Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 . LATAR BELAKANG
Ferdinand tonnies lahir pada tahun 1855 di Schleswig-Holstein
(Jerman Timur) yang berada di Tanjung Eiderstedt, masih dalam
kedaulatan Denmark. Ia merupakan salah seorang sosiolog jerman yang
turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi
Jerman dan bersama dengan Max Weber, George Simmel, Werner
Sombart, dan lainnya yang melatarbelakangi berdirinya German
Sosiologycal Assocoation pada tahun 1909.

Pemikiran Ferdinand tonnies mengenai dikotomi antara bentuk


struktur sosial pramodern dan yang modern tidak hanya dikenal dalam
analisa Durkheim. Mungkin sangat mirip dengan distingsi Tonnies yang
terkenal itu antara masyarakat Gemeinschaft dan masyarakat Gesellschaft.
Terjemahan Inggrisnya adalah community dan society untuk masing-
masingnya, yang pada dasarnya juga berhubungan dengan istilah
solidaritas mekanik dan organik. Bagi Tonnies, masyarakat
Gemeinschaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan
memperlihatkan satu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik,
tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh dan memperlihatkan
spontanitas dalam perilaku. Sebaliknya masyarakat Gesellschaft ditandai
oleh kemauan yang bersifat rasional, yang lebih direncanakan, serta
mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu.

Pembahasan kali ini berkisar pada teori perubahan masyarakat, sebuah


teori yang dicetuskan oleh seorang sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies.
sebenarnya dalam pembahasan ini kami belum memahami persis apakah
yang dimaksud dengan teori perubahan masyarakat dalam persepsi
Tonnies adalah Gemeinschaft dan Geselschaft atau ada teori lain selain
kedua teori tersebut, melainkan di beberapa referensi hanya pembahasan
inilah yang kami ketahui.

1
Selanjutnya pembahasan berikut adalah pembahasan yang kami
cukupkan pada teori Tonnies tentang Gemeinschaft dan Geselschaft,
semoga makalah ini dapat memenuhi dari apa yang dimaksud oleh mata
kuliah ini dimana kami mendapatkan bahasan mengenai teori perubahan
masyarakat yang digagas oleh Tonnies.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran Ferdinand Tonnies dalam dunia sosiologi?


2. Bagaimanakah pemikiran Ferdinand Tonnies dalam dunia sosiologi?
3. Bagaimanakah kritik-kritik sosial yang ditujukan terhadap pemikiran
Ferdinand Tonnies?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui siapakah Ferdinand Tonnies dan perannya terhadap dunia
sosiologi.
2. Mengetahui teori-teori yang dihasilkan dari pemikiran-pemikiran
Ferdinad Tonnies.
3. Mengetahui apa sajakah kritik-kritik sosial yang ditujukan pada
pemikiran ferdinad Tonnies dan bagaimanakah kritik-kritik sosial
tersebut dapat bermunculan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biografi Ferdinant Tonnies

Ferdinant Tonnies lahir pada tahun 1855 di Schleswig-Holstein,


Jerman Timur yang berada di Tanjung Eiderstedt. Ia belajar di universitas
Tubingen di Husum, ia tertarik menjadi novelis dan penyair. Tahun 1877
dia menerima gelar doktor dalam sastra klasik di universitass Tubingen.
Tonnies kemudian beralih ke filsafat, sejarah, biologi, psikologi, ekonomi,
dan mulai mempelajari sosiologi. Pada tahun 1881 dia memulai
karirnya sebagai dosen swasta di Universitas Kiel mengajar filsafat,
ekonomi, statistic
Dia menjadi tersangka radikalisme di sebuah bentrokan dengan
administrasi Universitas Kiel tahun 1896 karena membuat massa mogok
kerja. Pihak universitas menjanjikan karir yang cemerlang untuk sarjana
muda. Tahun 1909 konflik eksternal telah diselesaikan dengan janji bahwa
Tonnies akan mendapatkan gelar profesor penuh bidang politik ekonomi di
Universitas Kiel yang dimaksudkan untuk membantu keuangan Tonnies
sebagai ayah dari kelima anaknya. Pada kenyataannya tonnies tidak
disebut profesor penuh sampai tahun 1913. Ia hanya menjadi profesor
tamu yang seringkali diundang di Universitas Kiel.
Tonnies turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan
dalam sosiologi Jerman bersama Max Weber, George Simmel, Werner
Sombart, melatar belakangi berdirinya German Sosiologycal Assocoation
pada tahun 1909. Tonnies berhasil menjadi Guru besar Emiritus di
Universitas Kiel, tetapi pada tahun 1933 dia dicabut dari status Guru Besar
Emiritus. Ia wafat pada 9 april 1936 karena kediktoran NAZI, semasa
hidupnya ia aktif menentang gerakan NAZI di Jerman dan telah
menghasilkan 900 karya serta banyak menyumbang dibidang Sosiologi
dan Filosofi.

3
2.2. Pengertian Sosiologi dan masyarakat menurut Ferdinant Tonnies
Menurut Ferdinand Tonnies masyarakat adalah karya ciptaan
manusia itu sendiri seperti yang ditegaskan oleh Tonnies dalam kata
pembukaan bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh
proses-proses biologis, bukan pula mekanisme yang terdiri dari bagian-
bagian individual yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan didorong oleh
naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat
adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang
mantap dan kemauan manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan
kemauan itu, Tonnies kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu
kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu
dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm
Wundu.
Zweekwille adalah apabila orang hendak mencapai suatu tujuan
tertentu dan mengambil tindakan rasional ke arah itu. Suatu no nonsense
mentality menuntun seorang dalam merencanakan langkah-langkah tepat
untuk mencapai tujuan itu. Triebwille meliputi sejumlah langkah atau
tindakan yang tidak berasal dari akal budi saja, melainkan dari watak, hati
atau jiwa seseorang yang bersangkutan. Triebwille bersumber pada selera,
perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi, atau keyakinan
seseorang. Triebwille paling menonjol di kalangan petani, orang seniman,
rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.Zweekwille lebih
menonjol di kalangan pedagang, ilmuan dan pejabat-pejabat serta generasi
tua.
Pendapat ini langsung berpengaruh atas corak dan ciri interaksi
seseorang dalam kelompok atau masyarakat, sehingga dapat dibedakan
menjadi dua tipe masyarakat:
1. Gemeinschaft (paguyuban)
Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-
anggotanya diikat dalam hubungan batin bersifat alamiah dan bersifat
kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga
bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan

4
hidup tubuh manusia atau hewan. Sedangkan menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang
lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati
sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan
memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap penting
daripada tujuan. Spontanitas diutamakan diatas undang-undang atau
keteraturan. Tonnies menyebut sebagai contoh keluarga, lingkungan
tetangga, sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan,
gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota diperstukan dan
disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan,
simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam
suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan
sejiwa.
Menurut Ferdinand Tonnies bentuk dari semua persekutuan hidup
yang dinamakan gemeinschaft itu keluarga. Ketiga soko guru yang
menyokong gemeinschaft adalah:
 Gemeinschaft by blood
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau
keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakat-masyarakat suatu daerah
yang terdapat di daerah lain. Seperti Suku Bangsa Sikep yang menetap di
daerah Kudus, Blora, dan Pati.
 Gemeinschaft of place
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang
saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong
menolong. Contoh: Organisasi Himpunan Mahasiswa.
 Gemeinschaft of mind
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang
sama. Contoh: Anggota yang bernaung dalam sebuah partai yang sama.
2. Gesellschaft (patembayan)
Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan
lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.

5
Gesellschaft sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya
bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin.
Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
gesellschaft merupakan tipe asosiasi dimana relasi-relasi kebersamaan dan
kebersatuan antara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah seperti
persetujuan, peraturan, undang-undang dan sebagainya. Menurut Tonnies
teori gesellschaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang
yang dibentuk atau secara buatan. Apabila dilihat secara sepintas
kumpulan itu mirip dengan gemeinschaft yaitu sejauh para individual
hidup bersama dan tinggal bersama secara damai tetapi dalam
gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-
faktor yang memisahkan, sedang dalam gesellschaft pada dasarnya mereka
tetap terpisah satu dari yang lain, sekalipun ada faktor-faktor yang
mempersatukan.

Tonnies memakai istilah “hidup yang organis dan nyata (real)”


untuk relasi-relasi yang berlaku didalam gemeinschaft dan istilah “
struktur yang khayal dan mekanis” untuk relasi-relasi yang berlaku di
dalam gesellschaft. Namun Tonnies tidak pernah mengatakan bahwa tipe
masyarakat gemeinschaft adalah (sama dengan) organisme, dan tipe
masyarakat gesellschaft adalah (sama dengan mekanisme). Sebaliknya ia
menolak banyak ralisme maupun nominalisme, yang kedua-duanya sejak
aristoteles selalu di bandingkan oleh filsuf-filsuf dan telah menghasilakan
dua gambaran masyarkat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk
melukiskan atas cara abstrak dan dengan memakai konsep-konsep dua
bentuk atau tipe kehidupan bersama yang berbeda-beda dan merupakan
dua kemungkinan abstrak.

Dalam konsep gemeinschaft dan gesellschaft pada kenyataannya


praktis mereka tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada
gemeinschaft tanpa ciri-ciri gesellschaft dan tidak ada gesellschaft tanpa
ciri-ciri gemeinschaft. Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat desa,
yang merupakan contoh-contoh gemeinschaft tidak akan dapat bertahan
terus, seandainya tidak ada peraturan, undang-undang, sistem

6
kepemimpinan dan sistem peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh
idealisme dan kemauan baik dan menggabungkan diri kedalam suatu
gemeinschaft, mereka tetap membutuhkan beberapa kepastian yang
menyangkut rejeki dan kebutuhan lain.di pihak lain, walaupun suatu
perusahaan atau administrasi negara diatur dan diselenggarkan secara
birokratis dan rasional menurut gambaran gesellschaft, unsur-unsur
manusia yang nonrasional akan tetap ikut memainkan peran dan
mempengaruhi interaksi orang yang bersangkutan. Seandainya tidak,
mereka menjadi kumpulan robot-robot yang tidak berjiwa. Sama
sebagaimana zweekwille dan triebwille selalu terjalin.
Tonnies menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan
ketunggalan dalam kebhinekaan, dan kebhinekan dalam ketunggalannya.
Hanya dalam membuat suatu deskripsi yang umum dan abstrak, kita
mempertentangkan unsur yang satu terhadap unsur yang lainnya.
Misalnya, kita berkata bahwa seorang seniman mengharapkan
penghargaan, sedang seorang pedagang mengharapkan keuntungan. Ini
suatu pertentangan abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataan hidup
kedua hal tampak dalam keadaan tercampur. Seniman juga harus mencari
uang dan si pedagang sebagai manusia juga menginginkan penghargaan.
Begitu pula dengan kedua tipe masyarakat, mereka selalu berbentuk
campuran. Pola interaksi yang berlaku dalam gemeinschaft dan pola yang
berlaku dalam gesellschaft tidak salig menolak atau bertentangan satu
sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua aspek, selalu ada dua hal yang
kait mengkait dan tidak mungkin dipisahkan. Namun demikian, dalam tipe
gemeinschaft unsur hukum, peraturan, dan disiplin kurang diperhatikan
dan sama menonjol seperti dalam gesellschaft, sedang unsur perasaan dan
solidaritas, yang berasal dari penghargaan (triebwille) tidak begitu
menonjol dalam gesellschaft.
Paradigma atau alasan Ferdinand Tonnies mengeluarkan teori
tersebut adalah:

 paradigma fakta social


 paradigma fenomena social

7
 paradigma tingkah laku atau perilaku social

Tonnies adalah contoh langka penganut evolusionisme yang tak


menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi
terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah
memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan
berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan
terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Keunikan pendekatan Tonnies terlihat dari sikap kritisnya
terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya
mengenai kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft)
yang lenyap. Bagi Tonnies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
masyarakat seperti prinsip evolusi yang ia miliki adalah adanya
kecenderungan berpikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses
pandanagan terhadap suatu aturan dan soistem organisasi. Kedua tipe
masyarakat tersebut berbentuk campuran(saling berkaitan dan tidak dapat
di pisahkan dalam hidup karena tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa
ciri-ciri Gesselschaft dan sebaliknya.
Dan dibawah ini adalah pemaparan Tonnies tentang perbedaan
antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu perubahan yang
justru bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.

Gesellschaft
(masyarakat
Ciri Gemeinschaft(komunitas) modern)

Hubungan
social Ikatan Keluarga Pertukaran ekonomi

Institusi
khas Keluarga Negara dan ekonomi

8
Citra
tentang
individu Kedirian Orang, warga

Bentuk
kekayaan Tanah Uang

Tipe
hokum Hukum keluarga Hukum kontrak

Institusi
social Desa Kota

Kontrol Hukum dan pendapat


social Adat dan agama umum

9
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Berdasarkan makalah di atas kita dapat mengetahui apa yang
dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies tentang evolusionisme, antara
gemeinschaft dan gesellschaft. Maka dapat diambil suatu kesimpulan
sementara bahwa apa yang dimaksudkan oleh Ferdinand Tonies mengenai
teorinya tidak jauh berbeda dengan para sosiolog lainnya seperti Emille
Durkheim, Herbert Spencer, dan Max Weber mengenai suatu bentuk teori
evolusi klasik. Di mana ia menjelaskan dengan seksama pula bahwa suatu
kehidupan lebih berorientas pada perubahan terlihat pada kecenderungan
enuju rasionalisasi kehidupan sosial dan organisasi sosial di segala bidang.

3.2. SARAN
Bagi seorang pendidik kiranya dapat dipahami bahwa teori-teori
sosiologi klasik ini sangat berguna salah satunya dalam teori sosiologi
klasik menurut Ferdinand Tonnies ini. Untuk itu penyampaian teori-teori
ini perlu dilakukan terus menerus dan harus didukung oleh semua pihak.
Sehingga kita tidak hanya mengetahui kulit dari sosiologi itu sendiri,
namun kita dapat mendalami arti sosiologi itu sendiri termasuk teori-
teorinya yang salah satunya adalah teori menurut Ferdinand Tonnies ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers:


Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai