Anda di halaman 1dari 5

UTS FITOFARMASETIKA

FENY TRIANINGSIH

1. Fitofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari cara penyediaan obat yang berasal dari
tumbuhan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebaga obat
2. Perbedaan antara single compound dan multi compound
 Single – compound : senyawa kimia tunggal
 Multi – compound : gabungan senyawa kimia
Contoh : ephedrine tablet (single compound) yang berasal
dari tanaman ephedra sanica (awal nya multi compound) yang telah mengalami
proses pemurnian sehingga menghasilkan senyawa aktif ephedrine (tunggal)
3. Pembagian simplisia :
 Simplisia nabati
Yaitu simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman (isi
sel yang keluar dari tanaman secara spontan atau dengan cara tertentu dan belum
berupa zat kimia murni). Contoh : Agerati folium (daun bandotan), Carambolae
flos (bunga belimbing manis), Kalanchois folium (daun sosor bebek), Basilici
folium (daun selasih)
 Simplisia hewani
Yaitu simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat yang berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Contoh : Oleum iecoris
asselli (ikan), Mel depuratum (lebah), Adeps lanae (domba), Cera alba (lebah)
 Simplisia mineral
Yaitu simplisia berupa mineral yang belum diolah atau di olah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni. Contoh : Serbuk tembaga (bisa
diperoleh dari makanan seafood, gandum, dan polong-polongan), Zat besi (bisa
diperoleh dari hati ayam,, daging ayam, daging merah, ikan), Vaselin flavum (dari
minyak mineral), Vaselin album (dari vaselin flavum yang diputihkan dengan zat
asam sulfat)
4. Tahapan pembuatan simplisia
 Pengumpulan bahan baku
Bahan baku dapat berupa tanaman obat, bagian tubuh hewan, ataupun mineral
tertentu. Adapun yang harus diperhatikan dalam tahapan ini adalah umur
tumbuhan atau bagian yang akan digunakan untuk menjadi simplisia, waktu
dilakukan proses panen, dan lingkungan
 Sortasi basah
Merupakan pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar. Adapun tujuan
diantara nya, untuk membersihkan bahan simplisia (baik berupa akar, daun, biji,
bunga, umbi), untuk memisahkan kotoran atau bahan asing dari tumbuhan dengan
cara membuang bagian yang tidak perlu sebelum pengeringan sehingga
didapatkan herba yang layak unuk digunakan. Sortasi basah dilakukan terhadap
tanah, kerikil, rumput-rumputan, bahan lain yang tidak digunakan
 Pencucian
Merupakan tahapan lebih lanjut dari tahap sortasi basah, yang bertujuan untuk
membersihkan berbagai kotoran yang masih melekat pada bahan simplisia. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pencucian yaitu jenis air, lama pencucian, dan cara
pencucian
 Perajangan
Proses perajangan dapat dilakukan secara manual maupun dapat menggunakan
alat atau mesin. Tujuan nya untuk mempermudah proses pengeringan,
mempermudah dilakukannya penghancuran terhadap bahan baku simplisia dalam
rangka mempermudah dilakukan proses ekstrasi, mempermudah proses
penggilinhan maupun pengepakan bahan.. hal yang perlu diperhatikan dalam
proses ini adalah ukuran perajangan, alat merajang, dan arah rajangan
 Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengeringan alamiah (sinar
matahari, diangin-anginkan) atau pengeringan buatan (alat atau mesin). Adapun
tujuan nya untuk menurunkan kadar air, menghilangkan aktifitas enzim yang bisa
menguraikan lebih kanjut kandungan zat aktif, untuk memudahkan dalam hal
pengolahan proses selanjutnya. Faktor yang mempengaruhi proses pengeringan di
antara nya waktu pengeringan, suhu pengeringan, kelembapan udara, ketebalan
bahan, sirkulasi udara, luas permukaan bahan
 Sortasi kering
Merupakan tahapan terakhir dalam proses pembuatan simplisia sebagai persiapan
lebih lanjut unutk melakukan pengemasan. Sortasi kering dilakukaj=n terhadap
bahan yang telah mengalami proses pengeringan dimana bertujuan sebagai
mekanisme pembersihan akhir dari benda asing yang tidak di inginkan yang
masih tersisa pada bahan
 Pengepakan dan penyimpanan
Proses pengepakan bertujuan untuk mempertahankan mutu simplisia dalam
rentang waktu tertentu sebelum dilakukan proses lanjutan termasuk dilakukan nya
perlakuan tertentu di dalam pabrik. Proses dan cara penyimpanan simplisia haris
di sesuaikan dengan jenis simplisia yang akan di pak. Pemilihan bahan yang
digunakan dalam pengepakan simplisia juga harus memperhatikan ketahanan nya
untuk jangka waktu tertentu dan pertimbangan dari segi ekonominya. Hal yang
perlu di perhatikan dalam proses ini antara lain cahaya, reaksi kimia internal yang
dapat terjadi di dalam simplisia seperti fermentasi, oksidasi dari oksigen dalam
udara, edhidrasi, absorbsi air, kontaminasi, serangga, kapang. Kemasan digunakan
untuk melindungi bahan dari pengaruh lingkungan yang dapat berpengaruh
terhadap keawetan bahan selama masa simpan mauoun berperan dalam
mempertahankan kestabilan mutu hingga sampai pada penggunaan terakhir
 Pemeriksaan mutu
Simplisia harus memenuhi persyaratan yang di tetapkan Farmakope Indonesia,
Ekstra Farmakope Indonesia, material Medika Indonesia edisi terbaru. Adapun
persyaratan mutu yang tertera dalam monografi simplisia adalah susut
pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar
sari larut ethanol, kandungan kimia simplisia meliputi kadar minyak atsiri dan
kadar kurkuuuminoid
5. Pengertian ekstrasi
 Suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat uang bertujuan untuk
menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman tersebut
 Merupakan proses pemisahan bahan dari campuran nya dengan menggunakan
pelarut tertentu
 Merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
lain-lain menggunakan pelarut tertentu
 Suatu cara untuk memperoleh sediaan yang mengandung senyawa aktif dari suatu
bahan alam menggunakan pelarut tertentu
Jenis ekstrasi berdasarkan proses pelaksanaan nya
 Ekstrasi berkesinambungan (continous extraction)
Pada proses ekstrasi ini, pelarut yang sama dipakai berulang – ulang sampai
proses ekstrasi selesai
 Ekstrasi bertahap (bath extraction)
Dalam ekstrasi ini pada setiap tahap ekstrasi selalu dipakai pelarut yang selalu
baru sampai proses ekstraksi selesai
6. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau canpuran dan bahan-bahan tersebut secara
tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
merupakan salah satu warisan nenek moyang atau leluhur yang secara turun temurun
dipergunakan dalam proses pencegahan, mengurangi, menghilangkan atau
menyembuhkan penyakit, luka pada manusia atau hewan
Aspek – aspek CPOTB
 Personalia
 Bangunan, fasilitas dan peralatan
 Sanitasi dan hygiene
 Dokumentasi
 Produksi
 Pengawasan mutu
 Pembuatan dan analis berdasarkan kontrak
 Cara penyimpana dan pengiriman obat tradisional yang baik
 Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk, dan produk
kembalian
 Inspeksi diri
7. Kelompok obat tradisional
 Jamu
Formula tradisional yang telah digunakan secara turun menurun selama berpuluh-
puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun berdasarkan empiris, telah
membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan
tertentu. Contih : kunyit asem, jahe, temulawak
 Obat herbal terstandar
Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan) dan bahan bakunya telah di
standarisasi. Contoh : Antangin JRG, Mastin, Tolak angin, Tolak linu
 Fitofarmaka
Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan uji praklinik (hewan) dan uji klinik (manusia), bahan baku
dan produk jadinya telah di standarisasi. Contoh : Stimuno
8. Pengertian CAM
 Terapi komplementer meupakan terapi yang digunakan secara bersama dengan
terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis
 Terapi komplementer digunakan bersama untuk melengkapi satu sama lain
Jenis-jenis CAM
 Akupuntur
 Alexander Technique
 Aromaterapi
 Pelatihan autogenic
 Kelasi
 Chiropractice
 Terapi enzim
 Pengobatan dengan bunga
 Herbalisme
 Homeopati
 Pijatan
 Osetopati
 Refleksiologi
 Penyembuhan spiritual
 Tai chi
 Yoga
9. Pengertian Homeopathy
 Sebuah seni penyembuhan yang di dasarkan pada hukum persamaan dengan
tujuan memberikan kesembuhan yang sebenar-benarnya
 Merupakan praktik pengobatan yang berbasis pada keyakinan bahwa kesehatan
adalah masalah keseimbangan dan keselarasan
Prinsip dari Hemeopathy
 Similia similibus curentur (serupa menyembuhkan yang serupa)
Artinya Homeopathy bekerja dengan prinsip bahwa penyakit dpt disembuhkan
oleh bahan yang sama yang mungkin telah menyebabkan timbulnya penyakit
tersebut dengan cara dipotentisasikan.
Maksudnya bahwa bahan yg digunakan untuk menyembuhkan orang yang sakit
adalah bahan yang telah dipotentisasikan yang apabila bahan obat yang telah
dipotentisasikan tersebut diberikan pada orang yang sehat akan menampakkan
gejala yang sama dengan gejala yang ada pada orang sakit
Contoh Homeopathy
 Allium Cepa (bawang merah), apabila kita iris, dia akan menyebabkan mata
merah dan hidung berair. Dengan demikian dpt disimpulkan bahwa bawang
merah adalah obat yang tepat untuk org yang mengalami gejala mata merah dan
hidung berair
10. Pengertian Saintifikasi Jamu
Adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan
Contoh ramuan jamu saintifikasi
 Ramuan untuk penyakit asam urat
Herba tempuyung 6 gr, kayu secang 15 gr, daun kepel 9 gr, rimpang temulawak 9
gr, herba meniran 9 gr
 Ramuan untuk tekanan darah tinggi
Herba seledri 15 gr, herba pegagan 9 gr, daun kumis kucing 9 gr, rimpang
temulawak 9 gr, rimpang kunyit 9 gr, herba meniran 9 gr
 Ramuan kolesterol tinggi
Daun jati cina 1 gr, daun jati belanda 6 gr, herba tempuyung 6 gr, herba teh hijau
5 gr, rimpang temulawak 5 gr, rimpang kunyit 4 gr, herba meniran 3 gr

Anda mungkin juga menyukai