Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU RESEP

Kapsul

Disusun oleh:

Aprilia Theodora 022113002

Risnawati asri 2012004

Viendy alvionita t.s 2012005

Trivena lois t 022113014

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)

PELITA MAS

PALU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.latar belakang

Kapsul merupakan salah satu sediaan padat farmasi berupa cangkang yang
berisikan zat aktif di dalamnya. Sediaan padat farmasi ini memiliki beberapa kelebihan
seperti tidak berbau, hambar, tampilan bervariasi dan menarik, serta mudah ditelan
menjadikannya berada pada urutan pertama dalam pengembangan obat. Di industri
farmasi kapsul memiliki 2 bentuk sediaan, yaitu kapsul cangkang keras dan kapsul
cangkang lunak. Secara umum, kedua cangkang kapsul terbuat dari gelatin, pati, dan
hidroksipropilmetilselulosa (HPMC). Dalam pemasarannya, cangkang kapsul yang
terbuat dari gelatin memiliki konsumen terbanyak dengan tampilan menarik dan praktis,
serta harga yang ekonomis.

Gelatin merupakan senyawa yang terbentuk dari kolagen hewan yang


terdenaturasi dan memiliki sifat pembentukan film yang baik. Berdasarkan sumber
pembentukan, gelatin memiliki kekurangan pada sifat fisikokimia dan resiko keamanan
sebagai bahan dasar kapsul. Keamanan sumber yang meliputi penyakit hewan,
penyalahgunaan hormon, dan berjangkitnya penyakit “modcow” yang akan memberi
pengaruh kepada pengkonsumsi. Data dari Gelatin Manufacturers of Europe pada tahun
2005, produksi gelatin di dunia berasal dari kulit sapi 27,6%, dari tulang 26,6%, dari kulit
babi 44,5%, dan dari hewan lainnya 1,3%. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar
gelatin berasal dari kulit sapi dan kulit babi yang menjadikan adanya batasan konsumsi
bagi konsumen muslim, yahudi, dan hindu, serta konsumen vegetarian. Selain itu, kapsul
gelatin memiliki stabilitas yang rendah dalam lingkungan berair yang mengakibatkan
cepatnya waktu cracking dan berefek pada zat aktif atau obat di dalamnya.

Berkembang dari kapsul gelatin menjadi kapsul HPMC, Faulhammer (2016)


melakukan penelitian mengenai kondisi khusus kapsul HPMC dengan menvariasikan
kondisi termal yang menyatakan kestabilan kapsul HPMC berada pada kondisi khusus
(pH, pelarut) hingga terjadinya cracking dan disolusi. Selanjutnya, penelitian cangkang
kapsul berkembang dengan pemanfaaan sumber daya alami berupa polisakarida. Pada
tahun 2013, Zhang et al melakukan penelitian dengan mencampurkan pati jagung dan
gelatin untuk mengembangkan kapsul keras. Dalam penelitiannya zhang menambahkan
Poli Etilen Glikol (PEG) yang difungsikan sebagai plasticizer dan compatibilizer dalam
campuran pati-gelatin. Penelitian Khlibsuwan pada tahun 2018 memanfaatkan pati untuk
memodifikasi alginat dalam menghantarkan zat aktif tepat ke dalam sistem pencernaan
dengan memanfaatkan larutan buffer pospat sebagai simulasi.

Pada hasil beberapa penelitian tersebut, pati difungsikan sebagai salah satu
komponen utama dalam pembuatan film lapis tipis berupa kapsul maupun bioplastik. Pati
merupakan suatu polisakarida yang tersusun dari amilopektin dan amilosa. Secara alami,
pati memiliki sifat tidak larut dalam air karena memiliki banyak daerah kristal dalam
butiran. Selain itu, pati dapat difungsikan sebagai stabilisator. Salah satu sumber pati
yang memiliki tarif rendah dan bersifat kompatibel serta banyak tersebar di seluruh
wilayah adalah kentang. Kentang memiliki kadar pati tinggi dengan sifat sukar larut
dalam air yang lebih tinggi dibandingkan pati lainnya. Sifat ini berasal dari tingginya
kadar amilopektin dibandingkan amilosa yang akan membentuk kristal-kristal dalam
struktur sehingga menimbulkan sifat pengemulsi yang digunakan dalam membentuk
lapisan. Sifat biodegradabelitas dan kompatibilitas pada polisakarida mengakibatkan
banyaknya pemanfaatan dan pengaplikasian pada sediaan farmasi. Selain pati, alginat
juga dapat digunakan dalam pembuatan kapsul dengan memanfaatkan sifat gelnya.
Alginat adalah salah satu biopolisakarida yang berasal dari ganggang laut coklat atau
rumput laut coklat yang telah banyak digunakan dalam pembuatan tablet farmasi.

Dari penelitian sebelumnya terdapat beberapa kekurangan pada kapsul yang


dihasilkan, sehingga dibutuhkan senyawa yang dapat mengubah sifat fisika dan kimia
dari kapsul. Penggunaan cross-link dalam beberapa penelitian telah berhasil
memodifikasi sifat mekanik dari kapsul. Salah satunya pada peningkatan ketahanan
mekanik dan mengakibatkan berkurangnya kelarutan membran dalam dalam media
pelepasan. Pada tahun 2019, Abdelrahman melakukan penelitian menggunakan cross-
linker tripolyphosphate (TPP) dan heksametapospat (HMP). Cross-linker TPP
menghasilkan partikel dengan ukuran kecil dengan stabilitas rendah pada pH asam,
sedangkan HMP memberikan ukuran partikel yang lebih besar dan stabilitas tinggi.

Penyaluran obat sukar larut dalam air yang merupakan hasil desain formulasi
disolusi lepas tunda membutuhkan kapsul dengan kelarutan rendah untuk mencapai target
sakit pada gastro intestinal. Tahun 2018, Yin melakukan penelitian pengaruh pemberian
agar pada campuran kapsul alginat terhadap pembengkakan partikel dan disolusi
indometasin. Kapsul AALG (kapsul alginat agar) memberikan waktu pembengkakan
partikel yang lebih lama dengan satabilitias tinggi hingga disolusi obat menjadi
terkontrol, sedangkan pada kapsul NALG (kapsul alginat tanpa agar) memiliki waktu
pembengkakan yang lebih cepat dan disolusi tidak terkontrol.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana variasi pati dengan natrium alginat serta penambahan cross-linker Sodium
Tripolyphosphate (STPP) dan Gliserol terhadap pembuatan kapsul yang memenuhi
standar Farmakope?

2. Apakah kapsul pati-natrium alginat dengan penambahan cross-linker dapat


menghasilkan kapsul yang memiliki metode lepas tunda untuk zat aktif omeprazole?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar teori

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiridari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut.kapsul dengan cangkang keras dari gelatin pertama kali dibuat di
prancis pada tahun 1834 oleh mothes dan dublanc.istilah kapsul berasal dari bahasa
latin’capsula’yang berarti kotak kecil.cangkang (shell)adalah yang dikenal sehari -
hari dengan sebutan kapsul kosong tanpa isi bahan obat.cangkang ini dapat diisi
dengan bermacam- macam bahan obat,bahan obat cair maupun bahan obat padat
menjadi kapsul yang dapat langsung dipergunakan oleh penderita.cangkang kapsul
dapat berupa kapsul keras atau kapsul lunak,dibuat dari bahaan baku gelatin,gula
dan air.cangkang kapsul dapat jenih dan buram(ditambah titanium oksida),berwarna
atau polos,tidak berasa,mudah larut dalam air panas dan bersifat higroskopis.

Berdasarkan bentuknya, kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu


kapsul keras(capsulae durae,hard capsule)dan kapsul lunak(capsulae molles,soft
capsul).

Perbedaannya:

kapsul keras kapsul lunak


terdiri atas tubuh dan tutup satu kesatuaan
tersedia dalam bentuk kosong selalu sudah terisi
isi biasanya padat,dapat juga cair isi biasanya cair,dapat juga padat
cara pakaai peroral biasa oral,veginal,rectal,tropical
bentuk hanya satu macam bentuknya bermacam-macam

Ukuran kapsul menunjukan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam
ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode.000 ialah ukuran terbesar,00;0;1;2;3;4
dan 5 iaalah ukuran terkecil.
no ukur berat serbuk (kg)
000 1
00 0,6
0 0,5
1 0,3
2 0,25
3 0,2
4 0,15
5 0,1
Sebelum masa serbuk dimasukan kedalam kapsul prinsip percampuran bahan
sama seperti percampuran serbuk untuk puyer.

1. Bahan obat dalam jumlah kecil digerus bersama bahan tambahan


2. Bahan obat dengan bwerat jenis (BJ)besar digerus terlebih
dahulu,kemudiaan bahan obat dengan BJnya kecil.
3. Bahan obat berbentuk kristal atau bongkahan digerus hingga halus
4. Bahan obat yang berwarna digerus diantara 2 bahan tambahan
5. Bahan obat yang bobotnya dibawah 50 mg,dilakukan pengenceran.

Keuntungan dan kerugian sediaan kapsul (farmasetika komprehensif


kementrian Kesehatan Indonesia).

Keuntungan sediaan kapsul yaitu sebagai berikut:


a. Bentuk menarik dan praktis
b. Tidak berasaa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang
enak
c. Mudah ditelan dan cepat hancur didalam perut sehinggan bahan segera
diabsorbsi usus.
d. Dokter dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam -macam bahan
obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang
pasien
e. Kapsul dapat diisi dengan cepat,tidak memerlukan bahan penolong seperti
pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbs bahan
obatnya.

Kerugian sediaan kapsul yaitu sebagai berikut:

 Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
 Tidak untuk zat-zat yang higroskopik(mudah mencair)
 Tidak untuk zat-zat taang bereaksidengan cangkang kapsul
 Tidak untuk balita
 Tidak bisa dibagi(missal ¼ kapsul)

Penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang:

1. Tidak terlalu lembab atau dingin dan kering


2. Terbuat dari botol gelas,tertutup rapat dan diberi bahan pengering
3. Terbuat dari wadah botol plastic,tertutup rapat yang juga diberi bahan
pengering
4. Terbuat dari aluminium foil dalam blister atau sterip.

Ada tiga macam cara pengisian kapsul keras,yaitu dengan tangan,dengan


alat buatan mesein,dan dengan alat mesin.

a. Dengan tangn merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan


tangan tanpa bantuan alat lain.cara ini sering dikerjakan diapotek untuk
melayani resep dokter.
b. Dengan alat bukan mesin,alat yang dimaksud disini adalah alat yang
menggunakan tangan manusia.dengan menggunakan alat ini akan
didaptkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih
cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluhan kapsul.
c. Dengan alat mesin,dengan car aini dapat diprosuksi kapsul dengan
jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragaman yang
lwebih terjamin.

Kapsul yang terisi oleh bahan obat kemudian dilakukan


evaluasi/pengujian untuk mengetahui sediaan kapsul tersebut memenuhi
syarat atau tidak.jenis evaluasi/pengujian yang dilakukan diantaranya
adalah:keseragman bobot,waktu hancur,keseragaman sedian dan
uji disolusi.
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 alat dan bahan


3.1.1 Alat
 Lumping
 Alu
 Plastic obat
 Sudip/sendok
 Kertas perkamen

3.1.2 bahan

 Ambrocol 30mg(1 tab)


 salbutamol 2 mg
 Methylprednisolone 4 mg
 Loratadine 1/3 tab
 Telfast 60 mg
3.2 cara kerja
1. persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat melaksanakan
praktikum
2. lakukan screening administrasi pada resep yang akan dibuat
3. bersihkan lumpang dan alu dengan cara beri sedikit alcohol kemudian
keringkan
4. ambil obat ambroksol ½ tab,salbutamol 7,5 tab,methylprednisolone
3,5tab,lalu letakan di atas kertas pertamen yang sudah disediakan
5. ambil obat ambroxol ½ tab,salbutamol 7,5 tab,methylprednisolone 3,4
tab,lalu dimasukan kedalam lumpang dan digerus secara perlahan.
6. Jika sudah halus,letakan diatas kertas perkamen
7. Siapkan 15 buah kapsul dan isi kapsul dengan serbuk obat yang telah dibuat
atau digerus
8. Tutup kapsul dan masukan kedalam plastic obat yang sudah disiapkan dan
beri dengan etiket didalam plastic.
Bab IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Resep asli

R/ ambroxol 1 tab
Salbutamol 2 mg
Methylprednisolone 4 mg
Loratadine 1/3 tab
Tesfast 60 mg
m.f cap dtd no xv
S 3 dd cap 1
Pro:ambarwati (dewasa)

4.1.2 Perhitungan dosis


Ambroxol =1x3=3 tab(30 mg/tab)=30x3=90mg/hari(tod)
Salbutamol =2 mg x 3=6 mg/hari(od)
Methylprednisolone =4 mg x 3=12 mg/hari(od)
4.1.3 Resep terkoreksi
R/ ambroxol 1 tab
Salbutamol 1 mg
Methylprednisolone 4 mg
m.f cap dtd no xv
S 3 dd cap 1
Pro:ambarwati(dws)

R/ loratadine 1 tab
Ad qs
m.f cap dtd no xv
S 3 dd cap 1
Pro:ambarwati

4.1.4 Perhitungan bahan


Ambroxol = 1x15 =0,5 tab(1/2 tab
30
Salbutamol =1x15=7,5tab
30
Methylprednisolone =4x15=3,75 tab
30
Loratadine 1 tab(10 mg):10mg x 15=150
Laktosa 1500-150=1350

4.1.5 Pengenceran:
Ambroxol =1 x 100=50mg
2
Salbutamol =1 x100=50 mg
2
Methylprednisolone =0,75x100=75mg
4.1.6 Etiket

4.2 PEMBAHASAN
Lumpang harus dibersihkan karena lumpang terbuat dari keramik dan memiliki
Permukaan dalam yang kasar,sehingga aka nada sisa-sisa serbuk yang tertinggal dalam
wadah lumpang setelah kita menggunakannya.jadi,jika kita tidak membersihkan
lumpang setelah menggunaknya,maka pada saat kita tidak membersihkan lumpang
tersebut lagi,masih terdapat sisa-sisa serbuk yang tertinggal dan kemungkinan serbuk sis
aitu akan tercampur dengan serbuk baru yang akan kita gerus.maka dari itu,setiap kita
selesai memakai lumpang alu,baiknya kita membersihkan nya agar obat yang akan kita
caampur terjamin mutu dan kualitasnya.kita juga bisa mensterilkan lumpang dan alu
sebelum proses pembuatan/pencampuran obat dilaksanakan.cara kita mensterilkan atau
membersihkan lumpang adalah beri sedikit alcohol dengan kadar 70% atau 95% dalam
lumpang,gosoklah bagian dalam lumpang dengan kapas lalu keringkan .
Penggerusan obat yang benar adaalah kita menggerus obat mulai dari obat yang
memiliki bobot yang paling berat,jadi obat yang harus digerus terlebih dahulu adalah
ambroxol,seteh itu salbutamol dan yang terakhir methylprenidolone.hal yang harus
diperhatikan saat pengisian kapsul dengan tangan adalah tangan yang digunakaan untuk
mengisi kapsul sudah bersih atau steril,disarankan untuk menggunakan sarung tangan
untuk mencegah elergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadaap obat
tersebut.kita juga harus memastikan bahwa badankapsul sudah terisi penuh sesuai
dengan dosisobat yang di berikan jika sudah selesai kapsul sudah siap ditutup.
Mengapa harus ada resep terkoreksi karena talfast memiliki fungsi sama dengan
loratadine yaitu antihistamin,jadi loratadine dibuat resep sendirikarena aturan pakainya
tidak sesuai,dan juga dosis salbutamol hatus diturunkaan menjadi 1 mg dari resep yang
diberkan 2 mg karena over dosis.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.berdasarkan bentuknya,kapsul dalam farmasi
dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan kapsul lunak.kapsul juga terbagi
kedalam beberapa ukuran yang berbeda.keuntungan menggunakan obat sediaan
kapsul adalah bentuk menarik dan praktis,tidak berasa sehingga bisa menutup
rasa dan bau dari obat yang kurang enak serta mudah ditelan dan cepat hancur di
dalam perut sehingga bahan segera diabsorbsi usus.sedangkan kerugian
menggunakan obat sediaan kapsul adalah tidak bisa untuk zat-zat yang dapat
bereaksi dengan cangkang kapsul,dan tidak bisa di bagi-bagi dan pada
praktikum ini,obat yang digunakan adalah ambroxol,salbutamol,dan
methylprednisolone.
5.2 Saran
Saran dari kelompok kami untuk melakukan praktikum ini adalah perhatikan
kebersihan dan kesterilan dari lumpang dan alu yang akan digunakan sehinga
obat yang dihasilkan bisa terjamin mutu,kualitas serta kebersihannya.perhatikan
juga tempat penyimpanan dari kapsul dan pemberian etiketobat.disarankan
untuk teliti dan hati-hati saat mengisi obat kedalam badan kapsul sehingga obat
yang terisi di dalam kapsul sesuai dengan dosis yang diminta.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen,POM.1967.Farmakope Indonesia Edisi III.Kementrian Kesehatan
RI:jakarta
Ditjen,POM.1967.Farmakope Indonesia Edisi IV.Kementrian Kesehatan
RI:Jakarta
http://repositori.kemdikbud.go.id/10431/1/dasar-dasar%20KEFARMASIAN
%202.pdf.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
praktikum-farmestika -dasar-farmasi-komprehrnsif.pdf

Anda mungkin juga menyukai