Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN PADAT


“KAPSUL”

NAMA : Kezia Aprilia Putri Manein


NIM 221011050127
KELAS :C
KELOMPOK : 2 (dua)

LABORATORIUM TEKONOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN PADAT


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2023
PRAKTIKUM I
KAPSUL
I. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami kriteria zat aktif yang akan diproduksi menjadi : (pilih salah
satu) serbuk/kapsul/tablet menggunakan metode granulasi basah

2. Mahasiswa memahami dan dapat mengaplikasikan cara memproduksi : (pilih salah


satu) serbuk/kapsul/tablet menggunakan metode granulasi basah

II. PRINSIP PEMBUATAN KAPSUL


1. Pengecilan ukuran partikel:
Tahap ini dilakukan untuk memastikan partikel obat memiliki ukuran yang seragam
dan sesuai dengan persyaratan sediaan kapsul.

2. Pencampuran bahan:
Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan kemudian dicampurkan secara homogen
untuk memastikan distribusi yang merata dalam kapsul.

3. Pemilihan ukuran kapsul:


Pemilihan ukuran kapsul dilakukan sesuai dengan jumlah bahan obat yang akan
diisikan ke dalamnya. Kapsultersedia dalam berbagai ukuran, seperti ukuran 0, 1, 2, 3, 4,
dan 5,dengan ukuran 0 yang terbesar dan ukuran 5 yang terkecil.

4. Pengisian kapsul:
Setelah bahan obat dan kapsul dipersiapkan, bahan obat diisikan kedalam kapsul
dengan menggunakan tangan atau alat pengisian kapsul. Pengisian kapsul dengan tangan
dilakukan dengan memegang badan kapsul menggunakan telunjuk dan ibu jari tangan,
lalu bahan obat dituangkan ke dalamnya secara perlahan hingga terisi penuh.

5. Pembersihan kapsul:
Setelah kapsul terisi, bagian penutup kapsul ditekan dengan lembut untuk menutupnya
secara rapat. Kapsul yang telah terisi kemudian dibersihkan dari sisa-sisa bahan obat
yang mungkin menempel di permukaan kapsul.

III. DASAR TEORI


Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat
atau lebih dan atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah
kecil yang umumnya dibuat dari gelatin yang sesuai.
Tergantung pada formulasinya kapsul dari gelatin bisa lunak dan bisa juga keras.
Kapsul gelatin yang keras merupakan jenis yang digunakan oleh ahli farmasi masyarakat
dalam menggabungkan obat-obat secara mendadak dan di lingkungan para pembuat sediaan
farmasi dalam memproduksi kapsul umumnya. Sedangkan kapsul gelatin lunak dibuat dari
gelatin di mana gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol ditambahkan supaya gelatin
bersifat elastis seperti plastik (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi; ).

 Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai berikut: (Ilmu Resep; )
1. Bentuknya menarik dan praktis.
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan berbau tidak
enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga obat cepat diabsorpsi
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda
sesuai kebutuhan pasien
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan zat tambahan atau penolong
seperti pada pembuatan pil maupun tablet

 Sedangkan kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul adalah sebagai berikut:


1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat
menahan penguapan.
2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab)

3.Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang


kapsul 4.Tidak bisa untuk balita
5. Tidak bisa dibagi-bagi (Ilmu Resep;

Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung air


dengan kadar 10-15%. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan menjadi lunak dan
melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara
yang lembab. Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul itu akan
kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Oleh karena itu, penyimpanan
kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang:
1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering
2. Terbuat dari botol gelas, tertutup rapat dan diberi bahan pengering
3. Terbuat dari wadah botol plastik, tertutup rapat yang juga diberi X bahan
pengering 4.Terbuat dari aluminium foil dalam blister atau strip (Ilmu Resep; )

 Pemerian bahan
1. Aerosil
Nama :
Aerosil
RM/BM : SiO2/60,08
Pemerian : Serbuk putih, ringan; tidak berbau.
2. Talk
Nama : Mineralogis
RM/BM : Mg3Si4O10(OH)2/ 379,27
Pemerian : Serbuk yang sangat halus, berwarna putih keabu-abuan, tidak
berbau, merupakan serbuk dengan bentuk kristal yang mudah menempel pada
kulit, tidak dapat larut dalam pelarut asam, basa, pelarut organik dan air.

3. Laktosa
Nama : Laktosa
RM/BM : C12H22O11/ 342,3
Pemerian : Serbuk atau massa hablur ,keras, putih atau putih krem. Tidak
berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara tetapi mudah menyerap bau.

4. Mg stearat
Nama : Magnesium stearat
RM/BM : Mg(C18H35O2)2/ 591,27
Pemerian : Serbuk, halus, licin, putih, dan mudah melekat pada kulit, bau
lemah khas.

IV. METODOLOGI
4.1 ALAT
(1) lumpang alu
(2) kertas perkamen
(3) sudip
(4) spatula
(5) cangkang kapsul
4.2 BAHAN
(1) Paracetamol
(2) Mg stearat
(3) Talk
(4) Aerosil
(5) Laktosa

V. PROSEDUR
1. Siapkan alat bahan, kemudian timbang semua bahan sesuai hasil perhitungan
2. Ayak bahan bahan dengan mesh 40 kecuali Mg Stearat di ayak terakhir
3. Campur semua bahan dan aduk sampai homogen
4. Setelah semua bahan homogen, timbang kembali bahan yang sesudah bercampur
dan catat bobotnya.
5. Lakukan uji alir kompresibilitas
6. Setelah semua uji untuk serbuk kapsul sudah memenuhi persyaratan, lakukan pengisian
kapsul jika jumlah sedikit dapat dilakukan dengan alat semi manual.
7. Kemudian kapsul yang dihasilkan dievaluasi sesuai persyaratan farmakope (contoh:
uji keberagaman bobot).

VI. Hasil
Perlakuan Pengamatan
Timbang semua bahan yang akan di
gunakan ( sudah termasuk, mg
asetat, paracetaol, aerosil, laktosa)

Campur semua bahan sampai homongen

Kemudian bahan yang telah dhaluskan


Diletakkan di atas kertas perkamen
Memasukan bahan ke dalam kapsul

Cangkang kapsul yang sudah


diisi dengan bahan, ditutup dengan
rapat

Setalah kapsul selesai di masukkan


sediaan yang di siapkan, kapsul
kemudian di timbang

Setalah kapsul selesai di timbang,


untuk mengethui berat dan ukuran
yang sama per kapsul,
Kapsul kemudian di masukkan ke dalam
wadah khusus

 Data Perhitungan
R/Amoxillin 500 mg
- Bobot satu kapsul: 650 mg
- Bobot 6 kapsul: 6x650 mg = 3,9
- Amoxillin 1500 x 6=3.000 =3
- Avicel 15% x 3.900 mg= 0,585 g
- Aerosil 1% x 3.900 mg= 0,039 g
- Talk 1% x 3.900 mg= 0,039 g
- Mg asetat 1% x 3.900 mg = 0,039 g
- Laktosa 3,99 ( 3+0,585+0,039+0,039+0,039)= 0,159
VII. Pembahasan
Sediaan kapsul racikan dapat dibuat dari obat maupun bahan baku obat. Perubahan bentuk
dari sediaan obat (tablet, kapsul, atau bentuk lainnya) menjadi kapsul racikan kemungkinan
dapat berpengaruh pada stabilitas, efektifitas, dan keamanan serta tujuan dari formulasi
sediaan obat tersebut. Misalnya, formulasi sediaan obat yang disalut enterik dan sediaan
extended release hendaknya tidak digerus menjadi sediaan kapsul racikan (Cornish, 2005).
Sediaan kapsul memiliki keuntungan dapat menutupi rasa dan bau obat yang kurang enak.
Sediaan kapsul juga dapat memudahkan dalam penggunaannya karena dapat diberikan
campuran kombinasi bahan obat dan dosis yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan
individu (Syamsuni, 2007),
Sediaan kapsul dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang
telah di haluskan.
Pembuatan sediaan kapsul menggunakan komponen berupa sediaan tablet jadi yang
diproduksi oleh industri farmasi. Artinya, kapsul yang dibuat diracik atau dibuat bukan
bahan baku obat murni. Perubahan bentuk dari sediaan obat (tablet, kapsul, atau bentuk
lainnya) menjadi kapsul racikan kemungkinan dapat berpengaruh pada stabilitas, efektifitas,
dan keamanan serta tujuan dari formulasi sediaan obat tersebut.
Selain itu, tablet paracetamol dan tablet amoxicillin dibuat menjadi serbuk menggunakan
blender. Kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Pengubahan bentuk sediaan
tablet menjadi serbuk untuk dimasukkan ke dalam kapsul dapat menimbulkan perubahan
fisik dan kimia. Hal ini dikarenakan tablet yang diproduksi industri farmasi tentu sudah
melewati kajian dan evaluasi terhadap tujuan bahan tambahan yang digunakan, formulasi,
dan kualitas tablet. Sediaan tablet tersebut sudah lulus uji evaluasi sediaan tablet, seperti
keseragaman bobot, uji disolusi dan waktu hancur. Sedangkan jika diracik dan diubah
menjadi kapsul, belum ada jaminan bahwa racikan kapsul tersebut memenuhi evaluasi
sediaan yang ditetapkan.
Racikan kapsul terdiri dari paracetamol dan amoxicillin dan sediaan lainnya. Saat di racik
menjadi serbuk memungkinkan terjadinya interaksi komponen zat aktif maupun zat
tambahan dari masing-masing sediaan yang mempengaruhi efek obat, seperti dalam proses
absorbsi maupun disolusi .
Setelah melakukan percobaan, hasil yang diperoleh adalah sediaan berbentuk kapsul. Kapsul
adalah sediaan padat yang terbungkus dalam cangkang keras atau pun cangkang lunak.
Cangkang kapsul memiliki ukuran yang berbeda-beda di mulai dari nomor yang paling kecil
yaitu nomor 5 dan nomor yang paling besar yaitu 00.

VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dpat di simpulkan bahwa Kapsul adalah
sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras ataulunak yang dapat larut.
Berdasarkan bentuknya, kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan
kapsul lunak. Kapsul juga terbagi ke dalam beberapa ukuran yang berbeda. Keuntungan
menggunakan obat sediaan kapsul adalah bentuk menarik dan praktis, tidak berasa sehingga
bisa menutup rasa dan baudari obat yang kurang enak serta mudah ditelan dan cepat hancur
di dalam perutsehingga bahan segera diabsorbsi usus. Sedangkan kerugiaan menggunakan
obatsediaan kapsul adalah tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap, tidak bisauntuk
zat-zat yang higroskopis, tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul, dan tidak bisa dibagi-bagi. Pada praktikum ini, obat yang digunakan adalah
Paracetamol dan Amoxicillin.
DAFTAR PUSTAKA

Choirul Huda, T. S. (2021). Teknologi Sediaan Solida . Indonesia : Media Nusa


Creative (MNC Publishing).

Dian Ratna Rian, A. S. (2017). Praktikum Farmasetika 1 .


FAP.08/MP/GENAP/AFIYO/II/2020/Rev.05, 43-44.

Diana Andriani, I. N. (Surabaya ). PROFIL PERESEPAN SEDIAAN KAPSUL


RACIKAN DI APOTEK “X”. Diana , 42-43 .

Elmitra. (2017 ). Dasar –Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. Indonesia :
Deepublish.

Ervianingsih, I. M. (2022). Dasar Ilmu Farmasi . Jakarta : TOHAR MEDIA.

Havizur Rahman, D. A. (2019). Kajian Penggunaan Obat Dan Evaluasi Sediaan Kapsul
Racikan Paracetamol. Jurna; Politeknik Harapan Bersama, 8, 11-12.

Syamsuni, Apt.,2007, Ilmu resep, Jakarta: ECG. United States Pharmacopeial Convention, 2006,
United States Pharmacopeia 30-National Formulary 25, USA.

Anda mungkin juga menyukai