Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN III
Ekstraksi Metode soxhletasi

NAMA NIM PARAF/TTD ASISTEN


AISYAH SUKARMAN F.21.002
DINDA JULIANA S F.21.013
MIMING F.21.030
NURIANA RODHIA PUTRI F.21.033
FADHILAH ANGGRAENI F.21.015
MUHAMMAD ARNAS F.20.029
KELAS 3 A FARMASI
KELOMPOK I (SATU)
ASISTEN INGGIT SURYANINGSIH A.Md. Farm
TGL KOREKSI/ACC

LABORATORIUM FARMASI TERPADU

PROGRAM STUDI D III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat

keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi tingkat

keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sendiri diperkirakan 100

sampai dengan 150 family tumbuh-tumbuhan dan dari jumlah tersebut

sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman

industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempah-rempah dan tanaman

obat-obatan ( Nasution 1992). bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan,

pemanfaatan sumber daya alam yang ada terutama tumbuhan telah

digunakan secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

maupun untuk kesehatan, seperti pembuatan obat tradisiona ( Sutarjadi,

1992).

Masyarakat yang sadar akan keberadaan bahan-bahan alami baik

tumbuhan maupun hewan sekarang mulai memanfaatkan penggunaan

obat secara alami atau herbal medicine obat tradisional yang berasal dari

tumbuhan dan bahan alami memiliki efek samping tingkat bahaya dan

resiko yang jauh lebih rendah dibandingkan obat kimia pada umumnya

(sunaryanti, 2012).

Menurut peologan dkk. (2006), upaya dalam memberikan nilai

tambah dari tanaman salah satunya dengan dilakukan penelitian terhadap


Kandungan senyawa kimia dan khasiatnya misalnya penelitian untuk

mengetahui kandungan senyawa kimia dalam tanaman tertentu alternatif

lain juga dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan senyawa yang ada

sebagai obat dalam upaya penyembuhan beberapa penyakit yang disebut

yang disebabkan oleh bakteri.

Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun

ungu adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang

kemudian menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah

sebagai berikut, demung, tulak, wungu (Jawa), handeuleum (Sunda),

karotong (Madura), kadi-kadi, kobi-kobi (Ternate), dan daun putri

(Ambon). Di Jawa, daun ungu tumbuh sampai pada 1250 mdpl. Tumbuhan

ini dibudidayakan sebagai tumbuhan pagar dan tumbuhan hias, yaitu yang

bervarietas daun yang berwarna merah. Habitatnya, biasanya daun ungu

tumbuh di tempat yang banyak disinari matahari. Selain itu pula, ia tumbuh

di tempat yang lembab, dan hangat (Robinson ,T., 1995 ).

B. Tujuan praktikum

Mahasiswa dapat melakukan ekstraksisenyawa metabolit dengan

metodet soxletasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang daun ungu

1. Definisi

Daun ungu adalah tumbuhan yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8

m. Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin

dengan warna ungu kehijauan. Daunnya tunggal, bertangkai pendek,

bentuknya bulat, pertulangannya menyirip, permukaan atasnya

mengkilap, dan tepinya rata. Bunganya majemuk, keluar di ujung

batang, dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan

panjang 3-12 cm. Buahnya berbentuk kotak yang lonjong, berwarna

ungu kecoklatan. Bijinya bulat dan putih dan berkulit tebal. Akarnya

berjenis tunggal dan berwarna coklat muda Daun tanaman ungu adalah

tunggal, mempunyai struktur posisi daun tersusun berhadapan (folia

oposita), warna ungu tua, panjang 15-25 cm, lebar 5-11 cm, helaian

daun tipis tegar, bentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing

(acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan

mengkilat ( Dharma , A.P. 1987 ).


Gamabr 1.Daun ungu

2. Klasifikasi sampel ( Dharma,A.P. 1987 )

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Graptophylum

Spesies : Graptophyum pictum

3. Morfologi sampel

Daun ungu mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain

alkaloid, glikosida, steroid, saponin, tanin, dan flavonoid (Thomas, 1992).

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), kandungan

senyawa aktif yang terdapat pada daun ungu adalah golongan flavonoid

(4,5,7-trihidroksi flavonol, 4,4-dihidroksi flavon, 3,4,7-trihidroksi flavon,


dan luteolin-7-glukosida). Selain itu, terdapat kandungan senyawa lain

pada daun ungu berupa alkaloid non-toksik, saponin, tanin

galat ,antosianin, dan asam-asam fenolat (asam protokatekuat, asam p-

hidroksi benzoate, asam kafeat, asam p-kumarat, asam vanilat, asam

siringat, dan asam ferulat). Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan

Winata (2011), ketika dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi

menggunakan air, etanol 30%, etanol 70%, dan etanol 96% ternyata hasil

analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air daun ungu mengandung

senyawa alkaloid dan flavonoid. Ekstrak etanol 30% daun ungu

mengandung alkaloid, flavonoid, dan saponin. Ekstrak etanol 70% daun

ungu mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, dan saponin

sedangkan ekstrak etanol 96% daun ungu mengandung senyawa alkaloid,

flavonoid, steroid, dan tanin.

4. Khasiat

Daun berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), mempercepat

pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit.Sedangkan

bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid (Dalimartha, 1999).

Daun ungu juga dipercaya mengatasi konstipasi, melancarkan

menstruasi, meredakan nyeri pada radang sendi (rheumatoid arthritis),

mengatasi luka borok, dan mengobati bisul. Kandungan antiinflamasi dan

analgesik menurunkan rasa nyeri setelah mengonsumsi dengan dosis 6

mg/kg.
Tak hanya bisa mengatasi wasir, daun ungu juga memiliki banyak

manfaat bagi kesehatan tubuh .

B. Metode ekstraksi sokletasi

Sokletasi merupakan penarikan komponen kimia yang

dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu

klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan

penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan

dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul

cairan penyari yang jatuh ke dalam selonsong menyari zat aktif di

dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan

sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa

kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila

cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT,

atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan (Swern, 1964).

Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi,

yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan

secara berulang- ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan

dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu

senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh.

Minyak nabati umumnya larut baik dalam pelarut organik, seperti


benzena dan heksana. Untuk mendapatkan minyak nabati dari

bagian tumbuhan dapat dilakukan metode sokletasi dengan

menggunakan pelarut yang sesuai (Nazarudin, 1992). Menurut

Swern (1964), sokletasi adalah suatu metode atau proses

pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat

dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan

pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan

terisolasi. Ekstraksi sokletasi ini sangat baik digunakan untuk

mengekstrak biji kacang tanah menjadi minyak kacang tanah,

selain caranya mudah ekstraksi sokletasi ini juga tidak memerlukan

banyak pelarut untuk memisahkan minyak dari biji kacang tanah

(Nazarudin, 1992).

Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari

suatu senyawa dari material atau bahan padat dengan pelarut panas.

Alat yang digunakan adalah labu didih, ekstraktor dan kondensor.

Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan sebelum disokletasi.

Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk menghilangkan

kandungan air yang terdapat dalam sample sedangkan dihaluskan

adalah untuk mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut.

Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap.

Pelarut itu bergantung pada tingkatannya, polar atau non polar

(Nazarudin, 1992).
1. Rangkaian alat soxletasi

Keterangan :

Kondensor : untuk menurunkan suhu pada saat terjadinya

Proses kondensasi.

Pipa siphon : sebagai jembatan.

Pipa uap : untuk mengurangi keluarnya panas dari uap ke

Udara sekeliling

Heating mantel : untuk memanaskan media

Labu alas bulat : sebagai perangkat kaca laboratorium.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan bahan praktikum

1. Alat yang digunakan dalam praktikum

Alat yang digunakan adalah alat soxheltasi, batang pengaduk

corong dan wadah penampung ekstrak.

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan adalah daun ungu, etanol 96 %,

Aquadest, Kain flannel/kertas saring dan Aluminium foil.

B. Prosedur kerja
1. Penyiapan sampel

a) Disiapkan sampel daun ungu

b) Di cuci dengan air mengalir

c) Ditimbang daun ungu sesuai kebutuhan

2. Ekstrak daun ungu dengan metode soxhletasi

a) Ditimbang sampel yang teah diserbukan sebanyak 45 gram

b) dimasukan ke dalam klongsong yang telah dilapisi kertas

saring sedemikian rupa

c) Diisi labu alas bulat dengan cairan penyari yang sesuai.

d) Ditempatkan labu alas bulat di atas water bath atau heating

mantel dan di klem dengan kuat.

e) Diisi klongsong dengan sampel kemudian dipasang pada labu

alas bulat yang di kuatkan dengan klem, dan cairan penyari


ditambahkan untuk membasahi sampel yang ada dalam

klongsong.

f) Dipasang Kondensor tegak lurus dan di klem pada statif yang

kuat

g) Dijalankan aliran air dan pemanas hingga terjadi proses

ekstraksi zat aktif sampai sempurna dengan 20-25 sirklus.

h) Dikumpulkan ekstrak yang diperoleh lalu dipekatkan.


BAB IV

HASIL DAN PEBAHASAN

A. Hasil

Sampel Bobot sampel Volume penyari

Daun ungu Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

ekstraksi ekstraksi ekstraksi ekstraksi

50 gram 5,5 gram 250 ml 150 ml

B. Pembahasan

Sokletasi merupakan penarikan komponen kimia yang

dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu

klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan

penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan

dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul

cairan penyari yang jatuh ke dalam selonsong menyari zat aktif di

dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan

sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa

kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila

cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT,

atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh

dikumpulkan dan dipekatkan (Swern, 1964).

Pada praktikum ekstrasik dengan metode soxhletasi, alat yang

kami gunakan yaitu alat soxhletasi. Metode ini juga dapat dikatakan
metode secara panas dan bisa juga dingin, itu karena pelarutnya

dipanaskan lalu uap dari penyari didinginkan pada kondensor dan

penyari yang dipanaskan pada kondensor jatuh di sampel yang ada

pada klongsong, jadi penyari menyari sampel dengan keadaan dingin

dan sampel yang digunakan yaitu sampel lunak, dikarenakan jika

menggunakan pemanasan langsung ke sampel maka sampel dapat

hancur.

Kami mengektraksi daun ungu yang telah kami potong-potong

sebanyak 50 g , lalu di masukkan kedalam klongsong yang telah

dilapisi dengan kertas saring dengan tujuan agar sampel tidak ikut

masuk kedalam pipa siphon. Penyari yang kami gunakan yaitu etanol

yang telah dimasukkan kedalam labu alas bulat dan telah dipanasi

dengan heating mantel, sehingga uap dari penyari masuk kedalam

kedalam pipa uap dan uap penyari didinginkan oleh kondensor yang

dialiri air, sehingga uap penyari saat berubah menjadi cairan dingin

saat membasahi sampel, ekstrasi ini dilakukan sampai 22 siklus atau 22

tetesan penyari dari pipa siphon.

Pada ekstrak sampel kami hasilkan mengalami kekurangan volume

dari 250 ml menjadi 150 ml, ini dikarenakan pada saat penyaringan

penyari menguap karena penyari yang kami gunakan yaitu etanol yang

sifatnya mudah menguap sehingga ekstrak kami kekurangan volume.

Ekstrak cair yang telah dihasilkan di jadikan ekstrak kental, dengan

cara kami memasukkan ekstrak kedalam wadah dan dimasukkan


kedalam oven sampai ekstrak mengental dan dimasukkan kedalam

wadah botol kaca dan diberikan etiket.

Pada praktikum ini setelah dilakukan perhitungan rendemen

diperoleh nilai %K (bobot sampel sebelum ekstraksi/ bobot sampel

sesudah ekstraksi di kali 100%) dari sampel daun ungu yaitu 58,13 dan

%C yaitu jumlah ekstrak cair/ jumlah awal cairan penyari dan

dperoleh hasil 60 % dan nilai yang diperoleh untuk %R(persen

rendemen) sebesar 11 %.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada praktikum ekstrasi dengan metode soxhletasi, alat yang kami

gunakan yaitu rangkaian alat soxhletasi, dengan adanya heating matel

sebaga pemanas penyari yang ada di dalam labu alas bulat, pipa uap

sebagai tempat masukkan nya uap pada klosong yang telah berisi

sampel yang telebih dahulu uapnya didinginkan dikondensor dan pipa

siphon sebagai tempat lewatnya penyari yang telah mengekstrak

sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Nazarudin. 1992. Pengembangan minyak biji karet diindonesia. Surabaya:

Indonesia press.

A.N.S Thomas. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius : Yogyakrta.

Dalimartha, setiawan. 1999. Atlas tumbuhan obat jilid 1. Jakarta : Trubus

Agriwidya.

Kemenkes RI. Survei kesehatan Dasar Indonesia . Jakarta : Kementrian


Republik Indonesia.

Dharma, A.P. (1987). Indonesia Medicinal plants. Jakarta : Balai Pustaka.

Robinson, T .1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi . ITB,

Bandung . Halaman 176, 198-200.

Peoloengan, Dkk . 2006. Aktivitas Antimikrobia dan Fitokimia dari

Beberapa Tanaman Obat. Naskah Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriener. Fakulitas Peternakan IPB, Bogor.

Halaman 974-977.

Sunaryanti , D.P. 2012. Analisis Keanekaragaman Tanaman Kana

(Cana sp.) Berdasarkan karakter Morfologi . Naskah S1. Fakultas

Sains dan Teknologi , Universitas Airlangga, Surabaya.

Swern, D. Baileu’s 1964. Industrial oil and fat product. New york :
Interscience publ.

Nasution ( 1992), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Sutarjadi . 1992. Tumbuhan Indonesia Sebagai Obat, Kosmetik dan Jamu.

Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Etnobotani. Fakultas

Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya.

Winata, H. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Kimiawi Ekstrak

Daun ungu ( Graptophyllum pictum L.Griff.). Skripsi.Departemen

Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor.


LAMPIRAN

1. Perhitungan rendemen

JUMLAH EKSTRAK
%C = X 100 %
JUMLAH AWAL CAIRAN PENYARI

150 ml
= X 100 %
250 ml

= 60 %

BOBOT SAMPEL SEBELUM EKSTRAKSI


%K = X 100 %
BOBOT SAMPEL SETELAH EKSTRAKSI

50 gr
= X 100%
86 gr

= 58,13 %

BOBOT EKSTRAK KENTAL


%R = X 100%
BOBOT SAMPEL AWAL

5,5 gr
= X 100%
50 gr

= 11 %

2. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai