PRAKTIKUM FITOKIMIA
PERCOBAAN 1
Ektraksi dengan Metode Maserasi
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ribuan tahun yang lalu, mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang
merupakan 80% dari jenis tanaman di dunia dan 90% dari jenis tanaman di Asia.
Saat ini pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan
pengendalian mutusimplisia yang akan digunakan untuk bahan baku obat atau
dengan pembuatan obat sintetik pada umumnya. Hanya saja, pada pembuatan
(kadar air,kadar abu, susut pengeringan dan bobot jenis) maupun parameter
standar spesifik(organoleptis, senyawa pelarut dalam pelarut tertentu, uji
dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek
sebagai bahan awal, bahan antara atau bahan produk jadi. Untuk itu ekstrak yang
dibuatharus memenuhi standar mutu, mulai bahan baku, proses sampai pengujian
faktor kimia seperti jenis dan jumLah senyawa kimia, metode ekstraksi dan
yang akan digunakan pada praktikum ini adalah maserasi. Maserasi merupakan
B. Tujuan
maserasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Morfologi Sampel
Tempuyung memiliki ciri fisik yang khas, yaitu daun tunggal yang
berbentuk lanset atau lonjong dengan panjang 6-48 cm dan lebar 3-12 cm
(Sulasna et al., 2004). Tepi daun menyirip tidak beraturan dan berwarna
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Sonchus
3. Kandungan Kimia
ion-ion mineral, seperti Si, K, Mg, Na, dan senyawa organik flavonoid
4. Khasiat Tanaman
penyakit, seperti batu ginjal, asam urat, darah tinggi, beberapa kasus sakit
B. Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apa pun dan umumnya berupa bahan yang telah
yaitu:
1. Simplisia Nabati
dan Piperis nigri fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara
spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan
dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati
2. Simplisia Hewani
Simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya
atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia
murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga. Simplisia tanaman obat
dengan nama bagian dari tanaman, misalnya merica dengan nama spesies
Piperis albi maka nama simplisianya disebut Piperis albi Fructus. Fructus
C. Ekstraksi
1. Definisi Ekstraksi
dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia ke dalam pelarut
dari bahan mentah obat, daya penyesuaian dengan tiap macam metode
(Ansel, 1989).
2. Tujuan Ekstraksi
Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik semua zat aktif dan
dalam air. Dalam hal ini, proses ekstraksi yang dilakukan secara
jika ekstrak tersebut akan dilakukan kajian ilmiah lebih lanjut terutama
apapun maka, metoda ekstraksi dapat dipilih secara random atau dapat
D. Maserasi
penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan
penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari,
penyari yang digunakan dapat berupaair, etanol, air-etanol, atau pelarut lain.
(Sidik dan Mudahar, 2000). Cairan penyari akan menembus dinding sel dan
masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan
diluar sel, maka larutan terpekatakan terdesak keluar. Peristiwa ini berulang
sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan didalam
sel.
Modifikasi maserasi antara lain (Adrian, 2000):
1. Remaserasi
2. Digesti
yaitu pada suhu 40-50℃ . Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk
diperoleh keuntunganantara lain:
4. Maserasi melingkar
selalu bergerak mrnyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali
aktifnya.
bertingkat.
BAB III
METODE KERJA
ekstrak.
B. Cara Kerja
a. Diambil rumput mutiara dari jam 9 – 12 siang dan diambil diambil semua
c. Dicuci daun sirih dengan air mengalir lalu ditiriskan dan selanjutanya
e. Di keringkan daun sirih dengan cara diangin anginkan pada suhu ruang
yang rusak pada saat pengeringan lalu Ditimbang bobot simplisia kering
g. Dihaluskan simplisia yang telah kering menggunakan blender dan
d. Ditutup dan dibiarkan selama 3-5 hari pada temperatur kamar terlindungi
ampasnya di peras.
f. Sari yang diperoleh ditutup dan disimpan pada tempat yang terlindungi
A. Hasil
B. Pembahasan
lakban hitam dan di tutup dengan aluminium foil dan penutup toples.
dimasukkan ke dalam wadah kaca atau bejana yang dilengkapi tutup, kemudian
dibiarkan terendam selama beberapa hari. Proses perendaman ini bertujuan agar
cairan penyari tersebut bisa melarutkan zat-zat aktif yang terkandung di dalam
serbuk simplisia. Selama proses perendaman berlangsung, sambil sesekali
menjamin bahwa semua permukaan serbuk dapat kontak dengan cairan penyari,
sehingga zat aktifnya dapat terlarut dengan sempurna, ekstrak yang telah
dihasilkan dimasukkan kedalam botol kaca dan terlindung dari cahaya matahari.
hal ini di sebab kan karena beberapa faktor yaitu pada saat pengadukan yang
dilakukan setiap hari selama 5 hari berturut-turut ekstrak yang di dalam bejana
menguap, karena pelarut yang kami gunakan etanol. Etanol mempunyai sifat
pada saat ekstrak disaring ke dalam wadah penampung yang gelap berapa mL
ekstrak yang kami tuang tumpah, sehingga ekstrak yang kita dapat volumenya
hari, filtrat atau menstrum yang terbentuk kemudian disaring dan dipisahkan
kertas saring. Filtrat hasil saringan kemudian ditampung di dalam botol kaca di
tutup dengan lakban. Diperoleh filtrat sebanyak 960 mL. Proses selanjutnya
adalah menguapkan ekstrak dengan menggunakan oven pada suhu 60°C sampai
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengaduk mekanik dan alat maserasi yang di modifikasi, pada praktikum kali
dengan di tutupi menggunakan lakban hitam, dan atas nya di tambah dengan
tempuyung bobot sampel yang di per oleh setelah ekstraksi yaitu 205 gram
1. Perhitungan
960 mL
= X 100 %
1000 mL
= 96%
191 gram
= x 100 %
205 gram
= 93%
(30−22,5)
= x 100 %
191 gram
= 3,9%
DOKUMENTASI