Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU SOSIAL

GEORGE SIMMEL DAN TEORI SOSIOLOGI


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sosial
yang diampu oleh:
Saefur Rochmat S.Pd., M.IR., Ph.D.

Disusun oleh Kelompok :


1. Arif Zuhud Abdullah (17406244001)
2. Eko Nur Rohman (17406244003)
3. Tusilah (17406241009)

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori merupakan suatu pemikiran yang dicetuskan oleh seseorang untuk
menghasilkan pandangan dalam pemikiran yang dapat digunakan oleh
masyarakat umum. Dengan adanya teori masyarakat dapat lebih mudah untuk
mengetahui suatu kejadian atau fenomena. Untuk menciptakan suatu teori
perlu dilakukan suatu penelitian agar menghasilkan fakta sehingga teori
tersebut bermanfaat.
Di dunia ini banyak sekali pencipta teori yang sangat terkenal. Mereka
melakukan berbagai riset dan penelitian yang memakan waktu lama agar
menghasilkan karya yang dapat diakui oleh dunia dan berguna bagi
masyarakat. Salah satu yang mereka hasilkan yaitu tentang teori sosiologi.
Teori yang mempelajari hubungan antar masyarakat dengan lingkungannya.
Teori sosiologi lahir sesuai dengan keadaan saat ini. Teori tersebut merupakan
refleksi terhadap masyarakat apabila masyarakat itu tidak berubah, maka teori
sosiologi juga tidak bisa berubah. Kedua hubungan itu akan tumbuh bersama
apabila sama-sama berkembang dan seiring perkembangan realitas yang
terjadi dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a. Siapa George Simmel itu?
b. Bagaimana hubungan antara George Simmel dengan teori sosiologi?
c. Apa latar belakang George Simmel menciptakan teori Sosiologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siapa itu George Simmel
2. Untuk memahami hubungan antara George Simmel dengan teori sosiologi
3. Untuk mengetahui latar belakang George Simmel menciptakan teori
sosiologi
D. Manfaat
1. menambah wawasan tentang teori sosiologi menurut George Simmel
2. menambah ilmu pengetahuan mengenai teori sosiologi
3. menambah pengetahuan mengenai dasar-dasar ilmu sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A. GEORGE SIMMEL
“George Simmel merupakan ahli teori klasik terkemuka yang mempelajari
proses interaksi di tingkat mikro. Comte menekankan tingkat budaya dalam
kenyataan sosial, khususnya tahap-tahap perekembangan intelektual. Marx dan
Durkheim memusatkan perhatiannya pada tingkat struktur sosial, meskipun
keduanya berbeda secure substansial dalam tekanan utamanya. Gambaran dasar
Weber mengenai kenyataan sosial menekankan individu dan tindakan sosial yang
berarati secure subyektif. Namun analisa substantifnya sangat banyak
berhubungan dengan tingkat struktur sosial dan budaya, termasuk pola-pola
perubahan sejarah yang penting.”1
George Simmel lahir di Berlin 1 maret 1858. Beliau adalah seorang
pengajar di Universitas Berlin, dalam perjalanan di Universitasnya ketika
mengajar, upayanya untuk menulis disertasi ditolak. Namun, beliau tetap
semangat, agar mendapat gelar doktornya pada tahun 1881, orang-orang sekitar
menggambarkannya sebagai seorang yang tinggi dan langsing, tetapi sebagian
orang menggambarkan beliau sebagai seorang yang pendek dan menunjukkan
ekspresi putus asa. Ia terkenal sebagai orang yang pekerja keras namun juga
penuh dengan humor dan sangat lancar berbicara ketika memberikan materi
kuliah.
Simmel menulis banyak artikel, salah satunya berjudul “The Metropolis
and Mental Life” dan buku “The Philosophy of Money”. Ia terkenal dibidang
akademisi Jerman dan internasional, khususnya adalah Amerika Serikat, beliau
memiliki peran penting bagi kelahiran ilmu sosiologi, dan akhirnya pada tahun
1900 memperoleh gelar terhormat di Universitas Berlin.

B. TEORI SOSIOLOGI MENURUT GEORGE SIMMEL


George Simmel memaparkan pemikirannya tentang sosiologi dengan
menghadirkan pokok-pokok pikiran yang mengulas pada pemikiran makro yaitu:
1. Kesadaran individu
Adanya kesadaran individu dijadikan sebagai penekanan pada
perkembangan IPTEK.
2. Konsep sosiologi
Dengan menggunakan konsep sosiologi sebagai rujukan dalam penentuan
teori ini tentu akan menghasilkan konsep yang bermanfaat.
3. Realitas sosial
Masyarakat yang realitas menjadikan teori tersebut menjadi lebih
bermakna dalam kehiduapan mereka sendiri.
4. Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan awal dari proses sosialisasi pada masyarakat
yang menciptakan hubungan yang harmonis.
The Philosophy of Money (Uang dan Nilai)
“Salah satu yang menjadi perhatian awal Simmel dalam karya ini adalah
hubungan antara uang dengan nilai. Secara umum ia berpendapat bahwa orang
menciptakan nilai dengan menciptakan objek. Semakin besar kesulitan untuk
mendapatkan suatu objek, semakin besar pula nilainya. Namun kesulitan untuk
memperoleh nilai mempunyai “batas atas batas bawah”. Prinsip umumnya adalah
bahwa nilai benda berasal dari kemampuan orang untuk menjarakkan dirinya
secara tepat dari objek. Benda-benda yang terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh,
maka benda itupun tidak terlalu berharga. Dan sebaliknya benda-benda yang
terlalu jauh, terlalu sulit, atau nyaris mustahil untuk didapatkan juga sangat tidak
bernilai. Benda-benda yang paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh ataupun
terlalu dekat. Factor yang mempengaruhi suatu benda bernilai atau tidak adalah
waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk
memperolehnya, dan keharusan nya diberikan benda lain untuk mendapatkannya.
Dalam konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang. Dalam ranah
ekonomi, uang berperan dalam menciptakan jarak dengan objek dan menawarkan
diri menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Nilai uang yang melekat pada
objek dalam ekonomi modern menyebabkan kita berjarak darinya, kita tidak dapat
memperolehnya tanpa uang kita. Kesulitan untuk mendapatkan uang dan objek-
objek tersebut menjadikannya bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, sekali kita
mendapatkan cukup banyak uang, kita mampu mengatasi jarak antara diri kita
dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan
jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak
tersebut. Dalam proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar bagi
berkembangnya pasar, ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat modern. Uang
menyediakan sarana yang dapat digunakan elemen-elemen ini untuk mendapatkan
kehidupan bagi dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa
terhadap actor. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya
dimana barter atau perdagangan tidak mengarah pada uang semata. Simmel
menyatakan bahwa uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha
skala besar, dan kredit jangka panjang. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam
kehidupan ini. Diam-diam uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan
meningkatkan arti penting kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi,
perkembangan ekonomi uang diyakini akan menyebabkan ekspansi proses mental.
Sebagai contoh, Simmel menunjukkan betapa rumitnya proses mental yang
diperlukan dalam transaksi dengan uang, misalnya membayar tagihan bank
dengan uang tunai. Di sisi lain uang juga berperan besar dalam perubahan norma
dan nilai dalam masyarakat. Sehingga dapat diartikan bahwa uang bisa
mendorong terjadinya “reorientasi fundamental kebudayaan kearah
intelektualitas”. Efek negatif dari hubungan antara uang dan nilai yang
dikemukakan oleh Simmel adalah meningkatnya sinisme dan sikap acuh. Sinisme
terjadi ketika aspek tertinggi dan terendah dari kehidupan sosial diperjualbelikan,
direduksi menjadi alat tukar umum (uang). Sehingga kita bisa “membeli”
kecantikan, kebenaran, ataupun kecerdasan semudah membeli cemilan.
Meningkatnya segala hal menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap sinis
bahwa segala hal memiliki harga, bahwa apapun dapat dijual atau dibeli di pasar.
Efek negatif lain dari ekonomi uang adalah semakin merebaknya hubungan
impersonal antarorang. Alih-alih berhubungan dengan individu sebagai pribadi,
kita cenderung hanya berhubungan dengan posisi. Misal, ketika mengenal orang
kita hanya mengenal dari posisinya saja (tukang antar barang, tukang kebun,
tukang roti, dan lain-lain) dan hal itu terlepas dari siapa yang menduduki posisi
tersebut.”
BAB III
KESIMPULAN

Simmel adalah seorang tokoh sosiologi yang lahir di Berlin pada 1 Maret
1858. Dalam teorinya George Simmel lebih menekankan pada bentuk interaksi
sosial. Menurutnya dunia ini tersusun dari peristiwa,tindakan,interaksi, dan lain
sebagainya yang tak terhingga. Kemudian selain teori, karya Simmel yang
terkenal adalah buku The Philosophy of Money. Dalam buku tersebut Simmel
menggambarkan bahwa uang sangat berperan penting dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson Doyle Paul, 1994, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, pent, Robert
M.Z.Lawang, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Prasetiyo, Andri. 2011. Teori Georg
Simmel (http://crewetsbit.blogspot.com/2011/12/teori-george
simmel.html) diakses pada 21 September 2017
(http://gurumudasosiologi.blogspot.co.id/2013/12/makalah-teori-sosiologi-klasik-
georg.html) diakses pada 21 September 2017

Anda mungkin juga menyukai