Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Sampel Pelarut Sebelum Sesudah Keterangan

Serbuk
Bintang Laut Etanol 96% 3 x 24 Jam
(Linckia
laevigata)

4.2 Pembahasan
Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan suatu zat
yang didasarkan pada perbedaan kelarutan terhadap dua cairan
tidak saling larut yang berbeda, biasanya yaitu air dan yang lainnya
berupa pelarut organik. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan
dalam ekstraksi, salah satu yang paling umum dilakukan adalah
metode maserasi (Tetti, 2014).
Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang
paling umum dilakukan dengan cara memasukkan serbuk tanaman
dan pelarut yang sesuai ke dalam suatu wadah inert yang ditutup
rapat pada suhu kamar. Akan tetapi, ada pula kerugian utama dari
metode maserasi ini, yaitu dapat memakan banyak waktu, pelarut
yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa
senyawa dapat hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja
akan sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain, metode
maserasi dapat juga menghindari resiko rusaknya senyawa-
senyawa dalam tanaman yang bersifat termolabil. Remaserasi
merupakan metode ekstraksi yang terjadi pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan
seterusnya (Tetti, 2014).
. Keuntungan utama metode ekstraksi maserasi yaitu
prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana dan tidak
dipanaskan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai. Ekstraksi
dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, meskipun
beberapa senyawa memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut pada
suhu kamar. Dibandingkan dengan metode lain contohnya sokletasi
yang merupakan metode cara panas yang dapat menghasilkan
ekstrak yang lebih banyak, pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efisiensi bahan), waktu yang digunakan lebih cepat, dan sampel
diekstraksi secara sempurna karena dilakukan berulang-ulang.
Selain itu, aktivitas biologis tidak hilang saat dipanaskan sehingga
teknik ini dapat digunakan dalam pencarian induk obat (puspitasati
dan Proyogo, 2018)
Tujuan dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui
cara dari maserasi dan remaserasi serta dapat mengetahui prinsip
dari maserasi. Menurut Nina Salamah (2017), Prinsip metode
maserasi adalah cairan penyari akan menembus dinding sel, zat
aktif akan terlarut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel, sehingga larutan
dengan konsentrasi tinggi akan terdesak ke luar sel.
Sampel yang digunakan yaitu Bintang laut (Linckia
laevigata) yang ditimbang sebanyak 250 gram, kemudian
dimasukkan dalam wadah maserasi yang berbeda. Alasan
menggunakan pelarut etanol 96% yaitu untuk menghasilkan ekstrak
yang kental (murni) sehingga mempermudah untuk proses
identifikasi. Alasan lainnya adalah karena etanol mudah menguap,
murah, mudah didapat, dan cukup aman. Menurut Nur Hasanah
(2020), Alasan pemilihan pelarut etanol 96% yaitu karena etanol
dapat menarik senyawa aktif yang lebih banyak dibandingkan
dengan jenis pelarut organik lainnya Etanol memiliki titik didih
yang rendah yaitu 79oC sehingga memerlukan panas yang lebih
sedikit untuk proses pemekatan. Selain itu, etanol merupakan satu-
satunya jenis pelarut yang aman atau tidak bersifat beracun apabila
dikonsumsi karena rendahnya tingkat toksisitas dibanding pelarut
lain. Ditambahkan etanol 96% sampai sampel terendam sempurna.
Menurut Ningsih (2020), perendaman bertujuan untuk melarutkan
senyawa-senyawa yang terdapat dalam jaringan tanaman ke dalam
pelarut yang dipakai untuk proses ekstraksi tersebut. Kemudian
tutup toples dengan aluminium foil, dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya penguapan sampel. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Triningsih dkk (2014) dalam penelitiannya di
dapatkan bahwa penggunaan penutup berupa alumunium foil akan
mengurangi susut bobot lebih banyak. Hal ini sesuai juga dengan
penelitian Amanah, W. (2019), Proses maserasi dilakukan dengan
menempatkan sampel pada suatu wadah tertutup rapat oleh
aluminium foil pada ruang gelap serta suhu ruang guna mencegah
kontak antara sampel dengan cahaya yang mengakibatkan
degradasi senyawa. Setelah itu tutup toples serta diberi label.
Penggoyangan atau pengadukan pada sampel secara
konstan selama 1 jam. Menurut Prasetya dkk (2020), Kontak antara
sampel dan pelarut dapat ditingkatkan apabila didukung dengan
adanya pengadukan agar kontak antara sampel dan pelarut semakin
sering terjadi, sehingga proses ekstraksi lebih sempurna. Menurut
Novitasari (2016), Pada saat proses perendaman bahan akan terjadi
pemecahan dinding sel dan membran sel yang diakibatkan oleh
perbedaan tekanan antara luar sel dengan bagian dalam sel
sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan
pecah dan terlarut pada pelarut organik yang digunakan.
Remaserasi sampel setelah perendaman selama 3 hari yaitu,
72 jam. Remaserasi merupakan metode ekstraksi yang terjadi
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama, dan seterusnya. Tujuan dilakukan remaserasi
adalah untuk memaksimalkan penyarian zat aktif yang tekandung
dalam simplisia. Dan dilakukan pengamatan organoleptik.
Remaserasi dilakukan selama 3 kali 24 jam. Menurut Ningsih dkk
(2015), remaserasi merupakan metode ekstraksi yang terjadi
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
maserat pertama, dan seterusnya. Pelarut kedua ditambahkan
sebanyak penambahan pelarut pertama. Keuntungan cara penyarian
dengan remaserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang
digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan
kerugiannya adalah pengerjaannya lama, membutuhkan larutan
penyari yang lebih banyak dibanding larutan penyari pada metode
maserasi dan hasil penyariannya kurang sempurna. Hasil yang
diperoleh dari percobaan ini yaitu pada maserasi dengan sampel
serbuk Bintang Laut (Linckia Laevigata) dilakukan uji organoleptik
dengan bau yang di dapatkan bau amis dan warnanya warna orange
merah.
Adapun kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi pada
praktikum kali ini, yaitu kesalahan pada saat menimbang sampel,
kurangnya ketelitian pada saat mengukur pelarut yang digunakan
yang dapat membuat pelarut menjadi berkurang dan sampel tidak
terendam dengan sempurna, serta proses pengocokan yang
dilakukan masih belum maksimal atau tidak dilakukan secara
konstan sehingga distribusi komponen bahan pula menjadi kurang
maksimal.

Tini Wati. 2016. Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Pada
Peserta Didik Kelas X Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Di Sma
Negeri 1 Bengkunat. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Raden Intan Lampung
Puspita, T., Prayoga, R., Mulyana, Y., & Widadi, S. Y. (2022). Analysis Of Nursing
Care On Congestive Heart Failure Disease Using Semifowler’s Position
To Increase Oxigen Saturation. Journal Of Health Science And Nursing
Studies, 1(1).

Ningsih, G., Utami, S. R., & Nugrahani, R. A. (2016). Pengaruh Lamanya Waktu
Ekstraksi Remaserasi Kulit Buah Durian Terhadap Rendemen Saponin
Dan Aplikasinya Sebagai Zat Aktif Anti Jamur. Jurnal Konversi, 4(1).

Hasanah, N., & Novian, D. R. (2020). Analisis Ekstrak Etanol Buah Labu Kuning
(Cucurbita Moschata D.). Parapemikir J Ilm Farm, 9(1), 54-9.

Abdullah, A. A., & Prasetya, E. (2020). Analisis Karakteristik Limbah Laundry


Terhadap Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Pekerja Laundry X
Kota Gorontalo. Jambura Journal Of Health Sciences And Research,
2(1), 43-52.

Novitasari, N., & Jubaidah, S. (2018). Perbandingan Metode Ekstraksi Terhadap


Rendemen Ekstrak Daun Rambai Laut (Sonneratia Caseolaris L. Engl).
Jurnal Ilmiah Manuntung, 4(1), 79-83.

Triningsih, D. W., Prihastanti, E., & Haryanti, S. (2014). Interaksi Jenis Penutup
Dengan Lama Paparan Sinar Matahari Terhadap Susut Bobot,
Kandungan Karotenoid Dan Vitamin A Wortel (Daucus Carota L.).
Anatomi Fisiologi, 22(2), 1-11.

Buyung Hartiyo Laksono Dkk. 2020. Pengaruh Penggunaan Alcohol Swab


Terhadap Tingkat Kontaminasi Bakteri Pada Blade Laringoskop Di
Kamar Operasi Sentral Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar. Departemen
Anestesiologi Dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas
Brawijaya

Salamah, N., Rozak, M., & Al Abror, M. (2017). Pengaruh Metode Penyarian
Terhadap Kadar Alkaloid Total Daun Jembirit (Tabernaemontana
Sphaerocarpa.Bl) Dengan Metode Spektrofotometri
Visibel. Farmasiana , 7 (1), 113-122.

Amanah, W. (2019). Biokonversi Antosianin Menjadi Antosianidin Dan Uji


Aktivitas Antioksidan Dari Kubis Ungu (Brassica Oleracea var. capitata
L.) Melalui Fermentasi Ragi Tempe (Rhyzopus Oligosporus).

Anda mungkin juga menyukai