Anda di halaman 1dari 4

OBJEK DAN RUANG LINGKUP KAJIAN

SOSIOLOGI

A. OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI MENURUT AUGUSTE COMTE


Auguste Comte lahir di Perancis pada tahun 1798. Comte memiliki semangat
untuk menyatukan ilmu alam dan ilmu sosial. Menurut Comte, langkah pertama
untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan ilmiah dalam
mengkaji fenomena sosiaL.
Menurut Auguste Comte, Sosiologi mempelajari statika sosial (social statics) yakni
kajian terhadap tatanan sosial dan dinamika sosial (social dynamics) yaitu kajian
terhadap kemajuan dan perubahan sosial. Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang
didasarkan metode positif atau positivism. Itulah sebabnya, Sosiologi merupakan
ilmu yang sama ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam yang mendahuluinya.
Sosiologi, menurut Auguste Comte, adalah ‘ratu ilmu-ilmu sosial’. Dalam anggapan
Comte mengenai hierarki ilmu, Sosiologi bahkan menempati kedudukan teratas,
melampaui Astronomi, Fisika, Kimia
Comte berpendapat bahwa seperti halnya hukum alam, hukum sosial juga dapat
digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Comte sendiri
pernah meramalkan bahwa di masa depan, masyarakat akan dipimpin oleh
sekelompok akademisi yang ia sebut
sebagai “filsuf positif”. Ramalan yang sampai saat ini belum terbukti kebenarannya.
Comte memiliki tempat spesial dalam sejarah perkembangan sosiologi. Auguste
Comte adalah sosok yang berhasil mengukuhkan posisi sosiologi sebagai sebuah
disiplin ilmu. Pemikiran Comte, khususnya positivisme, terus dikembangkan dan
dikritik oleh ilmuwan-ilmuwan sosial lain yang mempelajari sosiologi, termasuk tiga
pemikir besar sosiologi klasik: Durkheim, Marx, dan Weber.

B. OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI MENURUT EMILE DURKHEIM


Durkheim lahir pada tahun 1858 di Epinal, Perancis. Keluarga Durkheim
merupakan bagian dari komunitas Yahudi tradisional dengan latar belakang
keagamaan yang kuat. Ayah Durkheim adalah seorang Rabi yang memimpin kegiatan
keagamaan, sekaligus komunitas Yahudi di kota tersebut.
Sosiologi di masa itu masih berada dalam bayang-bayang filsafat positf Auguste
Comte dan Herbert Spencer, sementara Durkheim berusaha untuk melepaskan
sosiologi dari pengaruh filsafat dan meletakkannya dalam dunia empiris.
Objek studi sosiologi adalah fakta atau realitas sosial. Fakta sosial menurut
Durkheim, harus dipelajari melalui kegiatan penelitian. Salah satu realitas sosial
adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat. Sosiologi mempelajari masyarakat
dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok
yang dibangun manusia dalam kehidupannya di masyarakat dapat berupa keluarga,
suku bangsa, komunitas dan pemerintahan, organisasi sosial, organisasi keagamaan,
organisasi politik,  organisasi  bisnis,  dan  lain-lain.
Sebagai suatu ilmu, sosiologi merupakan suatu kerangka pengetahuan yang
disusun dan diuji melalui penelitian ilmiah. Kesimpulan yang diambil mengenai
fenomena sosial tidak boleh didasarkan pada mitos, dongeng, dan angan-angan.
Tindakan dalam interaksi antarkelompok, asal-usul pertumbuhan kelompok, dan
pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotanya juga tidak lepas dari kajian
sosiologi.

C. OBJEK KAJIAOLOGI MENURUT MAX WEBER

Maximilian Karl Emil Weber atau yang dikenal dengan nama Max Weber
merupakan salah seorang sosiolog Jerman. Lalu ada satu fakta menarik tentang Max
Weber meski dia adalah salah satu bapak sosiologi, namun dia sendiri melihat dirinya
bukan sebagai sosiolog, melainkan sebagai sejarawan.

Tindakan Sosial
Max Weber mengatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan
sosial. Menurutnya suatu tindakan manusia dapat dikatakan tindakan sosial apabila
memiliki arti subyektif. Tindakan tersebut dihubungkan dengan tingkah laku orang
lain dan diorientasikan kepada kesudahannya. Yang termasuk dalam tindakan sosial
bukanlah tindakan terhadap objek-objek bukan manusia, seperti halnya bertukang
kayu atau juga tindakan batiniah seperti bersemedi.

Lalu, tidak semua tindakan kontak dengan manusia lain merupakan tindakan sosial.
Kelakukan massa dengan individu-individu yang dipengaruhi oleh anggota lainnya
secara pasif juga bukan termasuk tindakan sosial. Tindakan sosial sendiri juga
merupakan kegiatan individu dan tidak pernah merupakan tindakan kelompok.
Weber menyebutkan dengan istilah bangunan sosial (soziale gebilde), seperti
kegiatan negara, perkumpulan, dan juga perusahaan-perusahaan.

Konflik Sosial
Dalam analisa yang dilakukan Weber terhadap masyarakat, konflik menduduki
tempat sentral. Konflik adalah unsur dasar dari kehidupan manusia dan tidak dapat
dihilangkan dari kehidupan budaya manusia. Pada dasarnya manusia mungkin bisa
merubah sarana-sarana, obyek, asas-asas, atau pendukung-pendukungnya, namun
tidak bisa membuang konflik itu sendiri.

Konflik terletak di dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial. Hal ini terlihat
paling nyata dalam politik, seperti perjuangan demi mencapai kekuasaan, dan dalam
persaingan ekonomi.

Etika Protestan dan Kapitalisme


Weber menyatakan bahwa muncul dan berkembangnya kapitalisme berlangsung
bersamaan dengan perkembangan dari sekte calvinisme dalam agama Protestan.
Ajaran dari Calvinisme mengharuskan umatnya untuk bisa bekerja keras, disiplin,
hidup sederhana, dan juga hemat. Dengan kerja keras yang mereka lakukan, umat
Calvinisme ini berharap bisa mendapatkan kemakmuran yang akan menuntun
mereka ke arah surga.
Adapun keuntungan yang di dapat dari kerja keras tersebut oleh mereka tidak
digunakan untuk foya-foya atau konsumsi berlebih, sebab ajaran dari Calvinisme
mewajibkan mereka hidup sederhana dan juga melarang segala bentuk kemewahan
dan foya-foya. Akibatnya para penganut agama Protestan ini menjadi makmur.
Sebab hasil keuntungan yang mereka peroleh dari usahanya tidak dikonsumsi,
melainkan ditanamkan lagi dalam usahanya. Dengan cara tersebutlah, menurut Max
Weber, kapitalisme di Eropa Barat dapat berkembang dengan baik sobat edcent.

D.KAJIAN SOSIOLOGI MENURUT ANTHONY GIDDENS


Anthony Giddens merupakan anggota kehormatan King’s College dan Profesor Sosiologi di
Universitas Cambridge. Dia membuat suatu teori untuk melakukan identifikasi dan kritik
pada pemikiran tradisional yang dianggapnya memiliki kelemahan dan cara
mengembangkan cara berteori terhadap isu-isu yang masih kabur.Bahwasanya dalam
fenomena sosial yang terjadi dikarenakan dorongan yang besar. Dorongan besar ini berasal
dari motivasi diri si aktor atau berasal dari paksaan struktur sosial tempat tinggal akhir.

Teori strukturasi yang menilai struktur masyarakat ini tidak menghilangkan unsur dari
perspektif teori yang sudah ada. Selanjutnya pada teori ini menjelaskan jika masyarakat atau
individu memiliki hak untuk menentukan apa yang diinginkan, tanpa terikat oleh sistem yang
ada. Tidak hanya itu, sistem dan individu juga saling memengaruhi. Hal ini dikarenakan
sistem dan individu dipandang sebagai suatu hal yang berbeda. Sehingga menimbulkan
dualitas. Strukturasi juga disebut sebagai kegiatan sosial yang melintasi waktu dan ruang
karena adanya dualitas srtuktur.

D. KAJIAN SOSIOLOGI MENURUT ALEX INKELE


Alex Inkeles (1965) memadukan berbagai konsep tersebut, sehingga Kajian
Sosiologi dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan sosial, institusi sosial,
dan masyarakat. Semakin lama objek yang dikaji sosiologi semakin meluas, sosiologi
mempelajari tiga aspek sebagai berikut.
1. Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan
sebagainya.
2. Sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala
sosial dengan gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, gejala biologis, dan
sebagainya.
3.   Sosiologi juga mempelajari ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial.

KAJIAN SOSIOLOGI MENURUT PAUL B HORTON


Paul B Horton lahir pada 20 September 1982 di Sydney,Australia, Horton di besarkan
di kota sebelum pindah ke Liverpool, Inggris,(rumah asli orang tuanya) sebagai
remaja.
Menurut Paul B. Horton, sosiologi merupakan ilmu yang lebih terpusat pada
penelaahan di dalam kehidupan kelompok dan produk kehidupan dari kelompok
tersebut.
SIMPULAN OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI

Pada dasarnya objek kajian sosiologi terbagi dalam dua jenis, yaitu:

1.   Objek Material

Hal yang termasuk dalam objek material kajian sosiologi adalah segala yang
berkenaan dengan masyarakat, baik secara fisik maupun non-fisik. Termasuk semua
hal yang berpengaruh pada kehidupan sosial manusia, misal gejala sosial dan
asosiasinya dengan hubungan bermasyarakat. Seluruh peristiwa yang memunculkan
interaksi, baik antar individu, kelompok, atau antara individu dengan kelompok
termasuk dalam objek material sosiologi.

2.   Objek Formal

Sebagai pelengkap, objek formal sosiologi hadir untuk menelaah korelasi dari setiap
interaksi yang terjadi pada masyarakat. Objek formal berfokus pada cara pandang
yang mana digunakan sebagai kacamata dalam memahami manusia sebagai makhluk
sosial.

DISUSUN OLEH: DESNOVA RIAUNA (2210813012)

Anda mungkin juga menyukai