Anda di halaman 1dari 8

Ekstraksi merupakan suatu

proses pemisahan
kandungan senyawa kimia
dari
jaringan tumbuhan
ataupun hewan dengan
menggunakan penyari
tertentu. Ekstrak
adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan
cara mengekstraksi zat
aktif dengan
Ekstraksi merupakan suatu
proses pemisahan
kandungan senyawa kimia
dari
jaringan tumbuhan
ataupun hewan dengan
menggunakan penyari
tertentu. Ekstrak
adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan
cara mengekstraksi zat
aktif dengan
Ekstraksi merupakan suatu
proses pemisahan
kandungan senyawa kimia
dari
jaringan tumbuhan
ataupun hewan dengan
menggunakan penyari
tertentu. Ekstrak
adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan
cara mengekstraksi zat
aktif dengan
Ekstraksi merupakan suatu
proses pemisahan
kandungan senyawa kimia
dari
jaringan tumbuhan
ataupun hewan dengan
menggunakan penyari
tertentu. Ekstrak
adalah sediaan pekat
yang diperoleh dengan
cara mengekstraksi zat
aktif dengan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pelarut Hasil Pengamatan Residu Filtrat (ml)
Sebelum Sesudah (gram)

Alkohol 70% 314 gr 500 ml

Alkohol 96% 348 gr 390 ml

Aquadest 454 gr 653 ml


4.2 Pembahasan
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia
dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif
dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian,
hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Marjon, 2016).
Pada praktikum ini metode ekstraksi yang akan dilakukan adalah maserasi.
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut diam atau
dengan adanya pengadukan beberapa kali pada suhu ruangan. Metode ini dapat
dilakukan dengan cara merendam bahan dengan sekali-sekali dilakukan
pengadukan. Pada umumnya perendaman dilakukan selama 24 jam, kemudian
pelarut diganti dengan pelarut baru. Maserasi juga dapat dilakukan dengan
pengadukan secara sinambung (maserasi kinetik) (Jahid I, 2013).
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui Apa yang dimaksud
dengan maserasi, bagaimana metode penarikan senyawa melalui ekstraksi dalam
hal ini menggunakan metode meserasi serta mengetahui prinsip dari maserasi.
Prinsip metode maserasi ialah berdasarkan distribusi zat terlarut atau sebaran
komponen yang dapat larut terhadap perbandingan dua jenis pelarut yang tidak
saling bercampur. Proses ekstraksi dengan teknik maserasi membutuhkan
pengocokan atau pengadukan beberapa kali pada suhu ruang. Sehingga dalam
pelaksanaannya maserasi cenderung lebih mudah dibandingkan metode ekstraksi
lainnya dan tidak membutuhkan pemanasan (istikomah, 2013)
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan. Alat yang digunakan yaitu gelas beker, gelas ukur, kain saring, lap
halus, neraca mekanik, pengaduk, toples, spatula, wadah stainless steel. Untuk
bahan yaitu alkohol 70%, etanol 96%, aquadest, alumunium foil, daun sirih hutan,
kulit batang balik angin, rimpang jahe merah dan tisu.
Langkah selajutnya yaitu membersihkan alat yang akan digunakan dengan
alkohol 70% agar alat-alat tersebut bersih dari bakteri yang melengket karena
menurut Ramadani, S. (2018), alkohol berfungsi sebagai disinfektan dengan cara
melarutkan lipid pada membran sel mikroorganisme dan juga mendenaturasi
protein yang dimiliki oleh mikroorganisme tersebut.
Ditimbang seluruh sampel yang akan diekstraksi menggunakan neraca
mekanik untuk menentukan berat sampel yang akan digunakan dimana menurut
Fidiani dkk (2021), neraca mekanik sering juga disebut neraca/timbangan teknis
terdiri atas tiga batang skala. Neraca mekanik sering juga disebut
neraca/timbangan teknis terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala
ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala
satuan gram. Prinsip kerja neraca mekanik/teknis adalah membandingkan massa
benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca mekanik
berada pada neraca itu sendiri.
Diukur juga etanol 96%, etanol 70% dan akuades menggunakan gelas ukur
sebanyak 750 ml, 750 ml dan 1 liter yang akan digunakan sebagai pelarut. Etanol
96% dipilih sebagai pelarut dalam ekstraksi ini karena menurut penelitian yang
dilakukan oleh Yuswi (2017) menyatakan bahwa hasil uji perlakuan terbaik
diperoleh pada perlakuan jenis pelarut etanol 96% serta menurut Pramudita., dkk
(2020), etanol juga memiliki kelebihan yaitu mampu menyari senyawa kimia
lebih banyak bila dibandingkan dengan methanol dan air. Menurut Hasanah dan
Dede (2020) Alasan pemilihan pelarut etanol 70% yaitu karena etanol dapat
menarik senyawa aktif yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis pelarut
organik lainnya Etanol memiliki titik didih yang rendah yaitu 79°C sehingga
memerlukan panas yang lebih sedikit untuk proses pemekatan. Selain itu menurut
Ramadani, S. (2018), Ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% karena etanol
adalah pelarut universal yang dapat menyari senyawa polar,nonpolar dan semi
polar. Menurut Kemit (2013) aquadest adalah pelarut yang kompatibel dengan
banyak komponen kimia yang ada dalam tumbuhan. Sebagian besar senyawa yang
ingin diekstrak, seperti alkaloid, flavonoid, dan senyawa-senyawa lainnya,
cenderung larut dalam air.
Dimasukkan daun sirih hutan, kulit batang balik angin, dan rimpang jahe
merah yang telah ditimbang kedalam toples. Kemudian tambahkan etanol 96%
yang telah diukur sebanyak 750 ml tadi kedalam toples berisi daun sirih hutan,
tambahkan etanol 70% yang telah diukur sebanyak 750 ml tadi kedalam toples
berisi rimpang jahe merah, dan tambahkan aquadest yang telah diukur sebanyak
1000 ml tadi kedalam toples berisi kulit atng balik angin. Tutup terlebih dahulu
toples menggunakan aluminium foil, lalu tutup menggunakan penutup. Dikocok
toples berisi sampel dan pelarut selama 15 menit secara kosntan sesuai menurut
Depkes RI (2020), maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar. Alasan dilakukannnya
pengocokan karena sesuai dengan pernyataan menurut Istiqomah (2013), upaya
ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat dalam
cairan. Sedangkan dalam keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya
perpindahan bahan aktif.

Menurut Santi, dkk (2015) kandungan senyawa yang tertarik pada


simplisia rimpang jahe merah dalam alkohol 70% adalah gingerol dan shogaol.
Menurut Akbar, dkk (2019) kandungan senyawa yang tertarik pada simplisia daun
sirih hutan dalam alkohol 90% adalah fenol dan tanin. Menurut Johay, dkk (2017)
kandungan senyawa yang tertarik pada simplisia kulit batang balik angin dalam
aquadest adalah flavonoid.
Langkah selanjutnya yaitu diukur filtrat yang dihasilkan menggunakan
gelas ukur dan residu yang dihasilkan ditimbang menggunakan neraca mekanik.
Menurut Fizzaitun 2020, filtrat adalah hasil penyaringan dari suatu bahan
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas). Proses
penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain tipis untuk memisahkan ektrak
dengan residu (Denny, 2020).
Kemungkin kesalahan dari praktikum dalam percobaan maserasi yaitu
kurang teliti dalam mengukur pelarut yang digunakan dan kurang hati-hati
memasukkan pelarut ke dalam toples yang mengakibatkan pelarut berkurang dari
pengukuran di awal, sehingga sampel tidak terendam dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai