ILMU RESEP
Kapsul
Disusun oleh:
PELITA MAS
PALU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.latar belakang
Kapsul merupakan salah satu sediaan padat farmasi berupa cangkang yang
berisikan zat aktif di dalamnya. Sediaan padat farmasi ini memiliki beberapa kelebihan
seperti tidak berbau, hambar, tampilan bervariasi dan menarik, serta mudah ditelan
menjadikannya berada pada urutan pertama dalam pengembangan obat. Di industri
farmasi kapsul memiliki 2 bentuk sediaan, yaitu kapsul cangkang keras dan kapsul
cangkang lunak. Secara umum, kedua cangkang kapsul terbuat dari gelatin, pati, dan
hidroksipropilmetilselulosa (HPMC). Dalam pemasarannya, cangkang kapsul yang
terbuat dari gelatin memiliki konsumen terbanyak dengan tampilan menarik dan praktis,
serta harga yang ekonomis.
Pada hasil beberapa penelitian tersebut, pati difungsikan sebagai salah satu
komponen utama dalam pembuatan film lapis tipis berupa kapsul maupun bioplastik. Pati
merupakan suatu polisakarida yang tersusun dari amilopektin dan amilosa. Secara alami,
pati memiliki sifat tidak larut dalam air karena memiliki banyak daerah kristal dalam
butiran. Selain itu, pati dapat difungsikan sebagai stabilisator. Salah satu sumber pati
yang memiliki tarif rendah dan bersifat kompatibel serta banyak tersebar di seluruh
wilayah adalah kentang. Kentang memiliki kadar pati tinggi dengan sifat sukar larut
dalam air yang lebih tinggi dibandingkan pati lainnya. Sifat ini berasal dari tingginya
kadar amilopektin dibandingkan amilosa yang akan membentuk kristal-kristal dalam
struktur sehingga menimbulkan sifat pengemulsi yang digunakan dalam membentuk
lapisan. Sifat biodegradabelitas dan kompatibilitas pada polisakarida mengakibatkan
banyaknya pemanfaatan dan pengaplikasian pada sediaan farmasi. Selain pati, alginat
juga dapat digunakan dalam pembuatan kapsul dengan memanfaatkan sifat gelnya.
Alginat adalah salah satu biopolisakarida yang berasal dari ganggang laut coklat atau
rumput laut coklat yang telah banyak digunakan dalam pembuatan tablet farmasi.
Penyaluran obat sukar larut dalam air yang merupakan hasil desain formulasi
disolusi lepas tunda membutuhkan kapsul dengan kelarutan rendah untuk mencapai target
sakit pada gastro intestinal. Tahun 2018, Yin melakukan penelitian pengaruh pemberian
agar pada campuran kapsul alginat terhadap pembengkakan partikel dan disolusi
indometasin. Kapsul AALG (kapsul alginat agar) memberikan waktu pembengkakan
partikel yang lebih lama dengan satabilitias tinggi hingga disolusi obat menjadi
terkontrol, sedangkan pada kapsul NALG (kapsul alginat tanpa agar) memiliki waktu
pembengkakan yang lebih cepat dan disolusi tidak terkontrol.
1. Bagaimana variasi pati dengan natrium alginat serta penambahan cross-linker Sodium
Tripolyphosphate (STPP) dan Gliserol terhadap pembuatan kapsul yang memenuhi
standar Farmakope?
PEMBAHASAN
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiridari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut.kapsul dengan cangkang keras dari gelatin pertama kali dibuat di
prancis pada tahun 1834 oleh mothes dan dublanc.istilah kapsul berasal dari bahasa
latin’capsula’yang berarti kotak kecil.cangkang (shell)adalah yang dikenal sehari -
hari dengan sebutan kapsul kosong tanpa isi bahan obat.cangkang ini dapat diisi
dengan bermacam- macam bahan obat,bahan obat cair maupun bahan obat padat
menjadi kapsul yang dapat langsung dipergunakan oleh penderita.cangkang kapsul
dapat berupa kapsul keras atau kapsul lunak,dibuat dari bahaan baku gelatin,gula
dan air.cangkang kapsul dapat jenih dan buram(ditambah titanium oksida),berwarna
atau polos,tidak berasa,mudah larut dalam air panas dan bersifat higroskopis.
Perbedaannya:
Ukuran kapsul menunjukan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam
ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode.000 ialah ukuran terbesar,00;0;1;2;3;4
dan 5 iaalah ukuran terkecil.
no ukur berat serbuk (kg)
000 1
00 0,6
0 0,5
1 0,3
2 0,25
3 0,2
4 0,15
5 0,1
Sebelum masa serbuk dimasukan kedalam kapsul prinsip percampuran bahan
sama seperti percampuran serbuk untuk puyer.
Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
Tidak untuk zat-zat yang higroskopik(mudah mencair)
Tidak untuk zat-zat taang bereaksidengan cangkang kapsul
Tidak untuk balita
Tidak bisa dibagi(missal ¼ kapsul)
3.1.2 bahan
R/ ambroxol 1 tab
Salbutamol 2 mg
Methylprednisolone 4 mg
Loratadine 1/3 tab
Tesfast 60 mg
m.f cap dtd no xv
S 3 dd cap 1
Pro:ambarwati (dewasa)
R/ loratadine 1 tab
Ad qs
m.f cap dtd no xv
S 3 dd cap 1
Pro:ambarwati
4.1.5 Pengenceran:
Ambroxol =1 x 100=50mg
2
Salbutamol =1 x100=50 mg
2
Methylprednisolone =0,75x100=75mg
4.1.6 Etiket
4.2 PEMBAHASAN
Lumpang harus dibersihkan karena lumpang terbuat dari keramik dan memiliki
Permukaan dalam yang kasar,sehingga aka nada sisa-sisa serbuk yang tertinggal dalam
wadah lumpang setelah kita menggunakannya.jadi,jika kita tidak membersihkan
lumpang setelah menggunaknya,maka pada saat kita tidak membersihkan lumpang
tersebut lagi,masih terdapat sisa-sisa serbuk yang tertinggal dan kemungkinan serbuk sis
aitu akan tercampur dengan serbuk baru yang akan kita gerus.maka dari itu,setiap kita
selesai memakai lumpang alu,baiknya kita membersihkan nya agar obat yang akan kita
caampur terjamin mutu dan kualitasnya.kita juga bisa mensterilkan lumpang dan alu
sebelum proses pembuatan/pencampuran obat dilaksanakan.cara kita mensterilkan atau
membersihkan lumpang adalah beri sedikit alcohol dengan kadar 70% atau 95% dalam
lumpang,gosoklah bagian dalam lumpang dengan kapas lalu keringkan .
Penggerusan obat yang benar adaalah kita menggerus obat mulai dari obat yang
memiliki bobot yang paling berat,jadi obat yang harus digerus terlebih dahulu adalah
ambroxol,seteh itu salbutamol dan yang terakhir methylprenidolone.hal yang harus
diperhatikan saat pengisian kapsul dengan tangan adalah tangan yang digunakaan untuk
mengisi kapsul sudah bersih atau steril,disarankan untuk menggunakan sarung tangan
untuk mencegah elergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadaap obat
tersebut.kita juga harus memastikan bahwa badankapsul sudah terisi penuh sesuai
dengan dosisobat yang di berikan jika sudah selesai kapsul sudah siap ditutup.
Mengapa harus ada resep terkoreksi karena talfast memiliki fungsi sama dengan
loratadine yaitu antihistamin,jadi loratadine dibuat resep sendirikarena aturan pakainya
tidak sesuai,dan juga dosis salbutamol hatus diturunkaan menjadi 1 mg dari resep yang
diberkan 2 mg karena over dosis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.berdasarkan bentuknya,kapsul dalam farmasi
dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan kapsul lunak.kapsul juga terbagi
kedalam beberapa ukuran yang berbeda.keuntungan menggunakan obat sediaan
kapsul adalah bentuk menarik dan praktis,tidak berasa sehingga bisa menutup
rasa dan bau dari obat yang kurang enak serta mudah ditelan dan cepat hancur di
dalam perut sehingga bahan segera diabsorbsi usus.sedangkan kerugian
menggunakan obat sediaan kapsul adalah tidak bisa untuk zat-zat yang dapat
bereaksi dengan cangkang kapsul,dan tidak bisa di bagi-bagi dan pada
praktikum ini,obat yang digunakan adalah ambroxol,salbutamol,dan
methylprednisolone.
5.2 Saran
Saran dari kelompok kami untuk melakukan praktikum ini adalah perhatikan
kebersihan dan kesterilan dari lumpang dan alu yang akan digunakan sehinga
obat yang dihasilkan bisa terjamin mutu,kualitas serta kebersihannya.perhatikan
juga tempat penyimpanan dari kapsul dan pemberian etiketobat.disarankan
untuk teliti dan hati-hati saat mengisi obat kedalam badan kapsul sehingga obat
yang terisi di dalam kapsul sesuai dengan dosis yang diminta.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen,POM.1967.Farmakope Indonesia Edisi III.Kementrian Kesehatan
RI:jakarta
Ditjen,POM.1967.Farmakope Indonesia Edisi IV.Kementrian Kesehatan
RI:Jakarta
http://repositori.kemdikbud.go.id/10431/1/dasar-dasar%20KEFARMASIAN
%202.pdf.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
praktikum-farmestika -dasar-farmasi-komprehrnsif.pdf