Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

NAMA : ATHA K.B NARENDRA


NPM : 22 512 064

LABORATORIUM FARMASETIKA
PROGAM STUDI D-III FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHAATAN
UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
2022
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu, saya
ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, saya dapat menyusun Makala
ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi saya bisa melaluinya sehingga
laporan praktikum farmasetika ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat


selain itu saya sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan teman-teman.
Mereka telah memberikan dukungan serta doa sehingga saya memiliki kekuatan
lebih untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis.

Saya menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Sebagai penulis,
saya berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh lebih
baik. Di sisi lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari
laporan praktikum ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, saya berharap
ada manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata
dari saya. Terima kasih
DAFTAR ISI

=
BAB1
PENDAHULUAN

1.1 LATARBELKANG

Kapsul merupakan salah satu sediaan padat farmasi berupa cangkang yang berisikan
zat aktif di dalamnya. Sediaan padat farmasi ini memiliki beberapa kelebihan seperti tidak
berbau, hamar, tampilan bervariasi dan menarik, serta mudah ditelan menjadikannya berada
pada urutan pertama dalam pengembangan obat. Di industri farmasi kapsul memiliki 2
bentuk sediaan, yaitu kapsul cangkang keras dan kapsul cangkang lunak. Secara umum,
kedua cangkang kapsul terbuat dari gelatin, pati, dan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC).
Dalam pemasarannya, cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin memiliki konsumen
terbanyak dengan tampilan menarik dan praktis, serta harga yang ekonomis1,2 .
Gelatin merupakan senyawa yang terbentuk dari kolagen hewan yang terdenaturasi dan
memiliki sifat pembentukan film yang baik. Berdasarkan sumber pembentukan, gelatin
memiliki kekurangan pada sifat fisikokimia dan resiko keamanan sebagai bahan dasar kapsul.
Keamanan sumber yang meliputi penyakit hewan, penyalahgunaan hormon, dan
berjangkitnya penyakit “modcow” yang akan memberi pengaruh kepada pengkonsumsi1,3 .
Data dari Gelatin Manufacturers of Europe pada tahun 2005, produksi gelatin di dunia
berasal dari kulit sapi 27,6%, dari tulang 26,6%, dari kulit babi 44,5%, dan dari hewan
lainnya 1,3%. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar gelatin berasal dari kulit sapi dan
kulit babi yang menjadikan adanya batasan konsumsi bagi konsumen muslim, yahudi, dan
hindu, serta konsumen vegetarian4 . Selain itu, kapsul gelatin memiliki stabilitas yang rendah
dalam lingkungan berair yang mengakibatkan cepatnya waktu cracking dan berefek pada zat
aktif atau obat di dalamnya.
Berkembang dari kapsul gelatin menjadi kapsul HPMC, Faulhammer (2016) melakukan
penelitian mengenai kondisi khusus kapsul HPMC dengan menvariasikan kondisi termal
yang menyatakan kestabilan kapsul HPMC berada pada kondisi khusus (pH, pelarut) hingga
terjadinya cracking dan disolusi5 .
Selanjutnya, penelitian cangkang kapsul berkembang dengan pemanfaaan sumber daya
alami berupa polisakarida. Pada tahun 2013, Zhang et al melakukan penelitian dengan
mencampurkan pati jagung dan gelatin untuk mengembangkan kapsul keras.Dalam
penelitiannya zhang menambahkan Poli Etilen Glikol (PEG) yang difungsikan sebagai
plasticizer dan compatibilizer dalam campuran pati-gelatin6 . Biswas di tahun 2016
melakukan peningkatan kemampuan pengiriman serta pelepasan zat aktif berupa Metoprolol
Tartrate Intragastrik di lambung. Peneliti menggunakan tepung tapioka yang dicampurkan
dengan alginat dan membentuk lapisan pembungkus zat aktif7 . Penelitian Khlibsuwan pada
tahun 2018 memanfaatkan pati untuk memodifikasi alginat dalam menghantarkan zat aktif
tepat ke dalam sistem pencernaan dengan memanfaatkan larutan buffer pospat sebagai
simulasi8 .
Pada hasil beberapa penelitian tersebut, pati difungsikan sebagai salah satu komponen
utama dalam pembuatan film lapis tipis berupa kapsul maupun bioplastik Pati merupakan
suatu polisakarida yang tersusun dari amilopektin dan amilosa. Secara alami, pati memiliki
sifat tidak larut dalam air karena memiliki banyak daerah kristal dalam butiran. Selain itu,
pati dapat difungsikan sebagai stabilisator3,6 .
Salah satu sumber pati yang memiliki tarif rendah dan bersifat kompatibel serta banyak
tersebar di seluruh wilayah adalah kentang. Kentang memiliki kadar pati tinggi dengan sifat
sukar larut dalam air yang lebih tinggi dibandingkan pati lainnya. Sifat ini berasal dari
tingginya kadar amilopektin dibandingkan amilosa yang akan membentuk kristal-kristal
dalam struktur sehingga menimbulkan sifat pengemulsi yang digunakan dalam membentuk
lapisan3,9.
Sifat biodegradabelitas dan kompatibilitas pada polisakarida mengakibatkan banyaknya
pemanfaatan dan pengaplikasian pada sediaan farmasi. Selain pati, alginat juga dapat
digunakan dalam pembuatan kapsul dengan memanfaatkan sifat gelnya10. Alginat adalah
salah satu biopolisakarida yang berasal dari ganggang laut coklat atau rumput laut coklat
yang telah banyak digunakan dalam pembuatan tablet farmasi8 .
Pada sejumlah aplikasi farmasi, biomedis, dan bioteknologi, alginat digunakan sebagai
bahan penyaluran obat secara oral dengan mengenkapsulasi zat aktif bersamaan dengan
alginat ataupun menjadikan alginat sebagai pembungkus. Pemanfaatan ini didasari oleh sifat
alginat yang biokompatibel, biodegradabel, dan dapat bertindak sebagai sistem pelepasan
terkontrol, serta tidak bersifat toksik11,12 .
Dari penelitian sebelumnya terdapat beberapa kekurangan pada kapsul yang dihasilkan,
sehingga dibutuhkan senyawa yang dapat mengubah sifat fisika dan kimia dari kapsul.
Penggunaan cross-link dalam beberapa penelitian telah berhasil memodifikasi sifat mekanik
dari kapsul. Salah satunya pada peningkatan ketahanan mekanik dan mengakibatkan
berkurangnya kelarutan membran dalam dalam media pelepasan8 . Pada tahun 2019,
Abdelrahman melakukan penelitian menggunakan cross-linker tripolyphosphate (TPP) dan
heksametapospat (HMP). Cross-linker TPP menghasilkan partikel dengan ukuran kecil
dengan stabilitas rendah pada pH asam, sedangkan HMP memberikan ukuran partikel yang
lebih besar dan stabilitas tinggi13 .
Penyaluran obat sukar larut dalam air yang merupakan hasil desain formulasi disolusi
lepas tunda membutuhkan kapsul dengan kelarutan rendah untuk mencapai target sakit pada
gastro intestinal. Tahun 2018, Yin melakukan penelitian pengaruh pemberian agar pada
campuran kapsul alginat terhadap pembengkakan partikel dan disolusi indometasin. Kapsul
AALG (kapsul alginat agar) memberikan waktu pembengkakan partikel yang lebih lama
dengan satabilitias tinggi hingga disolusi obat menjadi terkontrol, sedangkan pada kapsul
NALG (kapsul alginat tanpa agar) memiliki waktu pembengkakan yang lebih cepat dan
disolusi tidak terkontrol14 .
Memanfaatkan sifat-sifat yang dimiliki pati kentang dan penekanan biaya produksi,
dalam penelitian pendahuluan ini pati kentang dicampurkan dengan natrium alginat yang
diekstraksi langsung dari Rumput Laut Coklat. Pengambilan Rumput Laut Coklat dilakukan
di sepanjang Pantai Nirwana, dimana Rumput Laut Coklat tidak dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar dan hanya menjadi sampah di sepanjang pantai.Penambahan cross-linker
Sodium Tripolyphosphate (STPP) dan Gliserol ke dalam campuran Pati-Natrium Alginat
pada penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu kapsul yang dihasilkan dan
diaplikasikan dalam disolusi omeprazole sebagai obat ulkus lambung menggunakan metoda
lepas tunda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengertian kapsul
2. Apa keuntungan dan kerugian dari kapsul
3. Apa saja factor-faktor yang dapat merusak kapsul
4. Bagaimana cara pengisian kapsul
5. Apa saja jenis-jenis kapsul

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian kapsul
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian kapsul
3. Mengetahui factor-faktor yang dapat merusak cangkang kapsul
4. Mengetahui cara prngisian kapsul
5. Mengetahui jenis-jenis kapsul

BAB 2
PEMBAHASAN

2.3 Percobaan 3 kapsul

1. Dasar teori

A. Pengertian Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
B. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul

 Keuntungan Bentuk Sediaan Kapsul


1. Bentuk menarik dan praktis
2. berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan
cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.
4. Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacammacam
bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan
seorang pasien.
5. dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
obatnya.
 Kerugian Bentuk Sediaaan Kapsul

1. Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan.
2. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
3. Tidak untuk Balita.
4. Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)
C. Faktor-Faktor Yang Merusak Cangkang Kapsul

Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :

 Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)


Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air
dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan
lactosa atau amylum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini.
Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.

 Mengandung Campuran Eutecticum.


Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur
semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang
mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal
ini dapat dihambat dengan mencampur masingmasing dengan bahan inert
baru keduanya dicampur.

 Mengandung Minyak Menguap, Kreosot dan Alkohol.

 Penyimpanan yang Salah.


Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka
karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.
Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh
dan mudah pecah.
Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :
a. dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering
b. dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)
c. dalam wadah plastik yang diberi pengering.
d. dalam blitser / strip alufoil
D. Cara Pengisisan Kapsul

Yang dimaksud kapsul disini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras terdiri dari
dua bagian yaitu bagian dalam / induk yaitu bagian yang lebih panjang (biasa disebut
badan kapsul) dan bagian luar /tutup. Kapsul demikian juga disebut Capsulae
Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi besar-besaran di pabrik dengan mesin
otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk untuk memberikan
penutupan yang baik bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan, untuk
mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan
penanganan.

Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin
dan dengan alat mesin.

 Dengan Tangan.
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa
bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani
resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung
tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak
tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan
dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu
tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.

 Dengan Alat Bukan Mesin.


Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam
dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan
berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang
tetap dan bagian yang bergerak.

Caranya :
a. Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari
bagian alat yang tidak bergerak.
b. Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan
pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
c. Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang
bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.
 Dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara
besarbesaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu
dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi
sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul
dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta
keseragamannya lebih terjamin.

E. Jenis-Jenis Kapsul

 Kapsul Keras (Hard Capsule)

Kapsul keras atau hard capsule, adalah kapsul yang tergambar pada ilustrasi
artikel ini. Kapsul keras terdiri dari dua cangkang yang terpisah, yang dapat
disatukan baik secara manual maupun secara otomatis menggunakan mesin.
 
Kebanyakan kapsul keras dibuat dari bahan bernama gelatin, yang berasal dari
kolagen hewan. Bagian tubuh hewan yang digunakan untuk mendapatkan kolagen
sebagai komposisi gelatin tersebut antara lain tulang dan kulit.
 
Gelatin dapat dibuat baik dari kolagen hewan sapi maupun babi. Di Indonesia
sendiri, cangkang kapsul yang digunakan berasal dari gelatin sapi. Para produsen
cangkang kapsul juga sudah banyak yang mengantongi sertifikat halal dari badan
yang bertanggung jawab mengeluarkan pernyataan halal pada sebuah produk.
 
Selain dari gelatin, cangkang kapsul juga dapat dibuat dari bahan lain,
misalnya starch bahkan rumput laut! Namun sampai saat ini, cangkang kapsul
yang terbuat dari gelatin lah yang paling banyak digunakan.
 
Obat yang dapat dijadikan dalam bentuk kapsul keras adalah obat yang berbentuk
serbuk kering. Keuntungan penggunaan kapsul sebagai media pembawa obat
adalah pelepasan zat aktif obat lebih cepat terjadi di saluran pencernaan, sehingga
diharapkan efek obat untuk menyembuhkan penyakit juga lebih cepat terjadi.
Kapsul keras juga digunakan untuk zat aktif obat yang memiliki struktur kimia
mudah teroksidasi, agar zat aktif obat tetap stabil.
 
Namun obat dalam bentuk kapsul keras juga memiliki keterbatasan, antara lain
tidak dapat digunakan untuk serbuk obat yang bersifat bulky alias volumenya
besar. Pasalnya, kapsul hanya dapat menampung serbuk hingga ukuran tertentu
saja.
 
Kapsul keras tersedia dalam berbagai ukuran. Ukuran yang dimaksud di sini
menggambarkan kapasitas cangkang kapsul dalam menampung serbuk obat.
Ukuran kapsul dinyatakan dalam angka, yakni 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, dan 5. Kapsul
nomor 000 adalah kapsul dengan ukuran terkecil, dan kapsul nomor 5 adalah
kapsul ukuran terbesar.

 Kapsul lunak (Soft Capsule)

Pernahkah kamu mengonsumsi vitamin yang berbentuk lonjong seperti kapsul,


namun lunak, bagian dalamnya tampak berminyak, serta biasanya berwarna
kekuningan? Jika iya, itulah yang disebut dengan kapsul lunak atau soft capsule!
 
Seperti halnya kapsul keras, cangkang kapsul lunak juga terbuat dari gelatin.
Namun bedanya, pada tahap akhir gelatin tersebut dilapisi dengan zat lain,
misalnya propilen glikol. Selain itu, jika pada kapsul keras terdiri dari dua
cangkang yang terpisah, maka kapsul lunak tidak dapat dipisahkan.
 
Kapsul lunak dibentuk untuk obat yang larut dalam minyak, misalnya vitamin A,
D, E, dan K. Kapsul lunak juga digunakan untuk suplemen yang mengandung
minyak hewani, misalnya minyak ikan.
 
2. Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan ; Bahan yang digunakan :


1. Alat pengisi kapsul manual 1. Obat dalam jumlah kecil
2. Gsudip
3. Kapsul 0

4. Prosedur Kerja

 Siapkan alat dan bahan


 Timbang bahan-bahan
 Dalam lumpang masukkan 3.680 mg atau 13 tablet
ACETYLSALICYLIC ACID gerus hingga homogen.
 Siapkan kaosul ukuran 00 dalam jumlah 10 buah kapsul
 Masukkan serbuk ke dalam kapsul, kemas yang rapi
 Berikan etiket putih
 Serahkan

5. Hasil Percobaan
6. Haasil Pembahasan Percobaan

Anda mungkin juga menyukai