Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rio Syahli

NPM : 170710130039

Georg Simmel
1. Biografi

Georg Simmel lahir di kota Berlin pada 1 Maret 1858. Simmel mempelajari
banyak cakupan mata kuliah di Universitas Berlin. Akan tetapi, usaha pertamanya dalam
menghasilkan disertasi ditolak, kemudian salah seorang profesornya mengatakan Kami
akan memberinya pelayanan yang hebat jika kami tidak mendorongnya lebih lanjut di arah
ini (Frisby, 1984.23). Meskipun hal tersebut terjadi , Simmel tetap bekerja keras dan gigih
hingga pada akhirnya ia menerima gelar doktornya di bidang filsafat pada tahun 1881.
Simmel menduduki posisi sebagai privatdozent sejak tahun 1885 sampai 1900. Dalam hal
ini posisi Simmel adalah sebagai dosen yang tidak digaji dan penghidupannya bergantung
pada biaya kuliah mahasiswa. Meski begitu, Simmel bekerja cukup baik di dalam posisinya
sebagai privatdozent. Di dalam posisinya itu, Simmel memiliki nilai unggul dan menarik
dalam konteks pembimbingan sehingga berhasil menarik minat para mahasiswa di
Universitas Berlin pada saat itu. Di samping itu, masalah keterpinggiran yang dialami oleh
Simmel ini disebabkan karna sifatnya yang agak kontradiktif dan membingungkan.

Semasa hidupnya Simmel menulis artikel yang sangat banyak diantaranya adalah
Metropolis dan Kehidupan Mental dan buku The Philosophy of Money. Simmel
dikenal baik di lingkungan akademik Jerman bahkan ia mempunyai pengikut dari luar
Negaranya, khususnya Amerika Serikat dimana karyanya mempunyai pengaruh yang besar
di dalam kelahiran ilmu sosiologi. Di tahun 1900, Simmel menerima sebuah pengakuan
resmi, suatu gelar penghormatan tunggal tanpa diiringi oleh status posisi akademik, Simmel
berusaha memperoleh banyak dari posisi akademik, tetapi pada akhirnya dia gagal meskipun
mendapat dukungan dari para sarjana di Universitas Berlin seperti Max Weber.

Sakah satu alasan mengapa Simmel mengalami kegagalan adalah seorang kaum
Yahudi di Jerman, yang pada abad 19 adalah masa-masa penuh dengan anti-Semitisme
(Kaiser, 1985, Birnbaum, 2008). Oleh karena itu ada sebuah laporan jurnal yang ditujukan
kepada menteri pendidikan di Jerman, menyatakan bahwa Simmel adalah sebagai seorang
kaum Israel tulen di dalam penampilan luarnya , dalam pembawaan dan cara berpikirnya
(Frisby,1981.25). Alasan lain akan kegagalan ini adalah jenis pekerjaan yang Simmel pilih.
Artikel Simmel banyak bermunculan di koran-koran dan berbagai majalah, artikel tersebut
ditujukan kepada khalayak umum dan tidak ditujukan bagi para akademisi sosiolog
(Rammstedt,1991). Selain itu Simmel tidak memegang suatu jabatan di bidang akademik
dan terpaksa menghasilkan uang di dalam penulisan karyanya.

2. Kesadaran Individual

Di dalam ruang lingkup individual, Simmel berfokus pada bentuik-bentuk asosias


dan menaruh perhatian kepada isu mengenai kesadaran individual. Simmel menyatakan
bahwa manusia memiliki naluri kesadaran kreatif. Dasar kehidupan sosial bagi Simmel
adalah para individu atau kelompok individu yang sadar, dan saling berinteraksi karena
berbagai motif (Frisby.1984:61). Minat pada kreativitas itu terwujud di dalam diskusi
Simmel mengenai bentuk-bentuk interaksi yang berbagai macam , kemampuan para
individu menciptakan sebuah struktur sosial, dan juga efek yang membahayakan yang
dimiliki oleh struktur di dalam bentuk kreativitas pada individu.

Semua kajian diskusi Simmel mengenai bentuk-bentuk interaksi menyiratkan


sebuah pernyataan bahwa para individu berorientasi secara sadar kepada orang lain.
Interaksi di dalam suatu sistem stratifikasi mengharuskan agar pihak yang lebih tinggi dan
pihak yang lebih rendah mengorientasikan diri satu sama lain. Dalam hal ini hubungan
timbal balik yang dibangun atas dasar orientasi rasa saling membutuhkan sangat diperlukan
dari kedua belah pihak guna membentuk suatu pola interaksi yang ideal. Suatu interaksi
akan berhenti dan suatu sistem stratifikasi sosial akan runtuh bila tidak ada proses orientasi
bersama, hal yang sama juga berlaku pada semua bentuk interaksi.

Menurut Simmel, meski suatu struktur sosial memilki bagian tersendiri, individu
tetap harus mengkonseptualisasi struktur-struktur tersebut agar bisa memiliki pengaruh pada
dirinya sendiri. Terminalisasi di dalam kesadaran individu adalah berupa norma dan nilai-
nilai yang ada di masyarakat baik internal maupun eksternal.

3. Interaksi Sosial
Simmel memandang bahwa interaksi sosial memilki peran yang penting di dalam
kehidupan bermasyarakat. Simmel memandang bahwa memahami akan interaksi antar suatu
individu adalah salah satu tugas seorang sosiolog. Teori Simmel mengenai masyarakat
sebagai proses interaksi menjadi suatu kaitan akan pandangannya mengenai interaksi
sosial. Menurut Simmel, masyarakat dapat terbentuk karena adanya interaksi, bukan dari
adanya kelompok masyarakat yang pasif . Di dalam interaksi tidak mementingkan berapa
jumlah orang yang berinteraksi, yang terpenting adalah adanya interaksi itu sendiri.Jadi,
melalui sebuah interaksi timbal balik dimana individu saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, masa suautu masyarakat akan muncul.

3.1 Geometri Sosial


Jumlah
Dampak jumlah orang terhadap kualitas interaksi masyarakat dapat dilihat melalui
bahasannya tentang perbedaan antara dyad dan triad. Adapun yang membedakan antara
hubungan dyad dan triad adalah jumlah orang yang terlibat dalam suatu interaksi. Begitu
jumlah orang ang terlibat di dalam suatu interaksi berubah, makaa suatu bentuk interaksi
pun berubah dengan teratur dan dapat diprediksi. Simmel menyatakan bahwa unit terkecil
dalam suatu kehidupan manusia dalam kajian sosiologis adalah dyad, yaitu unit yang terdiri
dari dua orang.

Oleh karena dyad terdiri hanya atas dua pihak maka tidak akan ada pihak lain
sebagai penengah, sehingga Simmel berkesimpulan bahwa kedua pihak tersebut adalah
suatu kesatuan perasaan. Di dalam hubungan dyad terdapat hubungan yang sangat erat dan
menyatu. Tidakmenutup kemungkinan bahwa hubungan dyad akan mengabatkan suatu
konflik antara kedua pihak diakibatkan oleh tindakan masing-masingyang kurang disertai
oleh perasaan yang positif. Keterbukaan di dalam kepribadian sangat dibutuhkan dalam
penyelesaian konflik yang terjadi di dalam dyad. Ketiadaan pihak ketiga sejatinya dapat
mempererat hubungan kedua belah pihak tetapi jika timbul akan suatu konflik maka
keberadaan pihak ketiga amat dibutuhkan untuk menetralisasi ketegangan yang ada. Simmel
menyatakan bahwa adanya pihak ketiga akan menyebabkan pihak yang terlibat dalam
konflik mengemukakan pendapat rasionalnya dan mencegah terjadinya konflik yang lebih
besar.

Ukuran Kelompok
Simmel berpendapat bahwa meningkatnya suatu ukuran kelompok atau
masyarakat akan meningkatkan kebebasan individu. Kelompok atau masyarakat kecil
cenderung lebih mengontrol individu sepenuhnya. Namun, pada masyarakat yang lebih luas,
individu cenderung terlibat dalam sejumlah kelompok yang biasanya hanya dapat menontrol
sebagian kecil dari anggota individunya. Meningkatnya ukuran dan diferensiasi cenderung
mengendurkan ikatan antara individu dan menimbulkan kualitas hubungan yang berjarak.

Jarak
Simmel memaparkan sejulah prinsip umum mengenai nilai dan keutuhan jarak
batasan di dalam bukunya The Philosophy of Money. Prinsip dasarnya adalah nilai suatu
interaksi dapat ditentukan oleh jaraknya dari sang aktor individu. Jika terlalu dekat maka
keutuhan nilainya tidak akan berharga tinggi tetapi tetap memiliki keintiman relasi antar
individu, sebaliknya jika jarak terlalu jauh maka keutuhan nilai itu sendiri akan hilang dan
rapuh sehingga dibutuhkan adanya keutuhan jarak yang ideal guna timbulnya kontak nilai
yang ideal.

Tipe Sosial
Tipe sosial menurut Simmel antara lain tipe orang kikir, pemboros, petualang, dan
bangsawan. Berbagai macam cara berpikir dan segi pola interaksi sosial berbeda-beda
bergantung pada tipe sosial masyarakat tersebut.
Bentuk Sosial
Simmel memperhatikan deretan luas bentuk-bentuk soaial., termasuk di
dalamnya antara lain pertukaran, konflik, prostitusi, dan interaksi. Pendapat Simmel tentang
berbagai bentuk sosial dapat dikaji melalui hasil diskusinya tentang dominasi, yang berupa
superordinasi dan subordinasi.

4. Uang dan Nilai

Simmel berpendapat bahwa orang menciptakan suatu nilai dengan menciptakan objek.
Semakin tinggi tingkat kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, maka semaikn besar pula
nilainya. Namun disamping itu, tingkat kesulitan juga memiliki batasan-batasan maksimum dan
minimum. Prinsipnya adalah bahwa nilai suatu objek berasal dari kemampuan orang untuk
menjarakn dirinya secara tepat dari suatu objek. Benda atau objek yang terlalu dekat dan mudah
diperoleh maka benda itu pun terpandang sebagai suatu yang tidak terlalu berharga karna nilai
eksklusifitas tidak dimiliki.Dan sebaliknya pun jika benda berada pads jarak yang terlalu jauh
dan diatas batas jangkauan untuk diperoleh maka benda tersebut akan cenderung diabaikan, tidak
dihiraukan dan menjadi tidak bernilai. Idealnya, benda yang paling bernilai adalah benda yang
tidak terlau jauh dan tidak terlalu dekat. Faktor yang mempengaruhi suatu nilai benda adalah
waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kesulitan memperoleh dan faktor kelangkaan
barang itu sendiri.

Di dalam ranah ekonomi, uang berperan menciptakan jarak dengan objek dan berperan
sebagai suatu sarana untuk mengatasi tenggang jarak tersebut. Nilai uang yang melekat pada
objek dalam ranah ekonomi menyebabkan kita berjarak dan tidak dapat memperolehnya tanpa
kehadiran uang tersebut. Kesulitan dalm cara memperolehnya pun menyebabkan nilai uang
sangat berharga bagi kehidupan manusia. Dengan demikian fungsi uang ada;ah sebagai pencipta
antara jarak dengan objek, namun juga menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Oleh
karena itu, jarak ideal yang diciptakan dalam pola kebutuhan akan uang ini adalah sesuatu yang
ideal dan bernilai sangat berharga di dalam kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai