Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.193/Kab/B.VII/71,


dikatakan bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan
dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia.

Kapsul, dari bahasa Latin, capsula, "kotak kecil" memiliki banyak arti
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Dalam bidang farmasi,
kapsul adalah tabung kecil, dari zat yang mudah larut di air semacam agar-
agar yang mengandung serbuk obat. Serbuk obat biasa dimasukkan kapsul
karena lebih mudah ditelan dan menghindari rasa pahit.

Sediaan kapsul bisa digunakan untuk pemakaian dalam secara oral,


melalui hidung, melalui rongga tubuh dan pemakaian Luar ditaburkan
dibagian luar tubuh. Kapsul bisa ditambahkan bahan bioadesif sehingga bisa
melekat dan member efek dalam waktu lama. Adapun pemerian dari kapsul
adalah sedian bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau sediaan padat dengan
atau tampa bahan tambahan dan terbungkus cangkang kapsul yang keras
terbuat dari gelatin . Kapsul hampir tidak bisa dipisahkan dari dunia farmasi
dan kedokteran. Banyak sekali obat, multivitamin dan bahan aktif lainnya
yang dibungkus dengan kapsul. Kapsul merupakan jenis sediaan farmasi yang
bersifat solid. Selain kasul, sediaan solid lainnya yaitu tablet, pil, dan

1
suppositoria. Kapsul adalah sediaan solid yang berisi satu atau lebih bahan
aktif bahan obat yang dimasukkan ke dalam cangkang khusus. Cangkang
kapsul pun terdiri dari berbagai macam bahan yang sesuai. Kapsul dibagi
menjadi beberapa macam berdasarkan cara pemakaian, jenis cangkang dan
ukuran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi kapsul


Kapsul merupakan alternatif terbaik di dunia farmasi. Cangkang lunak
berbentuk tabung kecil ini dapat melindungi konsumen obat dari rasa dan
aroma yang ekstrim. Kapsul juga melindungi pasien dari obat yang terlalu
asam. Itu karena kapsul baru akan hancur di usus dan bukan lambung. Pasien
dengan gangguan lambung akan aman.
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari
gelatin,tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Mothes
dan Dublanc, dua orang Perancis, biasa dihubungkan dengan penemuan
kapsul gelatin. Paten mereka didapatkan pada bulan Maret dan Desember
1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin yang terdiri dari
satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengansetetes larutan pekat gelatin
panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian ditemukan oleh James
Murdock dari London (1848), dan dipatenkan di Inggris pada tahun 1865 .

Beberapa kelebihan lain kapsul di antaranya adalah tidak


menimbulkan rasa pahit juga bau tidak enak. Bentuknya yang lonjong
membuatnya mudah ditelan. daya tahan obat ini kurang begitu baik lantaran
lapisannya terbuat dari gelatin. Gelatin sangat mudah menarik air hingga
menjadi basah. Obat jadi mudah terkontaminasi jamur dan bakteri. Tak heran,
daya tahan

kapsul hanya beberapa minggu atau bulan. Kondisi ini umumnya


disiasati produsen obat dengan mengemas kapsul dalam plastik hingga bisa
disimpan bertahun-tahun. Masa kadaluwarsa kapsul bisa dilihat dari beberapa
hal, misalnya, dengan pengamatan secara fisik. Kapsul yang kadaluwarsa

3
umumnya mengalami perlengketan. Masing-masing kapsul berhimpitan satu
sama lain. Bisa juga dengan cara melihat warna obat yang ada di dalam salah
satu kapsul. Jika warnanya berubah bisa dipastikan kapsul itu berbahaya jika
dikonsumsi. Kapsul memiliki dua bentuk yaitu kapsul keras dan kapsul lunak.
Cangkang kapsul keras dibuat dari bahan gelatin, pati, bahan lain yang cocok
(FI, Ed, IV). Gelatin dipilih sebagai bahan pembuatan cangkang kapsul karena
sifatnya yang stabil ketika berada di luar tubuh namun dapat mudah larut di
dalam tubuh. Gelatin merupakan hasil olahan dari kolagen, sejenis protein,
yang umum terdapat dalam tulang, kulit, atau jaringan pengikat binatang.
Pada umumnya gelatin dibuat dari tulang sapi atau dari kulit babi. Gelatin
type A biasa terbuat dari kulit babi sedangkan gelatin type B biasa terbuat dari
tulang sapi.

Cangkang kapsul lunak diberi tambahan gliserin. Kapsul lunak terbuat


dari gelatin yang ditambah gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol supaya
gelatin bersifat elastis seperti plastik.Cangkang dibuat dengan berbagai
macam ukuran, bervariasi baik panjang maupun diameternya. Pemilihan
ukuran tergantung pada banyaknya bahan yang diisikan dibandingkan
kapasitas isi dari cangkang kapsul. Sehingga untuk menentukannya, mula-
mula ditetapkan ukuran rata- rata dari kapsul yang dapat menampung obat,
dan kemudian dilakukan percobaan untuk kemudian diambil kesimpulan.

4
2.2 Macam macam kapsul

ada dua macam kapsul, yaitu:

1. Kapsul gelatin keras Capsulae gelatinosae operculatae, yangmengandung


gelatin, gula, dan air. Kapsul dengan tutup diberi warna-warna. Diberi
tambahan warna adalah untuk dapat menarik dan dibedakan warnanya.
Menurut besarnya, kapsul diberinomor urut dari besar ke kecil sebagai
berikut: No. 000; 00; 0; 1; 2; 3.Kapsul harus disimpan dalam wadah gelas
yang tertutupkedap, terlindung dari debu, kelembaban dan temperatur
yang ekstrim (panas).
2. Kapsul lunak Soft capsules Kapsul lunak yangter tutup dan diberi warna
macam-macam. Perbedaan komposisi kapsul gelatin lunak dengan kapsul
gelatin keras yaitu gula diganti dengan plasticizer yang membuat lunak,
5%Universitas Sumatera Utara gula dapat ditambahkan agar kapsul dapat
dikunyah. Sebagai plasticizer digunakan gliserin dan sorbitol atau
campuran kedua tersebut, atau polihidris alkoho l lain.
3. Kapsul cangkang keras Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan
serbuk,butiran, atau granul. Bahan semi padat atau cairan dapat juga
diisikan ke dalam kapsul cangkang keras, tetapi jika cairan dimasukkan
dalam kapsul, salah satu teknik penutupan harus digunakan untuk
mencegah terjadinya kebocoran.Kapsul cangkang keras dapat diisi
dengan tangan. Cara ini memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk
memilih obat tunggal atau campuran dengan dosis tepat yang paling baik
bagi pasien. Fleksibelitas ini merupakan kelebihan kapsul cangkang keras
dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul cangkang lunak.

5
082343462406

w6zengujian kapsul

Kapsul yang diproduksi harus dilakukan pengujian sebagai berikut :

1. Keseragaman bobot

Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada produk kapsul


lunak berisi cairan, atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg
atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot satuan
sediaan.Persyaratan keseragaman bobot dapat diterapkan pada sediaan
padat (termasuk sediaan padat steril), dengan atau tanpa bahan zat aktif
yang ditambahkan.

2. Uji waktu hancur

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur


yang tertera dalam masing-masing monografi. Tetapkan jenis sediaan
yang akan diuji dari etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur
yang tepat untuk 6 unit sediaan atau lebih. Uji waktu hancur tidak
menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa
alat uji merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas,
kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.

3. Uji disolusi

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan


disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet
dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah.
Uji disolusi untuk kapsul menggunakan media disolusi 900 ml asam
klorida 0,1N dengan waktu 30 menit.

6
4. Penetapan kadar

Penetapan kadar dilakukan untuk memastikan bahwa kandungan zat


berkhasiat yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan sesuai
dengan yang tertera pada etiket .

2.4 Cara penyimpanan kapsul

Gelatin bersifat stabil di udara bila dalam keadaan kering, akan tetapi
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab atau bila
disimpan dalam larutan berair. Oleh karena itu kapsul gelatin yang lunak pada
pembuatannya ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah timbulnya
jamur dalam cangkang kapsul. Bila mana di simpan dalam lingkungan dengan
kelembaban yang tinggi, penambahan uap air akan di absorpsi (diserap) oleh
cangkang kapsul dan kapsul tersebut akan mengalami kerusakan dari bentuk
dan kekerasannya.

Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih


mengandung air dengan kadar 10-15% menurut Farmakope Indonesia edisi
IVdan 12-16% menurut literatur dari Syamsuni 2006. Jika disimpan di tempat
yang lembab, kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta
sukar dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang lembab.
Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul itu akan
kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh danmudah pecah.

7
2.5 Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul

kapsul mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut:

Keuntungan pemberian bentuk sediaan kapsul:


1. Bentuknya menarik dan praktis
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang
berasa dan berbau tidak enak.
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung
sehingga obat cepat diabsorpsi.
4. Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan
zat tambahan atau penolong seperti pada pembuatan pil maupun
tablet.

Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul


1. Tidak dapat untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan.
2. Tidak dapat untuk zat-zat yang higroskopik.
3. Tidak dapat untuk zat-zat yang mudah bereaksi dengan cangkang
kapsul
4. Tidak dapat diberikan untuk balita
5. Tidak dapat di bagi-bagi

8
2.6 Contoh obat yang di buat kapsul
Obat analgesik serta obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan
salah satu kelompok obat yang banyak di resepkan dan juga di gunakan tanpa
resep dokter.Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen,
secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak
persamaan dalam efek terapi maupun efek samping.Prototip obat golongan ini
adalah piroxikam dengan struktur baru yaitu oxsikam,derivat asam
enolat.Waktu paruh dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan
hanya sekali sehari.Absorpsi berlangsung cepat dilambung,terikat 99% pada
protein plasma. Obat ini menjalani siklus enterohepatik.

Frekuensi kejadian efek samping dengan piroxikam mencapai 11-46


%,dan 4-12 % dari jumlah pasien terpaksa menghentikan obat ini.Efek
samping tersering adalah gangguan saluran cerna,antara lain yang berat adalah
tukak lambung. Efek samping lain adalah pusing,tinitus,nyeri kepala dan
eritema kulit Piroxikam tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil,pasein
tukak lambung dan pasien yang sedang minum antikoagulan.Indikasi
piroxikam hanya untuk penyakit inflamasi sendi, misalnya artritis reumatoid,
osteortritis, spondilitis, ankilosa.Dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien
yang tidak memberi respons cukup dengan obat anti-inflamasi nonsteriod
(AINS) yang lebih aman .

2.6.1 Efek farmakodinamik

Semua obat analgesik anti-inf lamasi nonsteroid (AINS), dan ant


ipiretik, ada perbedaan aktivitasnya di antara obat-obat tersebut, misalnya:
prasetamol (asetaminofen) bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat anti-
inflamasinya lemah sekali. Sebagai analgesik, obat golongan AINS ini hanya
efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit

9
kepala, artralgia dan nyeri lain integumen, juga efektif terhadap nyeri yang
berkaitan dengan inflamasi. Efek analgesik jauh lebih lemah dari pada efek
analgesik opiat. Tetapi bedanya obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan
tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan. Obat ini hanya
mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak mempengaruhi sensorik
lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen, tidak teratasi dengan obat
golongan nonsteroid. Sebaliknya nyeri kronis pascabedah dapat di atasi
dengan obat nonsteroid.

Anti-inflamasi lebih di manfaatkan sebagai pengobatan kelainan


musku lo ske letal, seperti artrit is rematoid, osteoartrit is da n spo ndilit is
ankilo sa. Akan tetepi obat golongan ini hanya dapat meringankan gejala nyeri
dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak
menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan
muskuloskeletal .

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :
1. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,tetapi
dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
2. Macam-macam kapsul anatara lain kapsulgelatin keras, kapsul lunak, dan
kapsul cangkang keras.
3. Pengujian kapsul yaitu keseragaman bobot, waktu uji hancur, uji disolusi
dan penetapan kadar.
4. Beberapa keutungan dan kerugian pada kapsul.
5. Contoh obat untukpembuatan kapsul

11
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22039/5/Chapter%20I.pdf

2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22623/4/Chapter%20II.pdf

3. https://id.scribd.com/upload-document. PDF

4. https://id.scribd.com/doc/257364111/MAKALAH-SEDIAAN-KAPSUL

5. http://avrillavigneismiatere.blogspot.co.id/2012/06/makalah-kapsul.html

6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25624/4/Chapter%20II.pdf

12
13

Anda mungkin juga menyukai