Anda di halaman 1dari 9

Karbohidrat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Butir-butir pati, salah satu jenis karbohidrat cadangan makanan pada tumbuhan, dilihat


dengan mikroskop cahaya.

Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa


Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah biomolekul yang terdiri dari
atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), biasanya dengan perbandingan atom
hidrogen–oksigen 2:1 (seperti pada molekul air) dan rumus
empiris Cm(H2O)n (dengan m bisa saja sama atau berbeda dengan n). Namun, tidak
semua karbohidrat sesuai dengan definisi stoikiometri ini (misalnya asam
uronat dan gula deoksi seperti fukosa) dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus, atau belerang. Selain itu, tidak semua bahan kimia
yang sesuai dengan definisi ini secara otomatis diklasifikasikan sebagai karbohidrat
(misalnya formaldehida). Secara biokimia, karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil (–OH), atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. [1]
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana
yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.[2] Dua
monosakarida yang bergabung disebut disakarida, contohnya sukrosa yang terbuat dari
glukosa dan fruktosa. Terdapat pula oligosakarida yang merupakan rangkaian
beberapa monosakarida.[3] Banyak karbohidrat merupakan polimer (rantai berulang
yang panjang), yang tersusun dari banyak rangkaian molekul gula,yang
disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa.
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling melimpah di Bumi. Karbohidrat
memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan,
serta kitin pada hewan dan jamur).[4] Pada proses fotosintesis, tumbuhan berklorofil dan
beberapa organisme lain mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.[5] Ahli nutrisi
membagi karbohidrat menjadi dua, yaitu karbohidrat sederhana (misalnya gula pasir
dan permen) dan karbohidrat kompleks (misalnya gandum utuh dan makanan yang
mengandung serat seperti buah-buahan).[6][7]
Daftar isi

 1Terminologi
 2Struktur
 3Klasifikasi
o 3.1Monosakarida
 3.1.1Klasifikasi monosakarida
 3.1.2Isomerisme rantai
 3.1.3Penggunaan dalam organisme hidup
o 3.2Disakarida, oligosakarida, dan polisakarida
 4Metode analisis
 5Peran biologis
o 5.1Dalam nutrisi: sumber energi
o 5.2Dalam struktur tubuh: materi pembangun
o 5.3Penentu tingkat kegemukan
o 5.4Mempertahankan kesehatan manusia
 6Metabolisme
o 6.1Katabolisme
 7Peran praktis
o 7.1Pakan ternak rumansia
 8Referensi
o 8.1Daftar pustaka
 9Pranala luar

Terminologi[sunting | sunting sumber]
Dalam literatur ilmiah, istilah "karbohidrat" memiliki banyak sinonim, seperti "gula"
(dalam arti luas), "sakarida", "osa",[8] "glusida",[9] "hidrat karbon", atau
"senyawa polihidroksi dengan aldehida atau keton". Beberapa istilah ini, khususnya
"karbohidrat" dan "gula", juga digunakan dengan arti lain.
Dalam ilmu pangan dan dalam banyak konteks informal, istilah "karbohidrat" sering kali
berarti makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks berupa pati (seperti sereal, roti,
dan pasta) atau karbohidrat sederhana, seperti gula (terdapat dalam permen, selai, dan
makanan penutup). Sering kali dalam daftar informasi nutrisi, seperti Basis Data Nutrisi
Nasional USDA, istilah "karbohidrat" digunakan untuk semua hal selain air, protein,
lemak, abu, dan etanol.[10] Terkadang pula termasuk senyawa kimia seperti asam
asetat atau asam laktat, yang biasanya tidak dianggap sebagai karbohidrat. Dalam
label nutrisi, karbohidrat juga termasuk serat makanan yang memang merupakan
karbohidrat tetapi tidak menyumbang banyak energi makanan (kilokalori), meskipun
sering dimasukkan dalam penghitungan total energi makanan seolah-olah serat ini
adalah gula. Dalam arti sempit, "gula" diterapkan untuk karbohidrat manis dan larut,
yang banyak di antaranya digunakan dalam makanan.

Struktur[sunting | sunting sumber]
Sebelumnya, nama "karbohidrat" digunakan dalam kimia untuk senyawa apa pun
dengan rumus Cm(H2O)n. Menurut definisi ini, beberapa ahli kimia
menganggap formaldehida (CH2O) sebagai karbohidrat paling sederhana, [11] sementara
ahli yang lain mengklaim sebutan karbohidrat paling sederhana untuk glikolaldehida.
[12]
 Saat ini, istilah karbohidrat umumnya dipahami dalam pengertian biokimia, dengan
mengecualikan senyawa yang hanya memiliki satu atau dua karbon dan turut
mencakup banyak karbohidrat biologis yang menyimpang dari rumus ini. Meskipun
rumus di atas tampaknya telah meliputi karbohidrat yang umum dikenal, karbohidrat
yang berlimpah dan ada di mana-mana sering kali menyimpang dari rumus tersebut.
Misalnya, karbohidrat bisa mengandung gugus kimia seperti N- asetil (misalnya kitin),
sulfat (misalnya glikosaminoglikan), asam karboksilat (misalnya asam sialat), dan
modifikasi deoksi (misalnya fukosa dan asam sialat).
Sakarida alami umumnya tersusun dari karbohidrat sederhana yang
disebut monosakarida dengan rumus umum (CH2O)n dengan angka n adalah tiga atau
lebih. Monosakarida umumnya memiliki struktur H–(CHOH) x(C=O)–(CHOH)y–H,
yaitu aldehida atau keton dengan tambahan banyak gugus hidroksil, biasanya satu
pada setiap atom karbon yang bukan bagian dari gugus fungsi aldehida atau keton.
Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan gliseraldehida. Namun, beberapa
zat biologis yang digolongkan "monosakarida" tidak sesuai dengan rumus ini
(misalnya asam uronat dan gula deoksi seperti fukosa) dan ada banyak bahan kimia
yang sesuai dengan rumus ini tetapi tidak dianggap sebagai monosakarida (misalnya
formaldehida CH2O dan inositol (CH2O)6).[13]
Bentuk rantai terbuka dari monosakarida sering berdampingan dengan bentuk cincin
tertutup, berupa gugus karbonil aldehida/keton (C=O) dan gugus hidroksil (–OH) yang
bereaksi membentuk hemiasetal dengan jembatan C–O–C baru.
Sejumlah monosakarida dapat saling dihubungkan bersama-sama menjadi molekul
yang disebut polisakarida (atau oligosakarida) dengan berbagai cara. Banyak
karbohidrat mengandung satu unit (atau lebih) monosakarida termodifikasi yang yang
salah satu gugusnya (atau lebih) telah diganti atau dihilangkan. Misalnya deoksiribosa,
suatu komponen DNA, adalah versi modifikasi dari ribosa; kitin terdiri dari unit N-asetil
glukosamin yang berulang, suatu bentuk glukosa yang mengandung nitrogen.

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Karbohidrat dapat diklasifikasikan menurut derajat polimerisasinya, dan awalnya dapat
dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu gula, oligosakarida, dan polisakarida. [14]

Kelas (DP) * Subkelompok Komponen


Monosakarida Glukosa, galaktosa, fruktosa, xilosa

Gula (1–2) Disakarida Sukrosa, laktosa, maltosa, isomaltulosa, trehalosa

Poliol Sorbitol, manitol

Malto-
Maltodekstrin
oligosakarida
Oligosakarida (3–
9)
Oligosakarida
Rafinosa, stakiosa, frukto-oligosakarida
lainnya

Pati Amilosa, amilopektin, pati termodifikasi

Polisakarida (>9)
Polisakarida Glikogen, selulosa, hemiselulosa, pektin, hidrokoloi
nonpati d

* DP = Derajat polimerisasi

Monosakarida[sunting | sunting sumber]

D-glukosa adalah aldoheksosa dengan rumus (C·H2O)6 . Atom-atom berwarna merah


merupakan gugus aldehida dan atom-atom biru menunjukkan pusat asimetris yang terjauh dari
aldehida; karena -OH ini berada di sebelah kanan proyeksi Fischer, molekul ini adalah gula D.
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil. Secara kimiawi, monosakarida
merupakan aldosa atau ketosa denngan dua gugus hidroksil atau lebih. Rumus kimia
dari monosakarida yang tidak termodifikasi adalah (C•H 2O)n, yang secara harfiah adalah
"karbon hidrat". Monosakarida merupakan molekul bahan bakar penting serta bahan
penyusun asam nukleat. Monosakarida terkecil, dengan n=3, adalah dihidroksiaseton
serta D- dan L-gliseraldehida.
Klasifikasi monosakarida[sunting | sunting sumber]
Monosakarida diklasifikasikan menurut tiga karakteristik: penempatan gugus
karbonilnya, jumlah atom karbon yang dikandungnya, dan sifat kiral yang dimilikinya.
Jika gugus karbonilnya berupa aldehida, monosakarida tersebut digolongkan
sebagai aldosa; jika gugus karbonilnya berupa keton, monosakarida tersebut
digolongkan sebagai ketosa. Monosakarida dengan tiga atom karbon disebut triosa,
yang memiliki empat atom karbon disebut tetrosa, lima disebut pentosa, enam
disebut heksosa, dan seterusnya.[15] Kedua sistem klasifikasi ini sering digabungkan.
Misalnya, glukosa merupakan aldoheksosa (aldehida enam
karbon), ribosa merupakan aldopentosa (aldehida lima karbon),
dan fruktosa merupakan ketoheksosa (keton enam karbon).
Setiap atom karbon membawa gugus hidroksil (–OH) dan bersifat asimetris, dengan
pengecualian karbon pertama dan terakhir, yang menjadikannya pusat stereo dengan
dua kemungkinan konfigurasi (R atau S). Karena asimetri ini, mungkin ada
sejumlah isomer untuk rumus monosakarida tertentu. Dengan aturan Le Bel-van't Hoff,
aldoheksosa D-glukosa, misalnya, memiliki rumus (C·H 2O)6, dengan empat dari enam
atom karbonnya bersifat stereogenik, yang menjadikan D-glukosa salah satu dari 2 4=16
kemungkinan stereoisomer. Dalam kasus gliseraldehida (sebuah aldotriosa), ada
sepasang stereoisomer yang mungkin, yaitu enansiomer dan epimer. Molekul 1, 3-
dihidroksiaseton, yaitu ketosa yang sesuai dengan gliseraldehida aldosa, adalah
molekul simetris tanpa pusat stereo. Penetapan D atau L dibuat sesuai dengan
orientasi karbon asimetris terjauh dari gugus karbonil: dalam proyeksi Fischer standar,
jika gugus hidroksil ada di sebelah kanan, molekulnya disebut gula D, jika tidak, ia
disebut gula L. Awalan "D-" dan "L-" tidak boleh disamakan dengan "d-" atau "l-", yang
menunjukkan arah gula dalam memutari bidang cahaya terpolarisasi. Penggunaan "d-"
dan "l-" tidak lagi dipakai dalam kimia karbohidrat. [16]
Isomerisme rantai[sunting | sunting sumber]

Glukosa bisa ada dalam bentuk rantai lurus dan bentuk cincin.


Gugus aldehida atau keton dari monosakarida rantai lurus akan bereaksi secara
reversibel dengan gugus hidroksil pada atom karbon yang berbeda untuk
membentuk hemiasetal atau hemiketal sehingga membentuk cincin heterosiklik dengan
jembatan oksigen di antara dua atom karbon. Cincin dengan lima dan enam atom
masing-masing disebut bentuk furanosa dan piranosa, dan berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk rantai lurus.[17]
Selama konversi dari bentuk rantai lurus ke bentuk siklik, atom karbon yang
mengandung oksigen karbonil (disebut karbon anomerik) menjadi pusat stereogenik
dengan dua kemungkinan konfigurasi: atom oksigen dapat mengambil posisi di atas
atau di bawah cincin sehingga pasangan stereoisomer yang mungkin dihasilkan
disebut anomer. Pada anomer α, substituen –OH pada karbon anomerik terletak pada
sisi berlawanan (trans) dari cincin pada cabang samping CH2OH. Bentuk alternatifnya,
yaitu ketika substituen CH2OH dan hidroksil anomerik berada pada sisi yang sama (cis)
dari bidang cincin, disebut anomer β .
Penggunaan dalam organisme hidup[sunting | sunting sumber]
Monosakarida merupakan sumber bahan bakar utama dalam metabolisme, yang
digunakan baik sebagai sumber energi (glukosa merupakan sumber alami yang paling
penting) dan dalam biosintesis. Ketika monosakarida tidak segera dibutuhkan oleh
banyak sel, mereka diubah menjadi bentuk yang lebih hemat ruang, biasanya
berupa polisakarida. Pada banyak hewan, termasuk manusia, bentuk penyimpanan ini
adalah glikogen, yang banyak ditemukan pada sel hati dan otot. Pada
tumbuhan, pati digunakan untuk tujuan yang sama. Karbohidrat yang paling
melimpah, selulosa, merupakan komponen struktural dinding sel tumbuhan dan
berbagai bentuk alga. Ribosa merupakan komponen RNA,
sedangkan deoksiribosa merupakan salah satu komponen DNA. Liksosa adalah
komponen liksoflavin yang ditemukan di jantung manusia.
[18]
 Ribulosa dan xilulosa ditemukan dalam lintasan pentosa fosfat. Galaktosa, salah satu
komponen laktosa gula susu, ditemukan di galaktolipid di membran sel tumbuhan dan
di glikoprotein di banyak jaringan. Manosa ditemukan dalam metabolisme manusia,
terutama dalam glikosilasi protein tertentu. Fruktosa, atau gula buah, ditemukan di
banyak tumbuhan dan manusia, dimetabolisme di hati, diserap langsung ke usus
selama pencernaan, dan ditemukan di air mani. Trehalosa, gula utama serangga,
dengan cepat dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa untuk mendukung serangga
tersebut agar tetap terbang.
Disakarida, oligosakarida, dan polisakarida[sunting | sunting sumber]

Sukrosa, juga dikenal sebagai gula dapur, adalah disakarida yang umum. Ia terdiri dari dua
monosakarida: D-glukosa (kiri) dan D-fruktosa (kanan).
Dua monosakarida yang bergabung disebut disakarida dan kelompok ini merupakan
polisakarida yang paling sederhana. Contoh disakarida yaitu sukrosa dan laktosa.
Mereka terdiri dari dua unit monosakarida yang diikat bersama oleh ikatan kovalen yang
dikenal sebagai ikatan glikosidik yang terbentuk melalui reaksi dehidrasi. Reaksi ini
mengakibatkan hilangnya atom hidrogen (H) dari satu monosakarida dan gugus
hidroksil (–OH) dari monosararida lainnya sehingga membentuk dan melepaskan
molekul air. Rumus disakarida yang tidak termodifikasi adalah C 12H22O11. Meskipun ada
banyak jenis disakarida, hanya sedikit disakarida yang dikenal secara umum. Contoh
dari disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa) , laktosa (gabungan
glukosa dan galaktosa), serta maltosa (gabungan dua molekul glukosa).[19]
Sukrosa adalah disakarida yang paling melimpah dan paling banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Disakarida ni terdiri dari satu molekul D-glukosa dan satu molekul D-
fruktosa. Nama sistematis untuk sukrosa, O-α-D-glukopiranosil-(1→2)-D-
fruktofuranosida, menunjukkan empat hal: (1) monosakaridanya: glukosa dan fruktosa;
(2) jenis cincinnya: glukosa berupa piranosa dan fruktosa berupa furanosa; (3) cara
mereka terhubung bersama: oksigen pada karbon nomor 1 (C1) dari α-D-glukosa terkait
dengan C2 dari D-fruktosa; dan (4) akhiran -osida menunjukkan bahwa karbon
anomerik dari kedua monosakarida berpartisipasi dalam ikatan glikosidik.
Laktosa, disakarida yang terdiri dari satu molekul D-galaktosa dan satu molekul D-
glukosa, terbentuk secara alami dalam susu mamalia. Nama sistematis untuk laktosa
adalah O-β-D-galaktopiranosil-(1→4)-D-glukopiranosa. Disakarida penting lainnya
yaitu maltosa (dua D-glukosa yang terhubung pada α-1,4) dan selulobiosa (dua D-
glukosa yang terhubung pada β-1,4). Disakarida dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis: disakarida pereduksi dan nonpereduksi. Jika gugus fungsinya berikatan dengan
unit gula lain, disakarida ini disebut disakarida pereduksi atau biosa.
Oligosakarida adalah sebutan bagi polimer monosakarida dengan derajat polimerisasi 3
sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida adalah jenis gula yang
tidak bisa sepenuhnya dicerna usus halus. Hal tersebut menyebabkan jenis gula ini
langsung menuju ke usus besar dan diproses oleh bakteri. [20] Sementara itu,
polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai
monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C 6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum. Polisakarida banyak ditemukan pada jenis-jenis
makanan seperti kentang, nasi dan gandum.[21]

Metode analisis[sunting | sunting sumber]


Jumlah karbohidrat di dalam suatu bahan dapat ditentukan melalui metode secara
kimia, fisika, serta biokimia. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan enzim.
Karbohidrat dianalisis secara kimia untuk menentukan komposisinya. Analisis fisika
terhadap karbohidrat digunakan untuk menentukan karakteristik fisik,
seperti kekentalan, stabilitas, tekstur, dan daya lengket. Sedangkan karbohidrat
dianalisis secara biokimiawi untuk menentukan daya cerna dalam saluran percernaan.
[22]

Peran biologis[sunting | sunting sumber]


Dalam nutrisi: sumber energi[sunting | sunting sumber]
Fungsi karbohidrat yang utama adalah sebagai sumber energi. Karbohidrat dapat
dibentuk melalui proses fotosintesis. Proses ini menyediakan makanan bagi hampir
seluruh kehidupan di Bumi, baik secara langsung atau tidak langsung.
[23]
 Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga mampu melakukan
fotosintesis sehingga dapat memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung.
[24]
 Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benar-benar
bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan, [25] karena mereka
tidak memiliki klorofil.[26]

Kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung banyak karbohidrat.

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup.


Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya,
pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh
sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil energi yang
tersimpan di dalamnya melalui proses respirasi seluler. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk menyintesis jenis molekul
organik kecil lainnya, seperti asam amino dan asam lemak.[4]
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi sekitar 4
kilokalori.[27] Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya
kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber
karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-
umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.[28]
Namun, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam
bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan
daya cerna karbohidrat menjadi 85%.[29] Manusia tidak dapat mencerna selulosa
sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran
pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran
pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan
melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian
penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan
serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.[30]
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika
diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan
menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid,
termasuk kloroplas. Dengan menyintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan
glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan
energi cadangan.[31]
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan
vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian
glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat.
Namun, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka
waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali
kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan. [31]
Dalam struktur tubuh: materi pembangun[sunting | sunting sumber]
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural.
Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat
seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai,
batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. [32] Kayu terutama
terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin.
Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka
luar (eksoskeleton) artropoda (serangga, laba-laba, krustasea, dan hewan-hewan
sejenisnya). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.[30]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat
polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu
kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran
sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.[33]
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat
dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan
maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, tetapi proteoglikan terdiri
terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein.
Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan,
dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid
(gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan.
[34]
 Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi
sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A,
B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah
merah.[35]

Anda mungkin juga menyukai