyak di antaranya digunakan dalam makanan.
Struktur[sunting | sunting sumber]
Sebelumnya, nama "karbohidrat" digunakan dalam kimia untuk senyawa apa pun
dengan rumus Cm(H2O)n. Menurut definisi ini, beberapa ahli kimia
menganggap formaldehida (CH2O) sebagai karbohidrat paling sederhana, [11] sementara
ahli yang lain mengklaim sebutan karbohidrat paling sederhana untuk glikolaldehida.
[12]
Saat ini, istilah karbohidrat umumnya dipahami dalam pengertian biokimia, dengan
mengecualikan senyawa yang hanya memiliki satu atau dua karbon dan turut
mencakup banyak karbohidrat biologis yang menyimpang dari rumus ini. Meskipun
rumus di atas tampaknya telah meliputi karbohidrat yang umum dikenal, karbohidrat
yang berlimpah dan ada di mana-mana sering kali menyimpang dari rumus tersebut.
Misalnya, karbohidrat bisa mengandung gugus kimia seperti N- asetil (misalnya kitin),
sulfat (misalnya glikosaminoglikan), asam karboksilat (misalnya asam sialat), dan
modifikasi deoksi (misalnya fukosa dan asam sialat).
Sakarida alami umumnya tersusun dari karbohidrat sederhana yang
disebut monosakarida dengan rumus umum (CH2O)n dengan angka n adalah tiga atau
lebih. Monosakarida umumnya memiliki struktur H–(CHOH) x(C=O)–(CHOH)y–H,
yaitu aldehida atau keton dengan tambahan banyak gugus hidroksil, biasanya satu
pada setiap atom karbon yang bukan bagian dari gugus fungsi aldehida atau keton.
Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan gliseraldehida. Namun, beberapa
zat biologis yang digolongkan "monosakarida" tidak sesuai dengan rumus ini
(misalnya asam uronat dan gula deoksi seperti fukosa) dan ada banyak bahan kimia
yang sesuai dengan rumus ini tetapi tidak dianggap sebagai monosakarida (misalnya
formaldehida CH2O dan inositol (CH2O)6).[13]
Bentuk rantai terbuka dari monosakarida sering berdampingan dengan bentuk cincin
tertutup, berupa gugus karbonil aldehida/keton (C=O) dan gugus hidroksil (–OH) yang
bereaksi membentuk hemiasetal dengan jembatan C–O–C baru.
Sejumlah monosakarida dapat saling dihubungkan bersama-sama menjadi molekul
yang disebut polisakarida (atau oligosakarida) dengan berbagai cara. Banyak
karbohidrat mengandung satu unit (atau lebih) monosakarida termodifikasi yang yang
salah satu gugusnya (atau lebih) telah diganti atau dihilangkan. Misalnya deoksiribosa,
suatu komponen DNA, adalah versi modifikasi dari ribosa; kitin terdiri dari unit N-asetil
glukosamin yang berulang, suatu bentuk glukosa yang mengandung nitrogen.
Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Karbohidrat dapat diklasifikasikan menurut derajat polimerisasinya, dan awalnya dapat
dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu gula, oligosakarida, dan polisakarida. [14]
Poliol Sorbitol, manitol
Malto-
Maltodekstrin
oligosakarida
Oligosakarida (3–
9)
Oligosakarida
Rafinosa, stakiosa, frukto-oligosakarida
lainnya
Polisakarida (>9)
Polisakarida Glikogen, selulosa, hemiselulosa, pektin, hidrokoloi
nonpati d
* DP = Derajat polimerisasi
Monosakarida[sunting | sunting sumber]
Sukrosa, juga dikenal sebagai gula dapur, adalah disakarida yang umum. Ia terdiri dari dua
monosakarida: D-glukosa (kiri) dan D-fruktosa (kanan).
Dua monosakarida yang bergabung disebut disakarida dan kelompok ini merupakan
polisakarida yang paling sederhana. Contoh disakarida yaitu sukrosa dan laktosa.
Mereka terdiri dari dua unit monosakarida yang diikat bersama oleh ikatan kovalen yang
dikenal sebagai ikatan glikosidik yang terbentuk melalui reaksi dehidrasi. Reaksi ini
mengakibatkan hilangnya atom hidrogen (H) dari satu monosakarida dan gugus
hidroksil (–OH) dari monosararida lainnya sehingga membentuk dan melepaskan
molekul air. Rumus disakarida yang tidak termodifikasi adalah C 12H22O11. Meskipun ada
banyak jenis disakarida, hanya sedikit disakarida yang dikenal secara umum. Contoh
dari disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa) , laktosa (gabungan
glukosa dan galaktosa), serta maltosa (gabungan dua molekul glukosa).[19]
Sukrosa adalah disakarida yang paling melimpah dan paling banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Disakarida ni terdiri dari satu molekul D-glukosa dan satu molekul D-
fruktosa. Nama sistematis untuk sukrosa, O-α-D-glukopiranosil-(1→2)-D-
fruktofuranosida, menunjukkan empat hal: (1) monosakaridanya: glukosa dan fruktosa;
(2) jenis cincinnya: glukosa berupa piranosa dan fruktosa berupa furanosa; (3) cara
mereka terhubung bersama: oksigen pada karbon nomor 1 (C1) dari α-D-glukosa terkait
dengan C2 dari D-fruktosa; dan (4) akhiran -osida menunjukkan bahwa karbon
anomerik dari kedua monosakarida berpartisipasi dalam ikatan glikosidik.
Laktosa, disakarida yang terdiri dari satu molekul D-galaktosa dan satu molekul D-
glukosa, terbentuk secara alami dalam susu mamalia. Nama sistematis untuk laktosa
adalah O-β-D-galaktopiranosil-(1→4)-D-glukopiranosa. Disakarida penting lainnya
yaitu maltosa (dua D-glukosa yang terhubung pada α-1,4) dan selulobiosa (dua D-
glukosa yang terhubung pada β-1,4). Disakarida dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis: disakarida pereduksi dan nonpereduksi. Jika gugus fungsinya berikatan dengan
unit gula lain, disakarida ini disebut disakarida pereduksi atau biosa.
Oligosakarida adalah sebutan bagi polimer monosakarida dengan derajat polimerisasi 3
sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida adalah jenis gula yang
tidak bisa sepenuhnya dicerna usus halus. Hal tersebut menyebabkan jenis gula ini
langsung menuju ke usus besar dan diproses oleh bakteri. [20] Sementara itu,
polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C 6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum. Polisakarida banyak ditemukan pada jenis-jenis
makanan seperti kentang, nasi dan gandum.[21]