2. Pencampuran bahan:
Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan kemudian dicampurkan secara homogen
untuk memastikan distribusi yang merata dalam kapsul.
4. Pengisian kapsul:
Setelah bahan obat dan kapsul dipersiapkan, bahan obat diisikan kedalam kapsul
dengan menggunakan tangan atau alat pengisian kapsul. Pengisian kapsul dengan tangan
dilakukan dengan memegang badan kapsul menggunakan telunjuk dan ibu jari tangan,
lalu bahan obat dituangkan ke dalamnya secara perlahan hingga terisi penuh.
5. Pembersihan kapsul:
Setelah kapsul terisi, bagian penutup kapsul ditekan dengan lembut untuk menutupnya
secara rapat. Kapsul yang telah terisi kemudian dibersihkan dari sisa-sisa bahan obat
yang mungkin menempel di permukaan kapsul.
Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai berikut: (Ilmu Resep; )
1. Bentuknya menarik dan praktis.
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak
enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga obat cepat diabsorpsi
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda
sesuai kebutuhan pasien
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan zat tambahan atau penolong
seperti pada pembuatan pil maupun tablet
Pemerian bahan
1. Aerosil
Nama :
Aerosil
RM/BM : SiO2/60,08
Pemerian : Serbuk putih, ringan; tidak berbau.
2. Talk
Nama : Mineralogis
RM/BM : Mg3Si4O10(OH)2/ 379,27
Pemerian : Serbuk yang sangat halus, berwarna putih keabu-abuan, tidak
berbau, merupakan serbuk dengan bentuk kristal yang mudah menempel pada
kulit, tidak dapat larut dalam pelarut asam, basa, pelarut organik dan air.
3. Laktosa
Nama : Laktosa
RM/BM : C12H22O11/ 342,3
Pemerian : Serbuk atau massa hablur ,keras, putih atau putih krem. Tidak
berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau.
4. Mg stearat
Nama : Magnesium stearat
RM/BM : Mg(C18H35O2)2/ 591,27
Pemerian : Serbuk, halus, licin, putih, dan mudah melekat pada kulit, bau
lemah khas.
IV. METODOLOGI
4.1 ALAT
(1) lumpang alu
(2) kertas perkamen
(3) sudip
(4) spatula
(5) cangkang kapsul
4.2 BAHAN
(1) Paracetamol
(2) Mg stearat
(3) Talk
(4) Aerosil
(5) Laktosa
V. PROSEDUR
1. Siapkan alat bahan, kemudian timbang semua bahan sesuai hasil perhitungan
2. Ayak bahan bahan dengan mesh 40 kecuali Mg Stearat di ayak terakhir
3. Campur semua bahan dan aduk sampai homogen
4. Setelah semua bahan homogen, timbang kembali bahan yang sesudah bercampur
dan catat bobotnya.
5. Lakukan uji alir kompresibilitas
6. Setelah semua uji untuk serbuk kapsul sudah memenuhi persyaratan, lakukan pengisian
kapsul jika jumlah sedikit dapat dilakukan dengan alat semi manual.
7. Kemudian kapsul yang dihasilkan dievaluasi sesuai persyaratan farmakope (contoh:
uji keberagaman bobot).
VI. Hasil
Perlakuan Pengamatan
Timbang semua bahan yang akan di
gunakan ( sudah termasuk, mg
asetat, paracetaol, aerosil, laktosa)
Data Perhitungan
R/Amoxillin 500 mg
- Bobot satu kapsul: 650 mg
- Bobot 6 kapsul: 6x650 mg = 3,9
- Amoxillin 1500 x 6=3.000 =3
- Avicel 15% x 3.900 mg= 0,585 g
- Aerosil 1% x 3.900 mg= 0,039 g
- Talk 1% x 3.900 mg= 0,039 g
- Mg asetat 1% x 3.900 mg = 0,039 g
- Laktosa 3,99 ( 3+0,585+0,039+0,039+0,039)= 0,159
VII. Pembahasan
Sediaan kapsul racikan dapat dibuat dari obat maupun bahan baku obat. Perubahan bentuk
dari sediaan obat (tablet, kapsul, atau bentuk lainnya) menjadi kapsul racikan kemungkinan
dapat berpengaruh pada stabilitas, efektifitas, dan keamanan serta tujuan dari formulasi
sediaan obat tersebut. Misalnya, formulasi sediaan obat yang disalut enterik dan sediaan
extended release hendaknya tidak digerus menjadi sediaan kapsul racikan (Cornish, 2005).
Sediaan kapsul memiliki keuntungan dapat menutupi rasa dan bau obat yang kurang enak.
Sediaan kapsul juga dapat memudahkan dalam penggunaannya karena dapat diberikan
campuran kombinasi bahan obat dan dosis yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan
individu (Syamsuni, 2007),
Sediaan kapsul dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang
telah di haluskan.
Pembuatan sediaan kapsul menggunakan komponen berupa sediaan tablet jadi yang
diproduksi oleh industri farmasi. Artinya, kapsul yang dibuat diracik atau dibuat bukan
bahan baku obat murni. Perubahan bentuk dari sediaan obat (tablet, kapsul, atau bentuk
lainnya) menjadi kapsul racikan kemungkinan dapat berpengaruh pada stabilitas, efektifitas,
dan keamanan serta tujuan dari formulasi sediaan obat tersebut.
Selain itu, tablet paracetamol dan tablet amoxicillin dibuat menjadi serbuk menggunakan
blender. Kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Pengubahan bentuk sediaan
tablet menjadi serbuk untuk dimasukkan ke dalam kapsul dapat menimbulkan perubahan
fisik dan kimia. Hal ini dikarenakan tablet yang diproduksi industri farmasi tentu sudah
melewati kajian dan evaluasi terhadap tujuan bahan tambahan yang digunakan, formulasi,
dan kualitas tablet. Sediaan tablet tersebut sudah lulus uji evaluasi sediaan tablet, seperti
keseragaman bobot, uji disolusi dan waktu hancur. Sedangkan jika diracik dan diubah
menjadi kapsul, belum ada jaminan bahwa racikan kapsul tersebut memenuhi evaluasi
sediaan yang ditetapkan.
Racikan kapsul terdiri dari paracetamol dan amoxicillin dan sediaan lainnya. Saat di racik
menjadi serbuk memungkinkan terjadinya interaksi komponen zat aktif maupun zat
tambahan dari masing-masing sediaan yang mempengaruhi efek obat, seperti dalam proses
absorbsi maupun disolusi .
Setelah melakukan percobaan, hasil yang diperoleh adalah sediaan berbentuk kapsul. Kapsul
adalah sediaan padat yang terbungkus dalam cangkang keras atau pun cangkang lunak.
Cangkang kapsul memiliki ukuran yang berbeda-beda di mulai dari nomor yang paling kecil
yaitu nomor 5 dan nomor yang paling besar yaitu 00.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dpat di simpulkan bahwa Kapsul adalah
sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras ataulunak yang dapat larut.
Berdasarkan bentuknya, kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan
kapsul lunak. Kapsul juga terbagi ke dalam beberapa ukuran yang berbeda. Keuntungan
menggunakan obat sediaan kapsul adalah bentuk menarik dan praktis, tidak berasa sehingga
bisa menutup rasa dan baudari obat yang kurang enak serta mudah ditelan dan cepat hancur
di dalam perutsehingga bahan segera diabsorbsi usus. Sedangkan kerugiaan menggunakan
obatsediaan kapsul adalah tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap, tidak bisauntuk
zat-zat yang higroskopis, tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul, dan tidak bisa dibagi-bagi. Pada praktikum ini, obat yang digunakan adalah
Paracetamol dan Amoxicillin.
DAFTAR PUSTAKA
Elmitra. (2017 ). Dasar –Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. Indonesia :
Deepublish.
Havizur Rahman, D. A. (2019). Kajian Penggunaan Obat Dan Evaluasi Sediaan Kapsul
Racikan Paracetamol. Jurna; Politeknik Harapan Bersama, 8, 11-12.
Syamsuni, Apt.,2007, Ilmu resep, Jakarta: ECG. United States Pharmacopeial Convention, 2006,
United States Pharmacopeia 30-National Formulary 25, USA.