Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

TEORI SOSIOLOGI KLASIK


RANGKUMAN PENDAPAT G.SIMMEL TENTANG MASYARAKAT

OLEH :

NAMA :MUH. RIZKY REZA AKBAR

STAMBUK : B20120157

KELAS :C

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
1. LATAR BELAKANG

Georg Simmel adalah sosiolog dan filsuf Jerman yang sering disebut sebagai salah
satu dari The Founding Father Sosiologi. Lahir pada 1 Maret 1858 di Berlin, sebagai anak
bungsu dari 7 bersaudara. Dalam menjalani kehidupan akademis Simmel mendapat dukungan
dari Julius Friedlander (sahabat dari keluarganya) yang menjadi penerbit dalam bidang
musik. Pada tahun 1876 Georg Simmel memasuki universitas Berlindan belajar psikologi,
sejarah, filsafat dan bahasa Italia. Tahun 1881, ia mendapat gelar doktor melalui disertasinya
yang berjudul “Description and Asseement of Kant’s Various On The Nature of Matter”.
Selama 15 tahun sebelum tahun 1900, Simmel mengajar sebagai privat dozent (dosen tanpa
bayar) di universitasBerlin.
Simmel merupakan sosok urban modern‖ (a modern urban man) yang tidak berakar
dalam budaya masyarakat tradisional. Seperti layaknya yang terlukis dalam salah satu
esainya, Orang Asing‖ (The Stranger), Simmel berada dalam jarak yang dekat‖ dan sekaligus
jauh‖ pada waktu yang bersamaan, seorang pengembara penuh daya kekuatan‖ (a potential
wanderer). Kendati tidak berjalan‖ terusmenerus, ia selalu tidak dapat mengatasi kebebasan
untuk datang dan pergi.

2. PANDANGAN GEORGE SIMMEL PADA MASYARAKAT


Simmel tidak menfokuskan konsep masyarakat sebagai subtansi tetapi sebagai unsur-
unsurnya. Perhatiannya tertuju pada hubungan-hubungan social (social relationships), atau
biasa disebut interaksi sosial, dan sosiologinya ditetapkan dalam prinsip regulatif dari
interaksi dan kesaling terkaitan (inter-relatedness) seluruh fenomena. 22 Dengan kata lain,
resiprositas interaksi-interaksi adalah inti sosiologi Simmel, yang terlepas dari pertimbangan
sepihak, prioritas logis ataukah prioritas masyarakat
Simmel memberikan suatu konsep tentang masyarakat melalui interaksi timbal balik.
Masyarakat dipandang lebih daripada hanya sebagai suatu kumpulan individu sebaliknya
masyarakat menunjuk pada pola interaksi timbal balik antara individu. Pendekatan Simmel
meliputi pengidentifikasian dari penganalisaan bentuk-bentuk yang berulang atau pola-pola
“sosiasi” (sociation). Sosiasi adalah terjemahan dari kata “ Vergesellschaftung (Jerman), yang
secara harafiah berarti proses dimana masyarakat itu terjadi. Dengan demikian jika individu-
individu saling berhubungan dan saling mempengaruhi, maka terbentuklah suatu masyarakat.
Proses interaksi timbal balik itu bisa bersifat sementara dan berlangsung lama.
Syarat-syarat munculnya interaksi;
– Emosi identik dengan kemauan yakni yang mendorong seseorang untuk berinteraksi.
– Nomos atau Hukum yang mengikat suatu interaksi.

Pokok Perhatian Simmel dari interaksi sosial bukanlan berupa bentuk dari interaksi sosial itu
sendiri. Simmel memiliki pandangan seperti itu karena pemimpin dunia nyata terdiri dari
tindakan dan interaksi.

3. Pembedaan Bentuk dan Isi Interaksi Dapat Dilihat Dalam Beberapa Hal Sebagai
Berikut:
A. Sosiabilita
Sosiasi atau interaksi yang dipisahkan dari isinya menghasilkan sosiabilita, dimana
sosiabilita sebagai yang murni merupakan interaksi yang terjadi demi interaksi itu
sendiri dan bukan yang lain. Sebagai contoh, silahturahmi pada waktu lebaran.
membicarakan pekerjaan yang sama tetapi ketika mereka bersilahturami, mereka tidak
akan membicarakan masalah pekerjaan tetapi mungkin hal yang ringan karena pokok
pembicaraan tidak membahas kenyataan yang menjadi dasar bagi bentuk sosiabilita

B. Pentingnya Bentuk dan Sosiologi


Simmel membedakan antara bentuk dan isi hubungan sosial. Sosiologi dibedakan dari
ilmu-ilmu sosial lainnya. Oleh karena fokusnya tertuju pada bentuk sedangkan ilmu-
ilmu lainnya dirumuskan oleh isinya. Simmel menyajikan sejumlah sketsa sosiologis
dimana bentuk-bentuk tertentu diidentifikasikan, dianalisa, kadang-kadang dibagi
menjadi lebih kecil atau dibandingkan secara kontras dengan bentuk-bentuk yang
berhubungan.

C. Superordinasi dan Subordinasi


Superordinasi dan subordinasi memiliki hubungan timbal balik. Superordinasi tidak
ingin sepenuhnya mengarahkan pikiran dan tindakan orang lain, sebaliknya
superordinasi berharap pihak yang tersubordinasi bereaksi secara positif atau negatif.
Bentuk interaksi ini tidak mungkin ada tanpa hubungan timbal balik. Bahkan dalam
hubungan sosial yang eratpun sering terjadi terjadi-ketegangan atau konflik.

4. Bentuk Superordinasi dan Subordinasi Dapat Dibedakan antara lain :


a. Subordinasi di bawah seorang individu dan struktur kelompok.
Orang dapat disubordinasikan oleh individu, kelompok, atau kekuatan objektif.
Kepemimpinan oleh individu-individu umumnya mengarah pada kelompok-kelompok
tertutup yang pemimpin. Simmel dalam hal ini hendak membedakan subordinasi yang
dibawah seorang individu dan subordinasi dibawah suatu prinsip umun.

b. Subordinasi di bawah lebih dari satu orang.


Subordinasi lebih dari satu orang lebih ojektif daripada subordinasi di bawah satu
orang. Objektivitas ini memberikan perlakuan yang lebih adil (merata) terhadap
bawahan. Oleh karena itu, subordinasi lebih dari satu orang ternyata lebih disukai.

c. Subordinasi dibawah suatu prinsip ideal


Subordinasi di bawah suatu prinsip ideal adalah subordinasi di bawah suatu prinsip
umun. Misalnya pemerintah yang berdasarkan hukum. Subordinasi yang seperti ini
lebih disukai dari subordinasi pada orang sebagai individu, oleh sebab subordinasi
yang seperti membatasi kesewenangan dari seseorang. Hubungan antara superordinat
dan subordinasi dalam subordinasi ini diatur oleh prinsip-prinsip objektif atau hukum-
hukum dimana kedua belah pihak harus taat. Dalam subordinasi yang seperti ini
mengurangi dominasi sistem dominasi.

d. Subordinasi dan kebebasan individu.


Subordinasi sering diartikan sebagai suatu keadaan yang menekan kebebasan
bawahan. Memperoleh kebebasan mencari mencari pembedaan antara superordinat,
tetapi Simmel menunjukkan bahwa kebebasan tidak harus menuntut dalam suatu
jangka panjang. Bagi bawahan kebebasan memiliki hak istimewa yang ada pada
superordinat untuk menguasai. Dengan demikian perjuangan subordinat untuk
memperoleh kebebasan bukan untuk menghilangkan bentuk superordinasi dan
subordinasi, melainkan justru subordinat memperoleh posisi superordinat.

Anda mungkin juga menyukai