A. Pengertian Kapsul
Menurut FI Edisi III, Capsulae atau kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus
dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI Edisi VI, Capsulae atau kapsul adalah bentuk sediaan padat yang
terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang
umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau metil selulosa.
B. Macam-macam Kapsul
1. Kapsul keras (capsulae durae, hard capsul)
Kapsul keras terdiri atas bagian wadah dan tutup (capsulae overculateae) yang
terbuat dari metil selulosa, gelatin, pati. Cangkang kapsul keras harus dibuat
dalam dua bagian yaitu badan kapsul dan bagian tutupnya yang lebih pendek.
Untuk mendapatkan bagian kapsul dengan panjang dan tebal yang diinginkan.
Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil 5 sampai nomor
paling besar 000, kecuali cangkang untuk hewan. Biasanya cangkang kapsul ini
diisi dengan bahan padat (serbuk) atau butiran (granul).
3. Mudah diformulasikan
2. Serbuk yang terlalu banyak (very bulky material) dapat menimbulkan masalah
Kapsul lunak merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl)
atau bulat telur (globula) yang dibuat dari gelatin (kadang disebut gel lunak) atau
bahan lain yang sesuai; biasanya lebih tebal dibandingkan dengan cangkang keras
dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau
gliserin. Kapsul ini biasanya mengandung air 6-13%, umumnya diisi dengan
bahan cairan bukan air seperti PEG, berbobot molekul rendah, dan dapat juga diisi
dengan bahan padat atau serbuk atau zat padat kering.
1. Sesuai untuk obat bentuk cair, obat mudah menguap, obat dalam bentuk
larutan dan suspense; dengan pelepasan yang cepat dan dapat memperbaiki
biovailabilitasnya
2. Dapat ditutup kedap udara, sehingga sesuai untuk obat yang mudah teroksidasi
1. Lebih mahal dibandingkan tablet dan kapsul keras, karena memerlukan mesin
pengisian khusus dan keahlian khusus
Isi biasanya padat,dapat juga cair Isi biasanya cair, dapat juga padat
1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak
dapat menahan penguapan.
2. Tidak bisa untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembap).
3. Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul..
4. Tidak bisa untuk balita.
5. Tidak bisa dibagi-bagi
E. Persyaratan Kapsul
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi menurut FI Edisi III adalah sebagai
berikut.
1. Keseragaman bobot/keragaman bobot
a. Kelompok kapsul yang berisi bahan padat
1) Timbang 20 kapsul sekaligus persatu, timbang lagi satu persatu, catat
bobotnya.
2) Keluarkan semua isi kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
3) Hitung bobot isi tiap kapsul dan hitung bobot rata-rata isi tiap kapsul.
4) Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam per- sen bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetap kan
dalam kolom "A" dan untuk setiap 2 kapsul terhadap bobot rata-rata
ditetapkan dalam kolom "B"
b. Kelompok kapsul yang berisi bahan cair atau setengah pa dat/pasta/salep
1) Timbang 10 kapsul sekaligus, timbang lagi satu per satu.
2) Keluarkan semua isi kapsul, cuci cangkang kap sul dengan eter. Buang cairan
cucian, biarkan hingga tak berbau eter lagi.
3) Timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
4) Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata isi tiap
kapsul.
5) Memenuhi syarat FI, jika perbedaan dalam per- sen bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.
2. Waktu hancur
Ditentukan dengan suatu alat yang disebut desintegrator tester yang terdiri atas:
a. Lima buah tabung transparan dengan ukuran (p. 80- 100 mm, d.d 28 mm, d.l 30
mm), ujung bawah dilengkapi dengan kawat kasa tahan karat dengan lubang
sesuai dengan pengayak No. 4.
b. Bak berisi air dengan suhu 36-38°C sebanyak 100 ml dengan kedalaman tidak
kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik-turunkan dengan teratur. Kedudukan
kawat kasa pada posisi tertinggi berada tepat di atas permukaan air dan
kedudukan terendah mulut ke ranjang tepat di bawah permukaan air.
F. Contoh Kapsul
1. Kapsul lepas tunda
Kapsul dapat disalut atau pada umumnya enkapsulasi granul disalut untuk
menghambat pelepasan obat dalam cairan lambung dimana penundaan menjadi
penting untuk mengurangi masalah yang potensial yang menyebabkan obat
diinaktivasi atau iritasi mukosa lambung. Istilah "lepas tunda" digunakan pada
masing-masing monografi kapsul salut enterik yang ditujukan untuk menunda
pelepasan obat, temasuk uji dan spesifikasi untuk Pelepasan Obat <961>seperti
yang tertera pada masing-masing monografi.
2. Kapsul lepas lambat
Kapsul lepas lambat diformulasi dengan cara tersebut untuk membuat obat
tersedia selama periode waktu perpanjangan setelah dikonsumsi. Istilah seperti
"prolonged-action," "repeat-action," dan "sustained-release" juga digunakan
untuk menggambarkan sediaan tersebut. Namun, istilah dalam persyaratan "lepas
tunda" digunakan dalam persyaratan Farmakope untuk Pelepasan Obat <961>
seperti yang tertera pada masing-masing monografi.
Merupakan cara yang paling sederhana, yaitu dengan tangan tanpa bantuan
alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek untuk melayani resep dokter. Pada
pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah
alergi yang mungkin timbul akibat petugas tidak tahan terhadap obat
tersebut.Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
b. Tiap bagian serbuk tadi dimasukkan ke dalam badan kap sul dan ditutup.
3. Dengan mesin
K. Resep kapsul
L. Prosedur / cara kerja
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diambil tablet Bromhexin sebanyak 5 tab, di masukkan kedalam lumpang,di
gerus hingga halus,keluarkan
c. Diamb tablet salbutamol sebanyak 5 tab, dimasukkan ke dalam lumpang, di
gerus hingga halus keluarkan
d. d. Diambil tablet Allergen Sebanyak 5 tab, hingga halus masukkan ke dalam
Tumpang, digerus hingga halus
e. Masukkan semua bahan lalu gerus hingga homogen.
f. Keluarkan dari lumpang, lalu ayak dgn ayakan yg sesuai kemudian timbang
g. Setelah ditimbang, bagi dengan jumlah yg diminta
h. tentukan cangrang kapsulnya
i. Dimasukkan kedalam sak obat diberi etiket Putih serta laber NI
REFERENSI
Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Drs. H.A. Syamsuni, A. (2006). Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC .
Drs. H.A. Syamsuni, A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.