Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Fitokimia I

SKRINNING FITOKIMIA DAUN CELA (Uvaria grandiflora)

ASAL DESA KAMIRI KECAMATAN BALUSU KABUPATEN BARRU

Oleh :

Nama : Ayufiyah

Stambuk : 15020160159

Kelompok : II (Dua)

Kelas : C7-C8

Asisten : Muhammad Yunus Saredda

Laboratorium Farmakognosi- Fitokimia

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2018
SKRINNING FITOKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan tradisional yang

secara turun-temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisional.

Pengobatan tradisional dengan tanaman obat diharapkan dapat

dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat sekarang ini

pemerintah tengah menggalakkan kembali pengobatan kembali alam

(back to nature).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati

terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 3000 spesies tanaman tingkat

tinggi. Hingga saat ini, tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui

khasiatnya. Namun, kurang dari 300 tanaman yang digunakan sebagai

bahan baku industri farmasi secara regular. Sekitar 1000 tanaman telah

diidentifikasikan dari aspek botani sistematika tumbuhan dengan baik.

Dengan kekayaan hayati yang sangat berlimpah salah satunya yaitu

tanaman cela (Uvaria grandiflora).

Pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan

dengan pengobatan modern. Studi mengenai tanaman obat dan

potensinya untuk kesehatan dewasa ini banyak dikembangkan,

Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu

penelitian fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan

senyawa yang terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

fitokimia yang dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan

menggunakan suatu pereaksi warna.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana

cara melakukan uji skrining senyawa apa saja yang terkandung dalam

sampel daun cela (Uvaria grandiflora).

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud praktikum adalah untuk mengetahui dan

memahami cara melakukan uji skrining fitokimia terhadap daun cela

(Uvaria grandiflora) serta senyawa apa saja yang terkandung didalamnya.

D. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum

Adapun tujuan umum dari percobaan ini adalah mengetahui cara

melakukan uji skrining pada daun cela (Uvaria grandiflora).

2. Tujuan Khusus Praktikum

Adapun tujuan khusus dari percobaan ini adalah mengetahui

senyawa apa saja yang terkandung dalam sampel daun cela (Uvaria

grandiflora).

E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk dijadikan sebagai sumber informasi kandungan senyawa apa saja

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

yang terdapat di dalam daun cela (Uvaria grandiflora).

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat meng-

informasikan kandungan apa saja yang terdapat pada daun cela

(Uvaria grandiflora).Dan dapat menginformasikan tanaman ini dapat

dijadikan sebagai pengobatan untuk penyakit tertentu.

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman (www.gbif.org)

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Familia : Annonaceae

Genus : Uvaria L

Species : Uvaria grandiflora Roxb , ex Hornem.

b. Morfologi Tanaman

Daun berbentuk tunggal, helai daun berukuran 8-19 cm x 5-9 cm,

panjang tangkai daun 0,3-0,6 cm, jumlah tulang daun lateral 13-16

pada setiap sisi tulang daun utama, melengkung kearah ujung.

Permukaan atas dan bawah daun, tangkai daun, dan ranting muda

ditutupi rambut (Ling dkk, 2009).

c. Nama Lain

Uvaria grandiflora var. flava (gbif.org).

d. Khasiat Tanaman

Tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman obat-obatan, dimana

daun dan akar dimasak dan dimakan untuk mengobati sakit perut dan

penyakit kulit (Steenis , 2008).

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

B. Metode Ekstraksi Bahan Alam

1. Pengertian

Ekstraksi merupakan proses penarikan zat/senyawa kimia yang

dapat larut terpisah dari zat yang tidak larut dari bagian tanaman,

bagian hewan termasuk biota laut dengan pelarut/penyari cair. Zat/

senyawa yang terlarut/tersari tadi merupakan zat aktif dari dalam sel

(Sutrisna, 2016).

2. Tujuan Ekstraksi

Tujuan dari ekstraksi adalah menarik menarik senyawa aktif yang

terdapat dalam bahan alam (Sutrisna, 2016).

3. Jenis-Jenis Ekstraksi

Secara umum proses ekstraksi dilakukan dengan dua metode yaitu

metode panas dan metode dingin. Ekstraksi metode panas contohnya

infundasi, sokletasi, digesti dan refluks. Ekstraksi cara dingin contohnya

maserasi dan perkolasi (Sutrisna, 2016).

4. Cara-Cara Ekstraksi

a. Maserasi

Metode maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana

yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam

cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan

terlindung dari cahaya (Ditjen POM, 1986).

Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang

mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang seperti

benzoin, stiraks dan lilin. Penggunaan metode ini misalnya pada

sampel yang berupa daun, contohnya pada penggunaan pelarut eter

atau aseton untuk melarutkan lemak/lipid (Ditjen POM, 1986).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkanpenyari

melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip ekstraksi

dengan perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu

bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan

penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan

penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui

sampel dalam keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh

kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di

atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk

menahan gerakan ke bawah (Ditjen POM, 1986).

c. Refluks

Metode refluks adalah termasuk metode berkesinambungan

dimana cairan penyari secara kontinyu menyari komponen kimia

dalam simplisia cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan

uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga

mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan dan jatuh

kembali ke labu alas bulat sambil menyari simplisia. Proses ini

berlangsung secara berkesinambungan dan biasanya dilakukan 3

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

kali dalam waktu 4 jam (Ditjen POM, 1986).

d. Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara

berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap,

uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh

pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan

selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah

melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat

aktif sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang

melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis

tipis tidak memberikan noda lagi. (Ditjen POM, 1986).

e. Destilasi uap air dll

Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia

yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen

kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal,

misalnya pada penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam

tanaman Sereh (Cymbopogon nardus). Pada metode ini uap air

digunakan untuk menyari simplisia dengan adanya pemanasan kecil

uap air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan

dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul-

molekul air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang

telah diisi air. Penyulingan dilakukan hingga sempurna (Ditjen POM,

1986)

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum diantaranya batang

pengaduk, cawan porselin, corong, pipet tetes, rak tabung, sendok

tanduk, tabung reaksi.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum diantaranya

aluminium foil, Etanol 95% P, FeCl 3 1 N, HCl 2 N, HCl P, kertas saring,

KOH 10% P, Pereaksi Mayer, Bauchardat, Dragendorff, Lieberman

bauchardat dan simplisia daun cela (Uvaria grandiflora).

B. Prosedur Kerja

1. Reaksi Identifikasi Golongan Tanin

Reaksi identifikasi terhadap katekol dan pirogalotanin. Sampel

secukupnya dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika mengandung

katekol akan menghasilkan warna hijau dan jika mengandung

pirogalotanin akan menghasilkan warna biru.

2. Reaksi Identifikasi Golongan Dioksiantrakuinon

Serbuk simplisia secukupnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

lalu dilarutkan dengan etanol 95%, setelah itu ditetesi dengan KOH

10% P jika mengandung dioksiantrakuinon akan menghasilkan warna

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

merah.

3. Reaksi Identifikasi Golongan Alkaloid

Pertama-tama dibuat ekstrak methanol.Serbuk simplisia dilarutkan

dalam methanol lalu dimaserasi.Setelah itu larutan disaring, filtrat

kemudian dimasukkan kedalam 3 tabung. Ketiga tabung masing-

masing ditetesi dengan HCl 2 N sebanyak 2-3 tetes lalu tabung reaksi

pertama ditambahkan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid akan

menghasilkan endapan kuning.

Tabung reaksi kedua ditambahkan pereaksi Bauchardat jika

mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan coklat.

Tabung reaksi ketiga ditambahkan pereaksi Dragendorff jika

mengandung alkaloid akan menghasilkan endapan warna jingga.

4. Reaksi Identifikasi Golongan Saponin

Serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 10 mL

air panas, didinginkan kemudia kocok kuat-kuat selama 10 detik,

terbentuk buih, lalu tambahkan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang.

5. Reaksi Identifikasi Golongan Flavanoid

Serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan

dengan FeCl3 dan HCl P, jika terjadi warna merah menunjukkan adanya

flavonoid.

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pengamatan
Golongan
No. Pereaksi/ perlakuan
komponen kimia Sampel
Sampel I
II

Tanin
1 a. Katekol FeCl3 Kuning (-)
b. Pirogalotanin FeCl3 Kuning

2 Dioksiantrakinon KOH+ Etanol 95% Hijau (-)

- HCl 0,5 + Mayer ↓ Kuning (+)


3 Alkaloid - HCl 0,5 + Bauchardat ↓ Coklat (+)
- HCl 0,5 + Dragendorff ↓ Jingga (+)

4 Steroid Lieberman Bauchardat Hijau (-)

Hijau
5 Saponin HCl 2 N (Tak (-)
berbuih)

6 Flavanoid FeCl3 + HCl P Hijau (-)

B. PEMBAHASAN

analisis fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang

mempelajari metode atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

dalam tumbuhan atau hewan secara keseluruhan atau bagian-bagiannya,

termasuk cara isolasi atau pemisahannya. Pada tahun terakhir ini fitokimia

atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satu disiplin ilmu

tersendiri, berada diantara kimia organik bahan alam dan biokimia

tumbuhan, serta berkaitan dengan keduanya. Bidang perhatiannya adalah

aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh

tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan

serta metabolismenya, penyebarannya secara ilmiah dan fungsi

biologisnya.

Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu

penelitian fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan

senyawa yang terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining

fitokimia yang dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan

menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting

dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi.

Pereaksi yang digunakan adalah FeCl 3 1 N, HCl 2 N, HCl P, KOH 10% P,

Pereaksi Mayer, Bauchardat dan Dragendorff.

Pada pengujian pertama pereaksi FeCl3 dipergunakan secara luas

untuk mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tanin, penambahan

larutan FeCl3 1% diperkirakan larutan ini akan bereaksi dengan salah satu

gugus hidroksil yang ada pada senyawa tannin sehingga mengubah

warna larutan menjadi hijau. Hasil skrining fitokimia yang didapatkan

bahwa sampel daun cela (Uvarium grandiflora) pada golongan tannin

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

sampel negatif mengandung katekol karena ketika ditambahkan FeCl 3

larutan tidak berwarna hijau. Pereaksi FeCl 3 dipergunakan secara luas

untuk mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tanin, penambahan

larutan FeCl3 1% diperkirakan larutan ini akan bereaksi dengan salah satu

gugus hidroksil yang ada pada senyawa tannin sehingga mengubah

warna larutan menjadi hijau. Untuk golongan dioksiantrakinon sampel juga

negatif mengandung dioksiantrakinon karena pada saat diteteskan

dengan larutan KOH + Etanol 10% sampel daun cela (Uvaria grandiflora)

sama sekali tidak berubah menjadi warna hijau

Pada pengujian alkaloid, ketika ditetesi dengan reagen Dragendroff,

Bauchardat, dan Mayer sampel daun cela (Uvaria grandiflora) berubah

warna dan menghasilkan sedikit endapan, kemungkinan kompleks kalium

alkaloid yang terbentuk tidak sampai batas jenuh sehingga mampu

membentuk endapan. Tujuan penambahan HCl pada uji alkaloid karena

alkaloid bersifat basa sehingga diekstrak dengan pelarut yang

mengandung asam.

Untuk golongan saponin sampel negatif mengandung saponin

karena buih menghilang setelah penambahan HCl 2 N. Sifat yang dimiliki

saponin antara lain mempunyai rasa pahit, membentuk busa yang stabil

dalam larutan air. Senyawa yang memiliki gugus polar dan nonpolar

bersifat aktif permukaan sehingga saat saponin dikocok dengan air dapat

membentuk misel. Pada struktur misel, gugus polar menghadap ke luar

sedangkan gugus nonpolarnya menghadap ke dalam, keadaan inilah yang

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

tampak seperti busa.

Untuk flavonoid juga sampel negatif mengandung flavonoid karena

tidak terjadi perubahan warna merah setelah ditetesi pereaksi FeCl 3 dan

HCl P, yang jika reaksi positif ditunjukkan dengan warna merah akibat

terbentuknya garam flavilium.

Pada golongan steroid sampel dengan hasil negatif karena tidak

adanya terjadi perbahan warna menjadi merah muda pada fase n-heksan

setelah ditetesi dengan pereaksi Lieberman Bauchardat.

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa daun cela

(Uvaria grandiflora) positif mengandung alkaloid, negatif mengandung

tanin, dioksiantrakinon, steroid, saponin, dan flavonoid.

B. Saran

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, bahan-bahan yang akan

digunakan diperiksa terlebih dahulu mulai dari tanggal produksinya hingga

kestabilannya agar meminimalisir faktor kesalahan.

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia 1,Fakultas


Farmasi Universitas muslim Indonesia,Makassar.

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.


Ling KH, Kian CT, Hoon TC, 2009, A Guide to Medicinal Plants, World
Scientific Publishing, Singapore.

Sutrisna, EM 2016, Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis,


Muhammadiyah University Press, Surakarta.

Tobo, F., 2001., Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I., Universitas


Hasanuddin : Makassar.
www.gbif.org. Global Biodiversity Information Facility

Van Steenis. 2008. Flora, Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

LAMPIRAN

Lampiran 1.Skema Kerja Praktikum

a. Reaksi identifikasi golongan tanin


1. Reaksi identifikasi terhadap katekol
Sampel dibasahi larutan FeCl3 1 N

Jika positif katekol larutan berwarna hijau

2. Reaksi identifikasi terhadap pirogalotanin


Sampel dibasahi larutan FeCl3 1 N

Jika positif pirogalotanin larutan berwarna biru

b. Reaksi identifikasi golongan dioksiantrakinon


Serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi

Dilarutkan dengan etanol 95 % P

Ditetesi dengan KOH 10% P

Warna merah (positif)

c. Reaksi identifikasi golongan flavonoid


Serbuk ditambahkan FeCl3 dan HCl P

Warna merah (positif)

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

d. Reaksi identifikasi golongan saponin


Serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 10 ml air panas

kocok kuat-kuat 10 detik

Terbentuk buih

Ditambah HCl 2 N

Positif jika buih tidak hilang

e. Reaksi identifikasi golongan alkaloid


Ekstrak methanol dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi

Masing-masing ditambahkan HCl 2 N 2-3 tetes

Tabung 1 ditambahkan pereaksi mayer 2-3 tetes


Jika terbentuk endapan kuning (positif alkaloid)

Tabung 2 ditambahkan pereaksi bauchardat 2-3 tetes


Jika terbentuk endapan coklat (positif alkaloid)

Tabung 3 ditambahkan pereaksi dragendroff


Jika terbentuk endapan jingga (positif alkaloid)

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

Lampiran 2. Gambar Tanaman

(a)
Gambar 1. (a) daun cela (Uvaria grandiflora)

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

Lampiran 3.Gambar Hasil Praktikum

A. Tanin

Gambar 1. Sampel direaksikan dengan FeCl 3 1 N


B. Dioksiantrakuinon

Gambar 2. Sampel direaksikan dengan KOH + Etanol 95%


C. Alkaloid

Gambar 3&4. Sampel di reaksikan dengan HCl + Mayer dan Bauchardat

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159
SKRINNING FITOKIMIA

D. Flavonoid

Gambar 5 . Sampel dengan FeCl3 + HCl P

E. Saponin

Gambar 6. Sampel direaksikan dengan HCl 2N

F. Steroid

Gambar 7. Sampel direaksikan dengan Lieberman Bauchardat

AYUFIYAH MUHAMMAD YUNUS SAREDDA


15020160159

Anda mungkin juga menyukai